Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Congestive Heart Failure

  • Uploaded by: Okeu Oktaviani
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Congestive Heart Failure as PDF for free.

More details

  • Words: 2,168
  • Pages: 34
Loading documents preview...
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) •

• • • •

Ine Meilani Okeu Oktaviani Rima Rahmayanti Novi Aprilia Siti Nuraeni



• • • •

Dian Hardiyanti Wulan Sekar Romadhoni Irawadi Iwan

Latar Belakang O World Health Organization menyatakan bahwa pada

tahun 2011, lebih dari 29 juta orang (29.063.194) meninggal dunia akibat penyakit terminal. Di perkirakan jumlah orang yang membutuhkan perawatan paliatif sebesar 20.4 juta orang. Proporsi terbesar 94% pada orang dewasa sedangkan 6% pada anak-anak. Apabila dilihat dari penyebaran penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif adalah penyakit jantung (38,5%) dan kanker (34%) kemudian diikuti oleh gangguan pernapasan kronik (10,3%), HIV/AIDS (5,7%) dan diabetes (4,5%).

PENGERTIAN CHF O Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung

kongestif adalah suatu kondisi jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah dalam mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.

O Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan

patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2007).

MASALAH FISIK PADA CHF Dyspneu Disebabkan adanya edema pulmonal yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli. 2. Penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena sistemik. 3. Pusing, binggung (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria adalah maninfestasi klinis yang dirasakan akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah. 4. Intoleransi aktivitas terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. 5. Gangguan pola tidur 1.

MASALAH PSIKOLOGIS O Kecemasan O Stress O ketidakberdayaan (powerlessness)

O ketakutan dan depresi

(Polikandrioti et al, 2015)

MASALAH SOSIAL O Masalah sosial pada pasien dengan CHF biasanya

diantaranya adalah berkurangnya aktivitas atau bahkan sampai harus berhenti beraktivitas demi menjalani pengobatan. Sehingga menyebabkan terjadinya perubahan peran dalam keluarganya. Perubahan peran yang terjadi ini menyebabkan masalah finansial yang terjadi pada keluarga.

O Yang tadinya sering berolahraga setiap minggu kini

harus terbaring di rumah sakit. Biasnya setiap malam jaga ronda sekarang jadi tidak bisa ikut ronda.

MASALAH KULTURAL O Makna

dari keperawatan paliatif adalah untuk memberikan dukungan secara holistik dalam merawat pasien dan keluarga yang mendapingi pasien dengan penyakit terminal O kita tidak bisa memandang sebelah mata mengenai budaya yang dianut oleh pasien karena bisa jadi karena budaya tersebut pasien bisa terbebas dari penderitan yang dialami selama pasien sakit. . (Ferrell and Coyle : 2006) O Dengan berbagai macam budaya yang ada di indonesia membuat banyak budaya. Salah satu faktor banyak orang berpindah ke alternative adalah biaya yang digunakan lebih murah dibandingkan dengan pengobatan tradisional. . (Ferrell and Coyle : 2006)

MASALAH SPIRITUAL O Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan

dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta

Con..... O Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat

pasien dalam proses penyembuhan .(Cherly dkk 2008)

O Pada beberapa pasien dengan gangguan Congestive Heart

Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif mereka mengalami beberapa masalah spiritual salah satunya mengalami mekanisme koping maladaptif. Contoh dari mekanisme koping maladaptif tersebut adalah ketika pasien tidak dapat menerima penyakitnya dan menyalahkan tuhan akan penyakit yang diderita sehingga tanpa sadar mereka menjauhi Sang Pencipta bukan malah mendekat

Con..... O Dalam mengatasi masalah spiritual yang

dialami pasien dengan penyakit Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif khususnya untuk mengurangi tingkat depresi maka pendekatan religius yang dilakuan dengan cara berdziki, berdo'a sesuai dengan keyakinan masing-masing dan melakukan shalat meskipun dengan berbaring. (Fitriyani, 2015).

Perawatan paliatif O Perawatan paliatif adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalahmasalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007).

Con.... O Pasien paliatif adalah pasien/orang yang sedang

menderita sakit dimana tingkat sakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan medis sudah tidak mungkin dapat menyembuhkan lagi.

O Oleh

karena itu, perawatan paliatif bersifat meredakan gejala penyakit, namun tidak lagi berfungsi untuk menyembuhkan. Jadi fungsi perawatan paliatif adalah mengendalikan nyeri yang dirasakan serta keluhan-keluhan lainnya dan meminimalisir masalah emosi, sosial, dan spiritual yang dihadapi pasien (Tejawinata:2000).

Tujuan dalam keperawatan paliatif O Meyakini

bahwa hidup dan mati adalah proses yang normal, tidak menghambat atau menundan kematian, mengurangi nyeri dan gejala penyakit lainnya, integrasi fisik, psikis, sosial, emosional dan spiritual dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individu dan keluarga.

O Menyediakan sistem untuk membantu individu hidup

seoptimal mungkin sampai menjelang kematiannya.

O Menyediakan sistem dukungan untuk membantu keluarga

dalam mengatasi masalah sepanjang perawatan pasien dan masa berduka.

(KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007)

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif Seluruh pasien

(Pasien dewasa dan anak) dan anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia.

dokter dan perawat ahli gizi, ahli fisioterapi, pekerja sosial, psikolog/psikiater, rohaniwan

Pelaksana perawatan paliatif

• Dinas kesehatan propinsi dan dinas Institusi-institusi terkait, misalnya:

• • • •

kesehatan kabupaten/kota Rumah Sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas Rumah perawatan/hospis, Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi : • Penatalaksanaan nyeri. • Penatalaksanaan keluhan fisik lain. • Asuhan keperawatan • Dukungan psikologis • Dukungan sosial • Dukungan kultural dan spiritual • Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

Prinsip-prinsip Pada Perawatan Paliatif O Berfokus pada pasien dan keluarga bukan ke O O O O

O O

penyakit. Perawat melihat makna dari penyakit, penderitaan hidup dan mati baik dari keluarga maupun pasien. Perawatan dilakukan dengan melibatkan tenaga kesehatan lain (tim paliative). Perawatan dilakukan secara komprehensif. Perawat bersikap sesuai dengan budaya, etik, keyakinan dan kecenderungan keinginan (preference) selama proses interview/pengkajian Menghargai setiap kehidupan. Menganggap kematian sebagai proses yang normal.

Prinsip-prinsip Pada Perawatan Paliatif O Tidak mempercepat atau menunda kematian. O Menghargai keinginan pasien dalam mengambil O O O O

O

keputusan. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan Keluarga. Menghindari tindakan medis yang sia-sia. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir hayat. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Karakteristik Perawat Paliatif Di Ruangan Kritis O O O O O O O O O

Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu. Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses yang normal. Tidak berusaha mempercepat atau menunda kematian. Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah kematian. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk konseling masa duka cita, jika diindikasikan. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif memengaruhi perjalanan penyakit. Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang usia, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang diperlukan untuk lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis yang berat

Prosedur Perawatan Paliatif O Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien O Membantu pasien dalam membuat Advanced care O O O O O

planning (wasiat atau keingingan terakhir) Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial yang muncul Tata laksana gejala ( sesuai panduan dibawah ) Informasi dan edukasi perawatan pasien Dukungan psikologis, kultural dan sosial Respon pada fase terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan keluarga bila wasiat belum dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan pengobatan yang memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dll)

Asuhan Keperawatan Paliatif PENGKAJIAN

• • •

DYSPNEA •

• •

Mengklarifikasi pola sesak napas, memicu / mengurangi faktor dan gejala yang terkait. Apakah pengobatan penyakit yang mendasarinya tepat? Carilah penyebab reversibel dari sesak napas: infeksi, efusi pleura, anemia, aritmia, emboli paru, atau bronkospasme. Periksa saturasi oksigen (jika oksimeter pulsa tersedia). Mintalah pasien untuk menilai tingkat keparahan gejala dan tingkat gangguan / kecemasan terkait. Mengeksplorasi ketakutan, berdampak pada kemampuan fungsional, dan kualitas hidup.

Asuhan Keperawatan Paliatif PENGKAJIAN

Nyeri

• Kaji penyebab utama nyeri • pengkajian nyeri pada pasien dengan CHF, harus terlebih dahulu mengetahui nyeri berasal dari mana, apakah dari penyakit sendi degeneratif, sakit punggung kronis, kegelisaan dan depresi. • Kaji skala nyeri dengan menggunakan PQRST atau Visual Analog Skala (VAS)

Asuhan Keperawatan Paliatif PENGKAJIAN

Edema

Edema merupakan masalah yang di alami oleh pasien dengan CHF. edema merupakan penyebab yang signifikan terhadap ketidaknyamanan dengan pasien CHF biasanya di sertai dengan dyspnea. Kaji apakah terdapat edema pada ekstermitas bawah.

Asuhan Keperawatan Paliatif PENGKAJIAN

Kelelahan

1. Pasien perawatan paliatif harus diskrining untuk kelelahan dan dampaknya. 2. Pola gejala, durasi; faktor yang terkait atau meringankan. 3. Gangguan dengan fungsi dan kualitas hidup. 4. Tingkat keparahan: ringan, sedang atau berat, atau dinilai pada skala 0-10. 5. Ketidakseimbangan cairan / elektrolit: periksa sodium, potasium, kalsium, magnesium 6. Status dan pengobatan penyakit:  Mengecualikan kekambuhan atau perkembangan kanker.  Pengobatan hormon sering menyebabkan kelelahan.  Kaji ulang obat - beta-blocker, obat penenang, kortikosteroid, opioid.

Pengkajian Psikologis Gejala fisik yang sering dikaitkan dengan depresi mungkin karena penyakit fisik atau Pengobatannya jadi kurang membantu dalam melakukan diagnosa.

1.

O O O O O O

Perubahan berat badan / nafsu makan Insomnia Hilangnya energi Kelelahan Lambatnya psikomotor Hilangnya libido

Gejala depresi pada pasien perawatan paliatif meliputi:

2. O O O O O

Tingkat keparahan dysphoric yang lebih parah. Perasaan putus asa yang berlebihan, rasa bersalah, tidak berharga. Penarikan sosial; kehilangan kenikmatan dalam aktivitas sehari-hari. Sebuah harapan untuk kematian dini (atau pikiran untuk bunuh diri). Respon positif terhadap pertanyaan "Apakah Anda merasa tertekan?

Pengkajian Psikologis 1. O O O O O O O

2. O O O

Faktor risiko Riwayat depresi pribadi atau keluarga. Konkurensi kehidupan. Tidak adanya dukungan sosial. Oropharyngeal, pankreas, kanker payudara dan paru-paru (lebih umum). Hambatan tambahan untuk diagnosis: Perhatian pasien / keluarga bahwa "semangat juang" dibutuhkan untuk memaksimalkan pengobatan / dukungan aktif dari profesional kesehatan Kesulitan menentukan apakah depresi adalah masalah utama atau apakah memperbaiki gejala lainnya akan memperbaiki mood. Sosial Kaji aktivitas sehari-hari Kaji apakah masih bekerja atau tidak Kaji apakah hubungan dengan keluarga atau saudara terdekat

Pengkajian Spiritual 1.

Afiliasi agama a. b.

2.

Partisipasi agama klien dalam kegiatan keagamaan Jenis partisipasi dalam kegiatan keagamaan

Keyakinan / spiritual agama a.

b.

c. d.

Praktik kesehatan : diet, mencari dan menerima terapi / upacara keagamaan Dalam awal diagnosa pasien dengan CHF akan menyangkal atau tidak terima dengan penyakit yang di alaminya sehingga pada awal pengobatan pasien akan menolak semua terapi kesehatan yang di berikan kepadanya sehingga pasien tidak mau menerima semua pengobatan, tetapi dengan berjalan nya waktu pasien akan mencari dan menerima terapi terkhusus upacara keagmaan sebagai kebutuhannya. Persepsi penyakit : hukuman, cobaan terhadap keyakinan Strategi koping

Pengkajian Spiritual 3. O O O O O 4. O O O O O O

Pengkajian data subyektif meliputi : Konsep tentang Tuhan atau ketuhanan Sumber harapan dan kekuatan Praktik agama dan ritual Hubungan antara keyakinan dan kondisi kesehatan. Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik yang meliputi : afek dan sikap Perilaku Verbalisasi Hubungan interpersonal Lingkungan ervasi.

Diagnosa Keperawatan O Sesak Napas O Depresi O Nyeri

O Fatique

Intervensi Keperawatan 1. Dsypnea O Perlakukan penyebab reversibel, jika sesuai. O Jika stridor atau tanda obstruksi vena kava superior - rujukan darurat ke O O

O O O O O O

rumah sakit. Berikan steroid dosis tinggi dalam dosis terbagi: deksametason 16mg, atau prednisolon 60mg. Oksigen: penilaian pasien secara hati-hati. Penting untuk menghindari ketergantungan psikologis. Buka jendela untuk mendapatkan udara yang segar. Jika saturasi oksigen kurang dari 90%, pertimbangkan percobaan oksigen. Nebulised sodium chloride 0,9%, 5ml sesuai kebutuhan dapat membantu melonggarkan sekresi. Bronkodilator: dengan inhaler atau spacer: Berhenti jika tidak ada manfaat simtomatik. Steroid: percobaan dexamethasone oral 8-16mg sehari untuk limfangitis atau hambatan saluran udara yang telah menanggapi steroid sebelumnya. Jika tidak menjalani terapi darurat, berikan steroid di pagi hari.

Intervensi Keperawatan 2. Depresi O Pada depresi ringan, dukungan psikologis bisa sama O

O O O

efektifnya dengan pengobatan. Kontrol nyeri yang adekuat dapat memperbaiki gejala depresi secara signifikan. Ketergantungan spiritual mungkin merupakan komponen depresi, atau berbeda dari itu. Pertimbangkan psikoterapi suportif atau terapi perilaku kognitif. Pasien dengan depresi berat dan / atau ide bunuh diri jarang terjadi tetapi harus dirujuk untuk pengobatan psikologis / psikiatri untuk penilaian.

Intervensi Keperawatan 3.

Kelelahan a. b. c.

d.

Mengakui kenyataan gejala, dan pengaruhnya terhadap pasien / keluarga. Mengetahui pemahaman tentang penyakit / pengobatan; jelaskan kemungkinan penyebab kelelahan. Riwayat aktivitas / kelelahan dapat membantu mengidentifikasi presipitan / waktu gejala. Aktivitas fisik: O Latihan bernutrisi, latihan aerobik dan kekuatan;

pertimbangkan rujukan fisioterapi. O Konservasi energi: menetapkan prioritas; kecepatan; menjadwalkan aktivitas pada saat energi puncak; menghapuskan kegiatan yang tidak penting; Tidur siang siang pendek jika tidur di malam hari tidak terpengaruh; menghadiri satu aktivitas pada suatu waktu O menghemat energi untuk aktivitas berharga. O Intervensi psikososial: manajemen stres; terapi relaksasi; kebersihan tidur

Intervensi Keperawatan Nyeri O Apabila nyeri ringan berikan obat paracetamol atau NSAID O Apabila nyeri sedang berikan obat opioid (kodein 30-60mg) +paracetamol atau NSAID+obat lain O Apabila nyeri hebat/ berat berikan obat opioid (morphine 5mg)+ paracetamol atau NSAID+ obat lain 4.

TERIMAKASIH

PERTANYAAN

Related Documents


More Documents from "bhawel_andhy"