Makalah Evolusi Jerapah

  • Uploaded by: Anggraeni Puspitasarii
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Evolusi Jerapah as PDF for free.

More details

  • Words: 3,388
  • Pages: 17
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertema “EVOLUSI JERAPAH”. Makalah ini disusun guna memberikan informasi mengenai perbandingan teori evolusi jerapah dari era dulu dengan sekarang dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 4 Januari 2011

PENYUSUN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil

2

sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Ada beberapa teori yang berkembang di dunia tentang evolusi, yaitu teori penciptaan spesies, teori katastrofisme, teori uniformitarianisme, teori evolusi Lamarck, dan teori evolusi Darwin. Dalam teori evolusi Lamarck dikatakan bahwa jerapah pada awalnya berleher pendek. Namun leher hewan tersebut menjadi bertambah panjang seiring dengan kebiasaan jerapah merenggangkan lehernya untuk menjangkau pucuk tumbuhan yang tinggi sebagai makanannya. Selanjutnya, jerapah berleher panjang akan mewariskan sifat leher panjang tersebut pada keturunan berikutnya. Menurut teori evolusi Darwin, kejadian evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam. Leher jerapah pada awalnya ada yang berleher pendek dan berleher panjang. Jerapah berleher panjang dapat bertahan hidup, sedangkan jerapah berleher pendek musnah.

B. Tujuan Makalah dengan tema evolusi jerapah ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengertian dari evolusi itu sendiri 2. Mengetahui perbandingan teori-teori mengenai evolusi jerapah 3. Mengetahui perbandingan teori evolusi sekarang dengan dahulu

C. Manfaat Makalah bertemakan evolusi jerapah ini memiliki banyak manfaat untuk berbagai kalangan. Dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui mengenai berbagai perbandingan pendapat teori evolusi jerapah. Bagaimana leher jerapah itu bisa panjang, apa yang mempengaruhinya karena faktor apa, dan sebagainya. Kemudian selain itu juga kita dapat mengetahui bagaimana perbandingan teori 3

evolusi itu sendiri mulai dari teori evolusi zaman dahulu dengan bagaimana perbandingan teori evolusi zaman sekarang. BAB II PEMBAHASAN Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya berbeda mengalami perubahan-perubahan baik secara struktur maupun genetik dalam waktu yang sangat lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnya menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertama kali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau. Salah satu contoh hewan yang berevolusi adalah jerapah. Berikut beberapa pendapat tentang evolusi jerapah, antara lain : Teori evolusi menurut Jean Baptiste de Lamarck Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan.

4

Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan 'use and disuse'.

Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah sekarang berleher panjang.

5

Teori evolusi menurut Charles Darwin Charles Darwin adalah seorang naturalis berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi berlangsung karena adanya proses seleksi alam (natural selection). Yang dimaksud seleksi alam adalah: proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup inilah yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan lingkungan pada generasi berikutnya.

Pendapat Darwin mengenai penjang leher jerapah Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun berubah dan berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang. Teori yang di kemukakan Darwin sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

6

1. Ekspedisinya ke kepulauan Galapagos (Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat ini Darwin menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Terjadinya keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya. 2. Pendapat Charles Lyell dalam bukunya "Principles of Geology" yang menyatakan bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup. 3. Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya "An Essay on the Principle of Population" yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut

Darwin

menimbulkan

terjadinya

suatu

persaingan

untuk

kelangsungan hidup. Berdasarkan tiga hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya "On the Origin of Species by Means of Natural Selection" yang berisi dua hal pokok: 

spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, dan



evolusi terjadi melalui proses seleksi alam

Munculnya sebuah Teori baru Salah satu teori yang tetap konstan sepanjang waktu adalah bahwa mengapa leher jerapah dikembangkan lagi. Ide ini, yang dipresentasikan oleh Charles Darwin, menyatakan bahwa jerapah hanya dipilih untuk leher lebih panjang untuk mencapai makanan yang lebih tinggi dari tanah selama musim kemarau. Teori ini didasarkan pada prinsip seleksi alam. Seleksi alam sering disebut sebagai "survival of the fittest" atau lebih baru, " reproduction of the fittest.” Seleksi alam adalah gagasan bahwa suatu organisme mungkin memiliki beberapa sifat atau karakter yang diwariskan, dalam lingkungan tertentu, organisme yang memberikan kesempatan lebih besar

7

untuk menyampaikan semua gen kepada generasi berikutnya (dibandingkan dengan rekan-rekannya yang tidak memilikinya). Lebih dari generasi berikutnya yang sifat atau karakter memiliki peluang bagus menjadi lebih luas dalam populasi itu. Sayangnya, tak seorang pun pernah menantang gagasan, sampai baru-baru ini. Awalnya, Stephan Jay Gould, penulis The Structure of Evolutionary Theory, berpendapat bahwa "kisah dari jerapah leher panjang yang berevolusi dalam persaingan untuk mencapai dedaunan didukung oleh bukti". Dalam mendukung, dua ilmuwan, Robert Simmons dan Lou Scheepers, mengklaim bahwa leher jerapah berevolusi untuk alasan yang sangat berbeda yaitu karena seleksi seksual. Seleksi seksual dapat dianggap sebagai dua jenis khusus dari seleksi alam. Seleksi alam terjadi ketika beberapa orang keluar mereproduksi yang lain dan mereka yang memiliki keturunan secara genetik lebih berbeda dari mereka yang memiliki lebih sedikit. Dalam satu jenis seleksi seksual, anggota dari satu jenis kelamin tersebut membuat reproduksi diferensial antara diri dengan bersaing untuk mendapatkan kesempatan kawin. Para pemenang mereproduksi yang lain, dan seleksi alam terjadi jika karakteristik yang menentukan pemenang adalah setidaknya sebagian warisan. Dalam jenis lain seleksi seksual, anggota dari satu jenis kelamin membuat diferensial reproduksi pada jenis kelamin yang lain dengan memilih beberapa individu sebagai pasangan. Jika yang mereka lebih suka secara genetik berbeda dari yang mereka menolak, maka seleksi alam sedang terjadi. Jenis kedua dari seleksi seksual ini adalah dimana satu jenis kelamin memilih di antara pasangan potensial. Seleksi seksual muncul sebagai jawaban untuk: 1) Wanita Pilihan: seleksi Interseksual, di mana wanita memilih laki-laki berdasarkan ornamentasi rumit atau kebiasaan laki-laki, atau 2) Kompetisi Laki-laki: seleksi Interseksual, di mana lakilaki bersaing untuk wilayah atau akses ke betina, atau daerah atas dasar kawin dimana menampilkan berlangsung kompetisi, laki-laki dapat menyebabkan pertempuran intens untuk akses kepada perempuan di mana laki-laki menggunakan persenjataan yang rumit.

8

Dalam tulisan ini, evolusi leher jerapah akan dianalisis baik dari seleksi alam dan seleksi seksual. Meskipun, temuan baru-baru ini yang mendukung sudut pandang seleksi seksual memberikan penjelasan lebih dan bukti daripada seleksi alam, penelitian harus lebih dilakukan untuk teori yang akan dapat diterima di dunia evolusi.

Latar Belakang Jerapah dan Dukungan Teori baru Jerapah ditempatkan di keluarga, Giraffidae separate. Biasanya, jerapah mempunyai tinggi sekitar 19 meter dan beratnya sebesar 4000 pounds. Dari spesies yang sama dikenal sebagai Giraffa jumae, evolusi jerapah modern mulai sekitar 1 juta tahun yang lalu. Spesies-spesies yang dikenal dengan kerangka besar dan struktur seperti tanduk (tidak ditemukan di jerapah hari ini). Saat ini, ada sembilan subspesies luas dikecualikan dari jerapah. Subspesies ini dibedakan oleh bintik-bintik pada batang serta wilayah geografis mereka. Dalam artikel, " Winning By a Neck: Sexual Selection in the Evolution of Giraffes", Simmons dan Scheepers bertujuan untuk mengevaluasi teori yang diusulkan oleh Darwin. Agar Teori Darwin dalam Persaingan Makanan itu benar, banyak asumsi yang harus dipertahankan. Salah satu asumsi adalah bahwa pohon-pohon tinggi telah hadir di sabana Afrika kembali ketika pemilihan berlangsung dan persaingan yang awalnya sulit untuk makanan. Jerapah harus berevolusi untuk menjaga spesies mereka agar tetap hidup jika makanan langka. Agar teori Darwin tetap benar, harus ada peningkatan panjang kaki dalam proporsi yang sama bukan hanya di kepala dan leher mereka. Sebaliknya, teori yang diusulkan bersepakat bahwa seleksi seksual dengan gagasan bahwa panjang leher jerapah meningkat karena digunakan sebagai senjata selama pertempuran interseksual. Dasar dari ide ini adalah bahwa selama kompetisi dua laki-laki berdiri di samping satu sama lain dan pertukaran hits dengan menggunakan leher mereka dengan bagian atas atau belakang tengkorak yang digunakan untuk memukul pesaing ke tanah. Masuk akal bahwa jerapah dengan leher dan kepala yang lebih besar akan lebih merusak. Sebagai akibatnya, leher yang lebih 9

besar akan dipilih sebagai pemenang. Proses necking (menjilat-jilat leher) adalah proses yang unik bagi jerapah. Hanya jerapah laki-laki yang pernah terlihat menunjukkan perilaku ini. Oleh karena itu, kemungkinan bahwa tindakan ini memang terkait dengan seleksi seksual, necking telah diamati sangat efektif bagi jerapah untuk mendapatkan pasangan mereka. Seringkali laki-laki yang pingsan atau bahkan tewas dalam pertempuran, karena sifat kekerasan dari perkelahian yang luar biasa. Bahkan ketika lawan mungkin mengetuk ke tanah, pertempuran tidak berakhir, mereka mungkin masih ditendang atau diinjak, yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Seleksi seksual Seleksi seksual bertanggung jawab atas evolusi sifat yang mempengaruhi keberhasilan dalam persaingan untuk pasangan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada dua bentuk yang berbeda dari seleksi seksual: ia dapat terlibat dengan evolusi sifat atau dapat dikaitkan dengan evolusi karakteristik yang akan membuat pria terlihat lebih menarik. Interseksual persaingan terlibat lebih banyak dengan ciri-ciri perkembangan. Ciri-ciri ini dapat digunakan sebagai senjata ketika berkelahi satu sama lain untuk hak kawin dengan betina. Salah satu fitur umum dari ciri-ciri seksual yang dipilih adalah bahwa sifat ini sering lebih sulit bagi individu untuk memproduksi. Hal ini terutama berlaku untuk jerapah sejak leher dan kepala telah berevolusi dibandingkan proporsional ke seluruh tubuh mereka, sehingga jantung harus memompa lebih keras agar darah mencapai otak dan melalui leher. Jika jerapah telah berevolusi secara konsisten di seluruh tubuhnya, itu tidak akan memiliki tekanan darah yang khas lebih tinggi daripada hewan yang lain. Masalah dengan Teori Lama Jika teori Simmon adalah benar, ada juga beberapa asumsi dasar yang harus terjadi. Misalnya jika laki-laki hanya menggunakan leher mereka untuk memerangi interseksual, maka leher mereka harus lebih lama dan lebih berotot dari wanita, berikutnya laki-laki dengan leher yang lebih besar harus dominan. Terakhir, catatan fosil harus menunjukkan peningkatan yang tidak proporsional dalam ukuran leher bila dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Untuk membantu menentukan teori 10

memiliki basis yang lebih di dalamnya, berbagai eksperimen dijalankan. Pertamatama, pembedahan dilakukan pada sampel besar jerapah perempuan dan laki-laki yang lebih dari satu tahun. Dalam pembedahan, semua kepala dipotong di tempat yang sama dan ditimbang. Selain itu, leher dipotong di daerah yang sama dari bahu. Ketika menganalisis hasil yang berbeda jenis kelamin, menjadi jelas bahwa perempuan memiliki tengkorak yang lebih kecil yang berisi perlindungan kurang dan panjang leher mereka adalah sekitar 35 sentimeter lebih pendek dari rata-rata pria. Jika panjang leher telah berevolusi karena persaingan makanan, maka tidak masuk akal bahwa perempuan akan memiliki leher lebih pendek. Dalam rangka spesies untuk bertahan hidup, kedua jenis kelamin perlu untuk bertahan hidup. Seperti yang dinyatakan oleh Simmons, "untuk pria dan wanita masing-masing seberat 800 kilogram, massa kepala akan menjadi 20,3 kg dan 18,0 kg dan massa leher 60 kg dan 51 kg masing-masing.” Ada lagi perbedaan yang signifikan untuk dicatat antara jenis kelamin, sementara ini massa kepala perempuan berhenti meningkat kurang dari 22 kg, massa kepala laki-laki terus meningkat sepanjang hidup mereka. Juga, panjang leher perempuan mendatar di 60 kg sedangkan jantan mencapai bobot lebih dari 100 kg. Informasi ini juga menunjukkan masalah dengan teori Darwin. Apa yang akan menjadi titik laki-laki terus meningkat dalam ukuran jika perempuan masih dapat memperoleh makanan pada ukuran mereka yang lebih kecil? Faktor lain yang mempengaruhi teori Darwin adalah bahwa jerapah di Serengeti menghabiskan sebagian besar musim kemarau untuk makan dari semaksemak rendah dan selama musim hujan mereka makan dari pohon-pohon tinggi dimana daun baru yang berlimpah. Selama musim kemarau, jerapah tidak lebih mungkin untuk makan makanan dari pohon yang lebih tinggi, tetapi makan dari semak yang lebih rendah. Oleh karena itu, tidak ada keuntungan langsung bagi jenis kelamin untuk memiliki leher panjang mereka karena sebagian besar waktu mereka tidak makan di tingkat yang lebih tinggi. Terutama wanita lebih mungkin untuk makan di bawah tingkat bahu, laki-laki juga memberi makan secara teratur dari bawah atau pada tingkat itu. Jika leher telah 11

berevolusi semata-mata untuk persaingan makanan, akan ada konsekuensi serius dalam hal terjadinya kekeringan untuk jerapah jantan yang rata-rata dua meter lebih tinggi dari perempuan. Ketika fosil yang diamati, tampak pilihan yang benar-benar "disukai badan lebih berat dan besar, leher berat." Tidak ada bukti langsung yang menunjukkan pemanjangan yang telah terjadi. Informasi ini menunjukkan cacatnya teori tentang jerapah dan evolusi leher mereka, bukan seleksi yang terjadi di seluruh tubuh, tetapi hanya khusus didasarkan pada leher. Masalah dengan Teori Baru Satu masalah dengan teori seleksi seksual yang disajikan oleh Simmons dan Scheepers adalah bahwa hal itu juga tidak memberikan penjelasan yang layak untuk alasan bahwa perempuan juga memiliki leher panjang. Jika leher berevolusi untuk seleksi seksual, tidak akan ada alasan bagi perempuan juga memiliki leher yang lebih besar karena mereka tidak terlibat dalam persaingan dan necking tidak terjadi di antara mereka. Dua ilmuwan Simmons dan Scheppers menawarkan teori alternatif seperti mengapa leher perempuan juga berkembang menjadi lebih lama. Satu teori adalah bahwa tekanan selektif masa lalu mungkin telah memaksa kedua jenis kelamin untuk meningkatkan ukuran leher mereka, tetapi tekanan yang mungkin tidak lagi diidentifikasi. Kedua, ukuran leher perempuan dapat berevolusi dari komponen genetik dari perkawinan perempuan dan laki-laki. Berikut beberapa hal yang tidak ada dari lima fakta sejarah yang muncul dalam kisah buku teks modern : 1. Lamarck leher jerapah menyebutkan dalam satu paragraf yang lewat spekulasi dalam bab yang ditujukan untuk contoh lebih lagi dianggap sebagai jauh lebih penting. 2. Darwin tidak mengutip kasus sama sekali dalam edisi pertama Origin of Species. Dia bercerita jerapah dalam modus hanya-jadi, tapi dari ujung tubuh - ekor daripada leher. Darwin hanya frase singkat tentang leher jerapah menggambarkan

12

tema berlawanan stabilitas warisan (jumlah saldo tulang belakang leher), bukan adaptasi novel. 3. Ketika Darwin, dalam bukunya lebih lama dan lebih teknis tahun 1868, tidak membahas leher jerapah dalam konteks seleksi alam, ia tidak menyajikan kisah standar hanya-jadi spekulasi murni, melainkan menggunakan jerapah untuk contoh masalah sulit dan penting bagaimana seleksi alam bertahap dapat membangun sebuah adaptasi kompleks terkoordinasi banyak bagian (leher dan semua struktur pendukung). 4. Mivart, dalam upaya untuk membantah Darwinisme, mengatakan hanya-jadi cerita yang akan menjadi tradisional, tetapi ia tidak jadi untuk karikatur teori dia menentang. 5. Ketika Darwin menanggapi Mivart dalam edisi terakhir The Origin of Species, ia menafsirkan leher jerapah sebagai adaptasi untuk makan pada daun yang tinggi, tetapi dia berpendapat bahwa seleksi alam bekerja di konser dengan] kekuatan Lamarck (Jadi banyak untuk ilustrasi "klasik" mengapa leher jerapah membawa kita lebih suka Darwin lebih dari Lamarck.) Penyebab proporsi tubuh yang berbeda, seperti leher jerapah yang memperoleh makanan dari atas pohon, adalah salah satu masalah klasik adaptasi. Pada bagian awal abad kesembilan belas Lamarck mengaitkan perpanjangan leher sebagai warisan dari modifikasi tubuh yang disebabkan oleh kebiasaan peregangan leher. Darwin mengaitkan perpanjangan leher untuk pemilihan konstan individu dan ras yang lahir dengan leher terpanjang. Darwin mungkin benar. Evolusi dari jerapah, binatang hidup tertinggi, sering diambil sebagai bukti klasik bahwa Darwin benar dan Lamarck salah. Jerapah berevolusi leher panjang, dikatakan, karena seleksi alam memilih hewanhewan paling mampu makan dari puncak pohon tertinggi, dimana ada makanan yang paling banyak dan persaingan sedikit. Semua jerapah milik spesies tunggal, cukup terpisah dari mamalia ruminansia lainnya, dan erat terkait hanya untuk Okapi (jarang berleher pendek, yang tinggal di hutan spesies Afrika Tengah). Jerapah memiliki catatan fosil tipis di Eropa dan Asia, 13

tetapi spesies leluhur relatif berleher pendek, dan bukti jerapah juga tidak memberikan wawasan tentang bagaimana spesies modern berleher panjang muncul.

14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Sebagai kesimpulan, Simmons dan Scheepers tidak mendukung teori mereka sepenuhnya, tetapi mereka menyatakan hanya dengan cara makan saja tidak bisa menjadi alasan bahwa leher jerapah terus berevolusi. Hal ini ditunjukkan melalui cara makan hewan dengan peningkatan proporsional dalam pertumbuhan leher yang terus memanjang dibandingkan dengan komponen lain dalam jerapah. Bukti yang lainnya dalam hal ini yaitu banyaknya dukungan bagi gagasan seleksi seksual yang bertanggung jawab. Namun, investigasi harus lebih terorganisir kerangkanya untuk teori yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Adapun penjelasan potensial, Jerapah yang kehilangan sedemikian perjuangan tidak selalu lolos dengan begitu mudah. Kepalanya mungkin terluka selama perkelahian atau mungkin akan terjatuh ke tanah tak sadarkan diri. Menariknya, jerapah melawan predator (terutama singa) dengan menendang, tapi memerangi seksual mereka lanjutkan dengan necking tidak pernah dengan cara menendang.

B. SARAN Bagi para ilmuwan yang menyatakan teori evolusi seharusnya di sertai dengan bukti-bukti yang jelas serta rasional, tidak hanya rasional bagi mereka tapi juga rasional bagi orang lain, selain itu dalam menyusun teori-teori evolusi seharusnya disertai dengan metode ilmiah. Selanjutnya dalam publikasinya

15

scientis harus menyertakan langkah-langkah metode ilmiahnya agar mudah dipahami dan dapat diterima oleh masyarakat. Sementara itu sebagai masyarakat ilmiah kita juga harus mengevaluasi lagi teori-teori tersebut agar bila kita dapat mengetahui kekurangan dari teori tersebut kita dapat memperbaikinya, atau kita dapat menyusun teori baru tentang evolusi jerapah yang lebih rasional, dapat diterima oleh masyarakat umum, serta lebih akurat nilai kebenarannya.

16

DAFTAR PUSTAKA



The Evolution of the Giraffe Neck http://docs.google.com/



Jerapah: Hewan yang menonjol daripada yang lain http://www.creationism.org/indonesian/giraffes_id.htm



How the Giraffe Got its Neck http://proquest.umi.com/pqdweb

17

Related Documents

Makalah Evolusi Jerapah
January 2021 1
Evolusi Jiwa
January 2021 1
Evolusi Pada Mikroba2
January 2021 1
Evolusi Burung Finch
January 2021 1
Makalah
February 2021 2

More Documents from "Wilda Nurkhalisah"