Sap Tinea Kapitis

  • Uploaded by: Maria Krist'ApriLianamita
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Tinea Kapitis as PDF for free.

More details

  • Words: 1,192
  • Pages: 10
Loading documents preview...
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan satuan acara penyuluhan Tinea Kapitis. Oleh Mahasiswa STIKes Wiyata Husada Samarinda, Prodi Ners 2015. Kelompok V ( semester V-A, tingkat III ). Akan dilaksanakan penyuluhan pada :

Hari

:

Tanggal

:

Waktu

:

Pembimbing Penyuluhan

Ns. Sovia Nurlinda, S.Kep, M.Biomed

ABSENSI SATUAN ACARA PENYULUHAN

NO.

NAMA PESERTA

Tanda Tangan

SATUAN ACARA PENYULUHAN "TINEA KAPITIS"

A. Pokok Bahasan

: Tinea Kapitis

B.

: Penanganan Tinea Kapitis

Sub pokok bahasan

C. Waktu

:-

D. Tempat

:-

E.

Sasaran

: Keluarga

F.

Penyuluh

: Mahasiswa

G. Tujuan Instruksional Umum

:

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai tinea kapitis diharapkan Siswa mengerti dan memahami tentang personal hygiene. H. Tujuan Instruksional Khusus

:

Setelah dilakukan penyuluhan 1x 25 menit, diharapkan sasaran mampu : 1. Menjelaskan pengertian tinea kapitis 2. Menyebutkan tanda dan gejala tinea kapitis 3. Menyebutkan penyebab dari tinea kapitis 4. Mengetahui cara mencegah dan menangani tinea kapitis I.

Metode

: Ceramah dan tanya jawab

J.

Media

: Leaflet & lembar balik

K. Setting

: Peserta Pemateri

Moderator Fasilitator Peserta

L.

Pelaksanaan Kegiatan

No

1.

Tahap

Pembukaa

Waktu

5 menit

n

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan

Penanggung

Peserta

Jawab

a. Membalas

Pendahuluan

Moderator

salam

a. Penyampaian salam

b. Mendengarkan

b. Perkenalan c. Menjelaskan topik

c. Menyimak

penyuluhan d. Menjelaskan tujuan e. Menjelaskan waktu pelaksanaan f. Peraturan pelaksaan 2.

Inti

15 Menit

a.

Memperhatikan

Menjelaskan

Pemateri

pengertian tinea kapitis b.

Menyebutkan tanda dan gejala tinea kapitis

c.

Menyebutkan penyebab dari tinea kapitis

d.

Mengetahui

cara

mencegah

dan

menangani tinea kapitis 3.

Penutup

10 menit

a. Diskusi

a. Aktif bertanya

b. Kesimpulan

b. Memperhatika

Moderator

c. Evaluasi d. Memberi penghargaan

n c. Menjawab pertanyaan

e. Memberi salam penutup

d. Menjawab salam

M. Materi

1.

Definisi Tinea kapitis adalah peradangan pada kulit dan rambut kepala, alis, dan bulu mata, yang disebabkan oleh spesies dermatofita dari genera Trichophyton dan Microsporum. Gambaran klinisnya dapat bervarisasi mulai dari yang ringan berupa lesi kemerahan dan bersisik, alopesia atau berupa kerion. Sinonimnya adalah Trichophytosis capitis, tinea tonsurans dan ringworm of the scalp. Penelitian akhir-akhir ini di luar negeri membuktikan bahwa dahulu penyebab terbanyak adalah spesies Microsporum audoinii, sekarang adalah Trichophyton tonsurans. Menurut lokalisasi antrokonidia jamur menyebabkan 3 macam infeksi: 1. Infeksi ektotriks adalah fragmentasi miselium ke bentuk konidia yang terletak disekitar batang rambut atau tepat di bawah kutikula. Misalnya infeksi oleh M. cains dan M. ferrugineum. 2. Infeksi endotriks ialah pembentukan konidia yang terjadi di dalam batang rambut tanpa merusak kutikula. Misalnya infeksi oleh T. tonsurans, T. violaceum dan T. gourvilii.

3. Infeksi ektoriks dan edotriks ialah pembentukan konidia yang terjadi disekitar dan di dalam batang rambut. Misalnya infeksi oleh T. mentagrophytes varian Mentagrophytes. Penderita yang beresiko tinggi terhadap penyakit tersebut adalah orang-orang dengan keadaan sosioekonomi yang rendah. Penyakit terutama menyerang anak-anak, walaupun orang dewasa pada semua golongan umur dapat terkena. Insidens pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan, tetapi setelah dewasa lebih banyak pada wanita. Penyakit ini menular, meskipun cara penularannya masih diperdebatkan. Anak-anak sering tertular dari temannya, penularan dapat juga terjadi pada satu keluarga. Telah dibuktikan pula bahwa dermatofita penyebab dapat diidolasi dari sisir, topi dan alat pencukur rambut.

2.

Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari generasi Trichophyton dan Microsporum, misalnya T. Violaceum, T. Gourvilii, T. Mentagrophytes, T. Tonsurans, M. Audonii, M. Canis, M. Ferrugineum. Seseorang bisa tertular tinea capitis apabila bersentuhan langsung dengan kulit penderita. Kasus penularan seperti ini adalah yang paling sering terjadi. Selain itu, seseorang juga berisiko tertular tinea capitis jika menyentuh hewan-hewan pembawa penyakit ini. Contoh-contoh hewan pembawa penyakit tinea capitis adalah: Kucing, Anjing, Kuda, Domba, Sapi, Babi. Selain penularan secara langsung, tinea capitis juga bisa menular secara tidak langsung, yaitu ketika kita menyentuh permukaan benda yang mengandung jamur dermatofit karena sebelumnya telah tersentuh oleh penderita atau hewan pembawa penyakit ini. Contohcontoh benda perantara adalah: Handuk, Baju, Sikat, Sisir, Seprai.

3.

Manifestasi Klinis a) Grey patch ringworm Bentuk ini banyak di jumpai pada anak-anak dan jamur penyebabnya adalah M.audoinii (di Eropa dan Amerika ) dan M.ferrugineum di Asia. Lesi dimulai dari papul eritematosa yang kecil sekitar batang rambut. Dalam beberpa ahri bercak ini memucat dan bersisik, rambut menjadi keabu-abuan, tidak berkilap dan akhirnya rambut patah beberapa millimeter diatas kulit kepala. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Seluruh rambut di daerah tersebut terserang jamur, sehingga dapat menimbulkan alopesia setempat. b) Black dot ringworn

Bentuk black dot disebabkan oleh infeksi endotriks, yaitu T.tonsurans dan T.violaceum. peradangan dimulai dari folikel rambut dan rambut. Mula-mula hanya 2 atau 3 helai rambut yang terinfeksi. Belia lesi meluas, tidak semua rambut terkena. Lesi dapat multiple dan tersebar diseluruh kulit kepala. Alopesia yang terjadi dapat difus. Rambut akan patah tepat pada muara folikel rambut dan penuh berisis konidia. c) Kerion Kerion adalah peradangan akut pada tinea kapitis, yang mengenai kulit kepala serta jaringan yang lebih dalam serta pembesaran kelenjar getah bening regional. Pada pemeriksaan teraba pembengkakan, sakit pada pus keluar dari folikel. Pada tempat tersebut rambut dapat rontok dan dapt menimbulkan alopesia permanen. Penyebab tersering M.canis dan M.gypseum, sedangkan T.tonsurans dan T.violaceum jarang menimbulkan kerion. d) Reaksi “id” Dermatophytid atau reaksi “id” dapat terjadi pada tinea capitis, tetapi lebih jarang apabila dibandingkan dengan tinea pedis. Reaksi “id” merupakan manifestasi alergi suatu peradangan dan lokasinya pada bagian distal dari tubuh. Pada tempat tersebut tidak ditemukan organism penyebab. Gambaran kelinisnya berupa vasikel berkelompok, terasa gatal dan kadang-kadang sakit. Pada tinea kapitis reaksi “id” lebih sering ditemukan pada badan .

4.

Penatalaksanaan Pengobatan topikal tidak memberikan keuntungan walaupun bergunakan untuk mencegah penyebaran spora. Dapat digunakan shampo selenium sulfide atau shampo ketokonazol. Pengobtan sistematik dengan micronized griseofulvin dan dosis 500 mg/hari untuk orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 250 mg/hari dibagi dalam 4 dosis. Ultramikronized griseofulvin ( fulvicin ) 250 mg/hari, untuk anak-anak 5 mg/kg BB. Dianjurkan makan obat pada waktu makan dengan diet lemak, dengan maksud meningkatkan absorbsi. Kontra indikasi penggunaan griseofulvin adalah penderita porfiria atau hipersensitivitas terhadap griseofulvin. Pengobatan sistemik juga dapat menggunakan ketokonazol atau intrakonazol. Kortikosteroid oral dapat dipertimbangkan penggunaannya dalam keadaan tertentu untuk menghindari reaksi “ ide ” dan mengurangi peradangan penggunaan kortikosteroid oral misalnya prednisolon 20 mg/hari selama 5 hari, digunakan jangka pendek.

Pencegahan Tinea Capitis

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk meminimalkan penularan penyakit tinea capitis, di antaranya: 

Selalu menjaga kebersihan tangan.



Mencuci rambut dan kulit kepala secara rutin dengan sampo.



Jangan berbagi penggunaan barang-barang, seperti sisir, handuk, dan baju, dengan orang lain, atau meminjamkan barang-barang tersebut dengan orang lain.



Menghindari hewan yang terinfeksi.



Berbagi informasi seputar tinea capitis dengan orang lain mengenai bagaimana cara agar tidak terinfeksi beserta cara pencegahannya.

N. Evaluasi a.

Struktur 1. Diharapkan tempat duduk sesuai dengan kebutuhan peserta 2. Diharapkan ruangan nyaman dan bersih 3. Diharapkan media yang digunakan dapat membantu peserta memahami materi 4. Diharapkan seluruh anggota kelompok dapat berkerja sama 5. Diharapkan peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi.

b.

Proses 1. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan. 2. Diharapkan peserta penyuluhan hadir tepat waktu dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

c.

Hasil Evaluasi hasil dilakukan dengan cara memberikan tiga pertanyaan terkait pemfigus vulgaris a. Apa pengertian Tinea Kapitis? b. Apa saja tanda dan gejala Tinea Kapitis ? c. Bagaimana cara pencegahan Tinea Kapitis? Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu menjawab 85% dari pertanyaan yang diajukan.

Related Documents

Sap Tinea Kapitis
February 2021 0
Sap Tinea Pedis.docx
February 2021 1
Trauma Kapitis
February 2021 1
Tinea Korporis
March 2021 0
Trauma Kapitis
February 2021 1
Trauma Kapitis
February 2021 3

More Documents from "Ibrahim Achmad"

El Pensamiento Corporal
January 2021 2
Fashion Gems 4
January 2021 1
February 2021 1
February 2021 1