Loading documents preview...
KASUS HIPERTIROID LO 1. Gamma GT Sebuah enzim spesifik. Gamma GT memainkan peran penting dalam pembentukan dan pemecahan glutathione, yang merupakan bahan kimia yang dibuat oleh tubuh untuk melindungi sel dari banyak racun. Gamma-glytamyl transpeptidase adalah enzim yang ditemukan di hepatosit dan sel epitel empedu . GGT dapat tinggi pada penyakit hati. Secara khusus merupakan tanda obstruksi empedu keluar daripada kerusakan hati. •
GGT (in men) = 11 - 50 iu/l
•
GGT (in women) = 7 - 32 iu/l
GGT serum memberikan indikator yang sangat sensitif dari kehadiran atau tidak adanya penyakit Hepatobiliary. Tingkat GGT telah dilaporkan dalam berbagai kondisi klinis termasuk •
penyakit pankreas
•
miokard infark
•
chronic obstructive pulmonary disease
•
gagal ginjal
•
diabetes
•
obesity
•
alcoholism
Obat-obatan seperti fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tingkat GGT tinggi.
2. Struma Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma (De Jong & Syamsuhidayat, 1998). Klasifikasi Struma Pembesaran kelenjar tiroid (kecuali keganasan) Menurut American society for Study of Goiter : 1. Struma Non Toxic Diffusa 2. Struma Non Toxic Nodusa 3. Stuma Toxic Diffusa 4. Struma Toxic Nodusa Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi.
3. Terapi PTU Senyawa anti-tiroid seperti propylthiouracil (PTU) dan methimazole (MMI) digunakan untuk menghambat sintesis hormon tiroid. PTU juga menghambat konversi T4 menjadi T3 di sirkulasi perifer dan lebih disukai daripada MMI pada kasus-kasus krisis tiroid. Sedangkan MMI merupakan agen farmakoogik yang umum digunakan pada keadaan hipertiroidisme. Keduanya menghambat inkorporasi iodium ke TBG dalam waktu satu jam setelah diminum. Riwayat hepatotoksisitas atau agranulositosis dari terapi tioamida sebelumnya merupakan kontraindikasi kedua obat tersebut.
PTU diindikasikan untuk hipertiroidisme yang disebabkan oleh penyakit Graves. Laporan penelitian yang mendukungnya menunjukkan adanya peningkatan risiko terjadinya toksisitas hati atas penggunaan PTU dibandingkan dengan metimazol. Kerusakan hati serius telah ditemukan pada penggunaan metimazol pada lima kasus (tiga diantaranya meninggal). PTU sekarang dipertimbangkan sebagai terapi obat lini kedua kecuali pada pasien yang alergi atau intoleran terhadap metimazol atau untuk wanita dengan kehamilan trimester pertama. Penggunaan metimazol selama kehamilan dilaporkan menyebabkan embriopati, termasuk aplasia kutis, meskipun merupakan kasus yang jarang ditemui. Awasi secara ketat terapi PTU atas kemungkinan timbulnya gejala dan tanda kerusakan hati, terutama selama 6 bulan pertama setelah terapi dimulai. Untuk suspek kerusakan hati, hentikan bertahap terapi PTU dan uji kembali hasil pemeriksaan kerusakan hati dan berikan perawatan suportif. PTU tidak boleh digunakan pada pasien anak kecuali pasien alergi atau intoleran terhadap metimazol dan tidak ada lagi pilihan obat lain yang tersedia. Berikan edukasi pada pasien agar menghubungi dokter jika terjadi gejala-gejala berikut: kelelahan, kelemahan, nyeri perut, hilang nafsu makan, gatal, atau menguningnya mata maupun kulit pasien. 4. TSHS The thyroid stimulating hormone sensitif (TSHS) tes umumnya akurat mengukur kesesuaian aktivitas kelenjar tiroid. Di masa lalu, dokter tidak dapat mendeteksi kelebihan hormon tiroid atau defisiensi sampai gejala pasien yang sudah cukup maju. Dengan tes TSH sensitive, dokter dapat mendiagnosis gangguan tiroid pada tahap awal - dalam banyak kasus, bahkan sebelum pasien mulai merasakan gejala. Tes TSH, karena tingkat sensitivitas yang tinggi, memungkinkan dokter untuk mendeteksi bahkan kelainan fungsi thyroid yang paling ringan. Deteksi dini dan pengobatan gangguan tiroid memungkinkan dokter untuk mencegah timbulnya gejala dan komplikasi jangka panjang. 5. FT4 Free T4: T4 bebas Tes ini langsung mengukur T4 bebas dalam darah daripada memperkirakan seperti FTI. Kadar tinggi menandakan hipertiroidisme, dan tingkat rendah ditemukan di hipotiroidisme dan penyakit kronis.
Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid
Terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tedapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani. Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat kaitannya dengan kegiatan metabolik, yaitu: 1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi 2. Mengatur penggunaan oksidasi 3. Mengatur pengeluaran karbondioksida 4. Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan 5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental Fisiologi kelenjar tiroid Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin yang memegang peranan penting dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting dalam pengawasan metabolisme secara keseluruhan. Hormon tiroid memerlukan bantuan TSH (tyroid stimulating hormone ) untuk endositosis koloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahakan ikatan hormon T3 (triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4. Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma (protein bound iodine, PBI). Sebagian besar PBI T4 dan sebagian PBI T3 terikat pada protein jaringan yang bebas dan seimbang. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon adalah: a. Transpor aktif iodida (senyawa yodium) dari plasma dalam tiroid dan lumen folikel dari folikel dibantu oleh TSH. b. Dalam kelenjar tiroid iodida dioksidasi menjadi ionin aktif dibantu TSH. c. Iodin mengalami perubahan konsendasi oksidatif bantuan peroksidase. d. Tahap terakhir pelepasan iodotironin yang bebas ke dalam darah.
Efek T3 dan T4 -
Kalorinergik
1. Meningkatkan konsumsi oksigen di semua jaringan kecuali otak, limpa, hipofisis anterior, testis, uterus, dan kelenjar limfe. 2. Bergantung pada banyak katekolamin. 3. Merangsang metabolisme zat dalam sel glikogenolisis, katabolisme protein di dalam sel hati dan lemak di dalam tulang dan otak. 4. Meningkatkan produksi panas
-
Pertumbuhan dan perkembangan
1. Merangsang sekresi hormon pertumbuhan. 2. Memperkuat efek hormon pertumbuhan. 3. Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada balita dan janin.
Pengaturan Hormon Tiroid - Rantai Komando Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang
normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Fungsi hormon tiroid 1. Mempengaruhi pertumbuhan pematangan jaringan tubuh dan energi 2. Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan reaksi metabolik 3. Menambah sintesis asam ribonukleat (RNA), metabolisme meningkat 4. Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein menurun 5. Menambah produksi panas dan menyimpan energi 6. Absorpsi intestinal terhadap glukosa, toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme Kelainan Tiroid 1. Hipertrofi atau hiperplasia fungsional: a. Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah b. Struma difosa nontoksik -tipe endemik : kekurangan yodium kronik, air minum kurang mengandung yodium disebut gondok endemik -tipe sporandik : pembesaran difusi dan struma di daerah endemis. Penyebabnya suatu stimulus yang tidak diketahui 2. Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga dari hormon tiroid menjadi insufiensi atau berkurang bila permanen dan kompleks disebut atiroidisme
a. Kretinisme, hipotiroidisme berat, pada anak lidah tampak tebal, mata besar, suara serak, kulit tebal, dan ekspresi seperti orang bodoh. b. Miksedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol, pertumbuhan tulang terlambat dan kecerdasan kurang. c. Miksedema dewasa, gejalanya non spesifik, timbulnya perlahan, konstipasi, tidak tahan dingin, dan otot tegang. 3. Neoplasma (tumor jinak), adenoma tiroid bekerja secara otonom dan tidak dipengaruhi oleh TSH. Bisa menjadi toksik adenoma dan karsinoma. 4. Tumor ganas (maligna), dimulai dari folikel tiroid dengan karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil (karsinoma) metastase. Jenisnya: karsinoma papiler, karsinoma folikuler,, karsinoma anaplastik.
Faktor Risiko 1. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki 2. Pada usia lebih dari 50 tahun 3. Post trauma emosional 4. Peningkatan stress (Long C, Barbara 1996 hal 109) Pemeriksaan Diagnostik 1. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiroiditis 2. T3 dan T4 serum : meningkat 3. T3 dan T4 bebas serum : meningkat 4. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon) 5. Tiroglobulin : meningkat
6. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH 7. Ambilan tiroid 131 : meningkat 8. Ikatan protein sodium : meningkat 9. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal) 10. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal) 11. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal 12. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia 13. akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI 14. Kateklamin serum : menurun 15. kreatinin urin : meningkat 16. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali (DoengesE, Marilynn,2000 hal 711) Komplikasi 1. Penyakit jantung 2. Gagal ginjal kronis 3. Fraktur 4. Krisis tiroid (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319) Penatalaksanaan Tujuan pengobatan adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). •
Obat Anti Tiroid (OAT) Indikasi pemberian Obat Anti Tiroid adalah: 1. Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien-pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis
2. Sebagai obat untuk kontrol tiroktoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif 3. Sebagai persiapan untuk tiroidektomi 4. Untuk pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia 5. Pasien dengan krisis tiroid Penggunaan OAT ini umumnya dengan dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme tercapai, kemudian diberikan dosis rendah untuk mempertahankan keadaan eutiroidisme. a. Propiltiourasil (PTU) Nama generik : Propiltiourasil Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik) Indikasi : hipertiroidisme Kontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui. Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari (Lacy, et al, 2006) Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis. Mekanisme
Obat:
memhambatoksidasi
menghambat dari
iodin
sintesis dan
hormon
menghambat
tiroid
dengan
sintesistiroksin
dan
triodothyronin (Lacy, et al, 2006) Resiko khusus : . Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit hati (Lee, 2006). b. Methimazole Nama generik : methimazole
Nama dagang : Tapazole Indikasi : agent antitiroid Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil. Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari. Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari. Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema. Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan myelosupression, kehamilan (Lacy, et al, 2006) c. Karbimazole Nama generik : Karbimazole Nama dagang di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas). Indikasi : hipertiroidisme Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui. Bentuk sediaan : tablet 5 mg Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan. Sebagai blocking replacement regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150 mg. Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon. Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia. Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui (Lacy, et al, 2006). d. Tiamazole Nama generik : Tiamazole
Nama dagang di Indonesia : Thyrozol (Merck). Indikasi : hipertiroidisme terutama untuk pasien muda, persiapan operasi. Kontraindikasi : hipersensitivitas Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg Dosis dan aturan pakai : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid 25-40 mg/hari; kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2 x sehari); setelah fungsi tiroid normal (3-8 minggu) dosis perlahan-lahan diturunkanhingga dosis pemelihara 5 – 10 mg/hari. Efek samping : alergi kulit, perubahan pada sel darah, pembengkakan pada kelenjar ludah. Resiko khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan menyusui, hepatitis. Keempat OAT ini mempunyai kerja imunosupresif seperti pada penyakit Graves, dapat menujunkan konsentrasi Thyroid Stimulating Antibody (TSAb) yang bekerja pada sel tiroid. Perbaikan klinis pasien hipertiroid dengan menggunakan OAT tergantung pada jumlah hormon tiroid yang tersimpan dalam kelenjar dan kecepatan sekresi kelenjar, sebab OAT tidak mempengaruhi sekresi hormon yang sudah terbentuk. Perbaikan gejala biasanya 3 minggu dan eutiroidisme dapat tercapai dalam 6-8 minggu. Selama pengobatan dengan OAT keadaan metabolik pasien dipantau tiap bulan selama 3-4 bulan, yaitu dengan pemeriksaan FT4. Pemeriksaan TSH juga sangat membantu untuk mengetahui pengobatan yang berlebihan. Lamanya pemberian OAT umumnya sekitar 18-24 bulan. Efek samping OAT ditemukan sebanyak 1,5-4% dari jumlah pasien, berupa hipersensitif dan agranulositosis. Reaksi hipersensitif biasanya bersifat sementara dan sebaiknya obat diganti, sedangkan bila timbul agranulositosis maka OAT dihentikan. Beberapa ahli memberikan terapi kombinasi tiroksin dengan OAT dosis tinggi untuk menghambat produksi hormon tiroid (block-replacement) namun pasien tetap dipertahankan eutiroid dengan pemberian tiroksin. Penambahan tiroksin selama pemberian OAT juga akan menurunkan produksi antibodi terhadap reseptor TSH dan frekuensi kambuhnya hipertiroidisme. Namun demikian ahli-ahli lain menganjurkan sebaiknya tidak menggunakan terapi kombinasi OAT dan tiroksin.
•
Pengobatan dengan yodium radioaktif Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif adalah: 1. Pasien umur 35 tahun atau lebih 2. Hipertiroidisme yang kambuh setelah dioperasi 3. Gagal mencapai remisi setelah pemberian OAT 4. Tidak mampu atau tidak mau dengan pengobatan OAT 5. Adenoma toksik, goiter multinodulartoksik Pada pengobatan dengan yodium radioaktif ini kemungkinan terjadi hipotiroidisme besar sekali. Digunakan Y131 dengan dosis 5-12 mOl per oral. Dosis ini dapat mengendalikan tirotoksikosis dalam 3 bulan, namun kira-kira 1/3 dari jumlah pasien menjadi hipotiroid dalam tahun pertama. Efek samping pengobatan dengan yodium radioaktif adalah hipotiroidisme, eksaserbasi hipertiroidisme dan tiroiditis.
•
Operasi Tiroidektomi subtotal sangat efektif untuk menanggulangi hipertiroidisme. Hasil tindakan operasi ini tergantung pada pengalaman dan keterampilan ahli bedah. Kelenjar yang tertinggal sesudah operasi penting sekali sebab bila terlalu besar biasanya kambuh kembali, sedang bila terlalu kecil terjadi hipotiroidisme. Indikasi operasi adalah: 1. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak mempan dengan OAT 2. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan OAT dosis besar 3. Alergi terhadap OAT, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif 4. Adenoma toksik atau multinodular toksik 5. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul Sebelum operasi, biasanya pasien diberikan OAT sampai eutiroid kemudian diberikan cairan Kalium Yodida 100-200 mg/hari atau cairan Lugol 10-15 tetes/hari selama 10 hari sebelum operasi untuk mengurangi vaskularisasi pada tiroid.
•
Pengobatan Tambahan 1. Sekat beta adrenergik Beberapa gejala dan tanda hipertiroidisme seperti palpitasi, tremor, berkeringat banyak, dan gelisah, timbul melalui reseptor beta adrenergik yang mungkin oleh karena meningkatnya jumlah reseptor pada hipertiroidisme. Dengan pemberian
sekat beta adrenergik, gejala-gejala ini berkurang. Sekat beta ini juga mempunyai efek menurunkan kadar T3 dalam serum. Para ahli menganjurkan dosis sebanyak 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberi 10 mg/6 jam. 2. Yodium Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi, sesudah pengobatan dengan yodium radioaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan dalam dosis 100-300 mg/hari. 3. Ipodate Obat ini lebih cepat kerjanya dibanding PTU dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid. Kerja Ipodate adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 di perifer, mengurangi sintesis hormon tiroid serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid. 4. Litium Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya dibanding yodium. Pemakaian litium dalam hipertiroidisme belum jelas, namun dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid yang alergi terhadap yodium.
Patofisiologi Resiko Gg. Termoregulasi Perubahan suhu tubuh Rsk.Nutrisi kurang dr kebutuhan
Intake tdk mencukupi Kebthan zat mknan ↑
vasodilatasi Penguapan
hipertermia
Pengeluaran keringat
Suhu tubuh ↑ Menghasilkan panas
Resiko gg.keseimbangan cairan & elektrolit
Nafsu mkn ↑
Kesulitan tidur
Merangsang aktifitas CAMP dlm sel pitiutari
↓ Reabsorpsi Ca & fosfat dari tulang
Diare
Distrimia & Perubahan fungsi selular saraf RAS
↑Rangsangan potensial aksi
Kecepatan berfikir & gelisah
Jaringan orbita & otot mata di infiltrasi oleh limfosit,sel mast,sel2 plasma
Bereaksi trhdp reseptor TSH
Hormone paratiroid ↓
Motilitas usus ↑
Merangsang pst nafsu mkn di hypotalamus
Respon imun
Adanya immunoglobulin merangsang tiroid (TSI)
↑ Kalsitonin
Kecepatan absorpsi makanan↑
Ca dlm ekstrasel (hypokalasemia) Sistm saraf lebih peka ↑ Permeabilitas membrane saraf trhdp ion Na
Kontraksi otot↑
Metabolism lemak ↑ Lipolisis Cadangan lemak ↓ ↓ BB
Otot mata membesar
Kebutuhan O2↑
eksoftalmus
Gg. Body image
Tdk mampu b’fungsi sbgmana mestinya Sulit menggerakan mata /koordinasi gerak mata ↓ Pandangan mata ganda Kelopak mata tdk menutup sempurna
Resiko tinggi gg.integritas jaringan mata Mata terpapar benda asing
Hipoksia Metabolism e anaerob
RR↑
ATP↓ Energy ↓ Malaise/fatique
Resiko Intoleran Aktivitas
Kepekaan terhadap reseptor ketokelamin Epineprin ↑ HR↑
Resiko gg.Pola tidur Ansietas
Pembengkakan Leher
Gangguan autoimun
Hormone tiroid meningkat
Dehidrasi
Hyper metabolisme
Pengosongan lambung ↑
Hiperplasia
Grave’s Deases
Merangsang pusat penghilang pns di hypotalamus
Tremor CO↑ Aliran darah balik kejantung↑
Resiko Gg. Pola Nafas Tdk efektif
Metabolism karbohdat ↑ Glukoneogenesis & glikolisis↑ Kadar gula dlm darah ↑ Sekresi insulin ↓
Palpitasi
Hiperosmosis ke pembuluh darah Dehidrasi sel
Diabetes (reversible)
Haus
iritasi
Pengkajian Nama
: Ny. DI
Usia
: 33 thn
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
:-
Pekerjaan
:-
Pendidikan
:-
Status
: Menikah
Diagnosa Medis : Hipertiroid
Riwayat Kesehatan Keluhan Utama : Riwayat Kesehatan Sekarang : saat ini tidak ada gemetar dan keringat banyak dan sejak 2 bulan terakhir ada pembesaran leher. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : sejak 2 bulan terakhir terdapat pembesaran leher, banyak keringat dan berdebar-debar Riwayat Kesehatan Keluarga : -
Pemeriksaan Fisik (Head to toe) Kepala Inspeksi: normochepal Palpasi:-
Auskultasi:Perkusi: Leher Inspeksi: warna kulit dalam batas normal Palapasi: JVP 5 +2cm H2O, kelenjar tiroid terba diffuse, lingkar leher 33,5cm Mata Inspeksi : eksoftalmus +/+, konjungtiva normal, warna sclera normal. Palpasi : tidak nyeri Jantung Inspeksi : dada simetris, statis, dinamis Perkusi : Auskultasi : BJ S1 & S2 normal, murmur tidak ada, gallop tidak ada. Palpasi : Paru Inspeksi : Perkusi : Auskultasi : Ronkhi -/-, wheezing -/-, DBN vasikuler (-) Palpasi : Ginjal Inspeksi : Perkusi : -
Auskultasi : Palpasi : Abdomen Inspeksi : Perkusi : Auskultasi : bising usus (+) N Palpasi : Nyeri tekan (-) Kaki Inspeksi : Perkusi : Auskultasi : Palpasi : Pemeriksaan TTV TD : 110/80 mmHg HR : 100x/mnt RR : 20x/mnt Suhu : afebris TB: 161cm BB:60kg Kesadaran : compos mentis
Pola-pola fungsi Kesehatan Pola nutrisi & metabolisme : Pola eliminasi : Pola tidur dan istirahat : Pola sirkulasi Pola Makanan / Cairan : Pola Neurosensori : Pola Pernapasan: Pola Kenyamanan/nyeri : klien tidak mengalami nyeri. Pemeriksaan Diagnostik 1. Laboraturium darah
Hasil Pemeriksaan Kimia (16-11-2006)
Hb Ht Leukosit Trombosit SGOT SGPT Gamma GT Kolesterol total Kolesterol HDL Kolesterol LDL Trigliserida Ureum Kreatinin darah
Hasil
Hasil Normal
Pemeriksaan 12,7 37,4 5600 312000 26 25 29 201 58 126 110 20 0,3
12-14 35-50% 4500-11000 150000-450000 <21 <23 5-38 120-200 45-60 50-130 50-130 8-25 0.5-1.5
Satuan
Interpretasi
mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl Mg/dl mg/dl
normal normal normal Normal Naik Naik normal naik normal Normal Normal Normal Normal
GDN GDPP
100 105
70-110
Mg/dl Mg/dl
Normal
1. Pemeriksaan USG tiroid 16 November 2006 Tiroid kiri: membesar dengan ukuran 3,33x2,82x6,56cm. Echoparenkim homogeny normal. Tak tampak nodul/kalsifikasi. Pada Doppler tampak vaskuler menngkat intratiroid. Tiroid kanan: membesar dengan ukuran 3,43x2,55x4,31cm. Tampak nodul hipoechoik dengan batas tegas (halo) dengan ukuran 0,96x0,85x1,11 cm dan lesi heterogen hipo dan hiperechoik dengan uuran 1,06x1,01x1,08cm. pada Doppler tampak vaskuler pada tepi lesi. Kesan: Strauma difusa bilateral dengan nodul multiple di lobus kanan sugestif lesi benigna. Saran: skintigrafi tiroid. 2. Scanning Tiroid 14 desember 2006 Kesan: 1. Bilateral Difusa strauma 2. Fungsi uptake: tinggi, aspect hypertiroidea dengan exoptalmic goiter sesuai grave’s desease 1/11/06
20/11/06
2/1/0
2/5/07
4/6/0
5/7/0
3/8/0
19/7/0
21/9/0
0,003
0,002
7 2,221
0,527
7 0,015
7 0,54
7 0,003
7 0,035
7
TSH S
(N:0,49
(N:0,465
-4,67)
-4,68) 1,12
0,11
1,22
0,17
3,410
0,28
1,73
FT4 T4
24,0
(N:4,5-
PTU
PTU
9PTU
12,0)
2X10
2X50
stop
0
(pasien hamil 2 bln, rasa dingin)
T3
7,70 (N;0,45 -1,65)
Pengkajian Psikososiospiritual dan Sexual Psikologis -
Stress emosional :
-
Konsep diri :
-
Hubungan social :
-
Coping pattern :
Spiritual -
Believe.
-
Religious Practice :
-
Social-Cultural
-
Norms :
-
Value :
-
Sexual
Intervensi Keperawatan No 1
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawatan Ansietas b.d factor Ansietas
yang Mandiri :
Mandiri :
fisiologis;
klien 1. Observasi
1. Ansietas ringan dapat
status dialami
hipermetabolik (stimulasi
berkurang/hilang
SSP), setelah 1x24 jam
efek
tindakan
pseudokatekolamin keperawatan dari hormone tiroid dengan ditandai klien gemetar
tingkah
laku
yang
rangsang dan insomnia.
menunjukan
Ansietas
tingkat ansietas.
berkembang ke dalam
criteria
• Klien
terancam,
tampak
dapat terror,
ketidakmampuan untuk bicara
• Klien 2. Pantau
ansietas
fisik,
berkurang tingkat
dapat diatasi mampu
mengidentifikasi
dan
bergerak,
berteriak-teriak.
melaporkan
• Klien
panic
yang
menimbulkan perasaan
rileks
sampai
berat
keadaan
dengan hasil: mengeluh
ditunjukan dengan peka
respon palpitasi,
gerakan
yang
2. Peningkatan pengeluaran
penyekat
berulang-ulang,
beta-adrenergik
pada
hiperventilasi,
daerah
insomnia.
bersamaan dengan efek-
reseptor,
cara hidup sehat
efek kelebihan hormone
untuk
tiroid,
membagikan
manifestasi klinik dari
perasaannya
peristiwa
menimbulkan
katekolamin kadar
kelebihan ketika
3. Kurangi
epinefrin/norepinefrin
stimulasi
dari
dalam keadaan normal.
luar : tempatkan pada
ruangan
3. Menciptakan
yang
tenang,
lingkungan
yang
berikan
terapeutik; menunjukan
kelembutan,
penerimaan
music
aktivitas personel dapat
yang
nyaman, kurangi
meningkatkan
lampu
yang
klien.
terlalu
terang,
bahwa ansietas
kurangi jumlah orang
yang
berhubungan dengan klien.
4. Memberikan informasi dan meyakinkan klien
4. Tekankan
bahwa
keadaan
itu
harapan bahwa
adalah sementara dan
pengendalian
akan membaik dengan
emosi itu harus
pengobatan.
tetap
diberikan
sesuai
dengan Kolaborasi :
perkembangan terapi obat
1. Dapat
digunakan
bersamaan
dengan
pengobatan Kolaborasi : 1. Berikan
menurunkan obat
ansietas
pengaruh
sekresi hormone tiroid yang berlebihan.
(transquilizer, sedative)
untuk
dan
pantau efeknya
2. Terapi penyokong yang terus-menerus mungkin dibutuhkan klien/orang
terdekat jika krisis itu 2. Rujuk
pada
menimbulkan
system
perubahan gaya hidup
penyokong
pada klien itu sendiri.
sesuai kebutuhan seperti konseling,
ahli
agama,
dan
pelayanan social. 2
Risiko
intoleran Aktivitas
aktivitas
b.d terpenuhi
dapat Mandiri : selama
1. Nadi
1. Pantau
TTV
secara
luas
meningkat
dan saat
hipermetabolik
perawatan dengan
dan catat nadi
bahkan
dengan
criteria hasil:
baik
istirahat, takikardia
peningkatan
• Mengungkapkan
istirahat
kebutuhan energi
secara
verbal
saat
(>160
maupun
saat
beraktivitas.
tentang
x/menit)
mungkin
akan
ditemukan
peningkatan tingkat energy
2. Catat
2. Kebutuhan
dan
perkembangan
konsumsi O2 akan
perasaan
takipnea,
ditingkatkan
kelelahan
dipsnea, pucat,
keadaan
dan sianosis.
hipermetabolik,
• Tidak
• Menunjukan
ada
pada
perbaikan
yang
kemampuan
potensial
untuk
terjadi hipoksia saat
berpartisipasi
3. Berikan
merupakan
beraktivitas.
dalam
lingkungan
beraktivitas
yang
tenang;
3. Menurunkan
akan
ruangan
yang
stimulasi
yang
dingin,
kemungkinan besar
turunkan
dapat menimbulkan
stimulasi
agitasi,
sensori, warna-
insomnia.
warna
yang
sejuk,
music
yang tenang.
hiperaktif,
4. Membantu melawan pengaruh
4. Sarankan klien untuk
dari
peningkatan metabolisme
mengurangi aktivitas
dan
meningkatkan istirahat
di
tempat tidur
5. Dapat menurunkan energy dalam saraf yang
5. Berikan
selanjutnya
meningkatkan
tindakan yang
relaksasi.
membuat klien nyaman seperti sentuhan/massa
6. Peningkatan
ge, bedak yang
kepekaan
sejuk.
susunan saraf pusat
dari
dapat menyebabkan 6. Hindari
klien
mudah
membicarakan
terangsang, agitasi,
topic
emosi berlebihan.
yang
menjengkelkan
Kolaborasi :
atau
1. Untuk
yang
mengancam
keadaan
pasien.
hiperaktif,
mengatasi (gugup), dan
insomnia. Kolaborasi : 1. Berikan
obat
sesuai indikasi: sedative ; mis., fenobarbital (luminal), tranquilizer mis., klordiazepoksi 3
Risiko
da (librium) tinggi Kebutuhan nutrisi Mandiri :
Mandiri :
perubahan
nutrisi klien
1. Bising usus hiperaktif
kurang kebutuhan
terpenuhi 1. Auskultasi
dari setelah 7x24 jam b.d dengan
bising usus
mencerminkan
criteria
peningkatan
motilitas
peningkatan
hasil:
lambung
yang
metabolisme tubuh
• Menunjukkkan
menurunkan
atau
mengubah
BB yang stabil 2. Catat
• nilai laboratorium
laporkan
yang normal
adanya
dan
fungsi
absorpsi 2. Peningkatan
aktivitas
anoreksia,
adrenergic
tanda-tanda
kelemahan
menyebabkan gangguan
malnutrisi
umum/nyeri,
sekresi
insulin/terjadi
nyeri abdomen,
resisten
yang
munculnya
mengakibatkan
mual-muntah
hiperglikemia,
• terbebas
dari
dapat
polidipsia,
poliuria,
perubahan
kecepatan
dan
kedalaman
pernapasan 3. Pantau
(tanda
asidosis metabolik)
masukan makanan setiap
3. Penurunan
BB terus-
hari
dan
menerus dalam keadaan
timbang
BB
masukan
kalori
yang
setiap hari serta
cukup
laporkan
indikasi
kegagalan
adanya
terhadap
terapi
penurunan BB
antitiroid.
4. Dorong
klien
merupakan
4. Membantu
menjaga
untuk
pemasukan kalori cukup
meningkatkan
tinggi
untuk
jumlah makan
menambahkan
kalori
dan
tetap
juga
tinggi
pada
makanan kecil
penggunaan kalori yang
dengan
disebabkan
menggunakan
hipermetabolik.
adanya
makanan tinggi kalori
yang
mudah dicerna
5. Peningkatan saluran
5. Hindari
motilitas pencernaan
dapat
mengakibatkan
pemberian
diare
dan
makanan yang
absorpsi
dapat
diperlukan.
gangguan
nutrisi
yang
meningkatkan peristaltik usus (eh, kopi dan Kolaborasi : makanan
1. Mungkin
memerlukan
berserat
bantuan
lainnya ) dan
menjamin
cairan
zat-zat makanan yang
yang
untuk pemasukan
menyebabkan
adekuat
dan
diare
mengidentifikasikan
Kolaborasi :
makanan
pangganti
1. Konsul dengan
yang paling sesuai.
ahli gizi untuk memberikan diet
2. a.
tinggi
Diberikan
untuk
memenuhi kalori yang
kalori, protein,
diperlukan
dan
karbohidart
mencegah
atau
dan vitamin
mengobati hipoglikemia. b.
2. Berikan
obat
Dilakukan
dalam
mengendalikan glukosa
dengan
darah
jika
indikasi:
peningkatan.
terjadi
a. glukosa,vit B kompleks b. (dengan 4
Resiko
jantung hipertiroid
dosis
kecil) tinggi Setelah 3x24 jam Mandiri :
terhadap penurunan
Insulin
perawatan,
klien
curah dapat b.d mempertahankan
Mandiri :
1. Pantau tekanan 1. Hipotensi pada
posisi
baring,
vasodilatasi perifer yg berlebihan & panurunan
jantung
duduk,
&
terkontrol, keadaan yang
adekuat
berdiri
jika
hipermetabolisme;
dengan
memungkinkan
sesuai
peningkatan beban kebutuhan
tubuh
sbg
dpt
darah
tidak curah
terjadi
umum
akibat
volome sirkulasi 2. Memberikan
ukuran
kerja
jantung; dengan
perubahan
criteria
dalam hasil:
2. Pantau
CVP
volume
sirkulasi
yg
jika
klien
langsung & lebih akurat
arus balik vena dan
• tanda vital stabil
menggunakann
dan mengukur fungsi
tahan
• denyut
ya
jantung secara langsung
vaskuler
sistemik;
dan jantung.
pula
perifer normal
perubahan frekuensi,
nadi
3. Merupakan
• pengisisan irama
konduksi
kapiler normal • status
mental
baik •
tidak disritmia
ada
3. Periksa adanya
tanda
adanya
peningkatan
nyeri dada a/
kebutuhan oksigen oleh
angina
otot jantung
yang
dikeluhkan klien
4. S1 dan murmur yang menonjol berhubungan
4. Auskultasi
dengan curah jantung
suara
meningkat pada keadaan
jantung
hipermetabolik
,perhatikan
S3 sebagai tanda adanya
adanya
kemungkinan
bunyi
jantung
adanya gagal
jantung
tambahan adanya
irama 5. Tanda
gollap
&
awal
kongesti
adanya
paru
yg
murmur
berhuban dg timbulnya
sistolik
gagal jantung Kolaborasi :
5. Auskultasi suara nafas
1. Pemberian dengan untuk
cairan cepat
IV perlu
memperbaiki
volume sirkulasi tetapi Kolaborasi :
harus diimbangi dengan
1. Berikan cairan
perhatian terhadap tanda
melalui
IV
sesuai
& gejala gagal jantung
dng 2. a.
indikasi
Memblok
hormone
sintesis
tiroid
dan
menghalangi perubahan T4 ke T3. Mungkin pengobatan 2. Berikan
obat
definitive
digunakan
untuk
sesuai dengan
persiapan klien operasi
indikasi
tetapi efeknya lambat
seperti:
dan
a. Hormone
mampu menghilangkan
karenanya
tidak
tiroid
krisis tiroid.
antagonis,
sejak
terapi
mis
dimulai
bila
propiltiouras
dihentikan
il (PTU) &
juga mnejadi pencetus
metimazol
timbulnya krisis tiroid.
(Tapazole)
Catatan: PTU tiba-tiba mungkin
b. Aktivitas
utamanya
mencegah pengeluaran hormone
tiroid
ke
sirkulasi
dengan
mingkatkan
jumlah
penyimpanan hormone b. Natrium
tiroid
dalam
kelenjar
iodide
tiroid. Catatan : harus
(Lugol) atau
dimulai 1-3 jam setelah
saturasi
pemberian
obat
kalium
antitiroid
untuk
iodide
meminimalkan pembentukan hormone iodide.
5
Kerusaka integritas Keadaan
mata Mandiri :
jaringan mata b.d membaik
selama 1. Observasi
perubahan
perawaatan
mekanisme
dengan
criteria
perlindungan dari hasil : mata
• Dapat
Mandiri : 1. Manifestasi umum dari
edema
stimulasi
adrenergic
periorbital,
yang
berlebihan
gangguan
berhubungan
dengan
penutupan
tirotoksikosis
yang
mempertahaka
kelopak
n kelembaban
lapang pandang
pendukung
membran
penglihatan
resolusi
mukosa mata
yang sempit, air
menghilangkan
mata
simtomatologis.
• Terbebas
dari
mata,
yang
memerlukan
intervensi sampai
krisis
dapat
berlebihan.
ulkus • Mampu
Catat
adanya
mengidentifika
fotofobia,
si
adanya
tindakan
rasa benda
untuk
diluar mata dan 2. Oftalmopati
memberikan
nyeri pada mata
infiltrative
(penyakit Graves) adalah
perlindungan
akibat dari peningkatan
pada mata dan 2. Evaluasi ketajaman mata, pencegahan
jaringan
komplikasi
retro-orbita,
yang
menciptakan
laporkan
eksoftalmus
dan
adanya
infiltrasi
dari
pandangan yang
otot ekstraokuler yang
limfosit
kabur
atau
menyebabkan kelelahan.
pandangan
Munculnya
gangguan
ganda
penglihatan
dapat
(diplopia)
memperburuk/memperba iki kemandirian terapi dan
perjalanan
klinis
penyakit. 3. Melindungi
kerusakan
kornea jika pasien tidak dapat
menutup
mata
3. Anjurkan klien
dengan sempurna karena
menggunakan
edema/fibrosis bantalan
kaca mata gelap
lemak.
ketika
bangan
dan
tutup
dengan penutup 4. Menurunkan mata
selama
tidur
sesuai
kebutuhan
jaringan
edema bila
ada
komplikasi seperti GJK yang dapat memperberat eksoftalmus.
4. Bagian
kepala
tempat
tidur
ditinggikan dan 5. Bola mata yang agak batasi
menonjol menyebabkan
pemasukan
seseorang tidak menarik.
garam jika ada
Hal ini dapat dikurangi
indikasi
dengan tata
5. Berikan
rias
kacamata.
kesempatan klien
menggunakan
untuk
seperti
mendiskusikan
6. Memperbaiki
perasaaan
dan
tentang
gerakan mata.
sirkulasi
mempertahankan
perubahan gambaran atau betuk
tubuh Kolaborasi :
untuk
1. a. Sebagai lubrikasi mata
meningkatkan
b.
Diberikan
untuk
gambaran tubuh
menurunkan radang yang berkembang
6. Instruksikan agar
dengan cepat
klien
melatih
otot
c.
Dapat
menurunkan/mencegah
mata
tanda/gejala yang
ekstraokular
makin memburuk
jika
d.
memungkinkan
edema pada
Dapat
menurunkan
keadaan ringan. Kolaborasi : 1. berikan
obat 2. Penutup mata mungkin
sesuai indikasi
diperlukan
untuk
a.obat
melindungi
kornea
mata
hingga
edema
metilselulosa
teratasi/meningkatkan
b.ACTH,
ruang
prednison
aktivitas dan otot yang
c.Obat antitiroid
berdekatan
d.Diuretik
dapat
tetes
dalam
sinus mungkin
mengembalikan
mata pada posisi yang lebih normal.
2.
Siapkan
pembedahan sesuai 6
indikasi tubuh Mandiri:
Risiko hipertermia Suhu b.d panas
peningkatan kembali
1. Berikan
akibat normal/terkontrol
hipermetabolik.
Mandiri : 1. Kompres hangat pada
kompres hangat
aksila
membantu
setelah 2x24 jam
pada
vasodilatasi
pembuluh
tindakan
aksila
darah
sedangkan
keperawatan
kompres dingin
kompres
dengan
pada leher/dahi
dahi & leher membantu
criteria
bagian atau
hasil:
darah.
tubuh
normal 36,5°C – 2. Pantau
2. Mengontrol demam dan
perubahan suhu
37,5°C
klien
• Tidak
untuk 3. Observasi TTV
tanda-tanda hipertermia tremor,
:
mengetahui
keadaan umum klien
tiap 4jam sekali 4. Menjaga klien agar tetap
teraba hangat, 4. Anjurkan klien menggunakan terlihat
kepanasan
evaluasi hasil tindakan. 3. TTV merupakan acuan
menunjukan
klien
pada
vasokontriksi pembuluh
• Suhu
kulit
dingin
pakaian dan
nyaman dan mengurangi penguapan tubuh.
tipis
menyerap
keringat
5. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
5. Anjurkan klien untuk
minum
penguapan
tubuh
meningkat
sehingga
banyak
perlu diimbangi dengan
±2,5L/24 jam
asupan banyak.
cairan
yang
Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Pemberian
1. Untuk
antipireutik,
demam
misalnya
sentralnya
aspirin 7
Pola napas tidak Perbaikan
status 1.
efektif
respiratorius
berhubungan
pemeliharaan pola
dengan ventilasi
depresi napas normal.
dan yang
&
asetaminofen Pantau
mengurangi dengan
di
hipotalamus. 1. Mengidentifikasi hasil
frekuensi;
pemeriksaan
kedalaman, pola
untuk
pernapasan;
perubahan
oksimetri denyut
selanjutnya
nadi
mengevaluasi
dan
gas
darah
aksi
dasar memantau dan
efektifitas intervensi
arterial 2. Mencegah aktifitas dan 2. Dorong pasien untuk
napas
dalam
dan
meningkatkan pernapasan
yang
adekuat.
batuk 3. Pasien
hipotiroidisme
sangat rentan terhadap 3. Berikan
obat
(hipnotik dan sedatip) dengan
hati-
hati
gangguan akibat gangguan
obat
golongan
hipnotik-
sedatif. 4. Penggunaan napas
4. Pelihara saluran napas
pernapasan
saluran
artifisial
dukungan mungkin
dan
ventilasi
pasien dengan
diperlukan jika terjadi
melakukan
depresi pernapasan
pengisapan dan dukungan ventilasi diperlukan.
jika