Rab Jalan.docx

  • Uploaded by: Pramana Hadi Bajuz
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rab Jalan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,550
  • Pages: 28
Loading documents preview...
DAFTAR ISI 1

2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 2 1.1

Latar Belakang ......................................................................................... 2

1.2

Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3

Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4 2.1

2.1.1

Pengertian .......................................................................................... 4

2.1.2

Fungsi Rencana anggaran Biaya ....................................................... 4

2.1.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Rab ...................... 5

2.1.4

Volume Pekerjaan ............................................................................. 6

2.1.5

Harga Satuan ..................................................................................... 7

2.2

3

4

Rencana Anggaran Biaya ......................................................................... 4

Jalan .......................................................................................................... 8

2.2.1

Pengertian Jalan ................................................................................ 8

2.2.2

Bagian Bagian Jalan .......................................................................... 9

2.2.3

Perkerasan jalan ................................................................................ 9

2.2.4

Lapis Aspal Beton (LASTON) ....................................................... 10

2.2.5

Agregat ............................................................................................ 11

2.2.6

Tack Coat & Prime Coat ................................................................. 13

2.2.7

Quarry ............................................................................................. 14

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 15 3.1

Gambaran Umum Proses Penagsapalan Jalan ........................................ 15

3.2

Informasi Umum Proyek ........................................................................ 19

3.3

Jenis Pekerjaan ....................................................................................... 20

3.4

Perhitungan Volume Pekerjaan .............................................................. 22

3.5

Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan ........................................ 23

3.6

Rekapitulasi Biaya Pekerjaan ................................................................. 25

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 26 4.1

Kesimpulan ............................................................................................. 26

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Estimasi, dalam arti umum merupakan usaha untuk menilai atau

memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman. Demikian halnya dengan estimasi biaya dalam pada suatu proyek kontruksi, tentunya dimaksudkan guna memperkirakan nilai pembiayaan suatu proyek. Rencana anggaran biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidak akuratan estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak Rencana anggaran biaya dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. Estimasi biaya mempunyai dampak pada kesuksesan proyek dan perusahaan pada umumnya. Keakuratan dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan ketelitian estimator dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan informasi terbaru. Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan Rencana anggaran biaya adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting dan tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi yang diperlukan apabila tingkat ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang berbeda. Pada tahap awal penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil keputusan dengan estimator proyek. Pada tahap akhir penentuan biaya diperlukan

2

untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Penentuan biaya juga berguna untuk menerbitkan biaya laporan bulanan. Tujuan akhirnya yakni menyelesaikan proyek sesuai kualitas, pada jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran. Rencana anggaran biaya tidak hanya diaplikasikan dalam suatu proyek gedung, melainkan seluruh proyek baik gedung maupun infrastruktur hendaknya merencanakan anggaran biaya agar terciptanya estimasi biaya yang tepat. tentunya di setiap proyek dengan jenis pekerjaan yang berbeda akan menghasilkan suatu analisa harga dan item pekerjaan yang berbeda pula. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai rencana anggaran biaya suatu proyek perbaikan jalan

1.2

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Gambaran umum tentang proses pengaspalan jalan? 2. Apa saja informasi yang perlu diketahui dalam suatu proyek jalan? 3. Apa saja jenis pekerjaan dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan? 4. Bagaimana perhitungan volume dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan? 5. Bagaimana Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan? 6. Bagaimana Rekapitulasi Biaya Pekerjaan dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan? 1.3

Tujuan

1. Untuk mengethaui gambaran umum terkait proses pengaspalan jalan 2. Untuk mengetahui informasi yang diperlukan dalam suatu proyek jalan 3. Untuk mengetahui jenis pekerjaan dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan 4. Untuk bisa mengerti terkait perhitungan volume dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan 5. Untuk bisa memahami analisa perhitungan harga satuan pekerjaan dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan 6. Untuk bisa mengetahui rekapitulasi biaya pekerjaan dalam proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan

3

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Rencana Anggaran Biaya

2.1.1

Pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek,adalah nilai estimasi biaya yang

harus disediakanuntuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. Namun beberapa praktisi mendefinisikannyasecara lebih detail, seperti : a. Menurut Ibrahim (1993), yang dimaksud rencana anggaran biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. b. Menurut Djojowirono (1984), rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. c. J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan,1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan

nilai

uang

dari

suatukegiatan

(proyek)

yang

telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan. d. Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungand engan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. 2.1.2

Fungsi Rencana anggaran Biaya Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan

proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai fungsi dengan spectrum yangamat luas yaitu merencanakan dan

4

mengendalikan sumber daya seperti : material, tenagakerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masingorganisasi peserta

proyek

mempunyai

penekanannya yang

berbeda-beda/

fungsi

estimasiantara lai sebagai berikut : 1. Bagi Owner : adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang akanmenjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu investasi. Secarapraktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation (OE). 2.

Bagi Konsultan : adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Ouwner)sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai perkembanganproyek dan sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya terkait dengankebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga estimasi yangdiajukan oleh konsultan disebut dengan Bill of Quantity (BQ).

3. Bagi Kontraktor : adalah angka finansial yang diajukan dalam proses lelang gunamemperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan, dimana angkatersebuttergantung

kepada seberapa

kecakapannya

dalam membuat perkiraanbiaya. Bila penawaran yang diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi,kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahandalam lelang. Sebaliknya, bila memenangkan lelang dengan harga yang terlalurendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan olehkontraktor ini disebut dengan Estimate Engineering (EE). 2.1.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Rab Pemilihan tariff yang tepat untuk estimasi tender tergantung pada banyak

factor.Beberapa diantaranya dapat disesuaikan secara obyektif, tetapi tidak banyak keadaan hanyapengalaman dan perasaan atas proyek tersebut yang dapat membantu penentuan tariff yangtepat. 1. Spesifikasi Proyek berisi tentang deskripsi fisik bangunan sesuai dengan kualitas yang diharapkan oleh proyek. 2. Lokasi merupakan tempak pelaksanaan proyek yang berpengaruh pada biaya perizinan, biaya transportasi, dan biaya tenaga kerja.

5

3. Metode Penawaran yaitu tipe kontrak yang dipilih apakah unit price contract atau total price contract. 4. Karakteristik Lokasi mencakup pada kondisi tanah, kondisi tanah keras, permukaan air tanah, aksesibilitas tanah, dan infrastruktur. 5. Tipe bangunan yakni wujud fisik dari kontruksi yang akan dibuat berupa bangunan baru atau bangunan lama. 6. Pajak tidak hanya ditentukan oleh lokasi proyek, tetapi juga tipe bangunan. 7. Durasi adalah lama waktu pelaksanaan proyek yang mempengaruhi kebutuhan biayanya. 8. Inflasi memberikan pengaruh besar terhadap biaya pelaksanaan. 9. Produktifitas Tenaga Kerja menyatakan volume pekerjaan yang bisa dilakukan pekerja dalam satuan waktu. 10. Ketersediaan Material Proyek adalah jumlah sumber daya yang dibutuhkan. 11. Cuaca ialah keadaan udara pada satu tempat tertentu dengan jangka waktu yang terbatas. 12. Konstruktibilitas yakni tingkat kemudahan pembangunan konstruksi 2.1.4

Volume Pekerjaan Volume

suatu pekerjaan

adalah

menghitung

jumlah

banyaknya

volume pekerjaan dalam satu satuan.. Volume juga disebut sebagai kubikasi peker jaan.Volume (kubikasi ) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Berikut diberikan bebarapa contoh sebagai berikut : a. Volume pekerjaan pondasi batu kali = 60 m3., mempunyai pengertian bahwa,volume pekerjaan pondasi dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x lluas penampang yang sama. b. Volume pekerjaan atap = 124 m2, mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan atap dihitung berdasarkan luas, yaitu luas bidang atap yang dapat berbentuk segitiga, persegi panjang, trapesium dan lain-lain.

6

c. Volume pekerjaan lisplank = 27 m, volume pekerjaan lisplank dihitung berdasarkan panjang , atau pekerjaan lisplank dapat juga dihitung berdasarkan luas. d. Volume pekerjaan besi = 258 kg., volume pekerjaan besi dihitung berdasarkan berat dari besi, yaitu jumlah panjang tulangan dikalikan dengan berat jenis besi yang bersangkutan. 2.1.5

Harga Satuan Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga bahan

dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dari pasaran,dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran bahan dan harga / upah tenaga kerja yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan di lokasi pekerjaan yang akan dibuat. Hal yang perlu dilakukan dalam menghitung besarnya RAB antara lain : merinci semua jenis pekerjaan yang ada dan masing-masing harus dihitung, volume pekerjaan serta menghitung harga satuan pekerjaan masing-masing. Setiap jenis pekerjaan yang telah dirinci harus dihitung harga satuan pekerjaan sendiri-sendiri, sesuai dengan jenis, jumlah, spesifikasi bahan dan jenis, jumlah tenaga kerja yang akan dipakai. Setelah itu dari hasil penglian antara volume dengan harga satuan pekrjaan akan didapat harga per unit pekerjaan. Harga Anggaran Biaya didapat dengan menjumlah semua harga unit pekerjaan yang telah dihitung. Sedangkan harga penawaran dihitung dengan menjumlah hasil perhitungan Anggaran Biaya tersebut dengan pajak pertambahan nilai (PPn), keuntungan untuk kontraktor. Ketelitian dan kecermatan dalam menghitung semuanya tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat keakuratan menghitung Rencana Anggaran Biaya. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dapat memakai 2 macam analisa, yaitu

7

1.

Analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken), yaitu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir. BOW tanggal 28 Pebruari 1921, Nomor 5372 A pada zaman Pemerintahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan untuk pekerjaan padat karya yang memakai peralatan

konvensional.

Sedangkan

bagi

pekerjaan

yang

mempergunakan peralatan modern / alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali. Tentu saja ada beberapa bagian analisa BOW yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun upah tenaga kerja. Namun demikian analisa BOW masih dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun Anggaran Biaya Bangunan. 2.

Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi, Dinas Permukiman dan Tata Ruang, dalam buku yang berjudul “ Daftar Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Bahan Bangunan / Upah dan Analisa Pekrjaan yang terbit setiap bulan. Pada waktu sekarang analisa ini yang banyak dipakai untuk menghitung harga satuan pekerjaan terutama proyek-proyek milik pemerintah. Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun Anggaran Biaya yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah dan Harga Satuan Pekerjaan. Untuk memudahkan dalam menghitung harga satuan pekerjaan data-data dikelompokkan sendiri- sendiri. Harga bahan didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Dari kedua data tersebut kemudian dihitung dan dibuat Harga Satuan Pekerjaan.

2.2

Jalan

2.2.1

Pengertian Jalan Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan mendefinisikan jalan

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan 8

tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Sedangkan berdasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan yang diundangkan setelah UU No 38 mendefinisikan jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah permukaaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. 2.2.2

Bagian Bagian Jalan 1. Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) dibatasi oleh : a. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan, b. Tinggi 5 meter di atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan, dan c. Kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah muka jalan. 2. Daerah Milik Jalan (DAMIJA) Ruang Daerah Milik Jalan (Damija) dibatasi oleh lebar yang sama dengan Damaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan kedalaman 1.5 meter 8 3. Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)

Ruang Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) adalah ruang sepanjang jalan di luar Damaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan sebagai berikut: a. Jalan Arteri minimum 20 meter, b. Jalan Kolektor minimum 15 meter, c. Jalan Lokal minimum 10 meter.

2.2.3

Perkerasan jalan Perkerasan jalan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam memenuhi kelancaran pergerakan lalu lintas. Perkerasan jalan yang digunakan pada saat sekarang ini umumnya terdiri atas tiga jenis, yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku, dan perkerasan komposit. Secara umum bahwa perkerasan jalan ini terdiri dari beberapa lapis, seperti :

9

a. Lapis permukaan (surface course) b. Lapis pondasi atas (base course) c. Lapis pondasi bawah (subbase course) d. Lapisan tanah dasar (subgrad)

Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Jalan

2.2.4

Lapis Aspal Beton (LASTON) Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang

terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Material agregatnya terdiri dari campuran agregat kasar, agregat halus, dan filer yang bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang didapat terutama berasal dari sifat mengunci (interlocking) agregat dan juga sedikit dari mortar pasir, filler, dan aspal. Pembuatan LASTON dimaksudkan untuk memberikan daya dukung dan memiliki sifat tahan terhadap keausan akibat lalu lintas, kedap air, mempunyai nilai struktural, mempunyai nilai stabilitas yang tinggi dan peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan. Berdasarkan fungsinya aspal beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Sebagai lapis permukaan (lapis aus) yang tahan terhadap cuaca, gaya geser, dan tekanan roda serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis di bawahnya dari rembesan air dikenal dengan nama Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC). b. Sebagai lapis pengikat dikenal dengan nama Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC).

10

c. Sebagai lapis pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan atau pemeliharaan jalan, dikenal dengan nama Asphalt Concrete-Base (ACBase).

2.2.5

Agregat Klasifikasi agregat berdasarkan ukuran butir terbagi menjadi 3 bagian antara

lain: a. Agregat Kasar, tertahan saringan No. 4 = 4,75 mm. b. Agregat Halus, lolos saringan No. 4 = 4,75 mm dan tertahan saringan No. 200 = 0,075 mm. c. Filler, lolos saringan No. 200 = 0,075 mm tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya. Gradasi agregat juga diperlukan saat melakukan pelapisan pondasi, di lapangan, biasanya gradasi agregat diberi nama dengan agregat kelas A dan agregat kelas B. Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas B adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu: 1.

Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda.

2.

Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

11

3.

Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.

4.

Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.

5.

Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan.Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu: 1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda. 2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah. 3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan. Pada proyek pembangunan jalan, biasanya material agregat yang di pakai sama yaitu batu pecah yang sudah di olah dengan mesin stone cruser dan gradasi atau ukuran di buat sama sesuai spesifikasi yang di butuhkan untuk pembuatan pondasi jalan raya. Pada pekerjaan pondasi jalan raya di bagi menjadi dua segmen yaitu meliputi pekerjaan perkerasan lapis pondasi agregat kelas B 30 cm, setelah pekerjaan lapis pondasi kelas B selesai selanjutnya pekerjaan pondasi atas yang di sebut juga perkerasan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 20 cm. Untuk mengetahui gradasi lapisan pondasi agregat kelas A dan Kelas B dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.2 Gradasi agregat pondasi kelas A,B,C

12

2.2.6

Tack Coat & Prime Coat

Gambar 2.1 Pelaksanaan lapis perekat (tack coat) menggunakan asphalt distributor Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan aspal cair yang diletakkan di atas lapisan beraspal atau lapis beton semen sebelum lapis berikutnya dihampar. Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru Bahan lapis perekat terdiri dari aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.

Gambar 2.2 Pelaksanaan lapis perekat (prime coat) menggunakan asphalt distributor 13

lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A. Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal. Fungsi dari lapis resap pengikat antara lain : a.

Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal

b. Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal. c. Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan. 2.2.7

Quarry Quarry adalah lokasi pertambangan tanah atau batuan yang digunakan untuk

keperluan proyek seperti tanah material timbunan, dan batu. Quarry sering dijadikan alasan terjadinya keterlambatan pada suatu proyek jalan karena proses perijinan pertambangan yang sangat lama. Untuk saat ini perijinan pertambangan pada suatu quarry dilakukan sampai tingkat provinsi yang ditandatangani oleh Gubernur

14

3 BAB III PEMBAHASAN 3.1

Gambaran Umum Proses Penagsapalan Jalan Berikut adalah gambaran umum proses pengasalpalan jalan untuk nantinya

lebih mengetahui jenis item pekerjaan pada rencana anggaran biaya pekerjaan jalan 1. Proses Mobilisasi dan Demobilisasi Tahap awal dalam proyek pengaspalan adalah mobilisasi atau mendatangkan alat-alat berat,setelah selesai pekerjaan,alat-alat berat ini di kembalikan lagi atau demobilisasi. Alat-alat

berat

:Exavator,Tandem

dalam

proyek

Roller,Double

pembuatan

jalan

drum,Vibrator

diantaranya Roller,Motor

Grader,Ashpalt Finisher,Baby Roller,Peuneumatic Roller dll. Pengangkutan sampah bekas pengaspalan juga masuk dalam pekerjaan Demobilisasi. 2. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan) Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan. 3. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah) Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari 4. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan) Pekerjaan ini juga dinamakan pekerjaan galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah pekerjaan

pemotongan tanah dengan tujuan untuk

memperoleh bentuk elevasi permukaan sesuai gambar yang di rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu menggunakan alat ukur Theodolit, lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk badan jalan ,tinggi dan belokannya sesuai apa yang direncanakan

15

5. Pekerjaan Sub Grade (Pemadatan tanah)

Setelah badan jalan terbentuk maka tanah perlu dipadatkan inilah yang dinamakan pekerjaan sub grade. Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan perkerasan jalan lapisan ini bisa berupa tanah asli yang di padatkan jika tanah aslinya baik,atau tanah urugan yang di datangkan dari tempat lain lalu dipadatkan,atau tanah yang di stabilkan dengan semen atau kapur,yang terpenting adalah tanah harus bebas dari sampah dan rumput. Untuk pemadatannya menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller 6. Pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah) Setelah lapisan sub grade memenuhi standar kepadatan pekerjaan selanjutnya adalah penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali/Batu Limstone menggunakan alat transportasi Dump Truck kemudian diratakan dan di padatkan dengan menggunakan alat Tandem Roller. Untuk ketebalan lapis pondasi Sub base course biasanya 30 cm. Fungsi utama Lapisan sub base course adalah : a. Bagian kontruksi jalan yang menyebarkan beeban roda ketanah dasar. b. Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal. c. Lapis peresapan agar air tidak terkumpul di pondasi . Proses penghamparan Sub base course. Pertamamembuat patok-patok untuk mengukur ketebalan,kemudian mendatangkan material kelapangan lalu dibuat dulu kepalanya yaitu antara patok kanan dan patok kiri.Setelah ada dua kepala kemudian

16

disebarkan material pada area antara kepala satu dan kepala yang lain.begitu seterusnya sampai selesai.

Sub Base course Prinsip pemadatan dimulai dari pinggir dan area yang rendah ke ara yang lebih tinggi.untuk perataan menggunakan Motor Grader dan pemadatannya menggunakan Tandem Roller.jika pemadatan sudah terlihat cukup menurut pelaksana baru dapat dilanjutkan pekerjan berikutnya. 7. Pekerjaan Base Course (Pondasi Atas) Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Sirdam sama menggunakan Dump Truck dan diratakan lagi dengan Tandem Roller,lapisan ini di buat untuk menyempurnakaan daya dukung beban juga sebagai bantalan terhadap lapis permukaan.Material terbaik untuk lapis pondasi atas adalah campuran 70% batu pecahan berwarna abu keputihan ukuran 1 sampai dengan 5 cm,dan 30% lagi campuran abu batu atau pasir. Cara penghamparaan batu Base course sama dengan penghamparan batu sub Base course. Setelah Base course terhampar dengan rata barulah dilakukan pemadatan,jika pada saat pemadatan masih terlihat rendah atau

tinggi

harus

di

tambah

atau

dikurangi.

Setelah kelihatan rata selanjutnya dipadatkan kembali menggunakan tire Roller sambil disiram air secukupnya. sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base) atau ACB diperlukan Lapis resap

17

pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk membersihkan debu menggunakan Air Compressor Fungsi prime coat diantaranya: a. Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran Aspal. b. Mencegah lepasnya butiran lapis Agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapis aspal c. Mencegah lapis agregat dari pengaruh cuaca. 8. Pekerjaan

Hotmix

Binder

Coarse

atau

Lapisan

Atas

ATB

Setelah di cor dengan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas menggunakan material ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) atau AC-BC Dan pelapisannya menggunakan mesin finisher lalu di padatkan menggunakan mesin TR. Dan sebelum di hampar lapisan permukaan perlu di cor tack coat (lem perekat antara ATB dengan asphalt hotmix)dan pembersihan debu dengan Air compressor

9. Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan) Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan permukaan menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan mesin finisher lalu dipadatkan mengunakan Tandem Roller 10. Pekerjaan Finishing Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat Peuneumatic Roller

18

Peuneumatic Roller

11. Pekerjaan Marka Jalan

Kemudian dilakukan pengerjaan marka untk memberi isyarat lalulintas pada pengendara

3.2

Informasi Umum Proyek

Gambar 3.1 lokasi Pekerjaan

Gambar diatas adalah contoh lokasi pekerjaan dengan lokasi quarry atau tempat

penambangan/pengambilan

bahan,

gambar

ini

diperlukan

untuk

menentukan biaya mobilasisi dalam proyek, seperti contoh biaya pengangkutan pasir dari quarry hingga ke lokasi pekerjaan. Untuk lebih jelasnya akan diperlihatkan dalam RAB Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Drainase Ruas Jalan Pundung - Petang Lanjutan Dan Jalan Puputan Margarana Pangsan - Babakan - Bergiding Br. Sekarmukti

19

Tabel 3.1 Informasi proyek No.

URAIAN

INFORMASI

1.

Nomor Paket Kontrak

:

2.

Nama Paket

3.

Propinsi/Kabupaten /Kotamadya

: Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Drainase Ruas Jalan Pundung - Petang Lanjutan Dan Jalan Puputan Margarana : Kabupaten Badung

4.

Lokasi pekerjaan

Periksa lampiran

5.

Kondisi jalan lama

Kondisi sedang dengan perkerasan lapen

6.

Panjang efektif

7.

Lebar jalan lama ( bahu + perkerasan + bahu )

( 0.00 + 3.30 + 0.00 ) meter

8.

Lebar Rencana

( 0.00 + 5.00 + 0.00 ) meter

9.

Penampang jalan, jenis dan volume pekerjaan pokok

10.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

3.3

( lihat sketsa di bawah )

2.1 Kilometer ( Leff = a + b )

( bahu + perkerasan + bahu )

Lihat lampiran. 180 hari kalender Atau : 6.00 bulan (Periode Pelaksanaan)

Jenis Pekerjaan 1. Umum a. Mobilisasi 2. Drainase a. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air b. Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor c. Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor d. Plat Penutup untuk Saluran Type U50 (precast K.350), T=10 ton 3. Pekerjaan Tanah a. Galian Biasa b. Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter c. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine d. Timbunan Biasa dari galian e. Timbunan Pilihan/Limestone f. Timbunan Pilihan/Sirtu 20

g. Penyiapan Badan Jalan h. Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 – 30 cm i. Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 – 50 cm 4. Pelebaran Perkerasan dan bahu jalan a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A b. Lapis Pondasi Agregat Kelas B c. Lapis Resap Pengikat d. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus 5. Perkerasan Berbutir a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A 6. Perkerasan Aspal a. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) - Aspal Emulsi b. Lapis Perekat(Teak coat) - Aspal Emulsi c. Laston Lapis Aus (AC-WC) d. Laston Lapis Antara (AC-BC) e. Bahan anti pengelupasan 7. Struktur a. Beton mutu sedang fc’20 MPa b. Baja Tulangan U 24 Polos c. Baja Tulangan U 32 Ulir d. Sandaran (Railing) e. Pembongkaran Beton f. Penyediaan dan Pemasangan Box Culvert Pracetak Tipe 60/60 g. Penyediaan dan Pemasangan Box Culvert Pracetak Tipe 200/300 8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A utk Pekerjaan Minor b. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor c. Marka Jalan Termoplastik d. Patok Pengarah 9. Pekerjaan Pemeliharaan rutin

21

3.4

Perhitungan Volume Pekerjaan

AC - WC TON/M3 2.23 AC-BC

Lebar Existing L. EX, rata' Lebar Renc. L. Renc, rata' Bahu Kiri Bahu Kanan Panjang 0+ 0

8.00 3.30

6.50 5.00

3.30 0+ 100

3.30

5.00

3.30

5.00

3.30

5.00

3.30

5.00

3.30

5.00

3.30

5.00

3.30

1.05

5.00

3.30

0.45

3.30

1.15 5.00

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

50

0.04 22.30

0.06 34.80

0.89 1.95

5.00 5.00

0.06 34.80

1.75

5.00

3.30 0+ 450

0.35

0.04 22.30

-

5.00

3.30 0+ 400

1.37

50

-

5.00

3.30 0+ 350

0.61

0.06 45.24

-

5.00

3.30 0+ 300

0.81

0.04 28.99

0.75

5.00

3.30 0+ 250

1.19

50 1.05

5.00

3.30 0+ 200

1.35 5.00

3.30 0+ 150

Tebal Ton

8.00 5.65

0+ 50

Tebal Ton

TON/M3 2.32

1.35

Gambar 3.2 contoh perhitungan volume pekerjaan Gambar 3.2 adalah contoh perhitungan volume pekerjaan yang diambil setiap 50 meter dari titik awal 0.0. dengan mengalikan antara panjang, lebar dan tebal jalan, maka akan didapatkan volume galian, maupun kebutuhan Aspal untuk selanjutnya diinput kedalam daftar kuantitas dan harga.

22

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA SPESIFIKASI 2010 Revisi 3 Bidang

: Bidang Jalan dan Jembatan

No. Paket Kontrak: Nama Paket

: Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Drainase Ruas Jalan Pundung - Petang Lanjutan Dan Jalan Puputan Margarana Pangsan - Babakan - Bergiding Br. Sekarmukti

Prop / Kab / Kodya : Kabupaten Badung

Uraian

No. Mata

Satuan

Pem bayaran a

b

Perkiraan

Harga

Jum lah

Kuantitas

Satuan (Rupiah)

Harga-Harga (Rupiah)

d

e

f = (d x e)

c

DIVISI 1. UMUM 1.2

Mobilisasi

LS

1.00

25,070,000.00

Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)

25,070,000.00

25,070,000.00

DIVISI 2. DRAINASE 2.1.(1)

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

M3

724.50

44,907.89

32,535,766.31

2.3.(12)

Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor

M3

1,035.00

1,347,104.95

1,394,253,627.25

2.3.(13) SK4

Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor

Kg

46,867.56

19,452.49

911,690,859.39

Plat Penutup untuk Saluran Type U50 (precast K.350), T=10 ton

M1

84.00

561,745.58

47,186,628.75

Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)

2,385,666,881.69

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 3.1.(1a)

Galian Biasa

M3

1,837.39

44,743.87

82,211,984.04

3.1.(4)

Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter

M3

268.26

333,499.71

89,464,632.20

3.1.(7)

Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine

M3

3.70

999,302.83

3,697,420.46

3.2.(1b)

Timbunan Biasa dari galian

M3

100.98

184,939.62

18,675,202.54

3.2.(3a)

Timbunan Pilihan/Limestone

M3

1,193.77

333,740.66

398,408,649.49

3.2.(3a1)

Timbunan Pilihan/Sirtu

M3

26.68

410,740.66

10,956,917.76

3.3.(1)

Penyiapan Badan Jalan

M2

2,012.75

637.57

1,283,259.55

3.4.(2)

Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 – 30 cm

buah

103.00

276,908.84

28,521,610.61

3.4.(3)

Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 – 50 cm

buah

7.00

336,013.30

2,352,093.09

Jum lah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)

635,571,769.74

Gambar 3.2 daftar kuantitas dan harga Untuk hasil peerhitungan selengkapnya dapat dilihat pada RAB Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Drainase Ruas Jalan Pundung - Petang Lanjutan Dan Jalan Puputan Margarana Pangsan - Babakan - Bergiding Br. Sekarmukti 3.5

Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan

volume dengan upah atau harga tenaga / material dan peralatan, kemudian dijumlah dikalikan 10 % (Overhead dan Profit). Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan. Contoh Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapisan pondasi agregat kelas A

23

Analisa EI-421 FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

IAN ANALISA HARGA SATUAN

BIDANG No. PAKET KONTRAK NAMA PAKET

: Bidang Jalan dan Jembatan : : Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Drainase Ruas Jalan Pundung - Petang Lanjutan Dan Jalan Puputan Margarana Pangsan - Babakan - Bergiding Br. Sekarmukti

PROP / KAB / KODYA ITEM PEMBAYARAN NO. JENIS PEKERJAAN SATUAN PEMBAYARAN

: Kabupaten Badung : 4.2.(1) : Lapis Pondasi Agregat Kelas A : M3

NO.

PERKIRAAN SATUAN KUANTITAS

KOMPONEN

A.

TENAGA

1. 2.

Pekerja Mandor

(L01) (L03)

Jam Jam

0.0595 0.0085

PERKIRAAN VOL. PEK. TOTAL HARGA (Rp.) % THD. BIAYA PROYEK

HARGA SATUAN (Rp.)

: : :

402.55 326,030,598.92 3.06

JUMLAH HARGA (Rp.)

9,865.26 27,840.71

586.65 236.51

JUMLAH HARGA TENAGA B.

BAHAN

1.

Agregat A

(M26)

M3

1.2586

203,735.91

JUMLAH HARGA BAHAN C.

PERALATAN

1 2 3 4 5 6

Wheel Loader Dump Truck Motor Grader Tandem Roller Water Tanker Alat Bantu

E15 E08 E13 E17 E23

Jam Jam Jam Jam Jam Ls

0.0085 1.6912 0.0094 0.0119 0.0141 1.0000

294,348.52 273,476.39 637,168.58 307,747.84 313,742.26 0.00

JUMLAH HARGA PERALATAN D. E. F. Note: 1 2

3 4

823.17

256,423.90

256,423.90

2,500.56 462,509.00 5,970.79 3,647.38 4,410.03 0.00

479,037.76

JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 736,284.82 OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 73,628.48 HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 809,913.30 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran berat untuk bahan-bahan. Kuantitas satuan adalah kuantitas perkiraan setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan dari nomor mata pembayaran. Harga Satuan yang disampaikan Penyedia Jasa tidak dapat diubah kecuali terdapat Penyesuaian Harga (Eskalasi/Deskalasi) sesuai ketentuan dalam Instruksi Kepada Peserta Lelang Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator. Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

Gambar 3.3 Analisa Harga Lapisan Pondasi Agregat A

24

3.6

Rekapitulasi Biaya Pekerjaan REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

Bidang No. Paket Kontrak Nama Paket

: Bidang Jalan dan Jembatan : : Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Drainase Ruas Jalan Pundung - Petang Lanjutan Dan Jalan Puputan Margarana Pangsan - Babakan - Bergiding Br. Sekarmukti Prop / Kab / Kodya : Kabupaten Badung

No. Divisi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Uraian

Umum Drainase Pekerjaan Tanah Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan Pekerasan Non Aspal Perkerasan Aspal Struktur Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor Pekerjaan Harian Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Tembok Railling

(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) (B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) (C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) DIBULATKAN Terbilang : Sepuluh Milyar Enam Ratus Lima Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah.

Jumlah Harga Pekerjaan (Rupiah) 25,070,000.00 2,385,666,881.69 635,571,769.74 1,329,364,954.00 441,750,632.39 3,838,508,368.80 960,334,394.55 60,827,986.79 9,925,376.58 9,687,020,365 968,702,036 10,655,722,401 10,655,700,000

Gambar 3.4 Rekapitulasi

25

4

4.1

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan 1. Gambaran Umum Proses Pengaspalan jalan diantaranya a. Proses Mobilisasi dan Demobilisasi b. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan) c. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah) d. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan) e. Pekerjaan Sub Grade (Pemadatan tanah) f. Pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah) g. Pekerjaan Base Course (Pondasi Atas) h. Pekerjaan Hotmix Binder Coarse atau Lapisan Atas ATB i. Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan) j. Pekerjaan Finishing k. Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan) l. Pekerjaan Finishing m. Pekerjaan Marka Jalan 2. Informasi Umum yang perlu diketahui pada awal menjalankan proyek adalah lokasi tempat penyimpanan bahan sementara dan juga data tentang jalan 3. Jenis Pekerjaan yang terdapat pada proyek peningkatan jalan dan pembangunan drainase ruas jalan a. Mobilisasi b. Drainase c. Pekerjaan Tanah d. Pelebaran Perkerasan dan bahu jalan e. Perkerasan Berbutir f. Perkerasan Aspal g. Struktur h. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor i. Pekerjaan Pemeliharaan rutin 26

4. Untuk melakukan perhitungan volume pekerjaan jalan, diperlukan pengambilan stationing setiap 50 meter, sehingga memudahkan dalam membuat detail volume pekerjaan 5. Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume dengan upah atau harga tenaga / material dan peralatan, kemudian dijumlah dikalikan 10 % (Overhead dan Profit) 6. Rekapitulasi merupakan bagian dari perhitungan rencana anggaran biaya pekerjaan yang berfungsi untuk merekap hasil perhitungan analisa harga satuan sehingga mudah dibaca dan dipahami

27

28

Related Documents

Rab Pkrs
January 2021 2
Rab Jalan.docx
March 2021 0
Rab Blk.xlsx
January 2021 2
Rab Talud Batu Kali
February 2021 1
26926632-rab-rehab-mimh.xls
February 2021 0
Rab Ruko Citayam
February 2021 1

More Documents from "Renold Darmasyah"

Smk3l
March 2021 0
Rab Jalan.docx
March 2021 0
Tugas 1
March 2021 0
Kata Pengantar
March 2021 0