Loading documents preview...
NAMA ANGGOTA : 1. Dila Febrianti
(11)
2. Diva Maulida
(12)
3. Munifaturrohmah
(25)
4. Poppy Anggraini
(27)
XI MIPA 1
Sinopsis Cerpen Pernahkah kau merasakan sesuatu yang biasa hadir mengisi hari-harimu, tiba-tiba lenyap begitu saja? Begitulah saat kau berada jauh kembali ke garis hidupmu, aku begitu ternganga sebab cahaya yang tak Hari-harimu pasti berubah jadi pucat pasi tanpa gairah. Bayangkanlah, bila matahari tak terbit lagi. Tidak hanya ada. Tetapi, bagi kita kala berada jauh, keadaan begitu gelap dan sunyi tiba-tiba. Kita merasa begitu kau , tapi jutaan orang kebingungan dan menebar tanya sambil merangkak hati-hati mencari liang langit, tempat kehilangan. Kata-kata yang berdesakan di bait puisi dan lirik lagu menebar wangi hari-hari. matahari menyembul secara perkasa dan penuh cahaya. Suara Ari Lasso lewat “penjaga hati” itu mengalir pelan-pelan dari tembok-tembok kegelapan yang Kaulah matahariku, bidadariku. Berhari-hari kau merekat kasih hingga tak terkoyak oleh waktu, tiba-tiba mengepungku. Benar kata mak dulu, kita akan tahu akan makna sesuatu ketika ia telah berlalu. Apalagi harus berpencar dibawah langit menuju sudut kosong. Kita harus terpisah untuk menjalani kodart masingberada jauh yang tak tersentuh. Apa perasaanmu kini? Kau telan kesendirian itu di kejauhan sambil masing diri. Di singgasana Lauful Mahfud. Kita isi halaman kosong itu dengan denyutan nadi. Dan akhirnya berharap matahari akan bercahaya segera menerangi kisi-kis hati yang tersapu luka rindu kita. Kau kitapun bertemu lagi dengan perasaan asing. ingatkan, kisah Qais dan Laila atau Romeo dan Juliet yang memburaikan banyak kenangan bagi jutaan orang? Kaupun ada dalam bagian kisah yang tak pernah lekang di panas dan lapuk di hujan itu. Andai sejarah boleh terus diperpanjang membawa mitos dan legendanya, boleh jadi kau akan tampil sebagai permaisuriku yang molek. Aku tiba-tiba jadi kehilangan sesuatu yang begitu akrab, diantara kutubGaris panjang waktu itu mendedahkan kemungkinan-kemungkinan yang sulit di raba. Banyak ancaman kutub kosong. Ketika juga telah menggoreskankain kanvas kosong itu sejak mula hingga waktu jeda yang tanpa yang siap mengepung kita hingga merobek tabir setia. Ya, kesetiaan tak kasat mata. Andai kau bangun esok batas. Malam itu, siapapun tak butuh matahari. Sebab, ada bulan yang bersaksi. Kita hanya butuh setitik cahaya pagi, perkanankan selalu matahari terbit seperti janji yang di ucapkannya pada semesta. guna penentu arah belaka.
Unsur-Unsur Intrinsik
Paparan
Tema
Kerinduan keadaan orang yang dikasihi Pernahkah kau merasakan sesuatu yang terpaksa karena nasib yang bertolak biasa hadir mengisi hari-harimu, tiba-tiba belakang. lenyap begitu saja. Lantas berpisah jauh oleh lempengan waktu.
Amanat
Pentingnya seseorang yang dikasihi,kepergianya membuat hidup menjadi tidak bermakna tanpa orang yang dikasihi serta jangan menyianyiakan waktu kebersamaan dengannya.
Begitulah saat kau berada jauh kembali ke garis hidupmu, aku begitu ternganga sebab cahaya tak ada. Memang, tak pernah matahari tak terbit memeluk bumi. Tapi, bagi kita, kala berada jauh. Keadaan begitu gelap dan sunyi tiba-tiba. Kita merasa begitu kehilangan. Kita merasa ada yang terenggut tanpa sengaja. Serasa ada yang tercabut dari akar yang semula menghunjam jauh di tanah.
Penokohan
Aku (tokoh utama) : romantis, perhatian, dan penyabar Kamu/bidadari : setia, tabah, dan murah senyum
Aku sebagai tokoh utama cerita ini berwatak romantic, penuh pengertian, dan penyabar. Hal ini tampak dari perkataannya yang berbunga-bunga dan polesan- polesan yang sifatnya melebih-lebihkan. Walaupun ia harus berpisah dengan orang yang dikasihinya, yang itupun masih serba kemungkinan.
Latar
Latar tempat : dikamar, di ruang kosong Latar waktu : pada pagi hari, malam Latar suasana : menyedihkan, memprihatinkan, mengecewakan
Tempat : a. di ruang kosong yang semula di penuhi Pernik cahaya matahari, kita bertatap muka penuh gairah. b. masih ingatkah kau bagaimana langit-langit kamar itu penuh getar dan kabar. Waktu : a. malam itu siapapun tak butuh matahari. b. sungguh matahari tak terbit pagi ini. suasana : hari-harimu jadi pucat pasi tanpa gairah.
Sudut pandang
Sudut pandang orang pertama(tokoh utama)
Aku tiba-tiba kehilangan sesuatu yang begitu akrab di antara kutub-kutub kosong itu.
Alur
Alur campuran
Masih ingatkah kau bagaimana langit-langit kamar itu penuh getar dan kabar.
Struktur cerpen a. Pengenalan cerita (1-4) b. Pengungkapan peristiwa (5-12) c. Menuju konflik(13-16) d. Puncak konflik (17-19) e. Penyelesaian (20-21)
a. Pernahkah kau merasakan …. Kita mengisi halaman-halaman kosong…. b. Di ruang kosong yang semula dipenuhi Pernik cahaya matahari, …. Dan kita pun terus saja bertanam agar daun-daun yang tumbuh…. c. Sungguh, matahari tak terbit pagi ini…. takkan kutemui wanita seperti dirimu…. d. Suara Ari Lasso lewat…. Apa perasaanmu kini?.... e. Kau ingat kan, kisah Qays dan Laila…. Garis Panjang waktu itu ….
Nilai-nilai 1. Agama
Ulasan meyakini bahwa kehidupan kita sudah tertulis di luhl mahfudz. Kita harus terpisah jauh menjalani kodrat diri yang termaktub di singgasana luhl mahfudz.
2. Sosial
Menggambarkan sebuah kerinduan pada orang yang terkasih. Diruang kososng yang semula dipenuhi Pernik cahaya matahari, kita bertatap muka penuh gairah. Di penjuru ruang kosong itu bergantung bola-bola rindu penuh warna dan aroma.
3. Budaya
Berkaitan dengan mitos dan legenda. Andai sejarah boleh terus diperpanjang membawa mitos dan legendanya, maka dirimu boleh jadi termaktub pada pohon ranji sejarah itu.
4. Estetika
Penggambaran dari latar dan tokoh yang diceritakan di dalam cerpen. Boleh jadi, kau akan tampil sebagai permaisuri ataupun tuanku putri yang molek.
Kaidah Kebahasaan
Kutipan dalam Cerita
Kata ganti orang pertama/ketiga
Aku, kita
Kalimat bermakna lampau
Malam itu
Konjungsi kronologis
Lantas, sesudahnya
Sesudahnya, kita bertemu bagai angin mengecup pucuk-pucuk daun dan berlalu begitu mudah,
Kata kerja yang menunjukkan kalimat langsung Menggunakan kata kerja yang menyatakan pikiran/perasaan
Ucapmu
’’Aku takut bila aku berubah. Tapi tak akan pernah, pangeranku,” ucapmu pelan. Pernahkah kau merasakan sesuatu yang biasa hadir mengisi hari-harimu, tiba-tiba lenyap begitu saja.
Menggunakan dialog
Merasakan
Aku : ”Aku tak mungkin menuangkan tumpukan warna di kanvas yang penuh garis dan kata ibarat sebab lukisan agung ini tak kunjung selesai. Kita : “kita mengisi halaman-halaman kosong kehidupan kita dengan denyut nadi. Malam itu siapa pun tak butuh matahari
“Dengan apakah kulukiskan pertemuan kita, Kekasih?” Chairil sempat bertanya seketika. “Aku takut bila aku berubah. Tapi tak akan pernah, pangeranku,” ucapmu pelan.