Uji Kandungan Urine

  • Uploaded by: Putri Diani P. Maharsi
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uji Kandungan Urine as PDF for free.

More details

  • Words: 1,946
  • Pages: 14
Loading documents preview...
SMAN 2 BOGOR

Laporan Praktikum Biologi Uji Kandungan pada Urine Puspa Djuhaini Nastiti Shafira Medina C. Abdillah Zein Rizky Zulkarnaen Bagus Adi Prakoso Usman Faiz Farhanna Maulida XI IPA 1

SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung 1 Budi Agung, Tanah Sareal – Bogor 16165 Indonesia Telp./Fax (0251) 8318761 . E-mail :[email protected] Website : www.sman2bogor.sch.id

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini untuk mengetahui kandungan urine melalui pengetesan ilmiah. Tak lupa kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Rr. Sri Eko dan Pak Tedi yang dengan senantiasa membimbing serta membagi ilmunya kepada kami. Karena atas arahan dan bimbingannya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pastinya dalam pembuatan karya ilmiah ini tidak luput dari kesalahan. Kami harap pada rekan seperjuangan dapat memberikan kritik dan saran kepada kami (penulis) dalam rangka mencapai kesempurnaan. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi kami (penulis) dan rekan-rekan kita lainnya.

Bogor, 12 Mei 2013

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3 BAB I .............................................................................................................................................. 5 PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 5 1.1

Latar Belakang .............................................................................................................. 5

1.2

Tujuan ........................................................................................................................... 5

1.3

Metode Penelitian ......................................................................................................... 5

1.4

Tempat Pelaksanaan ..................................................................................................... 5

1.5

Tanggal dan Waktu Pelaksanaan .................................................................................. 5

1.6

Perumusan Masalah ...................................................................................................... 5

BAB II............................................................................................................................................. 6 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................................... 6 2.1

Kajian Teori .................................................................................................................. 6

2.1

Lakmus Indikator .......................................................................................................... 9

2.2

Hipotesis 0 .................................................................................................................. 10

2.3

Hipotesis 1 .................................................................................................................. 10

BAB III ......................................................................................................................................... 11 METODOLOGI ........................................................................................................................ 11 3.1

Alat dan Bahan ........................................................................................................... 11

3.2

Cara Kerja ................................................................................................................... 11

3.3

Jenis Variabel ............................................................................................................. 11

BAB IV ......................................................................................................................................... 12 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................. 12 3

4.1

Hasil Pengamatan ....................................................................................................... 12

4.2

Pembahasan ................................................................................................................ 12

BAB V .......................................................................................................................................... 14 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................... 14

4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengetahui pH, kandungan protein, glukosa dan klor (Cl-) yang terdapat pada urine serta penyebab dari hal tersebut. 1.2 Tujuan 

Mengetahui tingkat pH urine



Mengetahui susunan zat dalam urine

1.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan penambahan zat uji untuk mengetahui susunan zat yang terkandung dalam urine serta penyebab dan pengaruhnya terhadap tubuh manusia. 1.4 Tempat Pelaksanaan Laboratorium biologi SMAN 2 Bogor 1.5 Tanggal dan Waktu Pelaksanaan Selasa, 7 Mei 2013. Pukul 10.30-11.30. 1.6 Perumusan Masalah 

Bagaimanakah proses ekskresi dalam tubuh manusia?



Apakah tiap sampel urine dapat memberikan hasil yang berbeda?



Mengapa tiap sampel urine mengandung zat yang berbeda?



Apa yang mempengaruhi perbedaan tersebut?

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Proses pembentukan urin meliputi tiga tahap, yaitu: 

Filtrasi glomerulus



Reabsorbsi tubular



Sekresi tubular Filtrasi Glomerulus. Pembentukan urin dimulai ketika air dan berbagai bahan terlarut

lainnya disarng melalui kapiler glomerulus dan masuk ke kapsul glomerulus (kapsul Bowman. Penyaringan bahan-bahan ini melalui dinding kapiler kurang lebih sama seperti pada penyaringan yang terjadi pada ujung arteriol pada kapiler lain di seluruh tubuh. Hanya saja, kapiler glemerulus bersifat lebih permeabel karena adanya fenestrae pada dindingnya. Reabsorbsi tubular. Reabsorbsi tubular adalah proses dimana bahan-bahan diangkut keluar dari filtrat glomerulus, melalui epitelium tubulus ginjal ke dalam darh di kapiler peritubulus. Walaupun reabsorbsi tubulat terjadi di seluruh tubulus ginjal, peritiwa ini sebagian besar terjadi di tubulus proksimal. Adanya mikrovili di tubulus proksimal akan meningkatkan luas permukaan yang bersentuhan dengan filtart glomerulus sehingga meningkatkan proses reabsorbsi. Berbagai bagian dari tubulus ginjal berfungsi untuk mereabsorbsi zat yang spesifik. Sebagai contoh, reabsorbsi glukosa terjadi terutama melalui dinding tubulus proksimal dengan cara transpor aktif. Air juga direabsorbsi dengan cepat melalui epitelium tubulus proksimal dengan osmosis. Sekresi tubular. Sekresi tubular adalah proses dimana bahan-bahan (zat) diangkut dari plasma kapiler peritubulus menuju ke cairan tubulus ginjal. Sebagai hasilnya, jumlah zat tertentu diekskresikan melalui urin dapat lebih banyak daripada jumlah zat yang diperoleh melalui filtrasi plasma di glomerulus. Urin mengandung: 

Air dan garam-garam dalam jumlah sedemikian rupa sehingga terdapat keseimbangan antara cairan ekstrasel dan cairan intrasel.



Asam dan basa. Sisa-sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh

6



Zat-zat yang dikeluarkan dari darah karena kadarnya berlebihan.

Komponen utama Urin manusia Komponen

Garam per 24 jam

Perkiraan nisbah Konsentrasi urin plasma

Glukosa

<0,05

<0,05

Asam amino

0,80

1,0

Amonia

0,80

100

Urea

25

70

Kreatinin

1,5

70

Asam urat

0,7

20

pH 5-8

Sampai 300

Na+

3,0

1,0

K+

1,7

15

Ca2+

0,2

5

Mg2+

0,15

2

Cl-

6,3

1,5

1,2 gr P

25

SO42-

1,4 gr S

50

HCO3-

0-3

0,2

H

+

HPO4

2-

Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk

mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang

dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Urine komposisi utamanya adalah urea, CO(NH2)2. Pemanasan larutan urea tujuannya untuk mempercepat hidrolisis urea. Pada suhu kamar, urea juga dapat terhidrolisis tapi lambat. Jadi kamar mandi butuh beberapa waktu tidak disiram dulu baru berbau amonia.

7

CO(NH2)2(aq) + H2O(l)  CO2(g) + 2NH3(g) Hidrolisis artinya penguraian oleh air. Pada kebanyakan reaksi, air juga ikut bereaksi. Pemanasan hanya mempercepat reaksi di atas. Urin yang tidak dipanaskan juga urea bisa terurai sendiri menjadi amonia yang berbau pesing. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Kita dapat mengetahui berbagai penyakit melalui perubahan warna pada urine. a. Kuning jernih Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh anda sehat. Urin

ini

tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menimbulkan bau yang khas. b. Kuning tua atau pekat Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun, bila terjadi terus, merupakan tahap awal penyakit liver. c. Kemerahan Ini berarti urin mengandung darah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun, bisa juga karena mengkonsumsi obat pencahar secara berlebihan. d. Kecoklatan Pertanda terjadi kerusakan otot, akibat aktivitas tubuh yang berlebihan. 8

e. Oranye Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotic yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye. 2.1 Lakmus Indikator Percobaan ini menggunakan: 

Indicator universal atau kertas lakmus yang berfungsi untuk mengetahui tingkat pH dalam urine



Larutan biuret. Biuret memiliki rumus molekul C2H5N3O2, titik lelehnya 186–189 °C. Massa molarnya 103.08 g mol−1. Larutan biuret berwarna biru dan akan berubah warna menjadi ungu apabila bereaksi dengan protein atau polipeptida (yang terdapat pada protein), oleh karena itu biuret biasanya digunakan dalam uji protein karena bereaksi positif pada rantai peptida. Biuret dapat larut dalam air (lebih mudah pada air panas). Biuret merupakan senyawa hasil kondensasi dari Urea yang menghasilkan efek samping pelepasan ammonia (beracun), ammonia yang telah dilepaskan ini menyebabkan sifat biuret tidak bersifat racun.



Larutan AgNO3 5%. Dikenal juga dengan nama Perak Nitrat. Memiliki penampilan kristal tak berwarna atau bubuk putih. Titik lebur: 212 °C. Digunakan untuk mendeteksi kandungan Cl- pada urine yang dapat diketahui melalui reaksi: AgNO3 + Cl-  AgCl + NO3-



Larutan Fehling A dan B. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi

9

berwarna hijau kekuningan. Perubahan warna larutan menjadi merah bata menunjukkan bahwa larutan tersebut mengandung glukosa. Kadar warna merah pada hasil eksperimen menunjukkan kualitas kandungan glukosa dalam larutan 

Lugol/ Iodine/ kalium iodide/ KI merupakan reagen untuk menunjukkan kandungan amilum/tepung pada suatu zat. Perubahan warna larutan tepung menjadi biru kehitaman menunjukkan larutan yang diuji mengandung amilum

2.2 Hipotesis 0  Urine tidak mungkin mengandung urea, klor, protein, glukosa. 2.3 Hipotesis 1  Urine mengandung urea, klor, protein, glukosa.

10

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 

Tabung reaksi



Indikator universal



Rak tabung reaksi



Larutan biuret



Penjepit tabung reaksi



Larutan AgNO3 5%



Pembakar kertas spiritus



Larutan Fehling A dan B



Gelas ukur



Lugol



Pipet tetes



Urine

3.2 Cara Kerja a. 6 tabung reaksi diisi dengan urine sebanyak 10 ml. b. Untuk mengukur pH urine, indicator universal dimasukkan ke dalam urine dan dicocokkan dengan standar pH. c. Untuk mengetahui kandungan urea, urine yang berada dalam tabung reaksi dipanaskan denggan pembakar spiritus dan dicium baunya. d. Untuk menguji kandungan Cl- pada urine, 5 tetes larutan AgNO3 5% diteteskan ke dalam tabung reaksi untuk diamati perubahannya. e. Untuk menguji kandungan glukosa, 5 tetes Fehling A dan B diteteskan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan dengan pembakar spiiritus dann diamati perubahannya. f. Untuk menguji kandungan protein, 5 tetes biuret diteteskan ke dalam tabung reaksi, ditunggu selama 5 menit dan diamati perubahannya. g. Untuk menguji kandungan amilum, 5 tetes lugol diteteskan ke dalam tabung reaksi dan diamati perubahannya.o 3.3 Jenis Variabel  Variabel manipulasi : Indikator universal, larutan biuret, AgNO3 5%, Fehling A dan B 

Variabel respon

: pH, urea, klor, glukosa, protein



Variabel control

: Urine

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Tabung Indikator Penguji

Pengujian

Abdillah (A)

Rizky (B)

1

Indikator Universal

pH

5

6

2

-

Urea

Agak menyengat

Menyengat

3

AgNO3 5%

Klor

4

Lugol

Amilum

Sedikit endapan berwarna putih Hijau tua kebiruan

Sedikit endapan berwarna putih Hijau tua kebiruan gelap

5

Biuret

Protein

Kuning bening

Putih telur

6

Fehling A dan B

Glukosa

Merah tua

Merah tua

4.2 Pembahasan Tabel diatas menunjukkan bahwa: 

Sampel urine A memiliki tingkat keasaman (pH) lebih tinggi dibandingkan dengan sampel B.



Urine pada sampel A mengandung urea yang lebih sedikit dibuktikan dengan aroma yang dihasilkan tidak terlalu menyengat dibandingkan dengan sampel B.



Kedua sampel urine hanya mengandung sedikit klor dibuktikan dari hasil endapan yang terbentuk dengan penambahan AgNO3.



Kedua sampel urine tidak mengandung amilum dalam konsentrasi yang tinggi dibuktikan dari perubahan warna setelah penambahan lugol. Kedua urine tidak menunjukkan warna biru kehitaman atau ungu.



Kedua sampel urine tidak mengandung protein dalam konsentrasi yang tinggi dibuktikan dari perubahan warna setelah penambahan biuret. Kedua urine tidak menunjukkan warna ungu.

12



Kedua urine tidak mengandung glukosa dalam konsentrasi yang tinggi dibuktikan dari perubahan warna setelah penambahan Fehling A dan B. Kedua urine tidak menunjukkan warna merah bata.

13

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa urine bersifat asam, mengandung urea dan mengandung klor, amilum, protein dan glukosa dalam jumlah yang sangat sedikit. Sebaiknya dalam melalukan percobaan ini, semua proses mulai dari penambahan reagen hingga pengamatan perubahan dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat.

14

Related Documents

Uji Kandungan Urine
February 2021 2
Uji Kandungan Urine
February 2021 4
Uji Kandungan Urin
February 2021 4
Laporan Uji Kandungan Urin
February 2021 1
Urine Therapy
January 2021 3

More Documents from "Bashu Poudel"