Loading documents preview...
REFERAT GANGGUAN PANIK Pembimbing : Dr. Desmiarti, Sp. KJ
Penyusun: Nadya Y.D.H.P (030.07.173)
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Terjadinya
beberapa
serangan
berat
ansietas
otonomik, yang terjadi dalam periode kira-kira satu bulan. a.Pada
keadaan-keadaan
yang
sebenarnya
pada
situasi
secara
objektif tidak ada bahaya; b.Tidak
terbatas
hanya
yang
telah
diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya; c.Adanya keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam periode antara serangan-serangan panik (meskipun lazim terjadi ansietas antipatorik).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Gejala psikologis, perilaku, atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder dari gejalagejala lain seperti waham atau pikiran obsesif; b. Ansietas yang timbul harus terbatas pada setidaknya dua dari situasi berikut: banyak orang/keramaian, bepergian keluar rumah, bepergian sendiri; c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi “house-bound”)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA a. Ansietas saat berada di tempat atau situasi yang jalan keluarnya
sulit
(atau
memalukan)
atau
tidak
ada
pertolongan. Rasa takut agorafobik secara khas melibatkan situasi yang mencakup berada jauh dari rumah sendirian, berada di keramaian atau mengantri, berada di bawah jembatan, berjalan-jalan dengan bus, kereta atau mobil; b. Situasi tersebut dihindari, atau dijalani dengan penderitaan yang jelas dengan ansietas akan mengalami serangan panik atau gejala mirip panik, atau membutuhkan adanya teman; c. Ansietas
atau
penghindaran
fobik
tidak
disebabkan
gangguan jiwa lain, seperti fobia sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pasca trauma, atau gangguan cemas perpisahan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Terapi oksigen 2. Membaringkan pasien dalam posisi Fowler 3. Memonitor tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan EKG 4. Memeriksa ada tidaknya kelainan lain yang dialami pasien seperti kelainan kardiopulmoner dan memastikan kalau pasien memang sedang mengalami serangan panik. 5. Memberikan penjelasan dan motivasi pada pasien kalau semua keluhan yang dialaminya dapat berkurang jika dia menenangkan diri. 6. Memberikan injeksi lorazepam 0.5 mg IV untuk menenangkan dan mengurangi impuls tak terkontrol pasien.
FARMAKOTERAPI
TATALAKSANA GANGGUAN PANIK
PSIKOTERAPI
TATALAKSANA GANGGUAN PANIK
PROGNOSIS
TERIMA KA SIH