Rangkuman Uu No.1 Tahun 1970

  • Uploaded by: Burhanudin Wibowo
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rangkuman Uu No.1 Tahun 1970 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,511
  • Pages: 14
Loading documents preview...
RANGKUMAN UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 dan ANALISIS KERUGIAN PADA KASUS KECELAKAAN REAKTOR CHERNOBYL

OLEH : Burhanudin Wibowo 1406533106 .

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2016

(UU 14 TH 69)

UU No.1 Tahun 1970 Pasal 35,86, 87 Paragraf 5 UU No.13 th 2003 DASAR HUKUM

Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UU

LATAR BELAKANG 1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi 2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/ pabrik 3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan situasi ketenagakerjaan 4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak sesuai lagi

TUJUAN •

Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannya



Orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatannya



Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien

Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui : 1. Kampanye 2. Pemasyarakatan 3. Pembudayaan 4. Kesadaran dan kedisiplinan

UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970 KONSIDERANS •

Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup meningkatkan produksi dan produktivitas nasional



Setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya



Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan afisien



Perlu diadakan segala upaya untuk membina norma norma perlindungan kerja



Diwujudkan dalam Undang Undang yang memuat ketentuan ketentuan umum tentang keselamatan kerja,sesuai dengan perkembangan masyarakat, Industrialisasi, Tehnik dan Tehnologi

UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I - ISTILAH Pasal 1 (1) Tempat kerja 1. Ruangan/ lapangan

5. Unsur tempat kerja, ada :

2. Tertutup/ terbuka

(1) Pengurus

3. Bergerak/ tetap

(2) Sumer bahaya

4.

(3) usaha

6. (2) Pengurus adalah pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban) (3) Pengusaha adalah orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja (4) Direktur adalah pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977) (5) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan 7. disebut Pengawas ketenagakerjaan/spesialis adalah PNS yang diangkat dan ditugaskan dalam jabatan fungsional Pengawas Ketenagakerjaan yang bertugas mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan (6) Ahli Keselamatan Kerja 8.

tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker

9. 10. BAB II - RUANG LINGKUP 11. Pasal 2 (1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I : a. Darat, dalam tanah b. Permukaan air, dalam air c. Udara (2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan dengan : a. Keadaan mesin/ alat/ bahan b. Lingkungan kerja c. Sifat pekerjaan d. Cara kerja e. Proses produksi (3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja 12.

Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral

13. 14. Syarat-syarat K3 15. Pasal 3 (1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3 (2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1)  IPTEK 16. Pasal 4 (1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan s/d pemeliharaan (2) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi teknis (3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK dapat ditetapkan lebih lanjut 17. 18. UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA 19. Pasal 5 (1) Direktur sebagai pelaksana umum (2) Wewenang dan kewajiban : –

direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)



Peg. Pengawas; Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 )

20. Persyaratan Penunjukkan dan wewenang, serta kewajiban pegawai pengawas K3 & ahli K3 21. 22. Pasal 8 (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK (2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No. 03/Men/1982) 23. Pasal 9 - Pembinaan (1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru (2) Dinyatakan mampu dan memahami  pekerja

(3) Pengurus wajib  pembinaan (4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3 24. Pasal 10 - P2K3 : 100 org> (Permenaker No. 04/Men/1987) 25. Pasal 11 - Kecelakaan (1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan (2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No. 03/Men/1998) 26. Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK a. Memberi keterangan yang benar (Pengawas KK dan ahli K3) b. Memakai APD c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3 d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3 e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak dipenuhi dan APD yang wajib diragukan 27. Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja 28. APD

Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3 dan 29. Pasal 14 – Kewajiban pengurus

a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 dan peraturan pelaksananya) b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3 c. Menyediakan APD secara cuma-Cuma 30. APD : ALAT PELINDUNG Per.08/Men/VII/2010)

DIRI

(

Permenakertrans

a. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja b. APD harus sesuai dengan standart SNI yang berlaku c. Diberikan secara Cuma-cuma 31.

Macam APD :

No.

1. Pelindung Kepala 2. Pelindung mata dan muka 3. Pelindung telinga 4. Pelindung Pernapasan beserta perlengkapannya 5. Pelindung tangan dan kaki 32. Selain macam tersebut dapat dikategorikan APD 1. Pakaian pelindung 2. Alat pelindung jatuh perorangan 3. Pelampung 33. Pengusaha wajib melaksanakan MANAJEMEN APD di tempat kerja meliputi : 1. Identitas kebutuhan dan syarat APD 2. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh 3. Pelatihan 4. Penggunaaan perawatan dan penyimpanan 5. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan 6. Pembinaan 7. Inspeksi dan 8. Evaluasi dan pelaporan 34. Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja 35. Pasal 15 – Ketentuan Penutup (1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut dengan peraturan perundangan (2) Ancaman pidana atas pelanggaran : •

Maksimum 3 bulan kurungan atau



Denda maksimum Rp. 100.000

(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran 36. Pasal 16 (1) Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling lama setahun (12 Januari 1970) 37. Pasal 17 (1) Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910 tetap berlaku selama tidak bertentangan 38. Pasal 18 (1) Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja dalam LNRI No. : 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970 39. 40. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 1) Secara sectoral i) Per.Menaker No. 01/1978 41. K3 Dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu ii) Per.Menaker No. 01/1980 42. K3 Pada Konstruksi Bangunan 2) Pembidangan Teknis i) PP No. 7/1973 – Pestisida ii) PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi iii) Per.Menaker No. 04/1980 – APAR iv) Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan v) Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik vi) Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes vii) Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod. viii) Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut ix) Per.Menaker No. 04/1998 – PUIL x) Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir xi) Per.Menaker No. 03/1999 - Lif Listrik 43. 3) Pendekatan SDM i) Per.Menaker No. 01/1976 - Wajib Latih Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan ii) Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis iii) Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja iv) Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru Las v) Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi Oparator Pesawat Uap vi) Per.Menaker No. 01/1979 - Syarat dan Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut vii) Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3

viii) Permennakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008- P3K di Tempat Kerja ix) Kep.Menaker No. 407/1999 - Kompetensi Tehnis Lif x) Kep.Menaker No. 186/1999 – Pengorganisasian Penanggulangan Kebakaran 4) Pendekatan Kelembagaan dan Sistem i) ii) iii) iv)

Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3 Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3 Per.Menaker No. 05/1996 - SMK3 Per.Menaker No. 186/1999 - Pelaporan Kecelakaan 44. 45. 46.

47. ANALISIS KERUGIAN PADA KASUS KECELAKAAN REAKTOR CHERNOBYL

   

48. beberapa pihak menentang penggunaan energy nuklir terkait tiga hal, yaitu ketakutan akan risiko terjadinya kecelakaan nuklir(nuclear safety issue), kekhawatiran penyalahgunaan tenaga nuklir untuk senjata(nuclear nonproliferation issue), dan keberadaan limbah radioaktif sebagai residu kegiatan(radioactive waste management issue). Kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang tidak bisa terlepas dari kondisi ideologi politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertahanan keamanan negara bersangkutan. 49. 50. 51. REAKTOR RBMK 52. Reaktor Chernobyl merupakan reaktor jenis RBMK 1000 (reactor bolshoi moshnostikanalye), atau reactor air didih dengan tenaga tinggi, atau disebut juga sebagai high power pressure tube reactor.[3] Chernobyl terletak di negara Ukraina (dulu merupakan bagian USSR) sebelah barat daya Rusia. 53. Reaktor ini telah dikembangkan disainnya sejak tahun 1954 di Obninsk dan merupakan tipe reaktor khusus yang hanya dimiliki oleh Uni Soviet (kecuali reaktor HanfordN di Amerika Serikat, yang memiliki prinsip fisika sejenis).[5] Reaktor RBMK yang pertama berkapasitas 1000 MWe dibangun di Leningrad dan mulai beroperasi pada tahun 19731975. Pada tahun 1986 di Uni Soviet terdapat 14 reaktor RBMK yang beroperasi dan 8 masih dalam tahap konstruksi. 54. RBMK sering dijuluki juga sebagai “boilingwater, graphiteuranium high power reactor” dan “thermal neutron channeltype(pressure tube) reactor. Empat ciri utama disain reaktor RBMK1000 adalah[4]: Kanal vertikal yang berisi bahan bakar dan pendingin, dapat diisi ulang bahan bakarnya secara lokal pada saat operasi; Bahan bakar dalam bentuk bundle silindris yang terbuat dari uranium dioksida dalam kelongsong zirkonium(zirconium cladding); Moderator grafit pada tiap kanal bahan bakar; dan Pendingin air ringan yang mendidih pada berbagai saluran bertekanan dengan umpan uap langsung ke turbin.

55.

Secara sederhana skema reaktor RBMK 1000 dapat dilihat dalam Gambar dibawah 56. 57. 58. 59. 60. 61.

62. 63. 64. 65. 66. KATEGORI KECELAKAAN 67. Kecelakaan Chernobyl unit 4 dipicu oleh kejadian kritikalitas teras reaktor yang tidak terkendali dalam waktu sangat singkat. Kecelakaan kritikalitas sering disebut sebagai excursion atau power excursion terjadi pada saat bahan nuklir, baik uranium diperkaya atau plutonium, mengalami reaksi fisi berantai tanpa kendali. Kebocoran radiasi netron yang menyertainya merupakan ancaman bahaya yang sangat tinggi bagi pekerja di sekitarnya dan juga menyebabkan pelepasan radiasi ke lingkungan sekitar. [6] 68. Kritikalitas yang meningkat dalam waktu singkat menyebabkan kenaikan daya reaktor secara cepat disebut sebagai promt excursion. Hal ini menyebabkan uap bertekanan sangat tinggi juga terbentuk secara spontan sehingga memicu ledakan teras dan terhamburnya zat radioaktif produk fisi ke udara. 69. Ditinjau dari dampak yang diakibatkan berdasarkan The International Nuclear Event Scale, kecelakaan reaktor Chernobyl dikategorikan sebagai kecelakaan sangat parah(severe accident) atau masuk kategori kelas 7(major accident). Ciri dari kategori kelas 7 adalah dampak luar biasa terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat hingga area di luar tapak 70.

KRONOLOGI KECELAKAAN[4]

71. Rangkaian kecelakaan diawali oleh keputusan manajemen reaktor dan tim ahli untuk melakukan percobaan guna menguji respon turbingenerator dalam menggerakkan pompa pendingin pada saat pasokan uap ke turbin terhenti. Pada tengah malam 25 April 1986 percobaan dimulai. Daya reaktor diturunkan menjadi 1600 MWt, kemudian turbin nomor 7 dimatikan dan keempat aliran uap dialirkan semuanya ke turbin nomor 8. 72. Sebagai bagian dari percobaan pada pukul 14.00, sistem pendingin teras darurat(emergency core cooling system) diputus. Percobaan sempat tertunda karena permintaan untuk tetap memasok listrik ke jaringan Kiev hingga jam 23.10. Celakanya pada saat penyambungan kembali jaringan, sistem pendingin teras darurat tidak difungsikan kembali. 73. Percobaan kemudian dilanjutkan kembali sesuai dengan prosedur percobaan dengan menurunkan daya menjadi antara 700 sampai dengan 1000 MWt. Pada pukul 00.28 tanggal 26 April untuk menurunkan daya lagi, seperangkat. batang kendali otomatis lokal(local automatic control rods) tidak diaktifkan dan sejumlah batang kendali otomatis(ACs) diaktifkan. Akan tetapi operator melakukan kesalahan pengesetan ACs, sehingga daya reaktor turun secara drastis menjadi hanya 30 MWt, padahal prosedur mempersyaratkan daya antara 7001000 MWt.

74. Pada pukul 01.00 operator berhasil menaikkan daya reaktor menjadi 200 MWt dengan cara mengangkat sejumlah batang kendali dari reaktor. Daya tersebut sebenarnya masih jauh di bawah daya yang diperlukan untuk percobaan, dan semestinya percobaan tidak boleh dilanjutkan. 75. Pukul 01.03 dan 01.07 dua pompa sirkulasi cadangan dihidupkan, sehingga secara keseluruhan terdapat delapan pompa yang bekerja bersamaan. Hal ini membuat beberapa pompa melakukan kerja di bawah batas kinerja standarnya dan memicu penurunan produksi uap serta turunnya tekanan dalam drum uap. 76. Pukul 01.19 operator mencoba menaikkan tekanan dan level air dengan menggunakan pompa pengumpan. Reaktor seharusnya dimatikan karena sinyal trip menyala, namun hal tersebut diabaikan oleh operator dan bersikeras untuk tetap melanjutkan percobaan. 77. Pukul 01.19,30 level air yang diperlukan dalam drum uap tercapai, namun operator terus menambahkan air pengumpan. Air dingin memasuki teras reaktor dan pembangkitan uap menurun tajam, demikian tekanan uap juga semakin menurun. Untuk mengatasi hal ini, operator mengangkat sejumlah batang kendali otomatis dan juga batang kendali manual agar daya tetap bertahan 200 MWt. 78. Pukul 01.20,30 kran bypass turbin ditutup untuk memperlambat penurunan tekanan uap. Hal ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki teras, selanjutnya ACs mulai diturunkan untuk mencegah kenaikan kualitas uap. 79. Pukul 01.22,30 operator melihat cetakan parameter sistem reaktor pada monitor pemantau. Data menunjukkan bahwa operator harus segera men shutdown reaktor dalam situasi mekanisme shutdown otomatis tidak bekerja tersebut. Namun yang terjadi operator tetap melanjutkan percobaan. 80. Modeling kumputer menunjukkan pada saat tersebut hanya terdapat enam, tujuh, atau delapan batang kendali dalam teras, padahal semestinya tidak boleh kurang dari 30 batang kendali(sesuai instruksi manual). 81. Pada pukul 01.23,04 percobaan dimulai lagi dengan daya 200 MWt, dan katup aliran uap utama menuju turbin nomor 8 dimatikan. Sistem proteksi keselamatan otomatis yang akan aktif pada saat kedua turbin mati sengaja dimatikan oleh operator, meskipun hal ini tidak termasuk prosedur percobaan. Selanjutnya daya reaktor mulai naik dari 200 MWt dan ACs turun. 82. Sedetik kemudian aliran air pendingin utama dan air umpan dikurangi, hal ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki reaktor dan meningkatkan pembangkitan uap. Sejurus kemudian daya reaktor naik secara cepat(promt critical excursion) dan mandor yang berjaga memerintahkan untuk segera menshutdown reaktor. Namun perintah tersebut sangat terlambat karena untuk menurunkan batang kendali secara otomatis dibutuhkan waktu 20 detik, padahal baru 0,03 detik berselang alarm sudah berbunyi. 83. Sistem keadaan darurat tidak mampu mengatasi kondisi tersebut, daya reaktor naik menjadi 530 MWt dalam waktu 3 detik untuk kemudian naik secara drastis secara eksponensial yang menyebabkan terjadinya pembangkitan uap serentak. Uap dengan tekanan sangat tinggi yang

terbentuk serentak tersebut menimbulkan ledakan dahsyat. Kurang dari sedetik setelah ledakan pertama segera disusul ledakan kedua yang disebabkan oleh masuknya udara ke teras yang menyebabkan bahan bakar dan beberapa elemen bereaksi dengan oksigen dan terbakar dahsyat. 84. 85. 86. 87.

KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN 88. Ledakan yang terjadi menyebabkan terhamburnya kurang lebih 1200 ton bahanradioaktif ke atmosfer. Material tersebut setara dengan aktivitas sebesar 14 EBq(1018 Bq), sebagian diantaranya merupakan gas mulia yang sangat mudah masuk ke jaringan biologis. Gas yang paling dominan diperkirakan adalah xenon, setengahnya merupakan iodine dan caesium dan kira kira 5% bahan bakar dalam teras ikut terlempar keluar.[6]

89. Korban jiwa pertama adalah para pemadam kebakaran dan termasuk petugas yang tersulut api pada permukaan rumah turbin. Paparan radiasi di hari pertama diperkirakan sampai dengan 20.000 mSv. Dalam empat bulan berselang jumlah korban meninggal sebanyak 28 orang dan disusul 19 orang kemudian.[6] 90. Sebanyak lebih dari 135.000 penduduk di kota Pripyat dan Chernobyl, serta daerah sekitar pada jangkauan 30 km harus dievakuasi dan direlokasi. Kontaminasi lingkungan mengakibatkan tercemarnya udara, tanaman, tanah, dan air, bahkan kontaminan terbawa angin sampai kawasan Skandinavia. Dekontaminasi harus dilakukan di berbagai kawasan dan negara untuk memastikan keselamatan penduduk. 91. Reaktor Unit 4 tidak bisa dioperasikan lagi dan bangunan reaktor harus ditutup dengan suatu “sarkopagus” yang terbuat dari beton dengan kerangka besi baja. Sekian triliun rubel dana dialokasikan untuk mengatasi dampak kecelakaan hingga lebih dari sepuluh tahun pasca kecelakaan. Bahkan di awal tahun 1990 dihabiskan dana hingga US$400 juta untuk perbaikan banguan reaktor yang tersisa. Berbagai perbaikan disain dan sistem keselamatan harus ditambahkan pada reaktor RBMK yang lain. 92.

93. 94.

Related Documents

Uu No.41 Tahun 1999
January 2021 0
Ex-no1
February 2021 3
Rangkuman Skdi
February 2021 1
Rangkuman Osce
January 2021 2

More Documents from "Alfonso Tjakra"