Pengantar Perjanjian Lama 1 (survey Of The Old Testament 1): Bahan Ajar

  • Uploaded by: Suryanti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengantar Perjanjian Lama 1 (survey Of The Old Testament 1): Bahan Ajar as PDF for free.

More details

  • Words: 13,690
  • Pages: 58
Loading documents preview...
PENGANTAR PERJANJIAN LAMA 1 (Survey of The Old Testament 1) BAHAN AJAR

KELUARGA ALLAH BIBLE COLLAGE SURAKARTA 2018

1

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..1 BAB II. PENGANTAR KITAB TAURAT (PENTATEUKH)…………………12 KITAB KEJADIAN...............................................................................................18 KITAB KELUARAN…………………………………………………………….20 KITAB IMAMAT.................................................................................................22 KITAB BILANGAN.............................................................................................25 KITAB ULANGAN..............................................................................................28 KITAB YOSUA....................................................................................................31 KITAB HAKIM-HAKIM.....................................................................................33 KITAB RUT..........................................................................................................36 KITAB I SAMUEL……………………………………………………………..39 KITAB II SAMUEL............................................................................................41 KITAB I RAJA-RAJA…………………………………………………………..43 KITAB II RAJA-RAJA........................................................................................45 KITAB I TAWARIKH........................................................................................47 KITAB II TAWARIKH…………………………………………………………49 KITAB EZRA DAN NEHEMIA..........................................................................52 KITAB ESTER………………………………………………………………….54

2

BAB I PENDAHULUAN MENGAPA KITA BELAJAR TEOLOGI Ada pendapat bahwa tanpa belajar teologi kita bisa dipakai Tuhan secara luar biasa. Hal ini benar. Tetapi belajar teologia juga hal yang penting. Ada contoh yang jelas dari Rasul Yesus Kristus: Petrus: bukan orang terpelajar, dipakai Tuhan Mat.4:18 Paulus: orang terpelajar, dipakai Tuhan Kis.22:3 SASARAN MATAKULIAH Sasaran khusus dari perkuliahan ini ada tiga: Head Knowledge: Mengerti pokok utama setiap kitab Perjanjian Lama Heart Knowledge: Sasaran Rohani, yakni agar mahasiswa disentuh oleh pokokpokok tersebut dan memposisikan diri dijalur program Ilahi Hand Knowledge: Sasaran praktis yakni, agar mahasiswa dapat mentransfer pengajaran-pengajaran Alkitab ini kepada umat melalui pelayanannya dalam bidang penginjilan calon umat, pengajaran dan pendewasaan umat. A. Otoritas Perjanjian Lama Kristus mengakui otoritas penuh dan sifat yang mengikat dari Kitab Suci. Meskipun Dia berselisih paham dengan para pemimpin Yahudi dalam banyak hal, namun Perjanjian Baru tidak memberikan bukti bahwa ada konflik mengenai masalah pengilhaman atau otoritas Perjanjian Lama. Kristus sering mengutif Perjanjian Lama (kitab-kitab Suci) sebagai dasar pengajaranNya. Hal ini tampak dalam pemakaian ungkapan “ada tertulis” oleh Yesus sebanyak tiga kali ketika Ia mencobai (Mat 4:1-11). Ungkapan ini merupakan kesaksian yang jelas akan ketergantungan Nya pada otoritas Perjanjian Lama. Dalam argumentasi Nya dengan orang-orang Yahudi mengenai hak untuk menyebut diriNya Anak Allah (Yoh 10:31-36), Ia juga bertumpu pada kitab-kitab Suci yang mutlak dapat dipercaya. Paulus (Saulus) selaku seorang Yahudi dan rabi dari Tarsus mengenal Perjanjian Lama dengan baik. Setelah ia menjadi seorang Kristen dan rasul, ia menemukan bahwa teks yang dikenalnya dengan baik itu sarat dengan makna yang segar. Ia mengakui pengilhaman dan otoritas penuh Kitab Suci (2 Tim 3:16) dan menemukan makna Perjanjian Lama yang terdalam dalam rangka penantian dan persiapan untuk Perjanjian Baru. Seberapa jauh Paulus mendasarkan pengajarannya pada Perjanjian Lama, ditandai oleh sejumlah topik yang

3

mencerminkan pengaruh Perjanjian Lama nyata ataupun tersirat, seperti dalam Roma 5:12-21, 3:10-21; 15:3; 1:17; 11:26). Para penulis-penulis Perjanjian Baru seperti Yakobus atau penulis kitab Ibrani. Mereka melihat Perjanjian Lama bukan sebagai rangkaian sejarah dan peraturan yang mati, tetapi merupakan kirah yang hidup tentang karya Allah yang menyelamatkan manusia (Yakobus 1:22-23; Ibrani 4:12). Bapak-bapak gereja secara aklamasi menerima pengakuan akan otoritas Perjanjian Lama melalui pengkanonan Alkitab. Dinyatakan bahwa masing-masing kitab Perjanjian Lama menunjukan sifat yang tidak dapat dipisahkan dari pengilhaman ilahi. Sikap Yesus, Paulus, penulis kitab dab bapak-bapak gereja menjunjung tinggi Perjanjian Lama, ini bukti bahwa bahwa Perjanjian Lama memiliki otoritas sebagai Firman Allah. B. Nama Perjanjian Lama Konsep “perjanjian” menjadi dasar Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) (Kej 9:12, 13, 17, 15:8, 17:7, 10, Kel 24:7, 34:10, 27….Yer 31:31, Luk 22:20, 1 Kor 11:25, 2 Kor 3:6, Ibr 8:8, 14 dll ). Istilah “perjanjian” dalam bahasa Ibrani disebut Berith artinya suatu perjanjian, kontrak atau perjanjian antara 2 orang atau lebih. Kata Berith diterjemahkan ke suatu bahasa Yunani dengan dua istilah: Suntheke yang berarti persetujuan atau perjanjian antara 2 orang atau golongan yang sederajat. Diatheke yang berarti persetujuan antara 2 orang atau golongan yang tidak sederajat. Kata yang dipakai Alkitab untuk “perjanjian” dalam bahasa Yunani yaitu Diatheke, yaitu perjanjian antara Allah (pencipta) dan manusia (buah ciptaan Allah). Perjanjian Lama (Yunani: Palaia Diatheke) adalah wahyu mengenai kekuasaan Allah dan hubungan khusus dan tidak wajar (tidak setingkat) yang terjalin antara Allah dan manusia (bangsa Israel da bapak-bapak leluhur) berdasarkan standar hukum. Siapa yang menerimanya harus turut memelihara hukum itu dengan tulus. Selidiki Keluaran pasal 19-24, khususnya perhatikan 24:7-8 dan Yeremia 31:31, 2 Kor 3:14. Nama PL menunjuk kepada isi menyeluruh (39 kitab) bagian Alkitab umat Kristen. Umat Tuhan yang terikat dalam Perjanjian di atas telah gagal memenuhi kewajiban mentaati isi perjanjian itu dengan tulus. Karena itu Allah memperbaharui dan meningkatkannya dalam Yesus Kristus, PuteraNya (Yer 31:31-34). Perjanjian Baru ( Yun: Kaine Diatheke) adalah wahyu mengenai kekudusan Allah dan perwujudan kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus. Allah yang menyusun isinya. Manusia menerimanya baik ia maupun Allah terikat kewajiban untuk memenuhi segala tuntutannya. PB tidak mungkin menjadi batal dari pihak Allah maupun manusia, karena itu disebut 4

juga ‘perjanjian kekal’ sebab hubungan Allah dengan manusia di dalam Yesus Kristus tidak pernah akan putus (Yer 31:31-34; Luk 22:20; 1 Kor 11:25; 2 Kor 3:6; Ibr 8:8,13, 9:15, 12:24 dll). Akhir abab 2 M Gereja Kristen telah menamai kedua bagian Alkitab dengan nama Wasiat Lama PL dan Wasiat Baru atau PB mulai akhir abad 2 M. C. Pengertian Pengantar PL Pengantar bertujuan menyumbangkan bahan-bahan formal untuk memperoleh pengertian yang sebaik-baiknya tentang Firman Allah. Pengantar hendak menolong setiap mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kea rah bentuk kitab dan bukan kepada isi Firman itu. Hal ini tidak berarti bahwa isi kitab diabaika atau isi dipisahkan dari bentuknya. Tetapi hasil pemeriksaan bentuk akan menolong untuk mengerti tentang isi dan sebaliknya pendirian kita terhadap isi akan mempengaruhi pemeriksaan terhadap bentuk. Studi pengantar PL dapat dibagi menjadi pengantar umum dan pengantar khusus. Pengantar umum mengkaji penurun alihan dokumen-dokumen : 1. sejarah teks dan terjemahaan , cara dokumen-dokumen itu disusun juga soal-soal asal mula 2. Sejarah kanon hal ini menjurus kepada pernyataan-pernyataan historis. Dalam pengantar umu dipelajari Ilmu salinan dan kanon Pengantar khusus mengkaji hal-hal berkenan dengan dokumennya: pengarangnya, waktu penulisan, tempat penulisan , alasan dan maksud penulisan, penerima tulisan itu, intergritas karya dan sumber-sumberna, dll. Dalam perkuliahan ini akan tetap dibahas secara global tentang pengantar umum dan fokus studi kitabkitab PL meliputi : Taurat dan sejarah (Kejadian s.d Ester). D. Mengapa mempelajari PL 1. Alkitab tidak menjadi lengkap tanpa PL 2. Pelayanan Yesus Kristus akan menjadi teka-teki tanpa PL 3. Sejarah kekristenan hanya dapat dimengerti dengan memperhatikan PL 4. Kunci penyataan-penyataan Allah ditemukan di dalam PL 5. PL adalah makanan rohani umat Kristen 6. PL menjadi pelajaran dan penghiburan bagi gereja Kristus 7. Dengan belajar PL membuat orang Kristen semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan semakin mengasihi Allah dan FirmanNya. 8. Studi PL hendak memperlengkapi orang Kriten untuk melayani dengan lebih trampil. E. Pembentukan kitab-kitab PL Pl disusun selama periode 1.000 tahun lebih, yang kira-kira dimulai sekitar pertengahan milenium kedua sampai ke pertengahan milenium pertama SM. 5

Penulis PL mencakup lebih dari 40 orang. Di dalam mempelajari Pl, salah satu Faktor yang menyulitkan adalah karena wahyu atau penyataan Allah tidak disampaikan dalam bahasa atau budaya kita. Sebagai akibatnya, kita harus bekerja lebih keras untuk dapat menerima berita yang disampaikan. Semakin paham para mahasiswa akan kebudayaan Timur Dekat Purba, khususnya kebudayaan Israel selama jaman PL, akan semakin menolong pengertian kita. Sistem penulisan paling awal yang dimilki oleh manusia telah ada sebelum 3000 SM dan dibuktikan dalam kehidupan masyarakat kuno, aik mesir maupun di Mesopotamia. Tingkat awal dalam pengembangan tulisan adalah piktogram, dimana gambar-gambar melambangkan objek-obyek material yang sama. Akhirnya piktogram berkembang menjadi ideogram, dimana simbol-simbol gambar mengetengahkan ide-ide juga. Seiring dengan perjalanan waktu, piktogram dan ideogram ini menjadi lebih abstrak (sejenis steno atau tulis cepat) dan menandakan kata (logogram) dan suku kata. Tingkat terakhir dari tulisan merupakan peralihan dari sistem penulisan suku kata kepada tulisan bersifat abjad, di mana satu simbol melambangkan satu huruf dari sistem penulisan abjad. Berbagai macam bahan digunakan sebagai permukaan untuk menulis oleh bangsa-bangsa dari Timur dekat kuno. Berbagai inskripsi penting terpelihara di tembok-tembok batu dan lempengan-lempengan batu. PL menunjukan bahwa 10 hukum (dekalog) dituliskan pada loh-loh batu. Dan bahwa kemudian Yosua membuat salinan dari hukum Musa di atas batu. Bahan-bahan kluno lain untuk tulis menulis termasuk: 1. Lempengan tanah liat dan kayu (terutama di Mesopotamia, tetapi juga dikenal Siro-Palistin dn Ebla dan Ugarit (Yes 30:8; Hab 2:2. 2. Manuskrip 3. Kitab gulungan dari papirus (digunakan mulai dari milenium ketiga sampai milenium pertama SM , Ayub 8:11; Yes 18:2) Kitab gulungan Yeremia yang dibakar oleh raja Yoyakim mungkin merupakan papirus atau perkamen. Ostraka (pecahan-pecahan tembikar) biasanya dipergunakan sebagai bahan untuk tulis yang bukan hanya berlimpah ruah tetapi juga tidak mahal di seluruh wilayah Timur Dekat Kuno, meskipun bahan itu tidak disebut dalam PL. Kitab gulungan logam yang ditempa kadang-kadang dipergunakan untuk suatu tujuan khusus. PL tidak menyebut penggunaan tinta untuk menulis pada kitab gulungan, tetapi PL menulis menganai besi ukiran atau pena besi, pena buluh, pisau raut untuk menajamkan pena, dan tempat tinta sebagai alat-alat yang dipergunakan untuk menulis. Sifat dari proses penyalinan dengan tangan dalam dunia kuno sangat mengutamakan pendengaran, penghafalan dan pembacaaan dokumendokumen di hadapan umum (kaena itulah PL selalu menekankan hal ‘mendengarkan’ Firman Tuhan). Menyebar luaskan perkataan yang tertulis juga menyebabkan diperlakukannya pelayanan-pelayanan seperti pelari cepat pembawa 6

kabar, bentara yang mengumumkan berita, dan juru tulis. Para juru tulis atau pinetera negara merupakan tokoh penting baik di bidang keagamaan maupun di pemerintahan sipil di Israel (pada masa sebelum pembuangan). Naskah-naskah yang paling awal dari PL ditulis dalam 22 huruf konsonan dari abjab\d Ibrani. Tulisan diatur dalam baris-baris berlajur tanpa disertai pemisahan kata-kata untuk menghemat tempat. Para ahli kitab melanjutkan pemindahan teks-teks konsonan itu sampai pada jaman para Masoret (kira kira tahun 500-900 M). Para masoret adalah cendikiawan dan ahli kitab Yahudi yang memperbaiki pembagian kata-kata dan menambahkan huruf hidup atau tanda huruf hidup, tanda baca, dan pembagian ayat PL Ibrani. Sekarang ini teks Ibrani PL disebut teks Masoret (MT), yang menunjukan pentingnya sumbangan para Masoret pada pemeliharaan Alkitab Ibrani. Perkembangan-perkembangan yang terjadi kemudian dalam Alkitab Ibrani meliputi pembagian tambahan dari kitab-kitab PL ke dalam pasal-pasal. Urutan perkenalan dan pembagian Alkitab adalah sbb: 1. Diperkenalan Alkitab bahasa Latin oleh Stephen Langdon (1150-1228) 2. Pembagian pasal-pasal dipergunakan di Alkitab Ibrani (edisi Bomberg, 1571) 3. Pemberian nomor dalam pasal-pasal ALkitab PL edisi Latin (1555) 4. Pemberian nomor dalam pasal-pasal ALkitab Ibrani oleh Arius Montanus (1571) F. Kanon PL Defini kanon dijumpai didalam ALkitab, kendatipun akar yang dari kata kanon terdapat dalam 1 Raja 14:15 dan Ayub 40:21. semula qaneh berarti “gelagah” atau “batang” papyrus, sejenis tanaman serai atau tebu manis. Karena gelagah dipakai sebagai tongkat pengukur atau kayu penggaris untuk membuat garis yang lurus, maka kata kanon mulai berarti “ukuran: atau “buluh pengukur”. Garis besar pembentukan kanon melewati beberapa tahap, yaitu: 1. Ucapan yang berotoritas Pada mulanya penyataan Allah kepada umat Ibrani dalam kebanyakan kasus disampaikan dengan lisan. Ucapan-ucapan yang berwenang ini diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya sebagai “Firman Tuhan” dalam bentuk tradisi lisan yang diterima. 2. Dokumen-dokumen tertulis yang resmi Pada suatu saat perkataan, ucapan dan pidato ini yang diillhami oleh Allah dicatat dan dipelihara untuk masyarakat Ibrani dalam bentuk tertulis. Kadang-kadang ucapan yang berwenang dan penulisan ucapan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. Dalam hal lain pendokumentasian penyataan Ilahi terjadi beberapa waktu sesudah peristiwa sejarah atau keadaan yang mendorong penyampaian Firman Tuhan itu. Seringkali 7

peristiwa atau kejadian itu langsung diceritakan sebagai bagian dari konteks untuk komunikasi Allah kepada Israel. 3. Mengumpulkan dokumen-dokumen tertulis Proses pengumpulan ini lama dan luas. Lama, mengingat 1000 tahun dari sejarah Ibrani tercatat dalam PL, dan luas, mengingat sejumlah sumber kuno dikutip dalam PL yang masih tidak diketahui pleh para ahli modern. 4. Menyortir dokumen-dokumen tertulis dan menetapkan kanon Rincian prosedur dari menyotir semua dokumen itu tidak jelas, tetapi kita dapat melihat kriteria dasar yang diterapkan pada dokumen-dokumen tersebut untuk maksud „menyortir“ dan menegaskan kanon. Cukup dikatakan bahwa pilihan-pilihan yang disepakati diantara para pemuka agama Ibrani yang dipimpin Roh Kudus Allah selama jalannya sejarah Israel pada akhirnya menghasilkan sebuah kanon Alkitab Ibrani. Paling tidak ada 4 periode penting dalam sejarah PL ketika penyortiran dokumen-dokumen dan penetapan sebuah kanon adalah penting sekali bagi masyarakat keagamaan Ibrani: a. selama pengalaman di Sinai sesudah peristiwa Keluaran b. selama peralihan dari teokrasi ke monarki di Israel c. pada masa keruntuhan Yerusalem dan sesudah itu pembuangan ke Babel d. sebagai bagian dari pembaharuan di bawah pimpinan Ezra, ahli Kitab, dan Nehemia, sang gubernur, pada masa pasca pembuangan di Yerusalem. G. Kitab-kitab Deuterokanonika atau Apokrifa Gereja Roma Katolik menyebut kitab-kitab yang terdapat dalam Alkitab Ibrani sebagai kitab-kitab „protokanonik“ sedangkan kitab-kitab rambahan serta tambahan kepada kitab-kitab protokanonik yang hanya terdapat dalam PL Yunani disebut kitab-kitab „deuterokanonik“. Isatilah-istilah ini sama dengan istilah „kanonik dan apokrif sebagaimana dipakai oleh orang Protestan dan Yahudi. Gereja Katolik pada Konsil;i Trent (1546 M) dan Konsili Vatikan (1870 M) menganggap kitab-kitab Protokanonik maupun deuterokanonik diilhami dan berwibawa. Tulisan-tulisan diluar kanon Ibrani yang disisipkan di antara PL dan PB biasanya disebut Apokrifa tersembunyi . dalam pemahaman Katolik, istilah itu berarti tulisan yang bersangkutan tidak diilhami dan tidak otentik, sehingga mereka menghindari pemakaian istilah tersebut. Sifat kanonik dan pengilhaman tidak dapat dipisahkan. Asas tertinggi untuk menentukan apakah suatu tulisan besifat kanonik hanyalah pengilhaman saja, yakni jika tulisan itu diilhami (dinafaskan Allah), maka tulisan itu bersifat kanonik. Jika tulisan itu tidak diilhami , maka tidak bersifat kanonik. Dalam PB, masalah seperti di selesaikan oleh perkataan Tuhan Yesus dan para rasul yang mengkukuhkan pengilhaman dan otoritas PL. 8

Apokripha: kitab yang disembunyikan dari pembaca umum karena diragukan otentisitasnya. Disebut deuterokanonikal oleh orang katholik yang digabung dalam terjemahan latin disahkan pada konsili Trente 1546 Penolakan Apokripha: 1. Absennya pengakuan mutlak 2. Absennya kriteria utama: Yahudi dan gereja semula 3. Absennya konten yang konsisten dengan kanon 4. Absennya klaim sebagai firman Allah 5. Absennya unsur dinamik, tersisip unsur imoralitas 6. Mencurigakan sejarah penerimaan Roma Katholik Pseudopigrapha Kitab yang sungguh dinilai palsu dan tidak otentik dalam keseluruhan isi. Mengatasnamakan nabi atau rasul tetapi jelas-jelas tidak demikian. PRINSIP PENGAKUAN KANON PL Bukti internal: 1. Indikasi kepenulisan profetis 2. Klaim diri sebagai firman Allah 3. Kesaksian Roh Kudus 4. Harmonis dengan wahyu progresif 5. Karakter dinamis:Ibrani 4:12 6. Memiliki konten standar ilahi yang tinggi Bukti eksternal 1. Kesaksian Kristus Lukas 24:44 Lukas 11:51 Matius 23:35 2. Penggunaan PL dalam PB Lebih dari 700 kutipan PL dalam PB SEJARAH URUTAN KANON 1. Alkitab Ibrani disebut sebagai “Wasiat Lama” adalah konsep kristen berasal dari acuan Yeremia 31:31-36; Ibrani 9:15-28 2. Kanon Ibrani mencerminkan 3 bagian menjadi 24 Kitab: Samuel-Tawarikh 1 kitab Ezra-Nehemia 1 kitab Kitab keduabelas nabi menyatu Nama judul kitab Ibrani biasanya diambil dari pertama atau ayat pertama 9

3. Urutan kanon a. Para penyalin teks Ibrani tidak membakukan urutan kitab, demikian juga dalam Septuaginta b. Versi Alkitab sekarang memakai urutan Vulgata (Alkitab dalam bahasa latin) Hieronimus tanpa Apokripha. c. Status kanonik kitab-kitab tidak pernah diragukan. Yang sering muncul adalah penafsiran yang berbeda-beda.

10

11

Bahasa Dalam PL Bahasa-Bahasa Semit Barat

Timur Asyur

Kel. Barat Laut Ugarit

Kanaan IBRANI

Babilonia

Kel. Barat Daya Aram

Etiopia Arab

12

13

BAB II PENGANTAR KITAB TAURAT (PENTATEUKH) Kelima kitab pertama dalam PL disebut Taurat. Dalam bahasa inggris disebut Pentateuch, suatu kata yang berasal dari bahasa Yunani Pentateukhos, yang mengandung arti 5 gulungan. Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani TORAH (hukum, pengajaran, petunjuk), yang secara tradisional diacu oleh masyarakat Yahudi yang berbahasa Ibrani. Taurat adalah bagian terpenting dari kanon Yahudi. Wabawa dan kesuciannya jauh melebihi kitab nabi-nabi atau kitabkitab lainnya. Kelima kitab Taurat ini tidak dikarang secara terpisah sehingga masing-masing buku itu berdiri sendiri dan utuh, melainkan setiap kitab itu merupakan bagian dari suatu kesatuan yang lebih luas. Boleh dikatakan Taurat merupakan satu karangan besar yang terdiri dari 5 bagian Pentateuckh ini merupakan koleksi pertama dari tulisan-tulisan yang diilhami secara Ilahi yang diakui sebagai Kitab Suci oleh Masyarakat Ibrani. Jika kelima kitab Taurat in dibaca secara teliti, akan nyata bahwa disamping kesatuan tujuan, rencana dan susunan yang jelas, juga terdapat keaneka ragaman yang rumit dan mencolok. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai teori menganai asal-usul Taurat. Sayangnya, teori-teori ini hanya mengemukakan pandangan tentang sumber, waktu penulisan dan pengarangnya, tanpa menimbang nilai teologis dan historisnya secara positif. Seringkali Taurat diduga berasal dari beberapa abad sesudah Musa, sehingga sedikit sekali mengandung keterangan sejarah yang asli. Gagasan-gagasan dan kebiasaan-kebiasaan teologis dan keragaman yang tercatat di dalamnya dianggap berasal dari abad-abad kemudian. Pentateuch atau Kitab Taurat merupakan suatu kumpulan dengan keanekaragaman gaya sastra. Keanekaragaman jenis sastra ini memperkaya baik sifat artistic karya sastra ini maupun tema-tema teologis penting yang mempersatukan antologi ini. Baik PL maupun PB membuat rujukan pada kegiatan menulis Musa dalam kaitannya dengan Pentateukh (Kel 24:4; Yoh 5:46-47), dan kedua-duanya menyatakan bahwa Musa adalah penulis utamanya (Ul 31:9; Mark 12:19). Sampai pada abad Pencerahan kebayakan oran Yahudi dan orang Kristen menerima Pentateukh sebagai berasal dari Allah dan ditulis oleh Musa. Meskipun beberapa cendikiawan Yehudi dan Kristen yang tidak setuju meragukan kekunoan dan keaslian Pentateukh sebagai yang ditulis oelh Musa, para cendikiawan dari periode ini mulai dari bapa-bapa gereja yang mula-mula sampai pada Reformasi Prostestan pada dasarnya belum menggunakan kristeria penelitian terhadap persoalan penulis dan tanggal penulisan Pentateukh.

14

Bukti yang dikemukakan untuk pandangan penulis tunggal mencakup kesaksian Pentateukh (Mis. Bil 33:2); kesaksian dari kitab-kitab lain PL dan PB terhadap “hukum Musa” (Mis. Hak 3:4; Yoh 8:5); otoritas tradisi Ibrani, Samaria, dan kekristenan mula-mula, serta bukti materiil yang memuaskan dengan adanya rincian seorang saksi mata dan pengetahuannya akan bahasa dan kebudayaan Mesir yang ditunjukan oleh penulis. Pendekatan ini menerima pengilhaman Ilahi dan asal-usul adikodrati dari dokumen-dokumen tertulis yang asli melalui Musa, dan ketetapan dan sifat dapat dipercayai dari sejarah yang diliput dalam Pentateukh. Semua angka diterima sebagaimana yang dicantumkan (jadi, sekitar 2 juta lebih orang Ibrani telah meninggalkan Mesir pada peristiwa Keluaran), dan mujijat-mujijat telah terjadi sebagaimana dikisahkan, apakah Allah menggunakan sarana alami ataukah menggantikan hukum alam dengan campur tangan langsung dalam waktu dan ruang demi kepentingan Israel umatNya (mis; jalan yang ajaib melintasi Laut Teberau, yang diperkirakan lebih dari 1 mil lebarnya sehingga dapat dilalui oleh jutaaan orang Ibrani yang melewati air). Ada beberapa keberatan yang muncul terhadap pandangan tradisional yang mendukung Musa sebagai penulis Pentateukh . hal ini terjadi akibat munculnya penelitian Alkitabiah yang rasional selama jaman pencerahan. Pertanyaanpertanyaan yang timbul terutama berkaitan dengan penulisannya, seperti gaya dan kosakata yang berbeda-beda dalam kisah-kisah di Pentateukh ; apa yang disebut sebagai dublet sastra (misalnya 2 cerita yang bersumber pada satu peristiwa yang sama, seperti 2 versi penciptaan di Kej. 1:1-2, 4a dan 2:4b-25), berbagai anakronisme sejarah (mis; rujukan di Pentateukh kepada orang dan tempat dari kurun waktu yang kemudian, seperti menyebutkan raja-raja Israel di Kej 36:31 atau orang Filistin di Kej 21:34), sisipan-sisipan editorial yang jelas dimaksudkan untuk memberikan dara terbaru bagi pembaca yang kemudia (seperti, rujukan kepada Mesir sebagai “di tanah Rameses”, Kej 47:11) dan bahkan ketidak sesuaian antara catatan-catatan narasi (seperti jumlah dan jenis binatang dalam bahtera Nuh, Kej 6:19-20; 7:2’ 8-9). Para pendukung pendekatan ini menanggapi berbagai cara. Pada umunya dapat dikatakan bahwa pendekatan ini mengakui Musa sebagai: 1. Penyusun sumber-sumber tertulis yang ada ke dalam kitab Kejadian 2. Sebagai penulis dari bagian terbesar dari 4 kitab yang lain di Pentateukh Sebenarnya, meskipun Musa tidak menulis semua kitab Pentateukh, bagian-bagian dari karya ini baik secara langsung maupun tidak langsung dikaitkan dengan kegiatan menulis yang dilakukan Musa. A. Teori Dokumen Pendekatan banyak penulis terhadap komposisi Pentateukh merupakan tanggapan kesarjanaan rasionalis dari jaman pencerahan terhadap kesulitan15

kesulitan yang diamati dalam sastra Pentateukh itu sendiri. Banyaknya pertanyaan yang timbul bersamaan dengan perbedaan-perbedaan yang tampak jelas dalam gaya sastra dan kosakata menyebabkan munculnya “analisis sumber” kitab-kitab Pentateukh. Walaupun para sarjana Alkitab telah mengemukakan pertanyaanpertanyaan sebelumya mengenai siapa penulis Pentateukh, Jean Astruc, seorang dokter Perancis, memprakarsai analisis sastra modern atau analisis sumber PL. tafsirannya mengenai kitab Kejadian yang diterbitkan pada tahun 1753 menandaskan, berdasarkan penggunaan nama-nama Allah, bahwa Musa mempergunakan 2 sumber yang parallel ketika menyusun kitab Kejadian. Satu sumber menyebut Allah sebagai Elohim (E) dan sumber yanglain menyebut Allah sebagai Yahweh (Y). Sekarang ini, penelitian sumber Pentateukh pada umumnya berhubungan denga Teori atau Hipotesis dokumen-dokumen. Perumusan klasik dari hipotesis banyak penulis atau hipotesis dokumendokumen dibuat oelh seorang cendikiawan Jerman bernama Julius Weellhausen pada tahun 1876-77. berdasarkan karya beberapa cendikiawan terdahulu seperti K.H. Graf, Abraham Kuenen, dan Herman Hupfeld, maka Wellhausen menganjurkan pandangan bahwa Pentateukh merupakan himpunan dari paling tidak 4 komponen sastra utama dan bahwa proses komposisinya memakan waktu sekitar 4 abad. Hipotesis Dokumen karya Graf-Wellhausen secara Graf-Wellhausen secara garis besar adalah sbb: 1. Dokumen Y atau Yahwis, ditulis oelh seorang pengarang di Yudea selama abab ke 9 SM 2. Dokumen E atau Elohis ditulis oleh seorang Israel dari kerajaan utara pada abad 8 SM 3. Gabungan Y dan E . Menjalin secara trampil 2 sumber utama menjadi satu dokumen tunggal beberapa waktu sesudah kejatuhan Samaria oleh Asyur pada tahun 722 SM 4. Sumber D (deutrinomi) atau sumber Deuteronomis, dianggap berasal dari suatu „aliran“ yang menghasilkan kitab Ulangan dan edisi terakhir dari nabi-nabi awal selama pemerintahan raja Yosia (sekitar tahun 630-600 SM) 5. Sumber P (Priest) atau sumber keimaman yang terkenal oleh gaya keseragamannya, penyusunan bahan-bahan secara rapi, dan penggunaan berulang-ulang dari ungkapan-ungkapan yang klise. 6. Keempat sumber sastra ini yang disusun menjadi 5 kitab Pentateukh oleh seorang penyunting (atau beberapa penyunting) imam sekitar tahun 450 SM. Mungkin iman itu adalah Ezra, ahli kitab itu.

16

B. Perkembangan Kritikisme terhadap Pentateukh 1. Sampai abad ke 16 M, baik tradisi orang-orang Yahudi maupun tradisi gereja setuju dengan pendapat bahwa Musa adalah pengarang Pentateukh. 2. Pada tahun 1650, Spinoza telah menolak pendapat tradisional tersebut di atas 3. Pada tahun 1753, Astruc mengemukakan teorinya yang disebut Hipotesis Dokumen, yaitu bahwa Pentateukh berupa bahan-bahan yang dikumpulkan dari beberapa dokumen (sumber), dan Musa sebagai redakturnya . alasanya untuk membagi Pentateukh dalam dokumendokumen itu adalah: a. Peristiwa-peristiwa yang sama dicatat lebih dari saru kali b. Adanya nama-nama/sebutan-sebutan Ilahi yang berbeda-beda c. Adanya bagian-bagaian yang ditafsirkan mengandung kontradiksi 4. Eichorn pada sekitar tahun 1780 mengemukakan 2 sumber untuk Pentateukh: J: bagian-bagian yang memakai nama „Jehovah“ untuk Allah E: bagian-bagian yang memakai nama „Elohim“ untuk Allah 5. Ilgen pada tahun 1798 membagi E menjadi 2 sumber yang berbeda: E-1 dan E-2 6. DeWette pada tahun 1805 mengemukakan tambahan suatu sumber lain lagi, yaitu: D: yang mengarang kitab Deuteronomy (Ulangan) 7. Pada tahun 1853 dikemukan „Modified Documentary Hypothesis“ oelh Hupfield, yang mengatakan bahwa Pentateukh dikumpulkan dari 4 sumber yang berasal dari 4 masa yang berbeda, yaitu: P: Priestly (E -2 dari Ilgen), yaitu Hukum Taurat, Imamat E: Elohistis, yaitu Kejadian, Keluaran J: Jahwehistis, Yaitu Bilangan D: Deuteronomostis, yaitu Ulangan 8. Graf, sekitar tahun 1860 tidak setuju dengan umur dokumen-dokumen itu, dan mengubah urutannya menjadi :J – E – D – P 9. Wellhausen pada tahun 1876 mendukung pendapat Graf dengan keterangan keterangan dari teori evolusi, yaitu Alkitab dianggap sebagai hasil suatu proses perkembangan yang membutuhkan waktu cukup lama. Walaupun argumentasi Wellhausen tidak dapat diterima oleh manusia modern dan ilmu arkeologi telah membuktikan bahwa PL terdiri dari sejarah yang seksama, namun banyak sarjana PL masih berpedoman pada Hipotesis Dokumen ini. Bahkan jaman sekarang teori ini mengalami variasi-variasi yang beraneka warna menurut kehendak tiap sarjana masing-masing . Dengan demikian mereka seolah-oleh menolak kebenaran Firman Tuhan dan terus berpaling kepada Filsafat yang dasarnya Evolusi. 17

10. Pada umumnya dikatakan sekarang bahwa: J: hasil seorang yang agak pandir, dia mengumpulkan dongeng, mitos dan syair 900 SM E: mengumpulkan cerita-cerita dan sangat menekankan Musa 750 SM D: sangat tertarik pada tema pembaharuan dalam melakukan agama 620 SM E: mengumpulkan bahan silsilah, Hukum Taurat, para iman dan cara berbakti 500 SM Jadi Petateukh adalah hasil pengumpulan bahan-bahan yang dilakukan oleh beberapa orang redaktur. Diperkirakan bahwa J dan E telah digabungkan menjadi satu kira-kira tahun 650 SM. J/E digabungkan dengan P kira-kira tahun 450 SM, dan akhirnya D, walaupun dikarang sebelum P, baru kira-kira tahun 400 SM digabungkan dengan J/E/P. Hasil kalau Hipotesis Dokumen diterima: 1. PL tidak bersifat wahyu dari Allah melainkan suatu kumpulan sastra (di antara banyak dokumen-dokumen sastra dari jaman dahulukala) 2. Pentateukh tidak mengandung sejarah yang seksama. Mis: para patriakh adalah ide yang berasal dari dongeng. Hukum Taurat (P) datang setelah para nabi (sedangkan pelayanan mereka didasarkan atas ajaran Hukum Taurat itu). Konsep Kemah Suci (P) datang sesudah Bait Allah. 3. Tuhan Allah tidak sungguh-sungguh memimpin umat Israel dan bangsa itu tidak mengalami hal-hal ajaib, mujijat dsb(Band. Ibr 12:18-21). 4. Pentateukh tidak dikarang oleh Musa, mungkin ada tulisan-tulisan sedikit dari Musa yang diteruskan secara lisan atau tertulis turun menurun akhirnya dimasukan oelh redaktur. 5. Tuhan Yesus keliru tentang pengarang Pentateukh (Luk 24:44; Yoh 5:4647; Kis 7:37-38). Dukungan untuk pendapat bahwa Musalah pengarang Pentateukh: Beberapa faktor dapat disebutkan sebagai pendukung adalah: 1. Tradisi orang Yahudi menerima Musa sebagai penulis Pentateukh 2. Kel. 17:14; Bil 33:2; Ul 31:22 terdapat kata-kata: berfirmanlah Tuhan kepada Musa 3. Penulis penulis kitab-kitab PL juga menyebut Musa sebagai penulis Pentateukh (Yos 1:8; 8:31; I Raja 2:3; Neh 8:2; Dan 9:11, 13; Mal 4:4) 4. Kesaksian Tuhan Yesus sendiri: Mark 7:10; 10:3-5; 12:26; Luk 5:14; Yoh 5:45-47; 7:19, 23 5. Kesaksian penulis PB: Yoh 1:17; Kis 3:22; Roma 10:5; I Kor 9:9; Ibr 9:19; Wah 15:3 18

6. Musa sangat memenuhi syarat sebagai penulis: a. Orang yang berpendidikan tinggi (Kis 7:22) b. Dia menyaksikan secara langsung segala hal yang diceritakan dalam Pentateukh , mulai dari peristiwa Keluaran dari Mesir dan seterusnya. Menyetujui Musa sebagai penulis Pentateukh tidak berarti dia tidak mengambil bahan dari sumber-sumber lain, karena dia juga menulis hal-hal yang terjadi sebelum dia sendiri lahir. Jadi Musa juga memakai tradisi lisan dan mungkin catatan-catatan tertulis juga. Tetapi itu semua dikerjakan dengan pimpinan Roh Kudus, sehingga dia dapat menyusun 5 kitab itu.

19

KITAB KEJADIAN A. Pengantar dan Judul Judul dalam bahasa Inggris dari Kitab Kejadian ialah Genesis, yang diturunkan dari bahasa Yunani ‘geneseos’. Kata ini merupakan terjemahan Yunani dari kata Ibrani ‘toledo’ artinya asal usul atau riwayat. Dalam kitab bahasa (Ibrani) judul yang digunakan ialah Bereshith, artinya ‘pada mulanya’ (Kej. 1 : 1). Kejadian atau Genesis merupakan kitab tentang permulaan (Book of beginnings). Kitab Kejadian berisi asal usul manusia dan dunianya, masuknya dosa ke dalam dunia, dampak dosa terhadap kehidupan manusia dan rencana Allah untuk memberkati bangsa-bangsa. B. Penulis Musa adalah penulis Kitab Kejadian, seperti halnya keempat kitab yang lain dalam Pentateukh. Bukti Internal, maksudnya bukti-bukti yang dapat dilihat dari isi Alkitab baik kesaksian PL maupun PB menyatakan bahwa Musa adalah penulis Kitab Kejadian. Bukti PL, ada banyak hal dari Kitab Kejadian yang diteruskan kedalam Kitab-kitab Pentateukh, sehingga dapat dikatakan bahwa kitab lainnya tergantung pada Kitab Kejadian. Banyak ayat PL yang secara langsung maupun tidak langsung memberi kesaksian bahwa Musa adalah penulis Kitab Kejadian (Kel. 17:4, Im. 1:1-2, Bil. 33 : 2, Ul. 1 : 1, Yos. 1 : 7, 1 Raj. 14 : 6, Ezra 6 : 18, Neh. 13 : 1, Dan. 9 : 11 – 13, Mal. 4 : 4 ). Kesaksian PB yaitu kutipankutipan yang dipakai oleh Tuhan Yesus dan murid-muridNya, Lukas, maupun Paulus menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menerima bahwa seluruh Taurat ditulis oleh Musa (Mat. 8 : 4, Mark. 12 : 26, Luk. 16 : 29, Yoh. 1 : 45, 5 : 46-47, 7 : 19, KPR 26 : 22, Rom. 10 : 19, 1 Kor. 9 : 9, 2 Kor. 3 : 15). Bukti Eksternal, maksudnya kesaksian dan pandangan bangsa Yahudi bahwa Musalah yang menulis Kitab Pentateukh. Demikian pula Gereja mulamula berpegang bahwa Musa adalah penulis Kitab Pentateukh. C. Waktu Penulisan Kitab Kejadian ditulis sekitar tahun 1445 sM, pada waktu Musa berada di Mesir atau Median atau segera setelah peristiwa exodus bangsa Israel dari Mesir dan selama perjalanan di padang gurun. D. Historisitas Ada pandangan yang menyatakan bahwa Kejadian 12-50 bersifat sejarah hanya dalam batas-batas tertentu. Alasannya karena kitab itu menceriterakan kejadian-kejadian yang terjadi lama sebelum ditulis dan hanya dikenal secara lisan. Dan kejadian 1-11 dipandang sama sekali tidak histories, dengan alas an 20

terlalu jauh jaman yang diuraikan dank arena kesejajaran bahan-bahan ceritera dengan kepustakaan mitologis Timur. Namun demikian tidak logis menyimpulkan hanya berdasarkan kesejajaran Kejadian 1-11 dengan bentuk mitologi, bahwa berita Alkitab tidak histories. Kita bisa jaga menganggap sebaliknya, bahwa kejadian-kejadian dalam Kejadian 1 – 11 historis sehingga tidak mengherankan apa yang tertulis dalam Kej. 1 – 11 juga nampak dalam mitologi bangsa-bangsa lain. Hal yang menentukan bahwa Kej. 1-11 bukan mitos melainkan histories adalah kesaksian dari semua bagian Alkitab lainnya.Analisa kesusasteraan dari Kejadian 1-11 menunjukkan pada kesimpulan yang sama. Tidak ada pemisah yang besar antara Kejadian 11.

21

KITAB KELUARAN A. Pengantar dan Nama Kitab Kata ‘Keluaran’ = Yunani exodus, menjadi nama kitab dalam Septuaginta artinya ‘keluar’ (Kel. 19:1). Nama ini tepat karena salah satu peristiwa terpenting yaitu ‘keluaran dari Mesir’); bahasa Ibrani: we’elleh shemoth artinya ‘ inilah nama-nama’ (1:1). Mengapa berbeda dengan nama kitab dalam bahasa Yunani? Dalam Alkitab nama Kitab dikenal dari dua kata pertama; Kitab ini disebut pula : Book of Redemption. B. Penulis Musa (Lihat Pengantar Kitab Kejadian); diduga kitab ini ditulis setelah pembuatan Tabernakel thn. 1444 sM (Kel. Psl. 35-40 cf 40:17). Bukti pendukung: Eksternal : - Yosua 20:25, 8:30-32 : - Maleaki 4:4 : - Yoh. 1:45 : - Roma 10:5 : - Mark. 7:10, 12:26, Luk. 20:37, Yoh. 5:46-47, 7:19, 22-23 : Internal : - Psl 15; 17:8-14; 20:1-17; 24:4, 7 , 12, 31:18, 34:1-27: C. Latar Belakang Peristiwa Eksodus diperkirakan terjadi pada tahun 1445 sM. Hal didasari 2 fakta : Kedatangan Yakub dan keluarganya di Mesir : 1875 sM Lama Waktu tinggal di Mesir (Kel. 12:40, Gal. 3:17) : 430 – tahun : 1445 sM Awal pembangunan Bait Allah Salomo : 965 sM Rentang waktu sejak Eksodus ( 1 Raja 6:1 : 480 + tahun D. Isi Isi Kitab ini berpuasat pada 2 (dua) peristiwa penting : 1. Pasal 1-18: pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatan Allah yang penuh kuasa di Laut Teberau.  Penindasan di Mesir (1)  Musa: Kelahiran, masa muda, panggilan & Misi kepada Firaun (2:1-6:27)  Tulah dan Paskah (6:28-13:16)  Keluar dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17-15:21)  Perjalanan ke Sinai (15:22-18:27) 22

2. (Pasal 19-40): Pengukuhan diri-Nya sebagai Tuhan atas Israel melalui perjanjian di Gunung Sinai. Bagian ini memuat perintah Allah sebagai pedoman hidup dan ibadah bangsa Israel. - Perjanjian Sinai (19-24) - Petunjuk untuk mendirikan kemah suci & upacara keagamaan (25-31) - Pengingkaran dan pembaruan perjanjian (32-34) - Pembangunan Kemah Suci (35-40) Istilah ‚Keluaran’ arti luas : seluruh kejadian dari pembebasan di Mesir hingga pendudukan tanah perjanjian (bdg. 3:7-10); peristiwa ini = = = = = Paling pokok dari Sejarah Keselamatan dalam PL. Melalui peristiwa ini Allah membuat Israel menjadi alat-Nya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. PERBANDINGAN KITAB Kitab Kejadian Kitab Keluaran Usaha manusia & kegagalan Janji diucapkan atau dinyatakan Sekelompok orang dipilih Pilihan karena rahmat Allah Penyingkapan ttg Ke-bangsa-an

Kuasa & kemenangan ilahi Janji itu nyata dlm karya penggenapan Sekelompok orang dipanggil Pilihan Allah dlm tindakan (yg luar biasa) Realisasi berdirinya suatu bangsa

23

KITAB IMAMAT A. Nama Kitab Kata Imamat (Ibr: wayyigra) artinya Ia memanggil (Im 1:1). Nama „Imamat“ berasal dari septuaginta melalui terjemahan bahasa Latin , yang memberikan judul lengkap „(kitb) mengenai imam-imam“. Tokoh utama dalam Kitab Imamat adalah Harus dan tugas keimaman yang dilukiskan dalam kitab in terbatas pada putra-putranya. Tuhan memanggil Musa pada pembukaan naskah. Bangsa Israel akan berhadapan dengan kebasiasaan-kebasiasaan ibadat orang Kanaan, jadi sebelum memakai tanah perjanjian mereka harus mempelajari caracara yang benar menyembah Allah. Ungkapan Tuhan berfirman pada Musa muncul lebih dari dua puluh lima kali dalam naskah kitab. Kitab ini diperkirakan bahwa Musa sebagai penulis, walaupun tidak ada kitab undang-undang yang diberikan pada Musa, diperkirakan atas dasar persamaan dengan kitab Keluaran bahwa Musa menuliskan kata-kata yang difirmankan kepadanya oleh Tuhan (bdg. Kel 17:14; 24:4). Tanggal penulisan ada dua pandangan : 1. Mereka yang berpandangan pada tanggal awal untuk kelauaran bangsa Israel dari Mesir pada abad perunggu akhir (sekitar tahun 1400 SM). 2. Mereka yang cenderung pada tanggal kemudian untuk keluaran umat Ibrani (pada zaman besi awal, sekitar tahun 1200 SM) B. Kronologi Kitab Imamat berasal dari wahyu Yahwe yang diberikan kepada Musa di Kemah pertemuan (1:1) dan di gunung Sinai (25:1) selama sebelas bulan Israel tinggal di Sinai sesudah paristiwa Keluaran dari Mesir (bdg. Kel 19:40; Bil 10:11). C. Latar Belakang Di Timur Dekat Kuno tidak hanya umat Ibrani yang mempraktekan upacara penyucian dan koraban biantang sembilahan. Agama orang-orang Kanaan juga mengenal korban perdamaian, korban bakarannya mirip dengan orban yang dipersembahkan umat Ibrani. D. Garis Besar Kitab I. Mendekati Allah yang Kudus ( 1- 10) a. Ketetapan-ketetapan mengenai korban b. Ketetapan-ketetapan mengenai penabisan imam-imam II. Hidup dihadapan Allah yang kudus (11 -25) a. Ketetapan-ketetapan mengenai hal-hal yang halal dan haram b. Ketetapan mengenai kekudusan 24

E. Isi Kitab Isi kitab berpusat pada dua penekanan: 1. Garis besar tuntutan tuntutan untuk menyembah Yahwe 2. Bagaimana umat perjanjian Allah mewujudkan gagasan kekudusan kedalam kehidupan setiap hari. Imamat pada dasarnya merupakan satu penuntun mengenai persembahan dan kehidupan kudus sehingga dapat menikmati kehadiran dan berkat Allah. Berbagai hukum yang diberikan demi untuk mengubah mantan budak-budak Ibrani menjadi kerajaan ilmu dan bangsa yang kudus. F. Tema-Tema Utama Kekudusan Inti dari kitab Imamat dalam perintah haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus (Imamat 11 : 44 – 45 ), memberi petunjuk masyarakatc Ibrani dalam penyembahan yang kudus dan hidup kudus sehingga sebagai umat perjanjian mereka dapat menikmati berkat kehadiran Yahwe ‚ bdg 26 : 1 – 13. Korban Persembahan Upacara korban hanyalah satu cara bagi umat Ibrani untuk menghampiri Allah. Imamat 7:35 mengatakan ada lima korban yang termasuk dalam hukum yang dinyatakan Tuhan Allah kepada Musa di Gunung Sinai., ditetapkan sebagai bagian daribentuk penyembahan bersama dan pribadi yang formal dalam ungkapan keagamaan Ibrani. Korban-korban persembahan ini dibagi dalam dua kategori : 1. Korban yang dipersembahan secara spontan pada Allah dalam pujian dan ucapan syukur atas berbagai berkat dan kebaikan yang diperoleh. 2. Korban-korban yang dituntut oleh Yahwe pada saat ada dosa di dalam masyarakat Ibrani. Imamat 17:11, hakikat hidup ada didalam darah. Darah di atas mezbah adalah penting bagi penyucian simbolis dari jiwa raga manusia yang berdosa (bdg. Ibr 9:22). Lima jenis korban yang berhubungan dengan Kristus dan SalibNya : 1. Korban bakaran ( Im. 1:1-17 ) Korban ini mengilustrasikan Kristus mempersembahkan diriNya tanpa cacat di hadirat Allah ( Ibr 9:11-14; 10:5-7 ). Kristus sebagai hamba yang taat hingga mati (Fil 2:5-8). 2. Korban Sajian (Im 2:1-16) Melukiskan kemanusiaan Yesus tanpa dosa dan sempurna (Kel 1:20,Ef 2:13-18). Api dari pembakaran roti membayangkan penderitaan Kristus hingga mati. 25

3. Korban Keselamatan (Im 3:1-17) Menyatakan karya Kristus di atas kayu salib, yang membawa damai bagi orang berdosa. Kristus mendamaikan manusia dengan Allah (Kol 1:20). 4. Korban Penghapus dosa (Im 4 : 1-5: 13) Dilakukan oleh imam besar, melukiskan Kristus mengangkut dosa umatNya. Korban ini menyatukan tuntutan hukum melalui penebusan dari substitusi Kristua (2 Kor 5:21) 5. Korban penebusan salah (Im 5:14 – 6:7) Melukiskan tebusan Kristus untuk keselamatan manusia, juga merupakan bagian dari pengampunan dosa. Pada hakikatnya tujuan korban-korban umat Ibrani bersifat mendidik dalam hal pengundangan upacara pendamaian dirancang untuk mengajarkan umat Israel mengenai prinsip-prinsip kekudusan Allah,keberdosaan manusia, dan perlunya pertobatan yang menuju penyucian dan pembaharuan persekutuan dengan Yahwe. Pemahaman perjanjian baru terhadap korban-korban Perjanjian Lama sebagai Lambang atau ilustrasi yang menunjuk pada karya penebusan Yesus dari Nazaret sebagai Mesias.

26

KITAB BILANGAN A. Pengantar dan Judul Kitab Bilangan adalah buku pengembaraan. Nama Bilangan diambil dari penghitungan jumlah bani Israel, di mana yang pertama pada permulaan kitab (pasal 1), yaitu di Gunung Sinai, untuk generasi yang ikut Keluaran dari Mesir, sedang yang kedua pada akhir kitab (pasal 26), yaitu didataran Moab, untuk generasi yang bertumbuh di padang gurun dan ikut menaklukkan Kanaan. Kebanyakan dari buku ini menjabarkan pengalaman Israel pada saat mereka mengembara di padang gurun. Kitab ini melanjutkan kisah Keluaran bani Israel dari Mesir pada hari ke 15 bulan pertama (Bil 33:3) dan upacara perjanjian di Gunung Sinai dalam perjalanan menuju Kanaan (tiba pada hari pertama bulan ke 3). Kitab Bilangan berawal dengan perintah Allah kepada Musa untuk menghitung Israel berangkat dari padang gurun Sinai (Bil 10:11-12). Kitab Ulangan dimulai dengan mengacu pada hari pertama bulan ke 11 tahun ke 40 (berarti 38 tahun 8 bulan dan 10 hari sesudah keberangkatan dari Sinai). Perjalanan dari Sinai ke Kadesy Barnea melalui teluk Aqaba memerlukan waktu 11 hari saja (Ul 1:2). Rute langsung hanya akan membutuhkan waktu beberapa hari, dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari 2 pekan. Kitab Bilangan menjelaskan bahwa masa 38 tahun itu adalah hukuman atas ketidak kepercayaan mereka sehingga tidak seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu. Karena itu, kitab Bilangan bukanlah sekedar sekelumit sejarah saja, tetapi menceritakan perbuatan Allah. Kitab ini menyatakan suatu kisah rumit tentang ketidak setiaan, pemberontakan, kemurtadan dan frustasi yang diperhadapkan dengan kesetiaan dan kesabaran Allah. Judul kitab Bilangan terambil dari kata pertama kitab ini dalam bahasa Ibrani : wayyedabber „dan Dia berkati“. Tetapi tulisan-tulisan Yahudi seringkali merujuk pada kata Ibrani kelima dari Bl 1:1, yaitu Benidhar, „di padang gurun“, yang artinya lebih mendekati isi kitab ini. Judul dalam bahasa inggris „Numbers“ adalah terjemahana dari nama PL bahasa Yunani Septuaginta untuk kitab ini, yaitu Arithmoi. Kitab Bilangan juga disebut Kitab Perjalanan, Kitab Persungutan dan Kitab keempat dari Musa. B. Pengarang Bukti-bukti menunjuk bahwa Musalah pengarang kitab Bilangan, sama seperti terlihat pada kitab-kitab Pentateukh sebelumnya. Namun kitab ini sendiri hanya berisi satu rujukan yang menyebut Musa sebagai penulis kisah tersebut, dan itupun secara khusus dibatasi pada rencana perjalanan umat Israel dalam perjalanan padang gurun dari Mesir menuju Moab (Bil 33:2). Bangsa Yahudi , samaria, dan gereja mula-mula memberikan kesaksian bahwa Musalah pengarang 27

kitab ini. Beberapa ayat dalam PB juga mengutip dari kitab Bilangan, dan megnkaitkannya dengan Musa (Yoh 3:14; Kis 7:13; I Kor 10:1-11; Ibr 3-4; Yudas 11). C. Latar Belakang Sejarah Kitab Imamat berlangsung hanya satu bulan , sedangkan kitab Bilangan berlangsung sekitar 38 tahun dan 9 bulan (1444-1405 SM). Kitab ini mencatat pergerakan Israel 20 hari terakhir di Gunung Sinai (1:1-10:11), dimana mereka menyelesaikan kemah suci sampai naikna awan yang memimpin perjalanan bani Israel, perjalanan sekitar Kadesy Barnea, yang merupakan hukuman 38 tahun pengebaraan untuk generasi pertama orang Ibrani yang keluar dari Mesir, sebagai akibat ketidak percayaan dan pemberontakan mereka (10:11-20:13), dan masa 6 bulan pada akhir masa 38 tahun kerika generasi kedua sesudah keluaran mengadakan perjalanan dari kadesy ke dataran Moad pada tahun ke 40 (22:1; 26:3; 33:50; Ul 1:3). Kemah-kemah mereka tersebar dalam radius beberapa kilometer, karena jumlah orangnya yang cukup banyak, sekitr orang (berdasarkan hasil sesnsus dalam pasal 1 dan 26). Allah secara ajaib memberi makan dan memelihara mereka di padang gurun . Ia memelihara pakaian mereka dan memberi mereka manna, daging, air, pemimpin-pemimpin dan sebuah janji (14:34). D. Tema dan Tujuan Tema kitab Bilangan adalah akibat ketidak percayaan tatanan pada Allah yang kudus. Tuhan mendisiplin umatNya, tetapi tetap serta pada perjanjianNya meskipun mereka sering berubah-ubah pendiriannya. Kitab Bilangan menunjukan kesabaran, kekudusan, keadilan,belaskasihan, dan kemahakuasaan Allah terhadap umatNya . kitab inimengajrkan bahwa tidak ada jalan pintas untuk menerima berkatNya . Dia menggunakan pencobaan dan ujian untuk mencapai tujuan khususnya. Kitab Bilangan ditulis untuk menelusuri sejarah pengembangan Israel dari Sinai sampai Moad. Tetapi tidak adanya catatan akan pengembaraan selama 38 tahun menunjukan bahwa kitab ini adalah kitab sejarah yang sangat khusus . kitab ini hanya memilih kejadian-kejadian penting yang berkaitan dengan kemajuan program penebusan Allah. Dosa generasi pertama ditulis sebagai peringatan generasi kedua. Mereka harus sungguh sungguh percaya kepada Allah sebelum mereka dapat menduduki tanah berkat. Secara teologis, tujuan kitab Bilangan adalah melestarikan kisah-kisah tahap-tahap permulaan dari pelaksanaan praktis perjanjian Allah yang belum lama diterapkan dengan Israel. Kitab ini menekankan kekudusan Allah, keadaan berdosa menusia, perlunya ketaatan pada Yahweh, trategi ketidak taatan terhadap permerintah-pemerintah Yahweh, dan kesetiaan sempurna dari Allah pada persetujuan perjanjianNya. 28

Secara praktis, sebagian tujuan Bilangan aalah menata dan mengorganisasikan mantan budak-budak Ibrani menjadi satu komunita bersatu yang emrupakan milik Allah yang dipersiapkan untuk menggenapi kewajibankewajiban perjanjian mereka . undang-undang erbgai perunjukl dan ketetapan, pengadaan sensus, penataan barisan dan pengaturan perkemahan masing-masing suku, tatacara keimaman, awam penuntun dan hukum-hukum yang berkaitan dengan pembagian dan pewarisan tanah, dimasudkan untuk mengubah bangsa yang dahulunya tertindas mengjadi suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Kata Kunci Ayat Kunci Pasal Kunci

: Pengembaraan : 14:22-23; 20:12 : 14(14:34)

E. Garis Besar Kitab I. Persiapan bangsa Israel (old generation) untuk memasuki Tanah Perjanjian (1:1-10:10) 1. Bangsa Israel diorganisir (1:1-4:49) 2. Pengudusan Israel (5:1-10:10) II. Kegagalan bangsa Israel untuk memasuki Tanah Perjanjian (10:11-25:18) 1. Kegagalan Israel dalam perjalanan ke kedesy (10:11-14:45) 2. Kegagalan Israel di Padang Gurun (15:1-19:22) 3. Kegagalan Israel dalam perjalanan ke Moab (20:1-25:18) III. Persiapan Bangsa Israel (New generation) untuk memasuki tanah Perjanjian (26:1-36:13) 1. Re organisasi Israel (26:1-27:23) 2. Pengatura persembahan (28:1-16) 3. Penaklukan dan pembagian wilayah (31:1-36:13)

29

KITAB ULANGAN A. Pengantar dan Judul Kitab ini berisi serangkaian pesan-pesan perpisahan dari pemimpin Israel yang telah berumur 120 tahun. Pesan ini ditujukan pada generasi baru yang ditentukan untuk menempati Tanah Perjanjian, yaitu mereka yang berhasil melewati pengembaraan padang gurun selama 40 tahun. Sama seperti kitab Imamat, kitab Ulangan berisi sangat banyak perincian hukum-hukum, tetapi penekanannya lebih pada orang-orang awam daripada imam. Musa mengingatkan generasi yang baru dari Israel akan pentingnya ketaatan, yang mereka dapat pelajari dari pengalaman orang-tua mereka yang menyedihkan. Perkataan Musa yang diucapkan beberapa saat menjelang kematiannya memberikan kepada umat Israel suatu perspektif yang luas mengenai peristiwa-peristiwa dari generasi sebelumnya. Di dalam kitab Ulangan ini (Ibr: Hoddebherim, Yun: Todeuteronomion tonto), umat Israel berkemah di Moab, menantikan perintah akhir untuk memasuki dan menduduki tanah yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka. Saat itu adalah saat yang khidmat. Musa menggunakan kesempatan itu untuk memberikan 3 amanat pada orang Israel, yang merupakan amanat perpisahannya, karena ia telah diberitahu bahwa ia tidak dapat memasuki tanah perjanjian itu bersama mereka. Isi amanat itu yang pertama diberikan “diseberang sungai Yordan, di tanah Moab” (1:5). Yang kedua, diberikan di seberang sungai . ketiga diberikan ditanah Moad (29:1) . kemudian ketiga amanat ini disampaikan di lokasi yang sama. B. Pengarang Buku ini ditulis ada akhir periode 40 tahun pembaraaan di padang gurun (1405 SM), pada saat generasi Israel yang baru berada di ambang perbatasan, siap memasuki Kanaan. Musa menulis kitab ini untuk menguatkan umat Israel agar mereka tetap mempercayai dan menaati Allah untuk dapat menerima berkat Allah. Bukti-bukti yang menguatkan bahwa Musalah penulisnya: 1. PL menghubungkan kitab Ulangan dan keempat kitab yang lain dari Pertateukh kepada Musa (Yos 1:7; I Raja 2:3; II Raja 14:6; Mzm 3:2; Neh 1:7; Maz 103 :7; Dan 9:11; Mal 4:4) 2. bukti-bukti dari kitab Yosua dan I Samuel mengindetifikasi bahwa hukumhukum ini tersusun dalam bentuk undang-undang tertulis dan mempunyai pengaruh pada bangsa Israel di Kanaan. 3. Kristus mngutipnya sebagai Firman Allah untuk mematahkan 3 pencobaan Setan, dan DIa menghubungkan langsung kepada Musa. 4. Kitab Ulangan dikutip lebih dari 80 kali dalam 17 kitab PB. Kutipan ini mendukung kepengarang Musa (Kis 3:22; Roma 10:19) 30

5. Tradisi Yahudi dan Samaria menunjuk kepada Musa sebagai penulis kitab Ulangan. Bukti-bukti internal bahwa Musalah penulis kitab Ulangan: 1. Kitab Ulangan menulis sekitar 40 pangakuan bahwa Musalah penulisnya (Ul 31:24-26) 2. Kitab Ulangan waktunya sesuai dengan jamannya Musa, bukan jamannya Yosia 3. persoalan serius akan penggambaran yang keliru dan pemalsuan penulisan bisa terjadi apabila buku ditulis pada abad ke 7 SM 4. Perincian daerah dan sejarah mengindikasikan pengetahuan dari tangan pertama 5. Kitab Ulangan megnikuti bentuk perjanjian yang digunakan pada abad ke 15 dan 14 SM 6. Berita kematian Musa dalam pasal 34 kemungkinan ditulis oleh Yosua. C. Latar Belakang Sejarah Secara historis kitab Ulangan tidaklah mencatat kemajuan daerah. Seluruh kejadian di dataran Moad, sebelah timur Yerikho dan sungai Yordan (1:1; 291; Yos 1:2). Waktu kejadiaannya sekitar satu bulan . di dalam kitab Ulangan, Tuhan diperkenalkan sebagai raja yang brkuasa dan pemerkasa perjanjian. Prolog sejarah mengisahkan kembali bagaimana Tuhan sudah membawa kaum Israel keluar dari Mesir, menyatakan diriNya Sinai, dan membawa mereka ke negeri yang sudah dijanjikanNya pada Abraham , nenek moyang mereka. Ketetapanketetapan sebagian besar kitab ini. Klausul dokumen yang paling mungkin dalam Ulangan adalah pemerintah bahwa sesudah umat Israel sampai di negeri perjanjian. Mereka harus mendirikan baru-batu besar dan menuliskan hukum Taurat padanya (27:2-3); bdg Yos 8:30-32). Pasal 31-32 adalah bagian saksi. Musa diperintahkan untuk mengubah sebuah nyanyian yang berfungsi sebagai saksi (31:19-22; band 32:39-43, di mana nyanyian tersebut meliputi sumpah Tuhan), baik kitab Taurat maupun langit dan bumi dipanggil sebagai saksi (31;2628). Berkat-berkat dan kutukan terdapat di pasal 28. Oleh karena itu walaupun tampaknya kitab Ulangan memuat setiap bagian yang termasuk pakta Timus Dekat Kuno, perlu juga diperhatikan bahwa urutannya menunjukan adanya sedikit perbedaan karena bagian saksi terdapat sesudah berkat-berkat dan kutukan-kutukan. Perbandingan ini menolong kita untuk memahami kitab Ulangan sebagaian sebuah dokumen resmi yang mengesahkan suatu hubungan formal antara Tuhan dan Israel, dengan Tuhan sebagai raja yang berkuasa dan Israel sebagai raja bawahan.

31

D. Tema dan Tujuan “berhati-hatilah supaya engkau tidak melupakannya” adalah tema kunci dalam kitab Ulangan. Musa menekankan bahaya lupa sebab akan menyebabkan kesombongan dan ketidaktaatan. Mereka harus mengingat 2 hal, pertama, pada saat mereka berhasil, itu karena berkat Allah. Yang kedua, pada saat mereka tidak mentaati Allah, Dia akan mendisiplin mereka sama seperti yang Dia lakukan ketika generasi sebelumnya tidak dipercayai Allah di Kadesy Barnea. Kitab Ulangan mengingatkan, ketentuan untuk mendapatkan berkat Allah hanyalah apabila umat israel taat kepada Allah. Allah selalu setia pada perjanjianNya, dan sekarang Dia meneruskannya pada generasi yang baru. Kitab Ulangan adalah dokumen pembaharuan perjanjian yuang menggunakan bentuk yang sama seperti perjanjian di Imur Dekat pada jaman Musa. Perjanjian ini mempunyai unsur-unsur sebb: 1. Pendahuluan (daftar pihak-pihak yang membuat perjanjian 1:1-5) 2. Pembukaan historis (perlakuan kebaikan raja pada masa lalu 1:6-4:43) 3. Syarat-syarat (ketentuan-ketentuan perjanjian 4:44-26:19) 4. Pengesahan (berkat-berkat dan kutuk-kutuk 27-30) 5. Kontinuitas (ketetapan untuk memelihara perjanjian 31-34) Ada penekanan pada pilihan, dimana umat Israel didorong untuk memilih kehidupan daripada kematian (30:19-20). Mereka dikehendaki untuk mendengar (50 kali), dan melakukan , memelihara, mengamati (177 kali) perintah Allah dengan hati yang penuh kasih (21 kali). Kata kunci : Perjanjian (Covenat) Ayat Kunci : 10:12-13, 30:19-20 Pasal kunci : 27 (27:9) E. Garis Besar Kitab I. Khotbah Musa I: Apa yang telah Allah kerjakan bagi Israel (1:1-4:43) 1. Pembukaan Perjanjian (1:1-5) 2. Tinjauan karya Allah bagi Israel (1:6-4:43) II. Khotbah Musa II: Apa yang Allah harapkan dari Israel (4:44-26:19) 1. Pengantar hukum Allah (4:44-49) 2. Pemaparan 10 hukum (5:1-11:32) 3. Pemaparan hukum-hukum yang ditambahkan kemudian (12:1-26:19) III. Khotbah Musa III: apa yang akan Allah kerjakan bagi Israel (27:1-28:68) 1. Pengesahan Perjanjian di Kanaan (27:1-28:68) 2. Institusi Perjanjian Palestina (29:1-30:20) 3. Peralihan penengah perjanjian (31:1-34:12) 32

KITAB YOSUA A. Nama Kitab Nama kitab adalah Yosua, kitab yosua berbicara tentang bangsa Israel memenuhi tanah. Kanaan dan cara membagi-bagi tanah itu kepada suklu-suku Israel. Diceritakannya secara rinci bagaimana mereka menyeberangi sungai Yordan dan merebut daerah itu, sebagaimana habis serangan selanjutnya. Laporan pembagian negeri itu mencakup keterangan lengkap tentang daerah Yehuda, disertai catatan mengenai pendudukan Hebron oleh bangsa LEwi dan kesukaran – kesukaran yang dialami di Manasye Utara. Juga penduduk kota Lewi dan masalah suku Transyordan. Kitab terakhir tentang wasiat rohani oelh Yosua puncaknya ialah perjanjian Nasional di Sikhem. B. Penulis 1. Bukti – bukti Ekternal Tradisi Yahudi mengatakan bahwa penulis kitab Yosua adalah Yosua sendiri. 2. Bukti-bukti Internal Dalam Yosua 24:26 dikatakan bahwa Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah.. C. Waktu Penulisan 1. Bulan pertama, march april 1405 B.C (1-5) a. Matinya Musa, march 1405 BC (Deut 34:5-9) b. Menyeberang sungai Yordan , April 10; 1405 BC (4:19) 2. Tujuh tahun, April 1405-1398 BC (6:1-13:7) a. Kaleb berumur 40 Tahun saat di Kadesy (14:7) b. Kaleb berumur 85 tahun pada saat itu (14:10) 3. Delapan tahun, 1398/7-1390 BC (13:8-23) a. Memberi pembagian 1398/7 BC (14:7-10) b. Yosua mati umur 110, 1390 BC (24:29) D. Tema dan Tujuan Kitab Tema : Melalui berkat Tuhan dan ketaatan iman bangsa Israel dapat memiliki dan menikmati tanah Perjanjian Kanaan. Tujuan : - Secara teologis mengajarkan bahwa kemenangan dan berkat dating melalui ketaatan dan iman kepada Allah. - Iman yang aktif memimpin kepada ketaatan yang membawa berkat Tuhan tercurahkan. Kata Kunci : Ketaatan ,Penaklukan/perebutan Ayat Kunci : l:8 , 11:23 33

Pasal Kunci : 24 E. Garis Besar Kitab I. Orang Israel memasuki tanah Kanaan (1:1-11:23) a. Pergantian Pemimpin (1:1-4:24) Penugasan; tim penyelidik menyeberangi sungai Yordan. b. Pangkalan depan (5:1-8:25) Gilga-Yerikho-Ai c. Pertempuran diwilayah selatan (9:1-10:43) kota-kota orang Reni, Persekutuan Yerusalem dikalahkan, kota-kota yang ditaklukan. d. Pertempuran di wilayah Utara dan kemenangan kemenangan selanjutnya (11:1-23) II. Tanah Kanaan diduduki (12:1-24:33) a. Daftar musuh yang dikalahkan (12:1-24) b. Pemukiman-pemukiman terdahulu (13:1-17:18) Tugas yang tak kunjung selesai; transyordan; Kaleb; daerah Yahuda; daerah bagian Efraim dan Manasye. c. Pemukiman yang kemudian (18:1-21:45) Pertemuan di Silo, kota-kota perlindungan, kota-kota orang Lewi. d. Jalan selanjutnya (22:1-24:33) Mezbah kesaksian pesan Yosua, perjanjian di Sikhem.

34

KITAB HAKIM-HAKIM A. Nama Kitab Kitab hakim-hakim memiliki perbedaan dengan kitab Yosua. Kitab Yosua berbicara tentang ketaatan umat sampai mencapai tanah Kanaan. Melalui iman dan kuasa Allah, kitab Hakim-hakim berbicara tentang ketidaktaatan, kekalahan umat karana mereka memberontak kepada Allah. Shophentin (Yahudi) artinya Hakim-hakim, peraturan, pelepas atau penyelamat. Shophet tidak hanya berarti memelihara keadilan tetapi juga berarti membebaskan dan melepaskan. B. Penulis Penulis kitab Hakim-Hakim tidak diketahui namanya, namun diperkirakan ditulis oleh Samuel. Bukti eksternal: Menurut tradisi Yahudi, kitab ini menghubungkan Hakim-Hakim dengan kitab Samuel (tentunya Samuel adalah mata rantai yang penting antara periode Hakim-hakim dan Raja-Raja. Bukti Internal : terlihat jelas dalam pasal 18:31 dan 20:27, yang menceritakan tentang Tabut Perjanjian Allah yang dipindahkan dari Silo (1Sam 4:3-11) dan ungkpan yang berulang-ulang. Pada jaman itu tidak ada raja diantara orang Israel (Hak 18:1), membuktikan yang jelas bahwa waktu si penulis menuliskan tersebut, bangsa Israel sudah mempunyai raja. C. Waktu Penulisan Jika kitab Hakim-Hakim ditulis oleh Samuel, kemungkinan ditulis oleh seorang muridnya antara tahun 1043 SM (ketik Saul menjadi raja) dan tahun 1004 SM (ketika Daud merebut kota Yerusalem). D. Tema dan Tujuan Tema kitab Hakim-Hakim adalah pelepasan atau penyelematan atas kegagalan umat Israel. Tujuan kitab Hakim-Hakim adalah mengisahkan tentang Israel dan kematian Yosua ke jaman Hakim-Hakim (Samuel) dan permulaan pemerintahan raja Israel. Mengisahkan tentang ketidaktaatan Israel kepada Allah (pasal 3-16) “ Orang Israel melakukan apa yang jahat dimata Tuhan” dan (pasal17-21)”pada jaman itu tidak ada raja diantara orang Israel”.

35

Perbandingan Kitab Yosua dengan Kitab Hakim-Hakim Yosua o Kebebasan o Kemajuan o Menaklukkan Kanaan dengan iman percaya o Jauhlah daripada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain (24:10)

o Israel beribadah kepada Tuhan (2431) o Israel mengenal siapa Tuhan yang disembah dan perbuatanNya (24:16 18:31) o Kemajuan o Dosa harus dihukum o Setia dan taat

Hakim-Hakim o Penindasan o Penurunan o Kekalahan karena tidak percaya o Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, mereka melupakan Tuhan, Allah mereka dan beribadah kepada baal dan para asyera (3:7). o Israel melakukan apa yang benar menurut mereka sendiri (21-25) o Tidak mengenal Tuhan maupun perbuatanNya (2:10) o Kemrosotan o Dosa ditolelir o Tidak setia dan tidak taat.

Kata kunci Ayat kunci

: Siklus (cycles) : (2:20) “Apabila murka Tuhan bangkit terhadap orang Israel, berfirmanlah Ia : karena bangsa ini melanggar perjanjian yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyang mereka, dan tidak mendengarkan firmanKu” dan (21-25) “Pada jaman itu tidak ada raja diantara orang Israel, setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangnnya sendiri”. Pasal kunci : Pasal 2, yang merupakan ringkasan dari seluruh kitab HakimHakim yang mencatat maasd transisi kehidupan yang saleh menjadi murtad, siklus dan tujuan Allah tidak menghalau bangsa Kanaan. pasal kunci : Pasal 2, yang merupakan ringkasan dari seluruh kitab HakimHakim yang mencatat masa transisi kehidupan yang saleh menjadi murtad, siklus dan tujuan Allah tidak menghalau bangsa Kanaan. Pola yang diterapkan sama dari satu Hakim ke hakim yang lain sebagai berikut : - Israel melakukan apa yang jahat dengan beribadat dengan ilah lain. - Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka. - Israel berseru kepada Allah. 36

-

Dia membangkitkan seorang tokoh pembebas. Bangsa penindas tersebut dikalahkan. Amanah negeri itu.

E. Garis Besat Kitab Latar balakang : Kegagalan untuk mengusir untuk orang Kanaan (1:1-2:5). Pendahuluan : Siklus kemurtadan (2:6-3:6) Siklus „orang Israel melakukan apa yang jahat dimata Allah“. a. Otniel (3:7-11) b. Ehud (3:12-31) c. Debora (4-5) d. Gideon (6-8) 1. Abimelekh (9) 2. Tota dan Yair (10 :1-5) e. Yefta ( 10 : 6-12 : 7) 1. Ebsan (12:8-10) 2. Elon ( 12 : 11-12) 3. Abdon (12:13-15) Kemerosotan moral suku-suku „setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri“. f. Suku Dan (17-18) g. Suku Benyamin (19-21)

37

KITAB RUT A. Pengantar dan Nama Kitab Rut dalam bahasa Ibrani rut, singkatan dari re’ut, “teman perempuan” nama kitab ini dinamai sesuai dengan Tokoh utamanya yaitu Rut. Dalam kitab Ibrani kitab Rut adalah salah satu dari lima “megilloth” atau “gulungan” termasuk “tulisan”(ketubim) bagian ketiga dari kanon PL. Kitab ini bercerita tentang kisah yang mengharukan yaitu kisah Rut, memperkenalkan pembaca PL pada seorang wanita yang menjadi pahlawan iman. Sebagai satu laporan mengenai peristiwa yang terjadi selama periode hakim-hakim. Kitab ini merupakan suatu kontras yang mencolok pada perspektif yang negatif tentang iman umat Israel yang melepaskan kesetiaan mereka dan meninggalkan penyembahan kepada Yahweh karena ilahilah lain. Kisah ini menggambarkan Rut sedang menunjukan kesetiaan dan menganut Yahweh serta mencela ilah-ilah lain. B. Penulis Nama pengarang tidak disebutkan untuk kitab ini oleh karena itu penulisnya tetap tidak dikenal kendatipun kitab ini ditempatkan tepat setelah kitab Hakim-hakim. Kerena kitab ini merupakan tulisan sebagai akibatnya kitab ini tidak dianggap sebagai bagian dari sejarah Deuteronomis. Ayat pembukaan menyatakan secara tidak langsung bahwa periode hakim-hakim sudah berlalu dan silsilah pada bagian penutup ini menunjukan bahwa pembaca kitab Rut ini sudah sangat kenal dengan Daud. Beberapa orang mendukung tanggal penulisan sebelum pembuangan, yang lain digunakan penulisannya dilakukan sesudah pembuangan, tidak ada konsensus mengenai hali ini. Kendatipun tanggal sebelum pembuangan semakin banyak dukungan deperkuat oleh bukti yang ada seperti faktor bahasa dan adat kebiasaan (seperti perkawinan angan). C. Latar Belakang Tidak ada bukti cukup untuk menempatkan kisah ini dengan keyakinan pada suatu bagain tertentu dari periode hakim-hakim. Orang Moab menindas umat Israel pada bagian awal periode ini dan diusir oleh Ehud (Hak 3), karena itu kita dapat mengatakan bahwa kisah ini terjadi pada waktu itu. Jika silsilah pada akhir kitab ini lengkap, maka peristiwa ini secara logis dapat ditempatkan pada akhir abad ke 12 SM, kira-kira sezaman dengan Yefta. Tidak banyak yang diketahui tentang bangsa Rut yaitu orang Moab, selama periode hakim-hakim selain penindasan singkatan terhadap Israel pada Zaaman Ehud. Orang Moad masih berkerabat dengan umat Israel, karena mereka adalah keturunan dari Lut, keponakan Abraham (kej 19:37). Kitab Rut berisi banyak dialog dan mempunyai bermacam-macam perlengkapan sastra dari sebuah drama empat babak. Hal ini menyebabkan 38

semakin banyak ahli memperlakukan kita ini sebagai cerita rakyat. Sifat-sifat sastranya sudah lama dikagumi dari prosanya yang singkat sampai ke pengembangan watak yang sangat ahli. Sang penulis dengan gaya artistik yang sempurna, kehalusan yang bermutu tinggi, sukacita yang nyata sambil mempergunakan sedikit kata-kata menggambarkan oran yang murah hati dan benar-benar dapat dipercaya. Lingkungan pedusunannya, penggambaran keberadaan rakyat jelata dan tidak adanya tokoh penjahat yang membuat kitab ini memenuhi syarat sebagai sebuah idola. D. Tema dan Tujuan Kitab 1. Penebus yang masih kerabat dekat (goel) Sistem perkawinan anggan (levirat) dijelakan dalam pustaka hukum Israel dalam Ulangan 25:5-10. jika seorang mati tanpa mempunyai seorang anak laki-laki, saudaranya wajib untuk memperanakkan seorang anak laki-laki melalui jandanya. Kebiasaan perkawinan anggan digabung dengan hak-hak penebusan tanah yang menyediakan latar belakang hukum untuk kitab Rut. Baik hukum penebusan dan perkawinan anggan dimaksudkan untuk melestarikan keluarga dan tanah. Go’el menyediakan cara untuk memperoleh kembali berkat-berkat perjanjian yang terancam bahaya dan dengan demikian dapat menjadi gambaran yang tepat untuk kasih karunia Allah. 2. Hesed Istilah hesed mengandung semua implikasi yang sangat jauh jangkauannya sehubungan dengan kesetiaan Yahweh pada perjanjianNya. Rut adalah kitab mengenai hesed pada tingkat manusia maupun pada tingkat ilahi. Terliaht dalam pernyataan komitmen rut yang mengharukan pada Naomi (1:16-17) sifat inilah yang membuat Boaz menyukai dia (1:12) . demikian Boaz dipuji karna hesed yang ditunjukannya pada Naomi (2:20) Kitab Rut ini berkaitan dengan tema utama Alkitab yakni sejarah keselamatan. Tujuan utama isi kitab adalah memperlihatkan bimbingan Allah yang penuh rahmat dalam kehidupan keluarga tersebut. Allah mengendalikan peristiwa-peristiwa secara sempura dan berkesinambungan melalui kesetiaan mereka dan bimbingannya yang tersembunyi, Allah memelihara suatu keluarga demi Israel. Kata Kunci : Kinsman-Redemeer (Anak-Penebus) Ayat Kunci : Rut 1:10; 3:11 Pasal Kunci : Pasal 4 E. Garis Besar Kitab I. Pengungsian dan tragedy keluarga Elimelekh (1:1-5) II. Naomi dan Rut kembali ke Betlehem (1:6-22) III. Rut bertemu dengan Boaz (2) 39

IV. V. VI.

Rencana Naomi dan keberhasilannya (3) Perkawinan Rut dan Boaz dan kelahiran seorang anak laki-laki (4:117) Silsilah Perez (4:18-22)

F. Isi Kitab Rut orang Moab yang kawin dengan anak laki-laki Elimelekh, orang Yehuda dari Betlehem. Karena bencana kelaparan, Elimelekh meninggalkan tanah asalnya dan menetap di Moab bersama-sama dengan Naomi, istrinya dan kedua anak laki-laki mereka. Kemudian ketiga lagi-laki itu meninggal dunia dan Naomi tinggal sendiri dengan kedua menantu perempuannya Rut dan Opra. Naomi memutuskan untuk kembali ke Yehuda, karena bencana kelaparan telah berakhir. Lalu Naomi meminta kedua menantunya kembali kekeluarga mereka masingmasing. Opra memenuhi permintaan itu meskipun engan berat hati, tetapi Rut menolak dengan tegas. Ungkapan Rut itu menjadi ukuran cinta kasih dan kesetiaan yang diberikan seorang wanita kepada wanita lain. Akhirnya mereka kembali ke Betlehem dan disana Rut memperoleh kesempatan untuk bekerja mengumpulkan ceceran jelai diladang miliki Boaz, orang kerabat jauh Elimelekh. Naomi menyuruh kepada Rut untuk memohon kepada Boaz untuk memenuhi tanggung jawab kerabatnya. Dalam klimak cerita ini, Boas membujuk kerabat yanglebih dekat tersebut untuk melepaskan haknya lalu ia mengawini Rut anak laki-laki yang dilahirkan dari perkawinan itu “seorang anak laki-laki yang telah lahir bagi Naomi” kelanjutan garis keturunan ini yang penting karena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud.

40

KITAB I SAMUEL A. Pendahuluan dan Judul Kitab Samuel menggambarkan peralihan kepemimpinan di Israel dari hakim-hakim ke raja-raja. Ada tiga tokoh yang menonjol dalam kitab Samuel, yaitu: 1. Samuel (hakim terakhir dan nabi pertama) (psl 1-7) 2. Saul (raja pertama Israel) (Psl 8-15) 3. Daud (raja pilihan, dinobatkan tetapi belum diketahui kapan menggatikan Saul) (psl 16-31) Kitab I dan II Samuel aslinya adalah satu kitab, dalam Alkitab Ibrani dikenal dengan kitab Samuel atau Samuel. Pembagian kitab Samuel menjadi dua mulai berlaku sejak diterjemahkannya ke dalam bahasa Yunani, yang terkenal dengan nama Septuaginta (abad ke 3 SM). Kitab I Samuel menceritakan tentang suatu jangka waktu tertentu, yaitu kematian Saul (raja yang pertama) dengan kurun waktu sekitar 115 tahun. Judul dalam septuaginta adalah Bibloi Basileion atau kitab kejaan: yaitu kerajaan Yehuda (selatan) dan kerajaan Israel (utara). B. Nama Nama Samuel diterjemahkan dalam beberapa arti, yaitu: nama Allah, namanya adalah Allah. Didengar Allah dan disuruh Allah. C. Penulis Penulis I Samuel tidak dikenal, tetapi tradisi talmud (ikhtisar hukum dan ajaran Yahudi) menyatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Samuel. Samuel mungkin menulis bagian pertama dari kitab I dan II Samuel karena kematiaannya yang dicatat dalam I Samuel 25:1 menjelaskan bahwa ia tidak menulis kitab I dan II Samuel. Dalam I Samuel 10 : 25, Samuel menulis sebuah kitab. D. Tahun Penulisan Bila Samuel menulis 24 pasal pertama, ia menulis sebelum kematiannya (1015 SM). Ia lahir sekitar 1150 SM melayani sebagai hakim dan nabi di Israel antara 1067 dan 1015 SM. Kitab Samuel berakhir pada hari-hari akhir Daud, maka kitab itu pastilah dikutip sesudah 971 SM I Samuel 27:6, sampai pada kekuasaan yang terpecah, Yehuda terpisah dari Israel menunjuk tanggal pengutipan sesudah kematian Salomo pada 931 SM. E. Tema dan Tujuan Kitab I Samuel memberikan sejarah awal kerajaan Israel yang berorientasi kenabian. Selama periode hakim-hakim, Israel menolak Yahweh sebagai raja mereka. Tuntutan seorang raja duniawi dalam I Samuel merupakan akibat wajar 41

dari penolakan ini (I Samuel 8:7). Allah sudah bermaksud memberi seorang raja kepaa Israel (Kej 49:10; Kel 17:14-20) tapi Israel meminta raja pilihan mereka sendiri, ukannya menunggu raj yang dari Allah. Sendang Daud menjadi raja teokrasi sejai, ia membiarkan Allah memerintah melalui dirinya. Saul ditolak oleh Allah ia gagal memperlajari kebenaran bahwa mentaati itu lebih baik dari pada mempersembahkan korban (I Samuel 15:22). Sedangkan Daud berprinsip bahwa „Tuhan tidak melihat apa yan gdilihat manusia (I Samuel 16:7). Tuhan mengkukuhkan dinasti Daud karena ketaatan Daud, kebijaksanaan Daud dan ketergantungan Daud kepad Allah. Samuel juga mengungkapkan peranan nabi dalam menyapaikan peringatan Allah untuk raja dan bangsa Israel. F. Kata Kunci dalam I Samuel Kata kunci : peralihan Ayat-ayat kunci : I Samuel 13:14; I Samuel 15:22; I Samuel 13:14, Pasal kunci : I Semuel 15 I Samuel 15 mencatat peralihan kekuasaan tragis dari Saul ke Daud, Allah memindahkan berkatnya dari seseorang (Saul) dan memberikan kepada yang lain (Daud) karena dosa. G. Garis Besar Kitab I. Tradisi Silo (I sam. 1:1-4:1a) II. Kisah Tabut (I Sam 4:16-7:1) III. Hal berdirinay kerajaan (I Sam 7:2-12:25) IV. Pemerintahan Saul (I Sam 13-15) V. Daud semakin berkuasa (I Sam 16- II Sam 5:10)

42

KITAB II SAMUEL A. Pengantar dan Judul Kitab II Samuel dalam bahasa Yunani ialah Bassileion Beta. Latinnya Liber II Samuel, Inggrisnya : Second Book of Samuel / Second Samuel (Wikison). Kitab I dan II Samuel sebenarnya adalah satu kitab. Dan bahkan dalam Septuaginta keduanya digabung dengan kedua kitab Raja-raja, dengan nama kitab “Kerajaan-kerajaan”(lasor). Kemungkinan pembagian ini terjadi sejak dimulainya tarik Masehi, penyebabnya bukan karena adanya pemisahan isi, namun lebih karena panjangnya kitab. II Samuel merupakan kitab Zaman pemerintahan Daud, mulai dari penobatannya menjadi sampai masa menjelang kematiannya, sejak pemerintahan Hebron sampai ke Yerusalem.kitab ini meliputi jangka waktu 40 tahun, karena selama itu;lah Daud memegang pemerintahan atas Israel (Sidlow). Menurut Mulder dan Blummendaal kedua kitab Samuel ini menerangkan tentang bagaimana Samuel dalam persiapan kedatangan sebuah kerjaan yang bersifat almasih itu. Dimana dalam I Samuel membicarakan siapa yang akan menjadi raja? Dan dalam II Samuel membicarakan siapakah yang akan menjadi pengganti dari raja? B. Penulis Natan dan Gat diyakini sampai sekarang bahwa merekalah yang menulis kitab II Samuel ini. Bukti Internal : Dalam II Tawarik 29:29-30 , menyebutkan bahwa riwayat raja Daud ditulis oleh mereka. Dan II Samuel jelas mencatat tentang riwayat Daud itu. Selain itu dalam II Samuel 20:24-25 dapat meyatakan pada kita bahwa ada saat itu orang telah dengan baik mngadakan catatan-catatan, seperti adanya panitera (Hill) . juga dalam II Samuel 1:8, menyebutkan tentang adanya “kitab orang jujur” yang kemungkinan dijadikan sebagai sumber tambahan penulisan kitab ini (Wilkinson). Bukti Ekternal : Tradisi Yahudi, yaitu adanya pandangan bangsa Yahudi. C. Waktu Penulisan Kitab ini ditulis kira-kira sesudah kematian Salomo (931 SM) . kitab ini sendiri menceritakan riwayat Daud yang terjadi sejak tahun 1011-1004 (7,5 th) memerintah di Hebron dan dari 1004 – 971 SM (33,5 th) memerintah di Yerusalem. Sehingga riwayat itu merupakan pertengahan antar 1000 tahun setelah Abraham dan 1000 tahun sebelum Yesus. D. Tema dan tujuan Tema kitab : Pendirian sebuah bangsa dibawah pemerintahan Saul dan yag digantikan oleh Daud 43

Tujuan Kitab : Menggambarkan secara jujur akan kekuasaan dan kelemahan raja Daud selama 40 tahun ia memerintah Israel Kata kunci : Daud (karena isinya tentang jujur riwayat Daud ketika menjadi raja Israel) Ayat kunci : 1. Pasal 7:21 berisi tentang janji Allah kepada Daud sejak janji itu diberikan bangsa Yahudi senantiasa menaruh kepercayaan bahwa Kristus akan lahir dari keturunan Daud 2. Pasal 22:21, berisi tentang kesetiaan Allah bagi Daud, sesuai dengan ketaatan dan kesucian Daud Pasal kunci : Pasal 11 tentang dosa Daud yang berzina dengan Bethseda dan yang membunuh Uria suaminya. Pasal ini pulalah yang digunakan sebagai pemisah oleh Sidlow dalam pembagian kitab yang diketengahkan dalam bukunya . pasal ini menjadi titik perubahan dari berkat Allah menjadi kutuk Allah bagi Daud. E. Garis Besar Kitab Bagian pertama : Keberhasilan keberhasilan Daud 1. Keberhasilan politik 2. Keberhailan Spiritual 3. Keberhasilan militer Bagian kedua : Kejatuhan Daud 1. Dosa perzinahan 2. Dosa pembunuhan Bagian ketiga : Permasalahan Daud 1. Permasalahan dalam keluarga Daud 2. Permasalahan dalam kerajaan Daud

(1:1-10:19) (1:1-4:12) ( 6:1-7:29) (8:1-10:19) (11:1-27) (11:1-5) (11:6-27) (12:1-24:25) (12:1-13:36) (13:37-24:25)

44

KITAB I RAJA-RAJA A. Pengantar dan Nama Kitab Kitab 1 Raja-raja diberi nama “kitab perpecahan” karena isinya menceritakan tentang pecahnya kerajaan kesatuan yang pernah diperintah oleh Saul, Daud dan Salomo menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda. Kerajaan Israel dinamakan kerajaan Utara yang meliputi sepuluh suku yang ibu kota kerajaannya ialah samaria. Dan kerajaan Yehuda dinamakan kerajaan selatan yang meliputi dua suku yaitu suku Benyamin dan Yehuda yang ibu kota kerajaannya ialah Yerusalem. Kitab 1 Raja-raja mempunyai dua bagian utama seluruhna 22 pasal; pasal 1-11 menceritakan tentang pemerintahan Salomo yang 40 tahun lamanya, sedangkan pasal 12-22 menceritakan tentang kerajaan Israel dan Yehuda selama jangka waktu 80 tahun. B. Penulis Sebagaimana kebanyakan kitab-kitab sejarah PL,maka penulis dari sejarah raja-raja ini tidak dikenal. Penyusun yang tidak dikenal dari kitab Raja-raja mengacu pada tiga sumer tertentu yang digunakan dalam pengumpullan sejarah perjanjian dari kerajaan Israel “kitab riwayat Salomo” ( 1 Raja 11:41),”Kitab sejarah Raja-raja Israel”. (1 Raja 14:19) dan “kitab sejarah raja-raja Yehuda” (1 Raja 14:29; 15:7). Para ahli sependapat bahwa berdasarkan bahasa kitab 1 Raja-raja dan 2 Raja-raja dan mengingat ketunggalan maksudnya, maka kitab Raja-raja mempunya cirri-ciri seorang penulis atau penyusun tunggal yang merupakan saksi mata jatuhnya Yerusalem. Menurut tradisi Yahudi yang terpelihara dalam Talmud Babilonia menyatakan bahwa Yeremialah pengarangnya. C. Waktu Penulisan Kitab ini sendiri barang kali ditulis di Palestina pada waktu antara kejatuhan Yerusalem (587/586 SM) dan dekrit raja Koresi dari Persia yang mengijinkan orang Ibrani kembali ketanah air mereka (539 SM). Daftar nama raja-raja dalam kedua kerajaan selama delapan puluh tahun terhitung mulai dari saat perpecahan, disertai lamanya kerajaan dan keterangan alkitab tentang perangngainya. Yehuda Israel Nama Raja Masa Nama Raja Masa Rehabeam (jahat) 17 Tahun Yerobeam (jahat) 22 Tahun Abiam (jahat) 3 Tahun Nadab (jahat) 2 Tahun Asa (baik) 41 Tahun Baesa (jahat) 24 Tahun Yosafat (baik) 25 Tahun Ela (jahat) 2 Tahun Zimri (jahat) 1 Minggu 45

Omri (jahat) Ahad (jahat) Ahasia (jahat)

12 Tahun 22 Tahun 2 Tahun

D. Tema dan Tujuan Kitab Tahta Allah mengatasi tahta manusia E. Tujuan Kitab a. Untuk memberikan sejarah tentang berdirinya dan kemuliaannya kerajaan Israel yang jatuh b. Untuk memberikan sejarah tentang perpecahan kerajaan Israel, menjadi dua kerajaan dan dua keturunan raja dengan kemundurannya masing-masing c. Untuk menunjukan Israel bangsa itu seluruhnya adalah sebagai umat Tuhan, diharapkan untuk menuruti hukum Tuhan dan dengan berbuat demikian akan ada berkat, kalau tidak ada hukuman. Kata kunci Ayat kunci Pasal kunci

: (Division of the Kingdom) : (9:4-5; 11:11) : (12)

F. Garis Besar Kitab I. Pemerintah raja Salomo selama 40 tahun (1-11) c. Penobatan Salomo menjadi raja dan perbuatannya yang pertama (psl 1-4) d. Salomo mendirikan baik Allah dan istana (psl 5-8) e. Kemasyuran dan kemuliaanya (psl 9-10) f. Kemerosotan dan kematian (psl 11:1-43) II. Masa 80 tahun dari kedua kerajaan (12-22) a. Rehabeam naik tahta : perpecahan (12:1-33) b. Raja-raja Yehuda : Rehabeam sampai dengan Yosaat (13-22) c. Raja-raja Israel: Yerobeam sampai dengan Ahazia (13-22) d. Pengabdian nabi Elia kepada Israel (17-22)

46

KITAB II RAJA-RAJA A. Pengantar dan Judul Kitab 2 Raja-raja merupakan sejarah bangsa yang paling menyedihkan yang pernah dilaporkan . bangsa Israel yang telah dipilih oleh Tuhan dan sudah dipakai olehnya guna mengembangkan kehendaknya untuk menerangi dan melahirkan kembali umat manusia makin lama makin merosot menjadi bangsa yang baik setia dan rusak religius serta moralnya. Kitab ini menceritakan 10 suku Israel (kerjaan Utara) dibuang ke Asyur sebagai bawaan dan tidak pernah kembali lagi. Sedangkan Yerusalem digempur musuh, Bait Allah dibakar, lalu orang-orang Yehuda (Kerajaan Selatan) diserakkan sebagai tawanan ke Babel, hanya sisanya yang dapat kembali ke negerinya. B. Pengarang Kitab 1 dan 2 Raja-raja dulu merupakan satu kitab, dibagi menjadi dua kitab saat menterjemahkan Septuaginta pada abad 3 SM yang kemudian dilanjutkan sampai sekarang. Berdasarkan bahasa dan mengingat keesaan maksud, maka pengarangnya disimpulkan sama. Menurut tradisi Yahudi (Talmud) mengatakan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh Yeremia pada masa sudah lanjut usianya. Literatur dalam 2 raja-raja sama dengan kitab Yeremia dan dari observasi bahwa pelayanan Yeremia adalah pada masa raja Yosia dari hal ini bisa diindikasikan bahwa Yeremia mencatat kejadian dalam kerajaan ini dengan berdasarkan dokumen dokumen yang ada (1 Raja-raja 11:41; 14:29) dan sesudah dia datang orang-orang lain (redaktur redaktur) yang membubuhi beberapa tambahan. C. Latar Belakang Sejarah Kitab ini menceritakan tentang penyerakan kedua kerajaan Irani 19 raja yang berasal dari 7 keluarga. Semua raja dari kerajaan Utara melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Itu di sebabkan Yerobeam bin Nebat yang memecah Israel menjadi dua dan yang hidupnya sangat berdosa yang akhirnya membawa Israel berdosa dan merembet/menurut ke atas raja-raja dan bangsa itu. Akhirnya Allah memberikan hukuman yang adil dengan membuang Israel ke Asyur dan tidak ada yang kembali, akhirnya kerajaan Utara terhapus. Kerajaan Selatan berlangsung selama 360 tahun yang diperintah 20 raja semuanya berasal dari satu keluarga yaitu Daud. Raja-raja Selatan dinilai dengan dibandingkan dengan kehidupan pemerintahan Daud (1 Raja 15:3; 11) yanghiup benar dimata Tuhan meskipun dia juga pernah jatuh dosa. Ini menunjukan karunia Allah memilih Daud dan menunjukan kesetiaan Tuhan akan perjanjian Daud dalam memelihara garis keturunan Daud yang nantinya akan menjadi garis 47

keturunan Mesias. Berkat karya Allah juga, bangas ini dipulangkan lagi ke negerinya untuk menggenapi janji-janji Allah. D. Tema dan Tujuan Tema kitab 2 raja-raja adalah kerajaan Utara dan Selatan yang tidak taat pada Allah, dengan berbagai cara Allah memperingatkan namun bangsa ini tetap memberontak yang akhirnya berakibat kedua kerajaan ini runtuh dan terguling. Tujuan kitab ini menekankan pada kehidupan yang benar dihadapan Allah dan menunjukan keadilan Allah untuk menghukum bangsa yang tidak benar (berdosa) dengan cara menyerakkan Israel kepada bangsa lain (kafir) Kata kunci Ayat kunci Pasal kunci

: Perserakkan : 17:22-23; 23:27 : 25

E. Garis Besar Kitab: I. Catatan tentang Israel, Kerajaan Utara (1:1-10:36), bagian ini memuat kisah perjalanan Elisa dan diakhiri dengan kematian Yehu, raja Israel kesepuluh. II. Catatan tentang kerajaan Utara dan Selatan (11:1-17:41), bagian ini diakhiri dengan pemindahan orang Israel sebagai tawanan ke negeri Asyur. Pada masa itu Yunus , Amos, dan Hosea bernubuat di Israel. III. Catatan tentang Yehuda, Kerajaan Selatan (18:1-25:30), bagian ini diakhiri dengan pemindahan orang Yahuda sebagai tawanan ke Babel. Pada masa ini Obaja, Yoel, Yesaya, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya dan Yeremia bernubuat di Yehuda.

48

KITAB I TAWARIKH A. Penulis Bukti eksternal: tradisi Yahudi yang menetapkan Ezra, ahli kitab, sebagai penulis kitab , Tawarikh. Talmud Babilonia : Baba Bahtra Isa (sesuai dengan “survey PL” hal 348), dengan adanya perhatian penulis yang ditunjukan kepada Bait Allah dan kepada para iman dan orang Lewi yag melayani,kemungkinan besar dia adalah seorang imam atau orang lewi yang melayani di Bait Allah. Bukti Internal, Penulis I Tawarikh adalah Ezra. Adanya kesamaan dalam gaya bahasa dan linguistic dengan kitab Ezra-Nehemia. Adanya kesamaan pada versi penutup dari 2 Tawarikh 36; 22-23 dengan versi pembukuan Ezra (1:1-3). Antara Tawarikh dan Ezra memilki kesamaan sejarah di ibaratkan seperti Lukas, 2 KPR. Waktu penulisan kitab I Tawarikh sekitar abad 5 SM, kemungkinan antara tahun 450 SM. Ezra kemungkinan melengkapi Tawarikh antara tahun 450 SM. Ditulis sesudah orang Yahudi diangkut ke Babel (I Taw 6:15; 9:1). Digubah tatkala “sisa bangsa” sudah pulang dan sudah menduduki Jerusalem dan sebagian dari pada negeri-negeri I Taw 9 dibandingkan dengan Nehemia 11:3-32; 7:45. menurut sarjana-sarjana Ibrani, bahasa dan ejaan kitab bahasa Ibraninya dipengaruhi oleh bahasa Aram. B. Tema dan Tujuan Tema dalam I Tawarikh, ibadah di Perjanjian Lama, ibadat kepada Yahudi merupakan bagian integral dari cita-cita teokratis yang diketengahkan oleh penulis Tawarikh untuk Yerusalem pada masa pasca pembuangan. Yang khususnya penting bagi penulis Tawarikh adalah pentingnya ibadah yang berupa ungkapan perkataan . ada perkataan sumpah, perkataan pujian dan ucapan syukur, perkataan doa nyanyian sukacita, perkataan pengakuan dan tanggapan literatugis yang dilakukan oleh jemaat Ibrani. Kosa kata penulisan Tawarikh, secara berulang-ulang penulis Tawarikh menggunakan berbagai ungkapan baku yang berkaitan dengan sikap dan tujuan hari orang Israel. Penekanan pada “pertobatan” paenulis mengetahui kemurahan Yahweh dan kapasitas belas kasihan Nya yang berpaling dari murka apabila umatNya sungguh-sungguh bertobat. I Tawarikh menggambarkan Daud sebagai Musa “kedua” dan Salomo sebagai Yosua “kedua” Tujuan kitab I Tawarikh menekankan pada jabatan raja Daud dan Salomo dimaksudkan untuk menunjukan kesinambungan sejarah Ibrani pada masa pra pembuangan dan pasca pembuangan. Bahwa kerajaan Yahudi diketengahkan sebagai pewaris yang sah dari janji-janji perjanjian yang telah diberikan Yahudi kepada Israel sejati. Penyataan selisih keturunan Yakub mengingatkan Israel pada 49

kesatuan suku yang dahulu dan menyerukan sekali lagi kepada seluruh umat untuk bersatu dalam kesatuan perjanjian dihadapan Yahweh. Hanya melalui kataatan yang setia terhadap semua persyaratan perjanjian Yahweh. Israel akan dapat memperoleh kembali masa-masa kemuliaan yang lalu yang digambarkan oleh penulis Tawarikh. C. Sruktur H. Pendahuluan yang bersifat selisih a. Para leluhur b. Anak-anak Israel c. Keluarga Yahudi d. Simeon e. Ruben, good,marasye f. Lewi g. Isakhar, Benyamin, Nathali efraim, Asyer h. Saul i. Orang-orang yang kembali dari pembuangan II. Kerajaan Pemerintahan Daud 1. Kematian Saul 2. Penobatan Daud 3. Kembalinya tabut perjanjian 4. Penaklukan penaklukan yang dilakukan Daud 5. Susunan kerajaan Daud 6. Persiapan-persiapan Daud untuk Bait Suci 7. Ucapan akhir Daud dan kematiannya

(I Tawarikh 1) (I Tawarikh 2:3) (I Tawarikh 4:1-23) (I Tawarik 4:24-43 (I Tawarikh 5) (I tawarikh 6) (I Tawarikh 7) (I Tawarikh 8) (I Tawarikh 9) (I Tawarikh 10:20) (I Tawarikh 10) (I Tawarikh 11-12) (I Tawarikh 13:17) (I Tawarikh 18:20) (I Tawarikh 21-27) (I Tawarikh 28:1-29:9) (I Tawarikh 29:10-30)

50

KITAB II TAWARIKH A. Nama Kitab Pada mulanya kitab I dan II Tawarikh merupakan satu kitab. Naskah ini dibagi menjadi dua kitab pada waktu naskah naskah Ibrani dipandang sebagai tambahan pada tulisan-tulisan karena melengkapi sejarah yang terdapat dalam I dan II Samuel serta I dan II raja-raja. Dalam bahasa Ibrani judul kitan ini secara harfiah adalah “perkataan pada hari-hari itu” atau peristiwa-peristiwa pada masa kerajaan. Judul dalam bahasa Ibrani biasanya diambil dari ayat yang pertama, dalam hal ini disebut “hal-hal yang diabaikan” maksudnya adalah hal-hal yang dilewati dalam penulisan sejarah di kitab Samuel dan Raja-raja. Judul dalam bahasa inggris diterjemahkan “Tawarikh” yang merupakan kependekan dari bentuk yang disarankan oleh Hieronymus bahwa sejarah tersebut dapat disebut sebagai “suatu tawarikh dari seluruh sejarah ilahi”. Sebagai sejarah teologis, kitab Tawarikh memusatkan perhatian pada pengesahan kekuasaan para imam dan orang Lewi dan berbagai sumbangan dari kerajaan kesatuan Ibrani serta kerajaan Yehuda kepada kehidupan beragama di Israel. B. Penulis dan Waktu Penulisan Kitab Tawarikh merupakan kitab yang menyatu yang ditulis oleh seorang penulis Tawarikh yang tidak kenal. Dengan adanya perhatian penulis yang ditujukan kepada Bait Allah dam kepada para imam serta orang Lewi yang melayani, kemungkinan besar merupakan seorang imam atau orang Lewi yang melayani di Bait Allah. Kitab I dan II Tawarikh dengan Ezra – Nehemia, barangkali merupakan kitab-kitab Perjanjian Lama yang paling akhir berkenan dengan tempat pemulihannya. Tanggal penulisan kitab-kitab tersebut ditempatkan antara usaha pembaharuan nabi Hagai dan Zakharia (sekitar 515 SM) sampai dengan zaman Yunani (bekisar antara 3000-160 SM). Peristiwa terakhir yang tertanggal dalam kitab Tawarikh adalah catatan mengenai dektrit Karesy yang mengijinkan orangorang Ibrani kembali ke tanah perjanjian dari pembuangan di Babel. Namun jika silsilah Zerubael (I Taw 3: 17-21) disusun dalam urutan yang kronologis maka tanggal penulisan Tawarikh lebih dekat ke tahun 400 SM daripada 500 SM. C. Latar Belakang Penulisan Sejarah dalam kitab Tawarikh terbentang sepanjang masa kerajaan kesatuan Ibrani dari akhir pemerintahan Saul sampat dengan peristiwa pembuangan Yehuda ke Babel. Kisah mengenai masa jabatan Raja Daud dan Salomo difokuskan pada peristiwa-peristiwa dan tokoh-tokoh yang berhubungan 51

dengan tabut perjanjian dan pembuangan serta pentahbisan Bait Allah. Sejarah kitab Tawarikh mengenai kerajaan pecah benar-benar mengabaikan kerajaan Utara. Kitab tawarikh berakhir dengan mengutamakan Baik Allah sebagaimana diungkapkan dalam ketetapan Koresy yang mengijinkan orang-orang Ibrani untuk kembali ke tanah perjanjian untuk membangun kembali Bait Allah. Latar belakang penulisan kitab Tawarikh adalah periode pasca pembuangan dalam sejarah Ibrani. D. Tema dan Tujuan II Tawarikh memberikan suatu sejarah topical berakhirnya kesatuan kerajaan Salomo dan kerajaan Yehuda. Kesatuan tema dalam I dan II Tawarikh adalah bait Allah di Yerusalem. Tujuan penulisan adalah untuk mengetengahkan kerajaan Yehuda sebagai pewaris yang sah dari janji-janji perjanjian yang telah diberikan olehj Yahweh kepada “Israel Sejati”. Hanya melalui ketaatan yang setia kepada semua persyaratan perjanjian Yahweh, Israel akan dapat memperoleh kembali masa-masa kemuliaan. Kata kunci : Tinjauan keimaman bangsa Yahudi Ayat kunci : 7:14; 16:9 Pasal kunci : 34 E. Garis Besar Kitab I. Pemerintahan Salomo 1. permulaan Salomo menjadi raja 2. Penyelesaian Bait Allah 3. Kejayaan pemerintahan Salomo 4. Kematian Salomo II. Pemerintahan Raja-raja Yehuda 1. Pemerintahan Rehabeam 2. Pemerintahan Abia 3. Pemerintahan Asa 4. Pemerintahan Yosafat 5. Pemerintahan Yoram 6. Pemerintahan Ahazia 7. Pemerintahan Atalya 8. Pemerintahan Yoas 9. Pemerintahan Amazia 10. Pemerintahan Uzia 11. Pemerintahan Yotam 12. Pemerintahan Ahas 13. Pemerintahan Hizkia 14. Pemerintahan Manasye

(1:1-9:31) (1:1-17) (2:1-7:22) (8:1-9:26) (9:29-31) (10:1-36:23) (10:1-12:16) (13:1-22) (14:1-16:14) (17:1-20:37) (21:1-20 (22:1-9) (22:10-23:15) (23:16-24:27) (25:1-28) (26:1-23) (27:1-9) (28:1-27) (29:1-32:33) (33:1-20) 52

15. Pemerintahan Amon 16. Pemerintahan Yosia 17. Pemerintahan Yoahas 18. Pemerintahan Yoyakim 19. Pemerintahan Yoyakin 20. Pemerintahan Zedekia 21. Proklamasi Koresy untuk kembali ke Yerusalem

(33:1-25) (34:1-35:27) (36:1-3) (36:4-8) (36:9-10) (36:11-21) (36:22-23)

53

KITAB EZRA DAN NEHEMIA A. Latar Belakang Kitab Ezra adalah salah satu dari 2 kitab Perjanjian Lama dengan banyak bagian teks yang ditulis dalam bahasa Aram dan hukum dalam bahasa Ibrani (Ez 4:6-8; 7:12-26; bdg Dan 2:4-7:28) B. Penulisan a. Bukti-bukti eksternal, menurut tradisi penulisannya ialah Ezra sendiri. b. Bukti-bukti Internal, dalam pasal 7:9 dikatakan bahwa kelihatannya merupakan karya Ezra sendiri. C. Waktu penulisan Menurut tradisi penulisannya ialah Ezra sendiri, tapi ada ahli yang menduga bahwa kitab ini ditul;is kurang 330 SM. D. Tema dan Tujuan Kerja keras Ezra dan Nehemia untuk membagun dan menata kembali Yerusalem pada masa pasca pembuangan sebagian besar diilhami oelh kebenaran teologi mengenai Yahweh sebagai yang menepati sumpah perjanjian (Neh 9:32). Kesetiaan Allah pada FirmanNya sebagai yang menepati sumpah perjanjian berrti bahwa masih ada harapan bagi Israel (Ezra 10:2). Kepastian dari pengajaran inilah yang memberikan semangat pada nabi-nabi pasca pembuangan untuk mengumumkan pesan-pesan pengharapan dan dorongan kepada masyarakat yang sedang dipulihkan (bdg Zakh 1:3; Mal 1:2). Tujuan dari kitab-kitab ini adalah penulisan sejarah dan dengan adanya kebutuhan untuk memiliki catatan mengenai pemulangan umat Ibrani dari pembuangan di Babel ke Yerusalem. Karena itu, kisah-kisah ini menyoroti kesetiaan Yahweh dan dengan demikian menumbuhkan pengharapan dalam hati umat Israel pada masa pasca pembuangan dengan cara menunjukan pemeliharaan Allah yang bekerja diantara raja –raja dan pemerintah-pemerintah. Kata Kunci :Bait Suci Ayat kunci : (1:3; 7:10) Pasal kunci : 6 E. Garis Besar Kitab I. Kitab Sesbazar dan Yerubabel (Ezra) a. dekrit Koresy (1:1-4) b. Pemulangan dibawah Sesbazar (1:5-11) c. Pemulangan dibawah Zerubabel (2) d. Pembangunan kembali Mezbah dan bait suci (3-6) 54

II.

III.

IV.

V.

Riwayat Hidup ezra bagian I (Ezra) a. kedatangan ezra (7-8) b. Pembaharuan agama dan social yagn diadakan ezra (9-10) Riwayat hidup nehemia bagian I (Nehemia) a. Kedatangan Nehemia (1-2) b. Pembangunan kembali temok Yeruslem walaupun menghadapi perlawanan (3-4) c. Pembaharuan ekonomi dan social oleh Nehemia (5:1-7:3a) Riwayat hidup Ezra bagian 2 (Nehemia) a. Pembacaan Taurat (7:73b-8:12) b. Penyembahan dan pengakuan (8:13-9:37) c. Pembaharuan perjanjian (9:38-10:39) Riwayat hidup Nehemia bagian 2 (Nehemia) a. Pemukiman kembali tembok Yeruslem (11:1-12:26) b. Penabisan tembok Yerusalem (12:27-13:3) c. Pembaharuan lebih lanjut yang diadakan Nehemia di bidang social dan agama (13:4-31)

55

KITAB ESTER A. Pengantar dan Nama Kitab ini menceritakan bagaimana Ester, seorang perempuan Yehuda, menjadi istri Raja Persia, sehingga ia dapat mencegah bangsa Yahudi dibantai secara menyeluruh di seluruh kerajaan Persia. Nama kitab diambil dari nama tokoh yang diceritakan yaitu Ester. Cirri-ciri sastra baik, sifat balas dendam, nama Allah tidak disebut. Kadang-kadang menimbulkan keberatan bahwa kitab ini dicantumkan dalam kitab suci. Dianggap isi ceritanya terlalu dibuat-buat tidak dapat dinyatakan sebagai kejadian sejarah yang akurat. Tetapi ada yang berpendapat bahwa kitab itu merupakan catatan sejarah yang akurat berdasarkan Ester 10:2. Namun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk mengakui sevagai cerita sejarah, bedasarkan rincian akurat tentang, Persia, Ahasyweros yang mungkin adalah Xerxes I. Ester berarti “bintang” nama Persia untuk gadis Yahudi: hadosa. B. Penulisan dan Waktu Penulisan Kitab ii tidak memberi petunjuk siapa penulisnya. Ada yang mengganggap penulisnya adalah Mordekhai (9:20), tetapi meskipun Mordekhai menyimpan catatan-catatannya, pasal 10 menyatakan bahwa karirnya sudah berakhir,. Mungkin juga penulisnya menggunakan catatan-catatan Mordekhai dan menunjuk ke buku Riwayat Raja-raja Media dan Persia. Ezra dan Nehemia juga diusulkan sebagai penulisnya, namun kosa kata dan gaya bahaya kitab Ester tidak sama dengan orang-orang ini. Siapapun penulisnya , ia sudah menunjukan keahlian sebagai pembawa cerita dan dapat menggunakan catatan sejarah kerajaan (10:2), pengetahuannya luas mengenai cara bekerja di Lingkungan istana Persia, memilki informasi yang hanya dapat diketahui Mordekhai dan Ester. Kiatab Ester ditulis beberapa waktu setelah kematian Ahasyweros (1:1). Kalau benar penulisnya adalah Xeres, maka berarti penulisan dilakukan setelah 465 SM. Xerxes (Yunani) adalah nama lain dari Khshayarsh (Ibrani), raja Persia 486-465 SM. Tarikh penulisan dalam pasal 11:1 (114 SM) mungkin adalah tarikh pembuatan terjemahan Yunani atau perbuatan versi yang diperluas. Latar belakang kitab ini adalah Imperium Persia pada awal pertengahan abad ke 5 SM, jai pasti ditulis sesudah waktu itu. Tidak ada menuskrip-manuskrip Ibrani dari kitab ini yang lebih dini dari abad ke 11 SM, analisa terhadap bahasa Ibrani yang digunakan menunjang bahwa kitab ini lebih tua daripada abad ke 2 SM. Kemungkinan ditulis abad ke 4 atau menjelang akhir abad 5 SM. C. Latar Belakang Kitab Ezra, nehemia dan Ester adalah tiga kitab yang menceriatakan bagaimana Tuhan memperlakukan bangsa Yahudi sesudah mereka melampaui 56

masa perhambaan 70 tahun. Kitab Ezra dan Nehemia menceritakan tentang bangsa ini yang telah kembali ke tanah Yehuda, sedangkan kitab Ester menerangkan tentang orang-orang Yehuda (yang lebih banyak jumlahnya) yang masih tinggal di tanah pembuangan. Kitab ini adalah kitab tentang suatu kristis yang terjadi di Susan, ibu kota kerajaan Persia, meliputi jangka waktu 12 tahun. Dalam kisah ini Ester menjadi pelaku utama yang menentukan, segala-galanya bergantung kepada kuasa kedudukannya sebagai permaisuri sehingga namanya menjadi nama kitab ini. D. Tema dan Tujuan Purim : kitab Ester dibaca setiap tahun pada waktu orang Yahudi merayakan hari raya Purim (undi-undi). Perayaan tersebut untuk memperingati peristiwa kelepasan yang dikisahkan dalam kitab ini dan kitab Ester merupakan sebuah etimologi untuk menjelaskan haru raya itu. Teologi Purim menegaskan bahwa Allah mampu bekrja dengan perantaraan malaikat dan dengan perantaraan pembuangan undi. Umat Allah: orang-orang Yahudi umat yang secara khusus diberkati dan dilindungi. Dan dengan demikia secara tidak langsung menegaskan kedaulatan Allah. Tujaun kitab L menyampaikan pendapat khusus mengenai tindakantindakan penyelamatan oleh Tuhan/providensia. Kitab ini mendemonstrasikan kuat kuasa Alalh yang mengendalikan perbuatan-perbuatan biasa dan menurut jalan yang wajar sehingga mendatangkan hasil-hasil yang telah diketahui Allah sebelumya. Krisis dalam kitab ini telah diketahui sebelumnya oleh Allah, lalu Allah yang maha kuasa mengelolah segala peristiwa yang bukan mujijat sehingga, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang telah ditentukannya lebih dahulu. E. Garis Besar Kitab 1. Ester mulai berkuasa (1-2) 2. Mordekhai menolak umat sujud a. Mordekhai Haman: Mordekhai dalam bahaya (3:7-15) b. Kemarahan Ahasyweros: Israel dalam bahaya (3:7-15) 3. Rencana pelepasan ; Ester dalam bahaya (4-5) 4. Jamuan makan pertama Ester a. Ahasyweros tidak dapat tidur: Mordekhai diperingati (6:1-5) b. Haman direndahkan : Mordekhai dihormati (6:6-13) 5. Jamuan makan kedua Ester a. kemarahan Ahasuweros: Haman terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman (7) b. Dektrit Ahasyweros : Israel diberi hak untuk mebela diri (8) 57

6. 7. 8.

Musuh-musuh Israel dibinasakan (9:1-19) Merayakan hari raya Purim (9:20-32) Kebesaran Mordekhai (10:1-3)

Kata kunci Ayat kunci Pasal kunci

: Providensia/pemeliharaan Tuhan (Providence) : 4:14; 8:17 : ps 8

58

Related Documents


More Documents from "Raihan Rizky"