Plexus Brachial Injury Nabil

  • Uploaded by: Ocha NoonaLee BabyKyumin Cho
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Plexus Brachial Injury Nabil as PDF for free.

More details

  • Words: 2,033
  • Pages: 11
Loading documents preview...
FISIOTERAPI KOMPREHENSIF I

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PLEXUS BRACHIALIS INJURY DENGAN USIA TUMBUH KEMBANG 5 TAHUN DI YPAC MAKASSAR”

DISUSUN OLEH :

ROSYAADAH HASAN PO714241141039 DIV FISIOTERAPI TK. IV

D.IV FISIOTERAPI POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR 2017 / 2018

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik klinik ini atas nama : Rosyaadah Hasan. NIM : PO714241141039 dengan judul “Laporan Kasus Penatalaksanaan Fisioterapi pada Plexus Brachial Injury dengan Usia Tumbuh Kembang 5 Tahun di YPAC”, telah disetujui untuk digunakan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktik klinik di YPAC mulai tanggal 09 Oktober – 04 November 2017.

Makassar,

, November, 2017

MENGETAHUI

Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik

Dwi Rustyanto, SFT. Physio

Drs. H. Anwar Sarman. M. Kes NIP. 19550405 197702 1002

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini.

Makassar,

, November, 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang mengatur persarafan motoris kehampir semua otot-otot ekstremits atas dan sebagaian besar kulit yang membungkus ekstremitas atas. Trauma berkekuatan tinggi pada ekstremitas atas dan leher bias menyebakan berbagai cidera pada Plexus Brachialis. Yang paling sering adalah cedera traksi/tarikan. Selain itu juga bias karena penekan anantara klavikula dan costa pertama, luka tertembus, atau hantaman langsung. Cidera ini mungkin tidak akan segera disadari karena dihalangi cidera lain, terutama cidera pada medulla spinalis dan kepala. Cidera seperti ini biasanya sangat mengancam kualitas hidup penderita karena sering kali terjadi kehilangan fungsi-fungsi ekstremitas atas yang sangat penting. Tapi dengan pembedahan rekonstruksi untuk memper baiki cidera ini, kehilangan fungsi itu bisa diatasi. Pada kasus Plexus Brachialis Injury, fisioterapi berperan penting untuk memulihkan kekuatan otot, sensorik, koordinasi gerak dan aktivitas fungsional yang menurun dikarenakan cidera tersebut. Pada penanganan Plexus Brachialis Injury ada berbagai macam latihan yang dapat dilakuakan dengan melihat kondisi atau keadaan pasien saat itu. Fisioterapis melakukan pemeriksaan pada individu dan menyusun rencana penanganan menggunakan teknik intervensi untuk meningkatkan kemampuan gerak, mengurangi rasa sakit, mengembalikan fungsi, dan mencegah kecacatan. Selain itu, fisioterapis bekerja dengan individu untuk mencegah hilangnya mobilitas sebelum terjadi dengan mengembangkan program kesehatan dan kebugaran untuk gaya hidup yang lebih sehat dan lebih aktif.

BAB III KAJIAN PUSTAKA

2.1

Definisi

Cedara plexus brachailis diartikan sebagai suatu cidera pada plexus brachialis yang diakibatkan oleh suatu trauma.Trauma ini sering kali berupa penarikan berlebihan ataupun evulsi. Cidera traumatik sering kali disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor berkecepatan tinggi, terutama pada pembalap sepeda motor. Cidera dari hantaman langsung pada sisi lateral dari scapula juga bias menyebabkan cidera ini. Sering kali juga, jatuh dengan leher pada sudut tertentu menyebabkan cidera plexus bagian atas yang menyebabkan Erb’s palsy. Cidera seperti ini menghasilakan suatu tanda yang sangat khas yang disebut waiter’s tip karena hilangnya otot-otot rotator lateral bahu, fleksor lengan dan ekstensor tangan. 2.2

Anatomi

Plexus Brachialis dibentuk dari nefus spinalis atau akar spinalis.Yaitu penggabungan dari akar saraf ventralis (motorik) dan dorsalis (sensorik) ketika mereka melewati foramen spinalis.Ganglion akar dorsalis mengandung badan sel dari saraf-saraf sensorik sedangkan badan sel saraf ventralis terletak didalam medula spinalis. Umumnya, plexus brachialis dibentuk daci C5-T1. Pada beberapa kasus mungkin C4 ikut memebentuknya dan disebut perifixed (28-62% kasus) atau T2 ikut bergabung dan disebut postfixed (16-73% kasus). Semua saraf yang mensarafi ekstremitas atas melalu plexus ini.Plexus brachialis dimulai dari scalene, berjalan dibawah klavikula; dan berakhir pada aksilla. Umumnya ia dibentuk oleh 5 akar, 3 batang, 6 devisi (2 dari tiap batang), 3 kordan dan banyak cabang akhir. 2.3

Etiologi

Mekanisme yang umum menyebabkan cidera traksi pada plexus brachialis adalah penarikan yang kuat pada anggota gerak atas menjauh dari tubuh. Cedera seperti ini biasanya berasal dari kecelakaan sepeda motor atau kecelekaan kendaraan bermotor kecepatan tinggi. Jatuh dari etinggian tertentu juga bias menyebabkan cidera pada plexus brachialis, baik tipe traksi maupun dari hantaman langsung. Jelain itu juga sering didapatkan dari luka tembus dan luka tembak berkecepatan rendah ataupun tinggi.Sedikit lebih jarang, penarikan keatas yang tiba-tiba pada sautu lengan yang terabduksi (seperti ketika seseorang menggapai batang pohon untuk mencegah dirinya jatuh) menyebabkan cidera pada plexus yang lebih bawah. Ini menyebabkan gejala berupa clawed hand kerenanya hilangnya fungsi nervus ulnaris dan otot intrinsic tangan yang dipersarafinya.

2.4

Patofisiologi

Pada cidera plexus brachialis tipe traksi, kepala dan leher digirakkan menjauh dangan kasar dari bahu. Cidera pada plexus brachialis bagian atas (C5-C6) biasanya terjadi apabila lengan berada pada samping tubuh karena kosta pertama bertindak sebagai tumpuan yang meengerahkan gaya traksi segaris dengan plexus bagian atas. Ketika lengan digerakkan degan keras dan terabduksi di atas kepala, saraf-saraf yang letaknya lebih rendah (C8-T1) lebih rentan cidera, karena gayanya menjadi terarahkan segaris dengan C7. Cidera pada plexus yang lebih rendah sering terjadi pada keadaan lengan terangkat karena coracoid bertindak sebagai titik tumpu seperti di atas. Cidera plexus yang lebih rendah mungkin lebih sering terjadi karena adanya ligament radikular transversum yang membantu menahan gaya tarikan pada C5, C6, dan C7, C8 dan T1 tidak memiliki ligament ini. 2.5

Gejala Klinis

Pada kondisi cidera plexus injury akan terlihat dan dirasakan, gejala-gejala yang timbul berupa; (1) nyeri, terutama pada leher dan bahu. Nyeri pada lokasi suatu saraf sering ada bila telah terjadi ruptur, sedangkan pada cidera evulsi ciri khasnya adalah hilangnya kelunakan perkusi pada area itu, (2) paresthesia dan disesthesia, (3) lemahnya tubuh atau terasa berat menggerakkan ekstremitas, (4) denyut nadinya menurun, karena cedera vaskuler mungkin terjadi bersamaan dengan cidera traksi. 2.6

Prognosis

Prognosis sangat berfariasi karena bergantung tidak hanya pada sifat cideranya itu sendiri.Tetapi juga pada umur pasien dan jenis prosedur yang dilakukan. Pada beberapa kasus didapatkan kembalinya fungsi genggaman tangan dan control volunteer bahu dan siku setelah cidera avulsi pada plexus brachialis yang dikalukan dengan menggunakan teknik transfer otot bebas ganda. Dilaporkan juga pada pasienpasien lain terjadi perbaikan pada tingkat kekutan motorik otot sampai hampir setengahnya setelah dilakukan suatu prosedur operasi. 2.7

Komplikasi

Kontraktur yang berhubungan dengan beberapa jenis insisi kadang terjadi. Pada beberapa pemaparan, nervus aksesoruis spinalis memiliki resiko trauma dan harus dilindungi. Komplikasi yang lebih spesifik bernariasi dan tergantung pada tipe pasti dari prosedur yang dilakukan. Nyeri deaferensiasi bisa menjadi masalah yang paling sulit ditangani setelah terjadinya didera plexus brachalis. Syindrom nyeri terjadi setelah perbaikan pembedahan atau dengan perawatan konserfatif. Ketika akar saraf terevulsi pada cidera perganglionik, sel-sel pada kolumna dorsalis kehilangan suplai sarafnya. Beberapa hari atau minggu setelah cidera, sinyal spontan muncul pada selsel ini. Sinyal-sinyal spontan ini menghasilkan nyeri yang tak tertahankan pada pasien. Pasien seringkali mengeluh perasaan terbakar pada ekstremitas dan mendiskripsikan nyerinya sebagai nyeri remuk.Biasanya nyerinya sangat parah dan hilang timbul.

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

3.1

Anamnesis Umum  Identitas Anak a. b. c. d. e. f.

Nama Anak Usia Tanggal Lahir Alamat Anak Ke BB Lahir

: : : : : :

Nabil 5 Tahun 28, Oktober, 2017 Jl. Sunu 3 dari 3 bersaudara 3 kg

 Identitas Orang Tua a. b. c. d.

3.2

Nama Ibu Umur Pekerjaan Alamat

: : : :

Asmawati 35 Tahun IRT Jl. Sunu

Anamnesis Khusus a. Keluhan Utama : b. RPP :

c. Penyakit Penyerta :

Kelemahan anggota gerak atas Bayi lahir normal tapi saat dilahirkan sulit keluar sehingga dipaksa / ditarik keluar oleh bidan yang menyebabkan posisi tangan terputar. Delapan hari setelah kelahiran langsung digips. CTEV

 Riwayat Kehamilan Ibu a. b. c. d. e. f. g. h.

Kehamilan ke 3 Penyakit Ibu Saat Hamil Riwayat Abortus Konsumsi Obat Saat Hamil Kondisi Psikolog Saat Hamil Gizi Saat Hamil Pemeriksaan Kehamilan Insiden Saat Hamil

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Stress : Makan tidak teratur hingga bulan 4 kehamilan : Baru kontrol saat kehamilan ke-6 : Sempat terpeleset di usia 7 bulan kehamilan tapi tidak sampai terjatuh.

3.3

Inspeksi  Shoulder cenderung protraksi  Extremitas atas sedikit endorotasi  Jari-jari tangan fleksi

3.4

Palpasi  Suhu normal  Tidak ada eodema  Kelemahan pada regio extremitas atas

3.5

Quick Tes  Upper Limb Tension Test/ Brachial Plexus Tension - Metode : Pada posisi tegak, pasien melakukan depresi dan retraksi shoulder. Fisioterapis mengabduksikan lengan pasien hingga 90o dengan posisi ekstensi dan supinasi elbow. Wrist full ekstensi diikuti oleh ekstensi jari-jari. Kepala pasien digerakkan pasif ke arah fleksi. - Interpretasi : Rasa baal/kesemutan dan nyeri menjalar dari leher ke lengan - Hasil : Tes positif

3.6

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar  Aktif Untuk melihat fungsi dasar dari pasien, lihatlah saat dia menggerakkan kengannya ketika dia diterapi atau sedang bermain. Jika sudah mampu dan mengerti saat berkomunikasi, suruh pasien untuk menggerakkan tangannya. Hasil : Pasien mampu mengangkat lengan secara keseluruhan tapi tidak full ROM.  Pasif  Shoulder a. Fleksi b. Ekstensi c. Abduksi d. Adduksi  a. b. c. d.

Elbow Fleksi Ekstensi Eksorotasi Endorotasi

: Elastis endfeel + Full ROM : Elastis endfeel + Full ROM : Hard endfeel + Full ROM : Soft endfeel + Full ROM

: Soft endfeel + Full ROM : Hard endfeel + Full ROM : Elastis endfeel + Full ROM : Elastis endfeel + Full ROM

 a. b. c. d. e. f.

3.7

Wrist Plantar Dorso Radial Ulnar Pronasi Supinasi

Pemeriksaan Spesifik a. b. c. d.

Sensorik Motorik Koordinasi MMT 3 1   

3.8

: Soft endfeel + Full ROM : Hard endfeel + Full ROM : Hard endfeel + Full ROM : Hard endfeel + Full ROM : Elastis endfeel + Full ROM : Elastis endfeel + Full ROM

: Tidak ada gangguan sensorik : Kelemahan pada extremitas atas : Belum baik 3 1

Interpretasi : Nilai 1, berarti tidak ada pergerakan tapi ada kontraksi. Nilai 3, berarti pergerakan melawan gravitasi tapi tidak melawan tahanan.

Diagnosa Fisioterapi Gangguan Aktifitas Fungsional Akibat Plexus Brachialis Injury

3.9

Problematik Fisioterapi a. Impairment : Kelemahan otot-otot extremitas atas dan keterbatasan ROM pada wrist, gangguan postur tubuh. b. Fungtional Limitation : Sulit mengangkat dan mengambil barang, gangguan ADL. c. Participation Restriction : Sulit bermain dengan teman sebayanya.

3.10

Tujuan Fisioterapi a. Jangka Pendek : Menguatkan otot-otot extremitas atas dan meningkatkan ROM wrist, memperbaiki postur tubuh. b. Jangka Panjang : Meningkatkan ADL dan mengembalikan aktifitas fungsional.

3.11

Intervensi

a. Tens, bertujuan untuk menstimulasi otot-otot lengan berkontraksi. - Frekuensi : 3 x seminggu - Intensitas : 8 Hz - Time : 30 menit b. Bunnel Knuckle Bender Splint, bertujuan untuk memfiksasi tangan dan jari-jari lengan ke posisi yang normal (ekstensi). c. Terapi Latihan, berupa assisted active movement, free active movement shoulder, dan relaxed passive movement exercise dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot. d. Stretching Exercise, untuk menambah ROM pada wrist joint. e. Koreksi Postur, shoulder diretraksikan agar tidak membungkuk.

3.12

Hasil Evaluasi  Kekuatan pada otot-otot extremitas atas mulai bertambah sehingga pasien mampu mengangkat lengannya ke atas.  Koreksi tubuh membaik/tidak membungkuk.

BAB IV PENUTUP

4.1

Kesimpulan

Cedara plexus brachailis diartikan sebagai suatu cidera pada plexus brachialis yang diakibatkan oleh suatu trauma. Trauma ini sering kali berupa penarikan berlebihan ataupun evulsi. Mekanisme yang umum menyebabkan cidera traksi pada plexus brachialis adalah penarikan yang kuat pada anggota gerak atas menjauh dari tubuh. Pada kondisi cidera plexus injury akan terlihat dan dirasakan, gejala-gejala yang timbul berupa, nyeri, pharastesia, lemah tubuh pada extremitas atas, denyut nadi menurun. Pada cidera plexus brachialis tipe traksi, kepala dan leher digirakkan menjauh dangan kasar dari bahu. Kontraktur yang berhubungan dengan beberapa jenis insisi kadang terjadi. Pada beberapa pemaparan, nervus aksesoruis spinalis memiliki resiko trauma dan harus dilindungi. Penanganan fisioterapi pada kasus cidera plexus brachialis berupa pemberian tens dengan frekuensi dan intesitas yang ditentukan, alat bantu yaitu bunnel knuckle bender splint, terapi latihan berupa assisted active movement, free active movement shoulder, dan relaxed passive movement exercise, stretching exercise, dan koreksi postur.

4.2

Saran

Demikianlah makalah ini saya buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang Penatalaksanaan Fisioterapi pada Plexus Brachial Injury dengan Usia Tumbuh Kembang 5 Tahun di YPAC. Saya selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih.

Related Documents


More Documents from "Muhammad Khairi"

Soal Sba 28
March 2021 0
February 2021 2
February 2021 2