Amdal Pertambangan Pasir Kuarsa

  • Uploaded by: Putra Wijaya Ismail
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Amdal Pertambangan Pasir Kuarsa as PDF for free.

More details

  • Words: 3,365
  • Pages: 25
Loading documents preview...
AMDAL PERTAMBANGAN PASIR KUARSA Makalah mata kuliah AMDAL pertambangan

Ketua :

Putra Wijaya Ismail

(121.10.1164)

Anggota :

Daniel Kilikily

(121.10.1146)

Mitra Aldino

(121.10.1144)

Ahmad Rifai salim

(121.10.1136)

Sigit Sutrisno

(121.10.11

Iffa Fauziah

(121.10.11

Yulianita Gati

(121.10.11

Dessy Sisca puspita

(121.10.11

Kelas :

A ( senin 10.00 – 11.40 )

Dosen :

Ir. Dwi Indah Purnamasari, M.T

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ‘AKPRIND’ YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014

2

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-NYA sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak diharapkan guna proses kesempurnaan dan kelengkapan lebih lanjut. Kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir. Dwi Indah Purnamasari selaku dosen mata kuliah AMDAL Pertambangan 2. Teman-teman kelompok yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini 3. Tak lupa kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami. Akhir kata penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan bagi kita semua pada umumnya.

Yogyakarta 29 november 2014

Tim penyusun

3

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL . ............................................................................................ KATA PENGANTAR .......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................ BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ BAB III ANALISIS .............................................................................................. Genesa ....................................................................................................... Mineralogy ................................................................................................. Potensi cadang an pasir kursa Di Indonesia ............................................. Eksplorasi................................................................................................... Pengupasan ................................................................................................ Pembongkaran ........................................................................................... Pemuatan dan pengangkutan ..................................................................... Pengolahan ................................................................................................ Penggunaan ............................................................................................... 1. Industri gelas dan kaca ....................................................................... a. Kaca lembaran ............................................................................... b. Kaca Indoflot.................................................................................. c. Kaca penasap ( kaca berpola /es) .................................................. 2. Industri semen ........................................................................................ 3. Industri pengolahan dan bata tahan api ................................................

4

4. Industri keramik ..................................................................................... Prospek keberadaan pasir kuarsa di Indonesia ......................................... Prospek dan peluang industri pemakai pasir kuarsa di indonesia ............ Prospek pasir kuarsa di Industri Semen .................................................... Dampak Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Kuarsa ........................ BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AMDAL Pertambangan merupakan matakulaih wajib di jurusan teknik geologi AKPRIND YOGYAKARTA, matakulaih ini di bimbing oleh Dosen Ir. Dwi Indah , yang mengajarkan tentang AMDAL Pertambangan dimana ini merupakan bekal untuk mengahadapi kemajuan perkemabangan pertamabangan ini Indonesia. AMDAL Pertambangan adalah Analisi Mengenai Dampak Lingkungan pertambangan, dimana terdapat dokumen-dokumen amdal untuk penyusunan pembuatan Amdal, AMDAL dibuat sebelum dilaksanakannya suatu kegiatan atau usaha. Dengan demikian, tim penyusun mengucapkan terimakasih atas pembuatan tugas matakuliah ini, Berharap mendapatakan kritikan dan saran agar dalam pembuatan selanjutnya lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah a. Apakah AMDAL Pertambangan Kuarsa ? b. Apakah proses dalam pertambangan Kuarsa ? c. Bagaimana Proses perkembagan tambang pasir kuarsa di Indonesia ? d. Apa saja macam-macam penggunaaan pasir kuarsa. ? e. Bagaimana proses geologi pasir kuarsa? 1.3 Maksud dan Tujuan a. Dapat mengetahui AMDAL Pertambangan pasir kuarsa. b. Mengetahui pertambangan kuarsa di Indonesia. c. Mengetahui proses geologi pasir kuarsa.

6

BAB II LANDASAN TEORI analisi Dampak Lingkungan tambang kuarsa sebagai minerba Berdasarkan perundang undangan pertambangan yang baru, yaitu Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta aturan turunnya berupa Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan; dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam undang-undang tersebut banyak mengisyaratkan mengenai dampak lingkungan yang harus ada dalam pengusahaan pertambangan mineral dan batubara. Untuk itu siapa saja yang terlibat dalam usaha pertambangan mineral dan batubara wajib mengetahui dan melaksanakan aturan dalam kaitan dampak lingkungan hidup. Kegiatan tambang selalu berhubungan langsung dengan alam, setiap kegiatan tersebut sekecil apapun akan memberikan dampak bagi alam itu sendiri. Tingkat pertambahan kegiatan tambang memerlukan penangannan yang memadai sehingga perubahan alam kebentuk berikutnya setelah selesai atau berhentinya kegiatan itu tidak memberikan dampak negatif yang terlalu besar. Peningkatan kegiatan pertambangan dan peningkatan kebutuhan masyarakat akan bahan tambang akan mengarah ke perkembangan yang tidak layak sehingga banyak wilayah pertambangan yang melakukan usaha pertambangan di bawah standar yang diperbolehkan. Kualitas lingkungan lokal kawasan usaha pertambangan tempat kegiatan penambangan harus terpelihara dan terjaga dari kerusakan yang terus menerus.

7

Pertumbuhan usaha pertambangan yang tidak dapat dikendalikan dengan baik menyebabkan adanya pelebaran wilayah pertambangan sehingga dalam pengelolaan sangat sulit untuk dilaksanakan. Mengingat berbagai potensi dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan usaha pertambangan ini. Sebagai upaya dalam melakukan pengendlian dampak lingkungan, baik pada saat eksplorasi maupun eksploitasi sampai pascatambang, diperlukan perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam suatu dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen AMDAL maupun UKL/UPL). UU TENTANG MINERBA PENGUASAAN MINERAL DAN BATUBARA Pasal 4 (1) Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang takterbarukan merupakan kekayaan nasional yang dikuasaioleh negara untuk sebesarbesar kesejahteraan rakyat. (2) Penguasaan mineral dan batubara oleh negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakanoleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.Pasal 5(1) Untuk kepentingan nasional, Pemerintah setelahberkonsultasi dengan Dewan Perwakilan

Rakyat

pengutamaanmineral

RepublikIndonesia dan/atau

batubara

dapat untuk

menetapkan

kepentingan

kebijakan

dalamnegeri.(2)

Kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat dilakukan dengan pengendalian produksi danekspor.

8

(3) Dalam melaksanakan pengendalian sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Pemerintah mempunyaikewenangan untuk menetapkan jumlah produksi tiaptiapkomoditas per tahun setiap provinsi.(4) Pemerintah daerah wajib mematuhi ketentuan jumlahyang ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksudpada ayat (3). UU Pasal 39 . . . IZIN USAHA PERTAMBANGAN Bagian Kesatu :UmumPasal 36(1) IUP terdiri atas dua tahap:a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum,eksplorasi, dan studi kelayakan;b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi,penambangan, pengolahan dan pemurnian, sertapengangkutan dan penjualan. (2) Pemegang IUP Eksplorasi dan pemegang IUP OperasiProduksi dapat melakukan sebagian atau seluruhkegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).Pasal 37IUP diberikan oleh:a. bupati/walikota apabila WIUP berada di dalam satuwilayah kabupaten/kota;b. gubernur apabila WIUP berada pada lintas wilayahkabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi setelahmendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota setempatsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; danc. Menteri apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsisetelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur danbupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.Pasal 38IUP diberikan kepada:a. badan usaha;b. koperasi; danc. perseorangan.

9

(2) Kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilaksanakanpada tempat yang dilarang untuk

melakukan

kegiatanusaha

pertambangan

sesuai

dengan

ketentuan

peraturanperundang-undangan. (3) Kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat dilaksanakan setelah mendapat izindari instansi Pemerintah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.Pasal 135Pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK

Eksplorasi

hanya

dapatmelaksanakan

kegiatannya

setelah

mendapat

persetujuandari pemegang hak atas tanah.Pasal 136(1) Pemegang IUP atau IUPK sebelum melakukan kegiatanoperasi produksi wajib menyelesaikan hak atas tanahdengan

pemegang

hak

sesuai

dengan

ketentuanperaturan

perundang-

undangan.(2) Penyelesaian hak atas tanah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengankebutuhan atas tanah oleh pemegang IUP atau IUPK.Pasal 137Pemegang IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal135 dan Pasal 136 yang telah melaksanakan penyelesaianterhadap bidangbidang tanah dapat diberikan hak atas tanahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 138Hak atas IUP, IPR, atau IUPK bukan merupakan pemilikanhak atas tanah.

10

BAB III ANALISIS Pasir kuarsa merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah di Indonesia. Hal ini dimungkinkan akibat kondisi Indonesia yang hampir setengahnya berupa batuan beku asam sebagai sumber pembentuk bahan galian tersebut. Pasir kuarsa banyak ditemukan pada daerah pesisir sungai, danau, pantai dan sebagian pada lautan yang dangkal. Mineral ini memegang peranan cukup penting bagi industri, baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, pasir kuarsa dimanfaatkan oleh industri manufaktur untuk menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen terutama untuk bahan bangunan dan bahan utama pada disain interior/eksterior serta bahan untuk kebutuhan rumah tangga. Sementara sebagai bahan ikutan, pasir kuarsa dimanfaatkan untuk bahan cetakan pada pengecoran logam, bahan refraktori dan sebagai bahan pengisi pada industri pertambangan dan perminyakan terutama saat melakukan kegiatan pengeboran. Seiring dengan keadaan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, perkembangan pasir kuarsa dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, yaitu dalam kurun 1998-2001, sehingga terjadi penurunan pemakaian. Namun demikian karena peran yang cukup penting dalam industri, pada semester I, tahun 2002 ini, produksi dan konsumsi pasir kuarsa mulai merangkak naik.

11

GENESA

Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan felsfar hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau air yang diendapakn ditepi-tepi sungai, danau atau laut. Di Alam pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian yang bervarisi tergantung kepada proses terbentuknya disamping adanya material lain yang ikut selama proses pengendapan material pengotor tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa dan dari tersebut dapat diperkirakan derajad kemurniannya Pada umumnya pasir kuarsa ditemukan dengan ukuran butian yang berfariasi dalam distribusi yang melebar mulai dari fraksi halus (0,06mm) sampai dengan ukuran kasar (2mm). Mineralogi Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pada umumnya senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, aksida magnesium, lempung dan zat organik hasil pelapukan hasil hewan dan tumbuhan Secara umum pasir kuarsa indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai berikut SiO2

: 55,30 – 99,87%

12

Fe2O3 :

0,01 – 9,14%

Al2O3 :

0,01 – 19,00%

TiO2

:

0,01 - 0,49%

CaO

:

0,01 – 3,24%

MgO

:

0,01 - 0,26%

K2O

:

0,01 – 17,00%

Sifat-sifat fisik pasir mineral kuarsa, antara lain: Warna

: Putih bening atau warna lain tergantung kepada senyawa

pengotornya misalnya warna kuning mengandung Fe oksida warna merah engandung Cu oksida Kekerasan

: 7 ( skala mohs )

Berat jenis

: 2,65

Titik lebur

: Kurang lebih 1715 0C

Bentuk kristal : hexagonal Panas sfesifik : 0,185 Dan panas konduktifitas : 12 -100 0C

Potensi cadang an pasir kursa Di Indonesia Cadangan pasir kuarsa di Indonesia cukup besar dengan lokasi terbesar di 11 propinsi menurut madiopera T. Dkk Jumlah cadangan pasir kursa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur 12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan 4,4 cadangan hipotetik.

13

Cadangan pasir kuarsa Indonesia terdapat di propinsi Sumatera Barat yaitu sekitar 82,5% dari seluruh cadangan yang ada di Indonesia berikutnya adalah Kalimantan barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan Mutu pasir kuarsa yang ada di Kalimantan selatan merupakan pasir kursa terbaik di Indonesia dengan kadar silika ( SiO2) berkisar antara 97,6 – 98,53% penambangan. Eksplorasi Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak penyebarn dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi geofisika dan lain-lain. Penyelidikan geofisika dapat mengunakan tahanan jenis potensial diri atau cara gempa. Untuk lebih menyakinkan potensi cadangan dapat dilakukan melalui eksplorasi lanjutan seperti pemboran sumur uji atau saluran penyelidikan ini dilakukan untuk tempat yang berada dilembah purbasungai, danau atau laut karena endapan mengalami pelapukan dari batuan induk kemudian terangkut dan terendapkan pada daerah tersebut. Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara luas sebaran endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat ditentukan dengan pemboran tangan, sumur uji atau parit uji untuk luas penyebaran panjang dan lebarnya ada penambahan atau pengurangan jarak antara titk-titk lubang bor. Kemudian pengambilan contoh endapan untuk dianalisis dalam menentukan kualitas endapan.

14

Penambangan Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan cara seluri atau tambang semprot tergantung kepada letak dan penyebaran endapan tahapan penambangan meliputi pengupasan tanah penutup pembongkaran pemuatan dan pengangkutan. Pengupasan Pengupasan dilakukan untuk membersihkan tanah penutup dengan memakai alat manual cangkul sekop belincong dan lain-lain ataupun alat mekanis yang dilengkapi alat garu tunggal/ ganda craper shovel dan lain-lain. Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan dan skala produksi tambang . Apabila digunakan bouldoser yang dilengkapi garu tahapan penambangan dapat meliputi penggaruan pendorongan pengumpanan material tanah penutup yang dpat dimanfaatkan untuk menutup lubang bekas penambangan. Pembongkaran Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan endapan dari batuan induknya yang padat keras yang mudah dibongkar sehingga peralatan manual mekanis tekanan air juga dapat digunakan. Pemuatan dan pengangkutan Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit pengolahan atau penampungan dapat mengunakan alat muat whell loader atau backhoe, dreging dan alat angkut dump truk, pikulan gerobak dan lain-lain.

15

Pengolahan Untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan perlu pengolahan/pencucian untuk menghilangkan senyawa pengotor pasir kuarsa dapat langsung digunakan misalnya untuk pasir cetak namun kadang-kadang dilakukan penggilingan untuk memperoleh ukuran yang sangat halus seperti yang diinginkan oleh industri pemakai. Penggunaan Pasir kuarsa banyak digunakan di Industri gelas kaca, bata tahap api, pengecoran logam, bahan baku pembuatan tehel dan mosaik keramik, bahan baku pembuatan fero silikon, cabrida ,ampelas, pasir, filter, glass, woll dan lain-lain. Persyaratan pasir kuarsa yang digunakan untuk setiap industri tidak dapat secara pasti yang paling utama adalah harus menjamin kemurnian minimum dengan pembatasan pada oksida pengotornya.

2. Industri gelas dan kaca Sebagian besar formula gelas kaca yang diproduksikan untuk komersil terdiri dari kuarsa/silika soda dan garam dapur. Sebagian bahan baku pasir kuarsa merupakan oksida pembentuk gelas pada proses pembuatannya terhadap formula gelas kaca kadang-kadang ditambahkan oksida-oksida lain untuk mendapatkan sifat produk gelas kaca yang diinginkan seperti a.

AlO3 dan B2O3 untuk menambah ketahanan terhadap kimia

b. Oksida-oksida krom, kobal, besi, atau Nikel sebagai bahan pewarna

16

c. Oksida belerang untuk memperbaiki proses peleburan dalam pembuatan gelas yang dicairkan Dalam industri kaca spesifikasi pasir kuarsa yang digunakan bergantung kepada jenis produknya < ada 4 jenis produk gelas kaca yang beredar dipasaran yaitu kaca lembaran, gelas kemasan, gelas rumah tangga, gelas ilmu pengetahuan dan keteknikan. b. Kaca lembaran Dibidang konstruksi bangunan pemakaian kaca sudah sangat meluas terutama kaca lembaran, kaca gelombang, kaca balok untuk keperluan kombinasi sinar difusi gelas fiber untuk mengatur tata suara gedung pertunjukan atau keperluan lain yang membutuhkan sifat tembus cahaya atau tembus pandang Untuk menghasilkan kaca mutu tinggi, kaca lembaran harus dipoles rata halus kedua permukaannya mengkilap dengan cara polhised plate glass tetapi harganya mahal karena mmbutuhkan banyak waktu dan biaya dalam pemolesannya walau menggunakan mesin sekalipun setelah tahun 1559 ditemukan kaca prima dengan cara float proses dengan biaya paling rendah dari polhised plate glass. Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui yaitu jenis indoflot dan kaca berpola atau kaca es keduanya sudah dikembangkan dengan teknik yang lebih modern di PT. Asahimas.

17

c. Kaca Indoflot Kaca indoflot dibuat dengan cara pengembangan cairan kaca diatas cairan logam. Sifat istimewa yang dimilikinya adalah: 1.

Kedua permukaannya rata, sejajar sempurna dan bebas distorsi baik untuk

banyangan langsung maupun dipantulkan 2.

Benda yang ada dibalik kaca akan terlihat terang dan jernih karena kaca

ini bersifat transparansi dan transmitansi yang tinggi 3.

Permukaan lebih berkilau dari pada polished plate glass karena dipoles

dengan api 4.

Tebal kaca dimungkinkan sampai 19 mm dengan dimensi lebih besar

sehingga memudahka perencanaan kaca yang besar d. Kaca penasap ( kaca berpola /es) Kaca penasap merupakan kaca warna yang dibuat dengan proses pengambangan. Warna kaca diperoleh dengan cara memasukan zat pewarna kedalam cairan kaca kaca yang sedang diproses Kaca penasap dapat mengurangi panas dan silau cahaya yang masuk, seerta mempunyai daya tembus pandang rendah sekali yang memberi rasa nyaman bagi yang ada didalam ruangan. Kaca jenis ini sangat cocok dipakai di daerah tropis terutama untuk pemakaian:

18



Arsitektur interior dan eksterior rumah, perkantoran pusat perkantoran dan sejenisnya



Mebel



Dinding partisi dan sebagainya

2. Industri semen Di industri semen, pasir kuarsa digunakan sebagai bahan pelengkap untuk pembuatan semen porland yaitu sebagai pengontrol kandungan silika dalam semen yang duhasilkan . Jumlah pasir kuarsa yang dicampur dengan bahan baku semen lainnya bervarisi bergantung kepada kandungan silika bahan baku semen lainnya akan tetapi secara umu dapat ditentukan dengan komposisi atau perbandingan 66,5 pasir kuarsa untuk 1 ton produk semen. 3. Industri pengolahan dan bata tahan api Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran berfungsi sebagai pasir cetak dan faundry, sementara itu di industri tahan api pasir kuarsa merupakan bahan baku utama persyaratan umum yang dipakai dikedua industri tersebut antara lain kandungan silika distribusi ukuran dan bentuk butiran.

4 . Industri keramik Pasir kuarsa di Industri keramik digunakan sebagai bahan mentah untuk pembuatan badan keramik bersama-sama dengan kaolin, ball clay felsfar dan lain-lain penggunaan yang utama adalah sebagai bahan keramik saniter.

19

Pasir kuarsa dipakai karena mempunya sifatnya yang baik untuk bahan pengurus sehingga mempermudah proses pengeringan, mengontorl penyusutan dan memberi kerangka pada badan keramik Secara umum keramik terdiri atas bahan anorganik ukan logam berfase kristalin dan atau campuran dengan logam Yang proses produksinya memerlukan pemanasan cukup tinggi berdasarkan fungsi dan strukturnya, produk kramik dibagi menjadi dua tipe yaitu keramik konvensional dan keramik maju. Prospek keberadaan pasir kuarsa di Indonesia Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari harga impor maka prospek pengusahaan pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi sumber dayanya cukup cerah jumlah cadangan saat ini tidak kurang dari 4,5 milyar ton Sementara itu prospek pasir kuarsa untuk tujuan ekspor diperkirakan kurang begitu baik salah satu kendalanya adalah daya saing pasir kuarsa yang kuat dari negara lain khususnya Malaysia dan Australia sebagai pengekspor ke Jepang Untuk itu adanya perluasan kapasitas perluasan kapasitas produksi Industri terkait didalam negeri lebih ditekankan untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri sementara itu orientasi ekspor lebih ditekankan kepada produk industri dari pada bahan baku.

20

Prospek dan peluang industri pemakai pasir kuarsa di indonesia Perkembangan pasir kuarsa dimasa mendatang diperkirakan akan ditentukan oleh perkembangan industri-industri tersebut jumlah penduduk yang besar pula merupakan potensi pasar yang dapat diterapkan untuk produk-produk industri. Industri keramik pun mempunyai peluang yang cukup baik dengan semakin beragamnya produk-produk yang dihasilkannya. Meskipun demikian untuk memasok pasir kuarsa untuk industri semen dan kaca lembaran indonesia diperkirakan akan mengalami berbagai kendala yang berarti hal ini disebabkan oleh selama ini industri tersebut kebanyakan memilki pengusaha aan pertambangan pasir kuarsa sendiri untuk kebutuhan industrinya Peluang pengusahaan pertambangan lebih ditujukan untuk memasok industri diluar industri tersebut misalnya industri keramik water treatment, table wire dan sebagainya Prospek pasir kuarsa di Industri Semen Menurut Departement Perindustrian proyeksi kapasitas produksi semen sampai tahun II Pelita VI sekitar 28,5 juta dan mulai tahun1999 diperlukan paling sedikit 1,8 juta ton pasir kuarsa pertahun sementara itu pada akhir pelita VI proyeksi kapasitas produksi semen sebesar 34,4 ton dengan kebutuhan pasir kuarsa sekitar 2,4 juta ton pertahun.

21

Adanya gejolak kenaikan harga semen porland di Indonesia akan berakibat terhadap naiknya harga rumah murah mangakibatkan naiknya laju inflasi di indonesia Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan menaikan kapasitas terpasang pabrik semen yang telah ada atau mendirikan pabrik semen baru didaerah yang belum mempunyai pabrik sementara itu penetapan HPS yang lebih menguntungkan produsen diharapkan dapat menarik minat investor semen yang sudah ada yang memerlukan bantuan dana dalam menaikan kapasitas produksi. Dampak Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Kuarsa Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat penambangan pasir kuarsa adalah seperti berikut : a. Bila penambangannya di sekitar areal pesisir pantai akan mengganggu nafkah hidup bagi para nelayan dan akan mengganggu biota yang ada di sekitar pesisir pantai b. Bila penambangannya di muara sungai pasti akan mengganggu hutan magrove, serta semua jenis fauna yang ada di sekitar muara sungai yang disebut sebagai areal air payau c. Terjadi kebanjiran wilayah atau DAS (Daerah Aliran Sungai)

22

Contoh penambangan pasir kuarsa forum-bisnis-ekspor-indonesia.blogspot.com

23

BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan Ganesanya, Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan felsfar hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau air yang diendapakn ditepi-tepi sungai, danau atau laut. Berdasarkan Mineraloginya, Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Secara umum pasir kuarsa indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai berikut : SiO2

: 55,30 – 99,87 %

Fe2O3 :

0,01 – 9,14 %

Al2O3 :

0,01 – 19,0 %

TiO2

:

0,01 - 0,49 %

CaO

:

0,01 – 3,24 %

MgO

:

0,01 - 0,26 %

K2O

:

0,01 – 17,0 %

24

Jumlah cadangan pasir kursa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur 12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan 4,4 cadangan hipotetik Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak penyebarn dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi geofisika dan lainlain. Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui yaitu jenis indoflot dan kaca berpola atau kaca es. Industri – industri yang memanfaatkan pasir kuarsa sebagai bahan baku a.l : -

Industri Gelas dan kaca

-

Industri Semen

-

Industri pengolahan dan bata tahan api

-

Industri Keramik Industri semen merupakan pemakai utama pasir kuarsa yaitu sekitar 74,4%

dari seluruh jumlah komsumsi.

25

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995, profil bahan Galian Golongan C untuk bahan baku Industri semen dikabupaten Dati II Barito selatan kalimantan Tengah Anonim, 1975, Buku Tahunan Pertambangan Indonesia, Departemen Pertambangan RI, Jakarta. Bisri, K. Dan Lukman, A. 1992. Bahan Galian Pasir Kuarsa PPTM-Bandung Katili, J. A., 1986. Sumberdaya Alam dan Perubahan Global, PPTM-Bandung Suhayat, Y.P., 1997 Sumber daya bahan galian industri di Indonesia dan permasalahan pengembangannya. Dir. Sumberdaya Nasional Bandung Nawipa Demianus. 2012 Tugas AMDAL pertambangan pasir kuarsa, IST AKPRIND, Yogyakarta.

Related Documents


More Documents from "Faisal Amri"