Loading documents preview...
TUGAS KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF PROGRAM REGULER ANGKATAN 2016 SEMESTER 6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL ILLNESS: CA MAMAE Dosen Pembimbing: Dr. Yuni Sufyanti Arief, S.Kp., M.Kes
1. 2. 3. 4. 5. 7.
KELOMPOK 1: Galang Hashfiansyah 131611133051 Nophyaningtias Tri Widya Ningsih 131611133056 Dessy Syahfitri Pohan 131611133060 Blandina Easter Grace Wairata 131611133062 Dewi Indah Kumalasari 131611133087 6. Neisya Pratiwindya Sudarsiwi 131611133092 Fatur Rizal Pratama 131611133093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Terminal Ilness: Ca Mamae” ini tepat waktu. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjannya. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Yuni Sufyanti Arief, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang memberikan bimbingan dan saran. 2. Teman-teman kelas A2 Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami butuhkan demi penyempurnaan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Surabaya 11 Maret 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................
2
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................
2
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................
2
1.4 Manfaat ......................................................................................
2
1.4.1 Mahasiswa ..........................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................
3
2.1 Definisi........................................................................................
3
2.2 Etiologi
.................................................................... 3 2.3 Manifestasi Klinis........................................................................
4
2.4 Komplikasi...................................................................................
7
2.5 Pemeriksaan Penunjang................................................................
7
2.6 Penatalaksanaan Medis.................................................................
9
2.7 Web Of Caution (WOC) ..............................................................
12
BAB 3 KASUS DAN ASKEP ...............................................................
13
3.1 Kasus ……...................................................................................
13
3.2 Asuhan Keperawatan ..................................................................
13
3.2.1 Pengkajian .........................................................................
14
3.2.2 Analisa Data ......................................................................
18
3.2.3 Diagnosa Keperawatan ......................................................
19
3.2.4 Intervensi Keperawatan .....................................................
19
BAB 4 PENUTUP ..................................................................................
26
4.1 Kesimpulan ................................................................................
26
4.2 Saran ..........................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
27
ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penyakit terminal dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, salah satunya Ca Mamae. Ca Mamae merupakan kanker yang menyerang jaringan di payudara. Ca Mamae mengakibatkan perubahan ukuran, bentuk dan tampilan payudara, rasa sakit yang tak kunjung hilang, kelainan pada kulit payudara. Ca Mamae juga berdampak pada sisi psikologis dan sosial klien. Oleh karena itu Ca Mamae memerlukan pananganan keperawatan Paliatif. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan 61.230 orang (KEMENKES, 2015). Ca Mamae merupakan penyakit terminal, penyakit progresif yang menuju ke arah kematian. Ca Mamae ditandai dengan sel kehilangan pengendalian dan mekanise normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Gejala kanker payudara adalah penurunan berat badan tidak sengaja secara signifikan, pertumbuhan rambut tidak normal, nyeri pada payudara. Penanganan kaker payudara antara lain dengan pembedahan (bedah konservatif, mastektomi total, Modified radical mastectomy); terapi radiasi; kemoterapi; terapi hormon; terapi target. Namun hal tersebut tidaklah cukup, karena efek dari Ca Mamae bukan hanya secara fisiologis, tetapi juga psikologis dan sosial.
Oleh karena itu penanganan
meggunakan keperawatan paliatif menjadi sesuatu yang penting. Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui 1
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (Fitria, C.N, 2010). Dengan demikian penulis menyusun makalah ini untuk membahas konsep perawatan paliatif terminal illness: Ca Mamae. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, adapun rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep teori Ca Mamae? 2. Bagaimana asuhan keperawatan paliatif terminal illness: Ca Mamae? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Diharapkan setelah membaca makalah ini, mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan paliatif terminal illness: Ca Mamae. 1.3.2 Tujuan Khusus Mahasiswa mampu untuk : 1. Menjelaskan definisi Ca Mamae 2. Menjelaskan etiologi Ca Mamae 3. Menjelaskan tentang klasifikasi Ca Mamae 4. Menjelaskan tentang manifestasi Ca Mamae 5. Menjelaskan tentang patofisiologi Ca Mamae 6. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan paliatif Ca Mamae 1.4 Manfaat 1.4.1 Mahasiswa 1. Mahasiswa mampu untuk memahami konsep dasar Asuhan Keperawatan Paliatif Terminal Illness: Ca Mamae 2. Mahasiswa diharapkan nantinya dapat mengaplikasikan teori yang di peroleh dalam praktik klinik pada klien.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011). Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Sofian,2012). 2.2 Etiologi Factor resiko terjadi kanker payudara: a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara b. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga c. d. e. f. g.
langsung) dari wanita dengan kanker payudara Menarche dini Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama Menopause pada usia lanjut Riwayat penyakit payudara jinak Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan
sebelum usia 30 tahun beresiko hamper 2 kali lipat h. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse i. Kontrasepsi oral j. Terapi pergantian hormone k. Masukan alcohol Tipe kanker payudara: (Smelzer, 2002) -
Karsinoma duktal menginfiltrasi (75%) karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
-
menuju puting susu. Karsinoma lobular menginfiltrasi (5-10%) karsinoma lobuler mulai
-
tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause Karsinoma medular (6%) kanker ini berasal dari kelenjar susu Kanker musinus (3%) Karsinoma inflamatori (1-2%) Penyakit paget payudara (jarang Terjadi) 3
2.3 Manifestasi Klinis Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, Gejala carsinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase. (Price dan Sylvia, 2006). Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan psikosial: 1) Mekanisme koping Koping merupakan suatu faktor penyeimbang yang dapat membantu individu beradaptasi dengan kondisi yang menekan yang dapat menimbulkan depresi. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan indiviu untuk menyelesaikan masalah dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang diterima. Mekanisme koping antar individu berbeda satu sama lain, hal ini tergantung dari temperamen, persepsi, kognitif, dan latar belakang budaya. 2) Dukungan psikosisial Dukungan psikososial baik dari keluarga atau masyarakat sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan psikososial klien kanker. Dukunganpsikososial merupakan terapi yang bertujuan untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi agar yang bersangkutan dapat kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan social. 3) Peran petugas kesehatan Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan memiliki fungsi dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas perawatan padapasien kanker stadium lanjut yang menjalani kemoterapi. Pemberian informasi tentang efek kemoterapi dan penanganannya dapat meminimalkan cemas, stress dan depresi pada pasien dan keluarga. Perawat adalah salah satu sumber daya yang di rumah sakit yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat membantu pasien mengembalikan atau mencapai keseimbangan dalam menghadapi lingkungan yang baru. Karena harapan yang 4
diinginkan keluarga dan pasien adalah perawat mempunyai kualitas hubungan individu yang baik. Namun pada kenyataannya, perawat dinilai belum menerapkan caring dalam proses keperawatan. Menurut pasien perawat cenderung melakukan tugas rutin saja seperti memasang infus, mengukur tanda vital dan kontrol harian, sehingga perhatian yang diberikan perawat masih kurang. Stadium pada Ca Mamae: 1) Stadium I Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis. 2) Satadium IIa Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. 3) Stadium IIb Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. 4) Stadium IIIa Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh. 5) Stadium IIIb Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke
supraklavikula
dengan
keterlibatan
limfonodus
(LN)
supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
5
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke adegan lain dari organ tubuh. 6) Stadium IIIc Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral. 7) Stadium IV Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk. Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) : a) 0 : Baik, dapat bekerja normal. b) 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa. c) : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar. d) : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangkit dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi: a) Fase Inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam materi genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam materi genetik sel ini disebabkan oleh suatu biro yang disebut karsinogen, yang bisa berupa materi kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar 6
matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau materi lainnya yang disebut promotor, menyebabkan
sel
lebih
rentan
terhadap
suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. b) Fase Promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan menjelma ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diharapkan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). 2.4 Komplikasi Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya pembengkakan yang menyulitkan. 2.5 Pemeriksaan Penunjang 1) Laboratorium, meliputi : a. Morfologi sel darah b. Laju endap darah c. Tes faal hati d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma e. Pemeriksaan sitologik. Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi. 7
2) Mammagrafi Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak. 3) Ultrasonografi Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm. 4) Thermography Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi. 5) Xerodiography Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor. 6) Biopsi Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi. 7) CT Scan Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain. 8) Hematologi Pemeriksaan hematologi, menentukan
sel-sel
tumor
yaitu
dengan
cara
pada
peredaran
isolasi
darah
dan
dengan
sendimental dan sentrifugis darah. 2.6 Penatalaksanaan Medis 1) Pembedahan a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak 8
diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat. b. Mastectomy total Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat. c. Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan
payudara normal yang berada di sekitar tumor
tersebut. d. Wide excision/mastektomy parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal. e. Ouadranectomy Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor. 2) Radioterapi Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan. 3) KemoterapiPemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit. 4) Manipulasi Hormonal Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya. Perawat akan memberikan intervensi keperawatan kepada klien ca mammae secara bio-psiko-sosio-spiritua sesuai dengan perencanaan, mulai dari tahap pengkajian awal hingga klien yang berada pada kondisi sudah tidak bisa bergantung pada obat-obatan dan membutuhkan perawatan paliatif.
9
Perawatan paliatif diberikan pada klien yang berada dalam kondisi terminal, serta keluarganya. Perawatan paliatif diartikan sebagai pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan
anak-anak)
dan
keluarga
dalam
menghadapi
penyakit
yangmengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO) 2016). Tindakan aktif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalam aspek psikologis, sosial dan spiritual. Beberapa penatalaksanaan keperawatan paliatif yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Meghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya 2. Penanggulangan nyeri 3. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses 4. 5. 6. 7. 8.
normal Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian, Memberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya. Pada klien dengan ca mammae, masalah keperawatan yang
muncul antara lain gangguan citra tubuh, nyeri, ansietas, kerusakan integritas kulit dan yang lainnya. Intervensi yang dilakukan perawat harus berfokus pada masalah yang timbul sesuai dengan panduan outcomes dan interventions pada buku NANDA, NIC dan NOC sehingga perencanaan yang dibuat dapat diimplementasikan dengan baik. Intervensi yang diberikan harus memperhatikan kondisi klien secara bio-psiko-sosio-spiritual. Pada klien yang berada pada tahap terminal, mereka sangat membutuhkan support dari keluarga dan tenaga medis sehingga sebagai perawat kita harus memperhatikan prinsip perawat paliatif yang telah disebutkan di atas. 10
2.7 Web Of Caution (WOC)
BAB 3 KASUS 11
3.1 Kasus Tn. A seorang pegawai serabutan datang ke UGD RSUD DWP, mengantar istrinya dengan kondisi lemah, berusia 43 tahun dikarenakan istrinya mengeluh nyeri tak tertahankan pada payudara sebelah kirinya. Tn. A mengatakan jika Ny. G mempunyai riwayat penyakit kanker payudara jinak pada payudara sebelah kirinya. Tn. A mengatakan jika pada saat pertama kali dokter mengatakan jika Ny. G menderita kanker payudara dikarenakan faktor Nulipara atau belum pernah melahirkan, yang diketahui Tn. A dan Ny. G sudah 23 tahun belum mempunyai anak. Ny. G juga mengatakan perutnya terasa kembung, mual, dan nafsu makannya mulai menurun sampai Ny. G sudah kehilangan 2 kg berat badannya selama 2 minggu. Terkadang payudara sebelah kirinya juga mengeluarkan cairan berwarna putih pekat secara tiba-tiba tanpa ia sadari. Ny. G sering keluar masuk Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan. Ny. G sudah pernah melakukan operasi pengangkatan sel kanker payudara sebagian, dan tidak mau dilakukan pengangkatan sel kanker pada seluruh payudaranya. Ny. G juga mengatakan sudah melakukan berbagai tahapan untuk penyembuhan seperti minum obat secara teratur, pembedahan, dan melakukan kemoterapi, tetapi Ny. G merasa tidak ada kemajuan pada kesehatannya dan masih merasakesakitan yang berkepanjangan. Terkadang Ny. G datang ke Rumah Sakit hanya untuk meminta analgesik saat terasa sakit yang tidak dapat ditoleransi, tetapi akhir-akhir ini pemberian analgesik tidak dapat membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Tn. A juga mengatakan jika Ny. G sering mengeluh sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakitnya, sampai ia sering berkata pasrah dengan hidupnya dan tidak berharap besar kesembuhan dari penyakitnya. Tetapi Tn. A dan keluarga sangat mendukung kesembuhan Ny. G. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV, TD: 140/80 mmHg, N: 84x/ menit, S: 370C, R: 26x/menit dan BB: 40 kg. 3.2 Asuhan Keperawatan 3.2.1 Pengkajian A. Keterangan Pengkajian Nama Perawat : Ns. Nopi 12
Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2019 Jam Pengkajian : 11.00 WIB B. Identitas Klien Nama pasien : Ny. G Umur : 43 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Suku : Jawa Bangsa : Indonesia Alamat : Jl. Kalikali Tanngal MRS : 19 Maret 2019 Jam masuk : 11.00 WIB Diagnosa medis : Ca mammae Stadium III Nomor RM : 2019xxxx C. Keluhan Utama Ny. G mengatakan nyeri, membesar dan terasa sakit.pada payudara sebelah kiri, nafsu makan menurun, pusing dan mual. D. Riwayat Kesehatan a) Riwayat penyakit sekarang Klien mengatakan karena nyeri yang sangat pada payudara sebelah kirinya, Ny. G meraa tidak sanggup untuk beraktivitas dan harus beristirahat total. b) Riwayat penyakit dahulu Klien mempunyai riwayat penyakit kanker payudara dan sudah dilakukan pengangkatan sel kanker. Tidak mempunyai alergi. c) Riwayat penyakit keluarga Tidak ada penyakit keluarga pada Ny. G. E. Pemeriksaan TTV TD : 140/80 mmHg N : 84x/ menit S : 370C R : 26x/menit F. Pemeriksaan Fisik 1. B1 (Breath) Pernapasan lambat Suara parau dan kasar Sesak 2. B2 (Blood) Nadi lambat Tekanan darah turun 13
Pernapasan lambat Suhu rendah 3. B3 (Bladder) Poliuri 4. B4 (Brain) Kompos mentis Gangguan koordinasi 5. B5 (Bowel) Konstipasi Disphagia 6. B6 (Bone) Kelemahan otot Parathesia jari-jari tangan Kelelahan dan atrofi otot G. Pengkajian 1) Health promotion DS : Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, klien mengatakan belum paham tentang penyakitnya dan bertanya kenapa nyeri dan cepat membesar. DO : Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, klien tampak meringis, terpasang infus 2) Nutrisi DS : Klien mengatakan setiap hari makan nasi, sayur dan lauk dengan minum air putih, terakhir makanan yang dimakan adalah makanan yang diberikan dari Rumah Sakit, pasien mengaku nafsu makannya kurang baik dan terasa mual, biasanya pasien makan tiga kali dalam sehari dan minum tujuh gelas. DO : Klien badannya agak kurus, warna kulit sawo matang, gerakan ekstremitas atas dan bawah cepat kembali, kondisi kulit lembab, rambut tumbuh merata. 3) Eliminasi DS : klien mengatakan BAB terakhir kemarin sore, dan saat BAB terasa sakit, tetapi setelah diberikan obat bisa lebih baik dan terakhir BAK tadi pagi. DO : Urine berwarna kuning jernih, tidak terpasang DC. 4) Aktivitas/ Istirahat DS : Pasien mengatakan tidur malam mulai pukul 19.30 WIB 05.00 WIB. Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena sakit dan terpasang infus. 14
DO
: Tingkat ketergantungan klien pada level 3 (Di
bantu orang lain). Nadi teraba teratur 84x/menit, nafas terdengar pendek apabila sakit bertambah. 5) Persepsi/ kognisi DS : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan panca indra, pasien mengatakan bahwa saat ini sedang sakit dan harus kuat menghadapi sakit yang dideritanya. DO : Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik, panca indra baik, kesadaran composmentis, menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia, kalimat mudah dimengerti. 6) Persepsi diri DS : Klien mengatakan penyakit yang dideritanya sangat berpengaruh terhadap hidupnya dan terancam kehilangan anggota tubuh sehingga tidak bisa beraktifitas sehari-hari secara maksimal, klien mengatakan juga merasa malu dan rendah diridengan keadaannya. DO : Ada kontak mata, klien gelisah dan tampak cemas sekali mengeluarkan air mata. 7) Peranan hubungan DS : Klien mengatakan dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien sering mengikuti acara keagamaan dan juga bila waktu luang klien ngobrol-ngobrol dengan tetangga sekitarnya. DO : Hubungan keluarga dan klien tampak baik, tampak selaluklien didampingi oleh keluarga dan anak-anaknya. 8) Seksualitas DS : Klien mengatakan menstruasi setiap sebulan sekali, pasien tidak pernah mengalami masalah serius dengan menstruasinya. Klien biasa menggunakan alat kontasepsi oral (pil). DO :9) Toleransi koping DS : klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan dirinya sekarang. Klien merasa dirinya tidak berharga dan hanya menyusahkan keluarga klien, klen mengatakan keluarga sangat mendukung kesembuhannya.
15
DO
: kontak mata kurang, saat diajak bicara tampak
gelisah dan bingung, sedih tampak pasrah, dan sekali pasien tampak berdoa. 10) Prinsip hidup DS : Pasien mengatakan agamanya islam, klien mengatakan sakit sekarang adalah cobaan agar bisa berbenah diri, pasien akan berusaha semaksimal mungkin melawan cobaan yang deberikannya. DO : Kontak mata kurang, terlihat pasien pasrah dan berdoa. 11) Keselamatan DS : Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan atau obat. DO : Suhu : 370C, terpasang infus RL 20 tpm, dan sekali D5% 16 tpm. 12) Kenyamanan DS : Klien mengatakan merasa ada yang mengganjal pada payudaranya bagian kiri, terasa nyeri, nyeri sering muncul dengan lama 5-8 menit. Pasien mengatakan skala nyeri 4, merasa mual, nyeri tetap terasa seperti tertusuk tusuk. DO : tampak gelisah, kurang konsentrasi tampak meringis dan nampak nafas pendek terengah-engah, kadang-kadang mual. 3.2.2 Analisa Data NO
DATA
ETIOLOGI
16
MASALAH KEPERAWATAN
1.
Ds : Ny. G mengeluh nyeri tak tertahankan pada payudara sebelah kirinya Ny. G mengatakan bahwa pemberian analgesik sudah tidak
dapat
membantu
mengurangi rasa sakit Do : - Klien terlihat meringis kesakitan - Skala nyeri klien 7 2.
Ds : - Ny.
G
mengatakan
mual, dan
nafsu
makannya mulai menurun. - Ny. G mengatakan sudah kehilangan
2
kg
Nyeri kronis
stroma Invasi sel kanker pada jaringan yang peka sensasi nyeri Infiltrasi sel tumor Nyeri kronis
perutnya terasa kembung, sering
Invasi pada
berat
badannya selama 2 minggu Do : A : Berusia 43 tahun BB = 38 kg Tinggi badan : 155 cm lingkar kepala : 53 cm,
Peningkatan metabolisme sel
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
kanker Sel kanker mengambil nutrisi sel normal Nafsu makan menurun Nutrisi tidak terpenuhi
lingkar lengan atas : 22 cm B : Hb : 10 g/dl Nutrisi kurang Albumin : 3,8 g/dl dari kebutuhan Hct : 37 vol% C : Terjadi penurunan berat tubuh
3.
badan sebesar 2 kg D : Tidak ada diet khusus Ds : Ny. G merasa tidak ada kemajuan kesehatannya
pada dan masih
Perubahan status kesehatan Kurang informasi
17
Ansietas
merasakesakitan
yang
berkepanjangan. Ny. G sering berkata pasrah dengan hidupnya dan tidak berharap
besar
kesembuhan
Kurang pengetahuan Ansietas
dari
penyakitnya. Do : Klien terlihat
pasrah
terhadap kesehatannya 3.2.3 Diagnosa Keperawatan a. Nyeri kronis b.d infiltrasi tumor b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan c. Ansietas b.d stress ancaman kematian 3.2.4 Intervensi Keperawatan NO DIAGNOSA Nyeri 1.
NOC NIC Setelah dilakukan Pain Managemen - Kaji nyeri secara kronis b.d tindakan komperehensif infiltrasi keperawatan 2 x - Observasi non verbal atas tumor 24 jam ketidaknyamanan diharapkan nyeri - Ajarkan relaksasi nafas klien dengan
berkurang kriteria
hasil : -vital sign dalam
-
dalam Monitor vital sign Kolaborasi pemberian analgetik
batas normal -klien mampu mengontrol nyeri klien mengatakan nyeri 2.
Nutrisi
berkurang Setelah dilakukan Nutrition Management
18
kurang dari tindakan kebutuhan
- Kaji adanya alergi makanan
keperawatan 2 x -
Kolaborasi dengan ahli gizi
jam untuk menentukan jumlah kalori b.d 24 penurunan diharapkan nutrisi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh nafsu
klien
makan
dengan
terpenuhi pasien. kriteria -
hasil :
Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan intake Fe -
Anjurkan
pasien
untuk
Nutritional Status meningkatkan protein dan vitamin : food and Fluid C Intake
- Berikan substansi gula
Kriteria Hasil :
-
-
Yakinkan diet yang dimakan
Adanya mengandung tinggi serat untuk
peningkatan berat mencegah konstipasi badan
sesuai - Berikan makanan yang terpilih (
dengan tujuan -
sudah dikonsultasikan dengan ahli
Berat badan gizi)
ideal
sesuai -
dengan
tinggi membuat catatan makanan harian.
badan -
-
Ajarkan pasien bagaimana Monitor jumlah nutrisi dan
Mampu kandungan kalori
mengidentifikasi
-
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda - Kaji kemampuan pasien untuk tanda malnutrisi -
mendapatkan
nutrisi
yang
Tidak terjadi dibutuhkan
penurunan
berat
badan
yang Nutrition Monitoring
berarti
- BB pasien dalam batas normal -
Monitor adanya penurunan
berat badan 19
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan -
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan -
Monitor lingkungan selama
makan -
Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan -
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi - Monitor turgor kulit -
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah - Monitor mual dan muntah -
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht - Monitor makanan kesukaan -
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva -
Monitor kalori dan intake
nuntrisi - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. -
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet 3.
Ansietas b.d
Setelah dilakukan Anxiety Reduction (penurunan
stress tindakan
kecemasan)
ancaman
keperawatan 2 x
kematian
24
jam -
diharapkan
Gunakan
menenangkan 20
pendekatan
yang
kecemasan klien - Nyatakan dengan jelas harapan berkurang dengan
terhadap pasien - Jelaskan semua prosedur dan
Kriteria Hasil:
apa
yang
dirasakan
selama
- Klien mampu prosedur mengidentifikasi
- Pahami prefektif pasien terhadap
dan
situasi stres
mengungkapkan
-
gejala cemas
memberikan
-
mengurangi takut
Mengidentifikasi
-
dan
perhatian
Temani
pasien
untuk
keamanan
Dengarkan
dan
dengan
penuh
pasien
untuk
mengungkapkan serta
-
menunujukan
mengungkapkan
teknik
Dorong
perasaan,
untuk ketakutan dan persepsi
mengontrol
- Ajarkan pasien mengenai teknik
cemas
relaksasi
- Vital sign dalam -
Hargai
pemahaman
pasien
mengontrol
tentang proses penyakit
cemas
- Dukung keterlibatan keluarga
- Postur tubuh, dengan cara yang tepat expresi wajah dan tingkat
Bantu
pasien
untuk
aktifitas mengidentifikasi startegi postif
menunjukan
untuk mengatasi keterbatasan dan
berkurangnya
mengelola
kecemasan.
perubahan peran.
21
gaya
hidup
atau
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Factor risiko dari kanker payudara adalah factor keturunan, menarche dini, nulipara, menopause, pajanan radiasi ionisasi, obesitas, kontrasepsi oral, dll.
22
Ca mammae memiliki ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, Gejala carsinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase. (Price dan Sylvia, 2006). Untuk mengetahui dan mendeteksi penyakit Ca Mammae dapat dilakukan dengan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari: pemeriksaan laboratorium, mamagrafi, ultrasonografi, thermography, xerodiography, biopsy, CT-Scan, dan hematologi. Sedangkan untuk penatalaksanaan dari Ca Mamae dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan manipulasi hormonal. 4.2 Saran Sebagai mahasiswa Fakultas Keperawatan maka harus mampu untuk memahami konsep teori Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien dengan Terminal Illnes: Ca Mamae sehingga nantinya dapat menerapkan teori yang diperoleh di praktik klinik dan memberikan asuhan keperawatan yang holistik pada klien. Sebagai pasien dan keluarga dengan terminal illness maka harus memahami konsep teori Ca Mamae serta persiapan menjelang ajal. Dengan demikian, maka dapat mencegah stress maupun depresi yang dapat dialami oleh pasien maupun keluarga terkait terminal illness.
23
DAFTAR PUSTAKA Anonim.
2016.
Kanker
https://www.google.com/url?
Payudara.
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKE wjujIGSpY7hAhVIqY8KHWByA9QQFjAAegQIChAC&url=http%3A%2F %2Fwww.ccrc.farmasi.ugm.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads %2Fensiklopedia-kanker-payudara.pdf&usg=AOvVaw3FHwW2d6HnwKXGMxIZ6sk Anonim.
Tth.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
Kanker
Payudara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64405/Chapter %20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y Fitria, C.N. (2010). Palliative Care pada penderita Penyakit Terminal. GASTER. 7 (1: 527-535) Juli Jamnasi, Soehartati Gondhowiardjo, Zubairi Djoerban, Nurjati Chaerani Siregar, Evert DC Poetiray, Anna Puspita Tunggono. 2016. Faktor Risisko Terjadinya Metastasis Jauh Pada Pasien Kanker Payudara. Jurnal Radioterapi
&
Onkologi
Indonesia
Vol.7(2)
Jul
2016:
55-59.
https://www.researchgate.net/profile/Soehartati_Gondhowiardjo/publicati on/321490643_Faktor_Risiko_Terjadinya_Metastasis_Jauh_pada_Pasien_K anker_Payudara/links/5a254b2b4585155dd41ef60d/Faktor-RisikoTerjadinya-Metastasis-Jauh-pada-Pasien-Kanker-Payudara.pdf? origin=publication_detail KEMENKES RI. (2015). Stop Kanker: Situasi Penyakit Kanker. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Rendy, Denim. 2015. Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien dengan CA Mammae. https://www.academia.edu/23767374/Asuhan_Keperawatan_Paliatif_Pada _Pasien_Dengan_CA_Mamae.
24