Bab 7 Pengkatalogan Deskriftif

  • Uploaded by: Elvira Marcelies Vira
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 7 Pengkatalogan Deskriftif as PDF for free.

More details

  • Words: 879
  • Pages: 4
Loading documents preview...
BAB 7 : Pengkatalogan Deskriptif dan Standar-standarnya

1. Pengertian Katalog Katalog adalah alat bantu agar dokumen dapat ditemukan lebih mudah, cepat dan tepat. Dalam artian yang luas, katalog berarti “daftar”, sehingga yang disebut sebagai katalog perpustakaan adalah daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Bentuk fisik katalog dapat berupa buku, kartu berukuran 12,5 x 7,5 cm, bentuk mikro, lembaran atau cantuman di dalam OPAC (Online Public Access Catalog). Dalam buku perpustakaan, kepustakawanan dan pustakawan, katalog adalah daftar pustaka buku dan non buku milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan dalam mencari dan menemukan koleksi perpustakaan secara cepat dan mudah (Soetminah, 1992: 96). Katalog perpustakaan merupakan daftar bahan pustaka yang ada diperpustakaan, melalui katalog perpustakaan dapat memberikan pelayanan pada pengguna dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna.

2. Pengkatalogan Deskriptif Pengkatalogan deskriptif merupakan identifikasi dan penggambaran karakteristik bibliografi dari masing-masing bahan perpustakaan. Dalam katalogisasi deskriptif yang menjadi sarana adalah pengolahan entri utama dari sebuah buku dan hasilnya dicantumkan dalam katalog. Yang dimaksud dengan entri utama adala uraian katalog yang dibuat pertama kali, terdiri atas tajuk dan unsur-unsur katalog lainnya. Tajuk biasanya berupa nama pengarang. Dalam subyek yang menjadi sasaran adalah penentuan entri subjek sebuah buku baik berupa subyek verbal maupun notasi klasifikasi, dan hasilnya dicantumkan dalam katalog. Pengkatalogan deskriptif merupakan kegiatan yang wajib dalam dunia perpustakaan saat suatu buku atau segala bentuk koleksi yang merekam informasi oleh perpustakaan. Diawali dari pembuatan katalog dengan bentuk kartu hingga katalog elektronik. Di dalam katalogisasi deskriptif mempunyai tujuan dan fungsi yaitu sebagai berikut : a. Tujuan katalogisasi deskriptif 1. Mengenali suatu bahan pustaka yang diproses sehingga dapat memberikan informasi kepada pembaca untuk membedakannya dengan bahan pustaka lainnya.

2. Memberikan karakter pada suatu bahan pustaka yang dapat membantu para pembaca dalam memilih bahan pustaka yang diperlukan. b. Fungsi katalogisasi deskriptif 1. Mencatat setiap karya-karya seorang pengarang pada tajuk yang sama. 2. Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya oleh seorang pengarang terdapat pada tajuk yang sama. 3. Membuat penunjukan dari entri yang tidak dipergunakan kepada entri yang dipergunakan perpustakaan. 4. Memberikan petunjuk dimana buku disusun dalam rak. 5. Memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki oleh perpustakaan sehingga mendapat informasi lengkap tentang karya tersebut.

3. Standar-standar Pengkatalogan Deskriptif Berikut ini standar dan sistem yang digunakan di dunia perpustakaan dan informsi dalam melakukan pengatalogan bahan perpustakaan. 1. Rules for Dictionary Catalog, Charles Ammi Cutter. (1876) Tujuan Cutter adalah mengkaji prinsip pengkatalogan. Ini mungkin yang pertama di dunia. Peraturannya berpengaruh besar terhadap pengatalogan. Karyanya merupakan basis bagi katalog leksikal, merupakan katalog yang lazim dipakai di Amerika Serikat. Peraturan Cutter berisi pernyataan tujuan katalog serta sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuannya adalah sebagai beikut : a. Memungkinkan pemakai menemukan buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul tau subjek. b. Menunjuk apa yang dimiliki perpustakaan berdasarkan pengarang tertentu, dalam subjek pengarang tertentu atau jenis sastra tertentu. c. Membantu pemilihan buku berdasarkan edisinya (secara bibliografis) atau berdasarkan karakteristiknya (litere atau topik).

2. Paris Principles. (1961) Pada tahun 1961 berlangsung International Conference on Cataloguing Rules di Paris. Konperensi tersebut dihadiri 12 organisasi internasional serta wakil dari 53 negara

termasuk Indonesia. Pertemuan Paris mengeluarka statmen Paris atau prinsip Paris antara lain mengatur tentang pemilihan entri, bentuk tajuk, mendorong pembentukan tajuk badan korporasi, serta penyusunan judul berdasarkan keadaan sesungguhnya. Peraturan pengkatalogan direvisi lagi setelah keluar prinsip Paris, 3. Anglo American Cataloging Rules (AACR) Anglo American Cataloging Rules (AACR) terbit dalam 2 versi yaitu teks Ameriks Utara dan teks Inggris. AACR memutuskan untuk mencakup ketentuan entri dan deskripsi dalam terbitannya. Implementasi peraturan baru AACR dalam praktek ternyata tidak mudah. Masalah utama ialah bagaimana menyatukan konflik antara entri yang telah ada di katalog dengan entri baru yang disusun menurut peraturan baru tanpa menambah biaya. 4. International Standard Bibliographic Description (ISBD) Pada tahun 1971 terbitlah International Standard Bibliographic Description (for Single Volume and Multi Volume Monographic Publication) (ISBD). Dalam perkembagannya terbukti ISBD memiliki berbagai ambiguitas serta rincian yang kurang jelas pada berbagai wilayah. Kekurangan ini dibahas pada konferensi IFLA di Grenoble tahun 1972. Setelah koferensi , IFLA menerbitkan dua dokumen ISDB(M) dan ISBD(s). Tujuan format baru itu adalah : a. Agar cantuman yang dibuat di sebuah negara atau oleh pemakai sebuah bahasa dapat di pahami di negara lain oleh pemakai dalam bahasa lain. b. Cantuman yang dibuat di sebuah negra dapat diintegrasikan ke jajaran

atau

senarai berbagai jenis yang juga berisi cantuman negara lain. c. Cantuman dalam bentuk tertulis atau tercetak dapat dikonversi ke dalam bentuk terbacakan mesin dengan penyuntingan minimum. 5. Anglo American Cataloging Rules 2nd ed(AACR2) Standar pendeskripsian dibuat agar penulisan atau pengidentifikasian informasi fisik, baik yang berskala nasional maupun internatioanl, menjadi seragam. Keseragaman diperlukan untuk kemudahan pertukaran data bibliogafi. Standar tersebut disusun dalam Anglo American Cataloging Rules (AACR2 Rev. Ed. 1998, 1988, 1999). AACR2 bersifat terintegrasi dan fleksibel. Pengelola dapat melakukan pilihan sesuai dengan jenis, tujuan dan pemakai perpustakaan.

Buku ini terdiri dari 2 bagian, bagian pertama yang terdiri dari 13 bab, memuat peraturan tentang pendeskripsian pada 8 daerah untuk 11 jenis bahan pustaka dan bagian kedua yang terdiri dari 6 bab, menjelaskan tentang peraturan tentang tajuk. Ke 11 jenis bahan pustaka tersebut adalah : 1. Buku, pamflet, lembaran-lembaran tercetak 2. Bahan-bahan kartografis 3. Manuskrip 4. Musik 5. Rekaman suara 6. Gambar bergerak dan rekaman vidio 7. Bahan-bahan grafis 8. File komputer 9. Artefak 3 dimensi 10. Bentuk mikro

Related Documents

Terjemahan Bab 7 Kern
February 2021 0
Bab 7 Digital Media
February 2021 0
Bab 7 Inhalasi Anes
January 2021 1
Review Bab 7
January 2021 0
Bab 7.docx
January 2021 0

More Documents from "Ighanatusy Syarifah"