Dampak Positif Dan Negatif Di Berbagai Bidang

  • Uploaded by: Farhan Fuady FA
  • 0
  • 0
  • November 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dampak Positif Dan Negatif Di Berbagai Bidang as PDF for free.

More details

  • Words: 1,651
  • Pages: 6
Loading documents preview...
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DI BERBAGAI BIDANG DALAM RUANG LINGKUP SEJARAH 1. Politik a. Dampak positif - Konvergensi demokrasi sebagai sistem politik universal Globalisasi mempengaruhi penyebarluasan ide politik demokrasi ke hampir seluruh negara-negara di dunia. Demokrasi elektoral mendominasi sistem pemilihan pemimpin politik. Konvergensi demokrasi maksudnya adalah banyak negara yang mengadopsi demokrasi sebagai sistem politik yang baru di negaranya. Dengan diterapkannya sistem elektoral, pemimimpin diharapkan lahir dari rahim meritokrasi, bukan keturunan biologis seperti dalam sistem monarki. Apakah demokrasi merupakan sistem politik terbaik saat ini tentu bisa diperdebatkan.

-

Meningkatnya partisipasi politik Globalisasi yang mempromosikan demokrasi elektoral telah meningkatkan partisipasi masyarakat secara luas dalam konteks memilih pemimpin. Jika dulu masyarakat percaya pada kepemimpinan darah biru, kini siapapun yang darahnya merah bisa jadi pemimpin asal memenuhi syarat. Meningkatnya partisipasi politik dapat direfleksikan sebagai meningkatnya kesadaran masyarakat luas terhadap politik. Kesadaran politik diharapkan dapat menjadi basis pemikiran kritis dalam mengawal kekuasaan agar sistem tidak jatuh pada otoriatrianisme dan totalitarianisme.

-

Penyebarluasan ide tentang HAM Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu ide besar yang cepat menyebar di era globalisasi. Asal usul tentang HAM ada banyak versi. Kita tidak akan melihat HAM secara politis, namun dengan kacamata etis. HAM secara simpel memberikan perlindungan terhadap nyawa manusia.

b. Dampak Negatif -

Melemahnya peran negara Kekuasaan negara melemah seiring datangnya agen-agen baru yang ditopang oleh spirit globalisasi. Agen-agen baru tersebut adalah korporasi multinasional dan lembaga-lembaga internasional. Dalam merumuskan kebijakan publik, korporasi mampu mempengaruhi pemerintah. Lembaga internasional juga punya kepentingan yang sifatnya transnasional.

Melemahnya peran negara berpotensi menciptakan adanya pengalihan tanggung jawab mengorganisir masyarakat dari negara ke korporasi. Padahal korporasi eksis demi profit. Negara yang lemah akan menghancurkan tatanan sosial dan merobohkan keteraturan sosial. -

Kebijakan publik berada di tangan privat Berkaitan dengan yang pertama, globalisasi membawa kecenderungan arah kebijakan publik ke tangan privat. Artinya, urusan publik ditentukan oleh agen-agen yang orientasinya mendulang profit. Publik tidak akan diposisikan sebagai subjek kebijakan melainkan konsumen produk perusahaan. Kebijakan publik yang dikendalikan oleh privat tidak diarahkan untuk kepentingan publik, melainkan untuk kepentingan korporasi sebagai perusahaan yang cari untung. Apa yang kita harapkan dari perusahaan yang mengharapkan uang dari kita? Salah satu dampaknya, biaya layanan publik tentu akan makin mahal.

-

Meningkatnya ketergantungan negara terhadap lembaga internasional Melemahnya peran negara tidak hanya menguntungkan korporasi, namun juga lembaga-lembaga internasional. Beberapa contoh lembaga internasional yang bisa disebutkan di sini antara lain; World Trade Organization (WTO), World Bank, International Monetary Funds (IMF). Lembaga-lembaga tersebut memiliki kekuatan transnasional yang besar. Banyak negara di dunia ini menyandarkan harapan hidupnya pada lembaga-lembaga internasional tersebut. Hubungan antara negara dan lembaga internasional bukannya saling menguntungkan, namun malah merugikan negara. Negara mengalami ketergantungan sehingga kebijakan politiknya mudah diarahkan oleh lembaga internasional.

2. Sosial a. Dampak positif 1. Munculnya Nilai dan Norma Baru Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Dengan adanya perubahan sosial diharapkan mampu mendorong munculnya nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. 2. Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.

3. Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan Kesetaraan Gender Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan pendidikan. Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa bagi pelajar perempuan. Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan sebagai pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup. Perempuan diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun sumber daya yang dimilikinya. 4. Terjadinya Diferensiasi Struktural Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru, sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang semakin kompleks. Dengan demikian, diharapkan fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik. 5. Munculnya Budaya Ilmuwan Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah. Itulah sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan ilmiah. 6. Kesadaran Politik Semakin Tinggi Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam politik praktis. Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah masyarakat, sehingga berkembang kesadaran tentang pentingnya penggunaan hak politik. 7. Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap pentingnya penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.

b. Dampak Negatif 1. Adanya Disorientasi Nilai dan Norma Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan akan kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional. 2. Perubahan Tingkah Laku Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang. Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. 3. Budaya Konsumtif yang Semakin Besar Individu mengkonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status. 4. Berkembangnya Sifat Individualisme Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering mengesampingkan kepentingan hukum. Hubungan antar manusia bersifat sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja. 3. Ekonomi a. Dampak positif - Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor (dengn catatan produk ekspor Indonesia dapat bersaing si pasar internasional). Dengan demikian kesempatan pengusaha Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar dunia - Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri - Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi di Indonesia - Kegiatan pariwisata akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja dan juga menjadi ajang promosi produk-produk Indonesia b. Dampak negatif - Masuknya tenaga kerja asing - Hilangnya pasar produk Indonesia karena kalah bersaing dengan produk luar negeri - Usaha- usaha di Indonesia akan mati karena banyak produk impor dipasaran Indonesia 4. Budaya a. Dampak positif - Kemudahan dalam Pertukaran Budaya Internasional Kemajuan teknologi dan pendidikan di era globalisasi menjadi pemicu dalam pertukaran budaya di negara seluruh dunia. Kini kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari seluruh dunia hanya melalui media internet tanpa harus pergi ke luar negeri. Mudahnya akses bepergian ke luar negeri

juga bisa menjadi pemicunya, seperti orang dari luar negeri yang datang ke Indonesia dan membawa serta kebudayaan dan kesenian dari negara asalnya. Orang tersebut bisa memperkenalkan kebudayaan dan keseniannya ke masyarakat Indonesia dan jika kebudayaan atau kesenian tersebut cocok dengan masyarakat Indonesia dapat memicu terjadinya akulturasi budaya. -

Menjunjung Tinggi Pelaksanaan HAM Pemikiran masyarakat yang maju di era globalisasi ini membuka pikiran akan kepedulian terhadap kasus-kasus kekerasan Hak Asasi Manusia (HAM) di berbagai belahan dunia, seperti kasus kekerasan di negara-negara afrika. Selain itu, pelbagai konflik di planet bumi yang dilatarbelakangi oleh perebutan wilayah dan sumber daya alam menjadi pemicu kepedulian dalam hal kemanusiaan, karena konflik-konflik tersebut memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Hal ini mendorong solidaritas dari pelbagai negara untuk mewujudkan pengakuan HAM bagi seluruh manusia di seluruh dunia tanpa terkecuali, baik di negara maju maupun negara berkembang. Hadirnya globalisasi seakan menghubungkan seluruh bangsa dan negara menuju ke sebuah tatanan kehidupan baru yang bercita-cita mewujudkan perdamaian dunia.

-

Memicu Pembaharuan Kesenian Hadirnya pelbagai tontonan dan hiburan baru yang lebih modern di era globalisasi berimbas pada redupnya kesenian-kesenian tradisional, khususnya kesenian di Indonesia. Minat masyarakat yang menurun disebabkan oleh pengaruh budaya luar yang lebih diminati dan kebosanan masyarakat akan hiburan tradisional di Indonesia. Tentu hal ini menjadi masalah besar bagi pelaku kesenian di Indonesia karena perlahan dapat mematikan kegiatan seni tradisional di Indonesia. Namun demikian, redupnya eksistensi kesenian tradisional di Indonesia menjadi pemicu bagi beberapa pelaku seni di Indonesia untuk melakukan pembaharuan bagi kesenian tradisional di Indonesia.

-

Mendorong Penyetaraan Gender Majunya pola pikir manusia di era globalisasi mendorong terciptanya kesetaraan gender di masyarakat. Wanita yang awalnya selalu dinomorduakan dalam kehidupan, kini sudah mendapat pengakuan. Penyetaraan gender menjadi isu sosial yang positif dari dampak globalisasi di bidang sosial budaya. Wanita kini tidak lagi dipandang sebelah mata dan tidak hanya dipandang sebagai objek, melainkan wanita mempunyai peran yang sama dengan pria dalam kehidupan sehari-hari. Penyetaraan gender ini memicu wanita untuk berkarya dan berkarir dengan leluasa. Bahkan, wanita kini bisa menjadi kepala daerah maupun presiden, sebagai contoh beberapa negara berkembang di asia tenggara, termasuk Indonesia, pernah dipimpin oleh presiden wanita

b. Dampak Negatif - Munculnya Sikap Individualisme, Konsumtif dan Matrealis Pengaruh globalisasi di bidang sosial budaya memunculkan pelbagai sikap buruk manusia, seperti sikap individualisme, konsumtif dan matrealis. Perkembangan zaman memicu manusia untuk bekerja keras agar bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup, hal ini memicu munculnya sikap individualisme bagi setiap orang. Tentu sikap ini menghilangkan semangat gotong royong dan sifat kekeluargaan yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial. Sikap konsumtif dan matrealis akibat dari pengaruh luar juga dapat merugikan manusia itu sendiri, akibatnya manusia hanya akan mementingkan segala hal dari segi keuntungannya saja. -

Lunturnya Nilai-Nilai Keagamaan Sikap individualisme, konsumtif dan matrealis yang terbentuk akibat dari dampak negatif globalisasi memungkin nilai-nilai keagamaan tidak lagi diutamakan. Sibuknya kegiatan manusia di zaman modern ini juga bisa menghambat mereka untuk beribadah. Manusia-manusia di dunia dituntut untuk berkompetisi agar bisa bertahan hidup di dunia, bahkan konflik-konflik di dunia yang dilatarbelakangi perebutan kekuasaan sering terjadi pembantaian manusia tidak berdosa yang mengesampingkan nilai keagamaan dan nilai kemanusiaan.

-

Pudarnya Nilai-Nilai Budaya Lokal Hadirnya pengaruh budaya luar di sebuah negara dapat mempengaruhi pudarnya nilai-nilai budaya lokal di negara tersebut. Misalnya tata krama dan sopan santun yang menjadi nilai budaya di Indonesia, kini sudah dipinggirkan oleh pemuda-pemuda bangsa, karena gencarnya pengaruh budaya barat yang meracuni pemuda bangsa. Selain itu, akibat dari globalisasi di bidang sosial budaya, baju-baju adat yang menjadi ciri khas suku bangsa di pulau Jawa sudah jarang digunakan karena dianggap kuno dan tidak menarik, sementara orang-orang kini lebih suka berdandan mengikuti fashion dari artis yang dikagumi.

-

Hilangnya Kesenian Tradisional Berkurangnya minat masyarakat terhadap kesenian tradisional bisa menjadi penyebab kesenian tradisional mati dan hilang. Hadirnya hiburan baru dan modern dirasa lebih menarik perhatian masyarakat, sementara kesenian tradisional yang tidak melakukan pembaharuan akan dirasa membosankan dan tidak diminati lagi. Akibatnya, sebuah kesenian tradisional akan mati dan tidak dipentaskan karena kurangnya modal untuk menghidupi kesenian tradisional tersebut. Tentu hal ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih mencintai budaya dan kesenian lokal, dan tidak perlu menunggu negara tetangga mengklaim kesenian lokal agar kita menjadi latah dalam mencitai budaya dan kesenian lokal.

Related Documents


More Documents from "Prisky Maradin Pamaru"