Case 1 Rs Cika

  • Uploaded by: Jesica Angel
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Case 1 Rs Cika as PDF for free.

More details

  • Words: 1,320
  • Pages: 30
Loading documents preview...
KONTROL PERNAPASAN Jesica Angel - 1710211128

 Komponen kontrol saraf pada respirasi : a) Faktor yang menghasilkan irama ekspirasi/inspirasi secara bergantian

Pusat Kontrol Pernafasan

b) Faktor yang mengatur besar ventilasi (kecepatan dan kedalaman napas) untuk memenuhi kebutuhan tubuh

c) Faktor yang memodifikasi aktivitas pernapasan untuk tujuan lain

Pusat pernapasan terdiri dari beberapa kelompok neuron :

 Pusat kontrol pernapasan primer → pusat respirasi di medula, beberapa agregat badan saraf yang menghasilkan sinyal ke otot-otot pernapasan. Pusat pernapasan di medula, terdiri dari : a) Kelompok respiratori dorsal (KRD)

Pusat Kontrol Pernafasan

→ terdiri dari neuron inspiratorik yang serat- seratnya berakhir di neuron motorik yang mensyarafi otot inspirasi. → Menerima sinyal dari reseptor peregangan (propio reseptor) juxtacapillary receptors, chemoreceptors, lalu aan memicu respirasi b) Kelompok respiratori ventral (KRV) → terdiri dari neuron inspiratorik dan ekspiratorik yang keduanya inaktif saat bernapas tenang. Hanya diaktifkan ketika kebutuhan ventilasi meningkat.

Kelompok respiratori ventral (KRV) mempunyai 4 neuron:

 Kompleks Pra Botzinger (pacemaker neuron) → sebagai pemacu dan pembentuk irama pernapasan (eupnia) 12-16 breaths/min → Mempunyai kanal kation, saat kanal kation masuk ke pacemaker neuron, akan terjadi depolarisasi dan mengirimkan potensial aksi ke diafragma dan intercostal eksternal sehingga memicu inspirasi spontan

Pusat Kontrol Pernafasan

 Kompleks Botzinger → Mengatur ekspirasi

 Nukleus retroambiguus → Mengatur inspirasi dan expirasi dengan cara mengirim sinyl ke otot pernafasan

 Nukleus ambiguous → Untuk inspirasi dengan mengontrol uvula soft palate, otot faring dan otot laring

 Pusat control pernafasan di batang otak di pons → pusat pneumotaksik dan pusat apneustik, mempengaruhi sinyal yang dihasilkan pusat pernapasan di medulla.

 Pusat pernapasan di pons, terdiri dari : a) Pusat Pneumotaksik → mengirim impuls ke KRD untuk membantu mengatur transisi dari inspirasi ke ekspirasi dengan cara inhibisi inspirasi

Pusat Kontrol Pernafasan

→ Bila mendeteksi adanya perluasan paru-paru PC akan menginhibisi KRD dan KRV b) Pusat Apneustik → mencegah neuron inspiratorik dipadamkan. Sehingga dorongan inspirasi meningkat. → Pusat apneustic mengirimkan sinyal ke KRD dan KRV untuk melakukan inspirasi

→Bila terjadi kerusakan pada Pusat Pneumotaksik, Pusat Apneustik akan bekerja sendiri sehingga mengakibatkan Apneustik Breathing

Pengaruh Faktor Kimiawi pada Pernafasan (Central Chemoreceptors)

Pengaruh Faktor Kimiawi pada Pernafasan (Perifer Chemoreceptors)

 Ada 2 kemoreseptor perifer:

- Badan karotis : di percabangan arteri karotis komunis di sisi kanan dan kiri. Dipersarafi oleh nervus kranial IX

- Badan aorta : di arcus aorta. Di persarafi oleh nervis kranial X

Terdapat di 2 tempat:

Stretch Reseptor

- Di Pleura visceral - Di otot halus bronkus dan bronkiolus Mekanisme Reflex Hering Breuer

Juxtacapillary Receptors

 Terdapat di lung parenchyma

Propio Receptors

 Terdapat di muscle spindle, golgi tendon organ, dan kapsul sendi

Bagian otak lainnya yang mempengaruhi pernafasan

 Hipotalamus  Limbic nuclei  Primary motor cortex dan premotor cortex

 Permukaan paru-paru sangat luas. Ukuran luas permukaan

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

paru-paru sekitar 70– 80 m2. Hal ini sama dengan luas lapangan tennis meja. Permukaan total paru-paru yang luas ini, yang hanya dipisahkan oleh membran tipis dari sistem sirkulasi, secara teoritis akan mengakibatkan seseorang mudah terserang oleh masuknya benda asing seperti debu, bakteri dan virus, yang masuk bersama udara inspirasi.

 Saluran respirasi bagian bawah dalam keadaan normal adalah steril, karena ada beberapa hal yang mempertahankan sterilitas ini. Beberapa mekanisme pertahanan saluran nafas adalah karena bentuk anatomis saluran nafas itu sendiri.

RONGGA HIDUNG

• Mempunyai kelenjar serosa • Kaya akan anastomosis arteri dan vena, sehingga dapat

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

meningkatkan suhu udara inspirasi sebanyak 25oC, antara hidung luar dengan nasopharynx. Juga melindungi saluran nafas bagian bawah dari partikel-partikel dan gas berbahaya seperti ozone, sulfur dioksida dan formaldehyde.

VESTIBILUM

• Mengandung kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan vibrissae, yaitu rambut-rambut pendek dan tebal. Hal ini mengakibatkan penyaringan udara inspirasi dari partikelpartikel besar, bahkan serangga

 Fossa Nasalis

• Ada 3 concha celah antara concha mengakibatkan penambahan luas permukaan yang mengandung epitel respirasi dan menimbulkan aliran udara yang turbulen

• Di dalam lamina propria concha terdapat banyak plexus

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

venosus. Hal ini mengakibatkan udara inspirasi dihangatkan oleh plexus venosus, dilembabkan oleh lapisan mukosa dan disaring oleh aliran turbulen sebelum masuk ke saluran nafas bagian bawah.

 Epitel Saluran Nafas  Sel epitel saluran nafas/sel epitel respirasi

 terdiri dari beberapa jenis sel. Jenis yang terbanyak adalah sel epitel bersilia. Tiap-tiap sel ini, memiliki 250 silia pada permukaan apikalnya. Sedangkan di bawah silia, selain badan basal, terdapat banyak mitokondria. Mitokondria ini akan menyediakan adenosin trifosfat (ATP) yang diperlukan untuk penggetaran silia.

Lapisan mucus dan kerja mukosiliaris

• Semua permukaan saluran nafas dilapisi oleh lapisan tipis

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

mukus yang disekresikan oleh membran mukosa sel goblet. Lapisan mukus pada saluran nafas mengandung faktor- faktor yang efektif sebagai pertahanan, yaitu immunoglobulin terutama IgA, PMNs, interferon dan antibodi spesifik. Gerakan silia menyapu/saluran nafas. Silia dan mukus menjebak debu dan kuman, kemudian memindahkannya ke pharing, karena silia bergetar ke arah pharing.

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

Refleks Menelan

 Refleks Muntah

 Tujuan refleks muntah adalah mencegah masuknya makanan

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

atau cairan ke dalam trakea. Muntah dapat disebabkan oleh rangsangan pada saluran cerna. Impuls motorik diantar oleh nervus V, VII, X, dan XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot abdomen. Muntah terjadi karena perangsangan pada pusat muntah, sehingga terjadi efek: bernafas dalam, mengangkat os hiod dan laring untuk mendorong sfingter krikooesofageal terbuka, menutup glottis dan mengangkat palatum mole untuk menutup nares posterior. Berikutnya timbul kontraksi kuat yang menuju ke bawah, ke semua otot abdomen sehingga memeras lambung, dan mengakibatkan tekanan intragastrik yang tinggi. Akhirnya sfingter gastrooesofageal relaksasi, memungkinkan pengeluaran isi lambung ke atas melalui oesofagus 2.

 Refleks Batuk

Mekanisme Pertahanan damam Respirasi

Bronkus dan trakea sangat peka dengan benda asing ataupun iritasi lain, sehingga bisa menimbulkan refleks batuk. Laring dan karina sangat peka. Bronkiolus terminalis dan alveolus terutama peka terhadap rangsang kimia korosif seperti gas sulfur dioksida dan klor. Impuls aferen dari saluran pernafasan terutama berjalan melalui nervus vagus ke medulla oblongata. Di sana suatu rangkaian otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata, sehingga menyebabkan efek-efek sebagai berikut: • Mula-mula 2,5 liter udara dihirup. • Kemudian epiglottis menutup, dan pita suara menutup dengan erat-erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru. • Otot perut berkontraksi dengan kuat, yang mendorong diafragma, begitu juga otot ekspirasi berkontraksi kuat, sehingga tekanan di dalam paru-paru meningkat menjadi setinggi 100 mm Hg atau lebih. • Pita suara dan epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara bertekanan tinggi di dalam paru-paru ‘meletus’ ke luar. Kecepatan udara ini bisa 75–100 mil/jam. Udara yang mengalir cepat ini akan membawa serta benda asing apapun yang ada di dalam bronkus dan trakea 2.

 Refleks bersin

Mekanisme Pertahanan dalam Respirasi

Refleks bersin mirip dengan refleks batuk, hanya refleks bersin tejadi di saluran hidung, bukan pada saluran nafas bagian bawah. Rangsang yang memulai refleks bersin adalah iritasi pada saluran hidung, impuls aferennya berjalan di dalam saraf maksilaris ke medulla oblongata dimana refleks ini digerakkan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada refleks batuk, di sini uvula tertekan sehingga sejumlah besar udara mengalir dengan cepat melalui hidung dan mulut, sehingga membersihkan saluran hidung dari benda asing.

 Makrofag alveolar  Merupakan pertahanan yang paling akhir dan paling

Mekanisme Pertahanan dalam Respirasi

penting terhadap invasi benda asing ke dalam paru-paru. Partikel-partikel kecil yang berdiameter kurang 0,5 mikron bisa masuk ke alveolus contoh asap rokok yang berdiameter kira-kira 0,3 mikron. Walaupun biasanya 2/3 dikeluarkan kembali bersama- sama udara ekspirasi. Tetapi sisanya akan dikeluarkan oleh makrofag alveolar 2. Makrofag alveolar merupakan sel fagositik dengan ciri-ciri khas dapat bermigrasi dan mempunyai sifat enzimatik. Sel ini bergerak bebas pada permukaan alveolus dan bisa meliputi serta menelan benda asing/ mikroba. Setelah meliputi partikel mikroba, maka enzim litik yang terdapat dalam makrofag akan membunuh dan mencernakan mikroorganisme tersebut tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang nyata. Partikel benda asing ini pun kemudian ditranspor oleh makrofag ke pembuluh lymfe atau ke bronkiolus, dimana mereka dibuang oleh kerja mucus dan silia.

 Physiology Sherwood

 Anatomy and Physiology Tortora

Referensi

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12345678 9/18350/mkn-mar200942%20(1).pdf;jsessionid=6EC96568F4212F94EE9AC5F A78CC08DD?sequence=1

Related Documents

Case 1 Rs Cika
January 2021 0
Rs-undac
March 2021 0
Case 1
February 2021 1
Pgrs Crea Rs
March 2021 0
Contoh Profil Rs
March 2021 0
Sanitasi Rs
March 2021 0

More Documents from "suryaadnyana"

Case 1 Rs Cika
January 2021 0
January 2021 4
February 2021 4
Gerencia En Venezuela
February 2021 1