Skenario Konseling Gizi

  • Uploaded by: Qonita Amalia Zulfa
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skenario Konseling Gizi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,921
  • Pages: 7
Loading documents preview...
NAMA

QONITA AMALIA ZULFA

NIM

P1337431117006

Buat rencana konsultasi gizi pada pasien Diabetes Melitus sesuai dengan konsultasi gizi, meliputi: a. Pilih dan tentukan sendiri satu kasus pasien DM pada anak atau pasien DM pada dewasa b. Sebutkan masalah gizi c. Sebutkan tujuan konsultasi gizi d. Buat skenario dialog antara pasien dan ahli gizi dalam proses konsultasi gizi sesuai langkah-langkah ADIME! Jawab a.

DM pada dewasa

b.

Masalah gizi : 

Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan pengetahuan tentang makanan dan gizi ditandai dengan seringnya konsumsi gorengan dan minuman manis.



Penurunan BB yang tidak diharapkan berkaitan dengan penyakit diabetes yang dialami pasien ditandai dengan penurunan BB 10% dalam 30 hari.



Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan penyakit gangguan metabolik pankreas ditandai dengan GDP 250 mg/dl dan GDS 450 mg/dl.

c.

Tujuan konseling : 

Menjelaskan tujuan diet DM



Mendiskusikan perubahan pola makan sesuai diet DM



Mendiskusikan perubahan perilaku makan



Menjelaskan cara melakukan modifikasi resep baik modifikasi bahan makanan maupun teknik memasak

 d.

Mengukur pemahaman klien berkaitan dengan pola makan

Skenario dialog antara pasien dan ahli gizi Pasien

: (mengetuk pintu) tok tok tok....

Ahli Gizi

: Iya. Silahkan masuk.

Pasien

: (membuka pintu) assalamualaikuum buk...

Ahli Gizi

: waalaikuumsalam.

Pasien

: (masuk ke ruangan ahli gizi)

Ahli Gizi

: (memperkenalkan diri sambil berjabat tangan dengan pasien) Mari silahkan duduk bu. Perkenalkan, saya Qonita ahli gizi disini, dengan ibu siapa ya ?

Pasien

: Saya Asih bu.

Ahli Gizi

: oh iya ibu Asih. Kalau boleh tau, ada keperluan apa ibu datang kesini?

Pasien

: ini bu saya dapat surat rujukan dari dokter, katanya saya disuruh datang kesini buat konsultasi sama ahli gizi disini bu (sambil menyerahkan dokumen).

Ahli Gizi

: oh iya bu, kalau boleh tau dokter siapa ya bu? (sambil melihat dokumen).

Pasien

: dokter Adi bu yang menyuruh saya kesini.

Ahli Gizi

: oh iya dokter Adi ya, mohon maaf bu kalau saya mau mengukur tinggi badan dan berat badan ibu, apakah ibu bersedia?

Pasien

: kemarin saya sudah diukur bu, kok diukur lagi?

Ahli Gizi

: iya bu, ini untuk kepastian pengukuran status gizi ibu, apakah ibu bersedia?

Pasien

: oh iya tidak apa-apa bu (berdiri).

(Ahli gizi melakukan pengukuran antropometri pada pasien). Ahli Gizi

: terimakasih bu, silahkan duduk kembali. Oh iya apakah ibu akhirakhir ini ada keluhan yang dirasakan?

Pasien

: ada bu, akhir-akhir ini badan saya sering lemes, pusing, terus penglihatan saya sering kabur, kesemutan, saya juga sering bolak balik ke kamar mandi buat kencing bu.

Ahli Gizi

: ibu sudah sejak kapan ya merasakan keluhan itu?

Pasien

: sebenarnya udah dari lama bu, tapi saya cuek aja, saya pikir nanti juga bakal ilang sendiri, tapi malah semakin kesini kok ngga sembuhsembuh

Ahli Gizi

: ada keluhan lagi tidak bu? Kaya berat badan ibu turun atau tidak? Kalau dibandingkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan

yang baru saja kita lakukan, berat badan ibu 49kg, tinggi badan 160cm bu. Pasien

: iya ada bu, berat badan saya turun. 3 minggu yang lalu berat badan saya 54kg, terus barusan ditimbang jadi 49kg.

Ahli Gizi

: oh, jadi turun ya bu.

Pasien

: iya, turun drastis bu.

Ahli Gizi

: hm begitu ya bu, ibu kalau boleh tau sehari makan berapa kali?

Pasien

: saya sehari biasanya makan 3x bu.

Ahli Gizi

: kalau dalam sekali makan nasinya seberapa ya bu? (menunjukkan food model nasi)

Pasien

: sekitar segini bu (menunjuk salah satu food model nasi)

Ahli Gizi

: kalau lauk biasanya ibu makannya apa dan sebesar apa? (menunjukkan food model aneka lauk)

Pasien

: saya sukanya makan tempe, tahu, ayam kira-kira sebesar ini bu (menunjuk food model). Kalau ikan sama daging saya ngga terlalu suka.

Ahli Gizi

: oh iya bu, sekali makan itu ibu pasti pake sayur? Kira-kira seberapa ya?

Pasien

: iya bu, saya seringnya makan sayur sop/sayur asam, pokoknya yang berkuah. Biasanya saya ambil Cuma 1-2 sendok sayur aja kalau sekali makan.

Ahli Gizi

: kalau untuk makan buah seberapa sering bu?

Pasien

: ngga mesti sih bu, jarang stok buah dirumah. Paling seminggu makan buah 3x, itupun saya sukanya cuma jeruk.

Ahli Gizi

: iya bu, jeruk memang segar, saya juga suka haha. kalau untuk makannya itu ibu masak sendiri atau beli diluar bu?

Pasien

: saya masak sendiri bu, soalnya anak-anak sama suami ngga suka kalo beli diluar bu, jadi tiap hari sebelum saya berangkat ke pasar saya masak dulu buat suami sama anak. Ya itung-itung buat ngirit juga bu.

Ahli Gizi

: bagus ibu, memang masakan keluarga itu yang paling sehat ya bu. Oh iya bu, biasanya masak apa?

Pasien

: iya itu sama kaya yang saya makan, paling sering tahu tempe sayur kuah sama ayam.

Ahli Gizi

: tahu tempe sama ayamnya dimasak gimana bu biasanya?

Pasien

: seringnya sih digoreng semua bu.

Ahli Gizi

: kalau nyemil bagaimana bu? Biasanya nyemil apa?

Pasien

: saya mah kalo di pasar lagi nunggu jualan seringnya nyemilik gorengan bu. Terus biasanya juga bikin es teh kalo ngga es jeruk.

Ahli Gizi

: oh iya bu, ibu suka yang digoreng-goreng ya bu? Kalau dalam sekali makan gorengan bisa habis berapa ya bu?

Pasien

: iya bu. Hmm, 3 sih bu kalau sekali makan.

Ahli Gizi

: lalu itu kalau bikin es teh atau es jeruk gitu pakai gulanya seberapa bu?

Pasien

: biasanya sih 3 sendok bu.

Ahli Gizi

: suka yang manis-manis ya bu?

Pasien

: iya bu, tapi semenjak dokter ngomong kalau saya kena DM jadi saya berusaha buat ngurangin tapi susah juga ya bu udah kebiasaan soalnya.

Ahli Gizi

: iya bu tidak apa-apa. Dimulai dengan mengurangi sedikit-sedikit nanti jadi terbiasa kok bu.

Pasien

: iya bu.

Ahli Gizi

: oh iya, tadi kan ibu bilang ibu kerja dipasar yah bu? Kalau buat olahraga gitu biasanya ada waktu kapan bu?

Pasien

: jarang banget bu kalau olahraga, saya kan kerja tiap hari dari subuh sampe sore baru pulang, saya pulang langsung masakin makan malam buat suami sama anak.

Ahli Gizi

: oh gitu, jadi ibu jarang olahraga karna ibu sibuk bekerja ya?

Pasien

: iya bu.

Ahli Gizi

: oh iya bu, saat kemarin periksa dengan dokter Adi, beliau mengatakan ibu sakit apa?

Pasien

: katanya sih, sakit kencing manis, sakit gula ya itu bu?

Ahli Gizi

: Iya betul sekali bu, ibu menderita sakit Diabetes Melitus atau biasanya disebut sakit kencing manis atau sakit gula. Oh iya bu, saat pemeriksaan kemarin dengan dokter Adi, gula darah ibu mencapai berapa ya?

Pasien

: katanya sih, gula puasanya 250 sama yang sewaktunya 450, itu tinggi ya bu?

Ahli Gizi

: iya bu betul, gula darah puasa normalnya kurang dari 126, kalau yang sewaktu normalnya kurang dari 200 bu. Kalau dari keluarga ibu sendiri

apakah ada yang menderita sakit kencing manis juga? Dari orang tua ibu mungkin? Pasien

: kalau dari orang tua sih ngga ada bu, tapi almarhum mbah saya meninggal gara-gara penyakit kencing manis.

Ahli Gizi

: oh gitu bu, berarti dari keluarga ibu ada riwayat penyakit kencing manis ya?

Pasien

: iya bu.

Ahli Gizi

: sebelum saya menjelaskan soal penyakit kencing manis ini, saya akan tunjukkan beberapa tujuan dari diet untuk penyakit ini bu (mengambil leaflet DM). Nah bisa ibu baca yang tujuan dari diet ini?

Pasien

: menurunkan kadar gula darah, mencapai berat badan normal dan mempertahankan status gizi normal.

Ahli Gizi

: nah bu, berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang tadi sudah kita lakukan, status gizi ibu ini normal ya. Jadi dipertahankan ya bu, jangan sampai turun lagi berat badannya.

Pasien

: baik bu.

Ahli Gizi

: saya akan jelaskan sedikit tentang penyakit kencing manis atau DM ini ya bu, jadi DM itu penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi dan penyakitnya bersifat kronik atau berlangsung lama. Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan DM ini dengan menjaga pola makan bu, jadi pola makan DM itu meliputi 3J, yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Untuk jadwal makan ibu sendiri sudah benar ya bu, 3x sehari itu makanan utama ya bu seperti makanan pokok, lauk, sayur, dan buah juga harus setiap hari ya bu, dan ibu perlu menambahkan selingan juga bu, selingan itu bisa di tambahkan diantara waktu makan, misal ibu sarapan nih jam 7, terus makan siang jam 12, diantara jam 7 dan jam 12 itu bisa ibu tambahkan selingan ya bu, selingan ibu bisa tambahkan 3x sehari juga, pagi, sore dan malam. Oh iya kira-kira selingan yang baik itu yang seperti apa bu? Apakah ibu tau?

Pasien

: hmm, saya seringnya makan gorengan, jadi ngga tau yang baik itu yang gimana bu.

Ahli Gizi

: nah, makan selingan itu baiknya buah bu, terus hindari makan/minuman yang terlalu manis ya bu.

Pasien

: oh berarti gorengan ngga boleh ya bu? Terus saya juga jadi ngga boleh makan gorengan ya bu? Es teh juga ngga boleh?

Ahli Gizi

: boleh kok bu, ibu tetap boleh makan gorengan sama minum es teh, tapi tetap dibatasi jumlahnya ya bu, biasanya ibu makan gorengan kan 3x ya dalam sekali makan, nah bisa ibu kurangi jadi 1x bu, lalu untuk es teh sendiri juga ibu masi bole minum, tetapi gulanya dikurangi juga ya bu.

Pasien

: oh begitu ya bu, soalnya itu kalo sehari aja ngga minum es teh apa makan gorengan hambar banget bu haha

Ahli Gizi

: haha iya bu, nanti juga terbiasa kok bu. Lalu untuk makanan utama juga lebih baik pilih cara pengolahan dengan dikukus/ditumis ya bu

Pasien

: oh iya baik bu.

Ahli Gizi

: nah untuk aktivitas fisik atau olahraga ibu yang seperti ibu bilang jarang melakukannya ya bu?

Pasien

: iya bu.

Ahli Gizi

: ketika dipasar kan ibu hanya duduk saja saat akan menunggu pelanggan, saat itu juga ibu bisa melakukan olahraga kecil, seperti lari ditempat, atau peregangan lainya bu.

Pasien

: oh iya bu, nanti saya coba bu.

Ahli Gizi

: nah, sekarang apakah sudah jelas bu terkait diet DM?

Pasien

: sudah bu, sudah jelas.

Ahli Gizi

: tadi tujuannya apa saja ya? Apakah ibu ingat?

Pasien

: menurunkan kadar gula darah, terus mencapai berat badan normal sama mempertahankan status gizi.

Ahli Gizi

: betul sekali bu, tetap pertahankan status gizi ibu ya, jangan sampai berat badannya turun lagi. Terus kalau prinsip pola makan untuk DM bagaimana bu?

Pasien

: hmm, dengan 3J ya bu? Jumlah jenis jadwal?

Ahli Gizi

: iya bu betul sekali, lalu kalau makanan yang harus dihindari atau dibatasi apa aja bu?

Pasien

: makanan goreng-gorengan, terus terutama makanan manis bu.

Ahli Gizi

: iya bu betul, nah ibu tadi bilang suka es teh manis ya bu? Gulanya bisa ibu ganti dengan gula yang rendah kalori

Pasien

: apa itu bu?

Ahli Gizi

: jadi, gula rendah kalori itu gula yang baik untuk penderita DM, contohnya kalau di pasaran ada gula jagung, stevia, tropicana slim bu.

Pasien

: oh iya bu nanti saya coba pakai gula itu bu.

Ahli Gizi

: terus bu, nanti kedepannya kira-kira kapan ibu akan tes darah lagi?

Pasien

: bulan depan bu.

Ahli Gizi

: oh bulan depan ya, nanti setelah tes darah lagi kesini ya bu, kita lihat apakah gula darah ibu sudah menurun atau belum, terus juga kita mengevaluasi terkait kepatuhan ibu dalam diet DM ini ya bu.

Pasien

: iya baik bu.

Ahli Gizi

: terimakasih ya bu, sudah berkunjung kesini, ini leafletnya bisa dibawa pulang bu.

Pasien

: oh ini buat saya ya bu? Terimakasih bu

Ahli Gizi

: iya bu sama-sama. Hati-hati dijalan ya bu.

Pasien

: iya bu.

(ahli gizi dan pasien berdiri lalu berjabat tangan, pasien kemudian meninggalkan ruangan)

Related Documents

Skenario Konseling Gizi
January 2021 1
Konseling Dm
February 2021 1
Konseling Prakonsepsi
January 2021 1
Skenario 4
February 2021 1
Skenario 2
February 2021 1
Skenario Pembelajaran
January 2021 1

More Documents from "rositaratnasari"