Akuntansi Manajemen

  • Uploaded by: Linda Tan
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akuntansi Manajemen as PDF for free.

More details

  • Words: 8,944
  • Pages: 105
Loading documents preview...
VI. BIAYA DAN PENDAPATAN RELEVAN DALAM KEPUTUSAN KHUSUS Pendahuluan Dalam pengambilan keputusan, biaya merupakan faktor kunci (utama) biaya sebuah alternatif haruslah dibandingkan dengan biaya alternatif lainnya  satu langkah dalam proses pengambilan keputusan. Permasalahan beberapa biaya yang berkaitan dengan suatu alternatif kemungkinan tidak relevan bagi keputusan yang akan diambil. • Biaya-biaya apa yang relevan dalam pengambilan keputusan ?  biaya yang dapat dihindari • Biaya-biaya apa yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan ? biaya yang tidak dapat dihindari (unvoidable cost).  Biaya Terbenam (Sunk Cost) dan Biaya Masa Depan (Future Cost).

Biaya Relevan  Biaya Diferensial  biaya terhindarkan yang berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan dalam suatu pengambilan keputusan  penghasilan/ pendapatan relevan. Proses mengenali biaya relevan : • Menghimpun seluruh biaya yang berkaitan dengan masingmasing alternatif yang dipertimbangkan • Mengeliminir biaya yang merupakan biaya terbenam • Mengeliminir biaya yang tidak berbeda antara alternatif • Mengambil keputusan berdasarkan pada data biaya lain yang tersisa dan relevan bagi keputusan yang akan diambil Biaya Terbenam (Sunk Cost)  biaya yang dikeluarkan dalam periode akuntansi sebelumnya, tidak dapat diubah lagi dan tidak mempengaruhi biaya pada masa yad, serta tidak bisa pula diubah oleh tindakan sekarang ataupun di masa depan  misal nilai buku peralatan/perlengkapan lama.

Contoh : Biaya terbenam untuk penggantian truck Truck Lama Truck Baru Harga perolehan Rp.70.000.000,- Harga faktur baru Rp.80.000.000 NilaiBuku yg tersisa Rp.56.000.000,Masa manfaat yg 4 tahun tersisa Nilaipenghentian se Rp.36.000.000,karang Nilai penghentian 0 dalam 4 tahun BiayaVariabeluntuk Rp.138.000.090 operasi per tahun

Taksiran manfaat

masa

4 tahun

Nilai penghentian 0 dalam 4 tahun Biaya Variabel utk Rp120.000.000 operasi per tahun

Rp.200.000.000 Pendapatan/Hasil Rp200.000.000 Penjualanper tahun Penjualan per tahun Pendapatan/Hasil

Apakah sebaiknya Truck lama dijual dan membeli Truck Baru ? Beberapa manajer akan mengatakan sebaiknya truck lama tidak dijual, oleh karena penjualan truck lama akan mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 20.000.000,- dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut : Truck Lama Nilai buku yang tersisa Rp. 56.000.000,Nilai penghentian sekarang (harga jual trucklama) 36.000.000,---------------------- (-) Kerugian truck lama dijual saat ini Rp. 20.000.000,Kerugian Rp. 20.000.000,-  para manajer cenderung enggan menghentikan pemakaian truck lama, merasa telah melakukan investasi dan ingin tetap memanfaatkannya sampai investasinya tertutup/habis nilai bukunya, meskipun biaya operasi untuk truck baru lebih efisien sebesar Rp. 18.000.000,- (Rp. 138.000.000,- Rp. 120.000.000,-).

Investasi truck lama  biaya terbenam (sunk cost) dan bagian dari investasi yang masih ada dalam nilai buku truck tersebut (Rp. 56.000.000,-)  tidak perlu dipertimbangkan dalam keputusan, apakah membeli truck baru atau tidak. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan analisis biaya diferensial sebagai berikut : Mempertahankan Truck Lama

Keterangan Penjualan

Rp.

800.000.000,-

Biaya Variabel

(

552.000.000,-) Rp.

Analisis Biaya Diferensial

Membeli Truck Baru

0

Rp. 800.000.000,-

72.000.000,-

Biaya Depresiasi Truck 0 ( 80.000.000,-) B. Biaya Depresiasi Truck ( 56.000.000,-) 0 L. (penghapusan nilai buku) Nilai Penghentian (Nilai 0 36.000.000,Ju al) Truck Lama Laba Bersih Selama 4 th Rp. 192.000.000,- Rp. 28.000.000,-

480.000.000,(

80.000.000,-)

(

56.000.000,-)*

36.000.000,-*

Rp. 220.000.000,-

*

Untuk tujuan pelaporan ekstern, nilai buku yang tersisa atas truck lama (sunk cost = inrelevant cost) sebesar Rp. 56.000.000,- dan nilai jual Rp. 36.000.000,- (relevant cost) akan ditentukan dan dikurangkan sebagai angka Kerugian Rp. 20.000.000,Apakah contoh biaya di atas relevan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut Truck Baru ? sesuai proses yang dikemukakan sebelumnya, akan dieliminir : (1). Biaya Terbenam (sunk cost), dan (2). Biaya masa depan yang tidak berbeda diantara alternatif yang ada. 1. Biaya Terbenam, Nilai sisa buku TL Rp. 56.000.000,2. Biaya/Pendapatan masa depan yang tidak berbeda : • Hasil Penjualan per tahun Rp. 200.000.000,• Biaya Variabel/tahun (sampai sebatas Rp. 120.000.000,-)

Biaya yang tersisa lainnya akan membentuk dasar bagi suatu keputusan, dengan analisisnya sebagai berikut : Analisis Biaya Diferensial – 4 tahun Penurunan B. Variabel Truck Baru (Rp18.000.000,- x 4) Harga Pokok (Perolehan) Truck Baru Pelepasan/Nilai Jual Truck Lama Kenaikan Laba Bersih dengan dibelinya Truck Baru

= Rp. 72.000.000,=( 80.000.000,-) = 36.000.000,(+) = Rp. 28.000.000,-

Beberapa Alternatif Pengambilan Keputusan Menyangkut Biaya Relevan Dengan Pendekatan Analisis Diferensial

1. Menyewakan atau Menjual Pihak manajemen kemungkinan dihadapkan pada alternatif antara menyewakan atau menjual ,misal peralat an produksi yang tidak lagi diperlukan Untuk menentukan opsi mana yang paling baik, maka pihak manajemen dapat menggunakan Analisis Diferensial.

Contoh soal : PT. Tata Peralatan sedang mempertimbangkan pelepasan (menjual) peralatan produksi yang biaya perolehannya Rp. 600.000,- akumulasi penyusutan sebesar Rp. 360.000,- sampai tanggal pelepasan. Peralatan tersebut dapat dijual seharga Rp. 300.000,- melalui jasa perantara yang komisinya 6%. PT. Upaya Mandiri berniat menyewa peralatan tersebut selama 5 tahun = Rp. 480.000,- Pada akhir tahun ke 5 masa sewa diperkirakan tidak mempunyai nilai residu. Selama masa sewa PT. Tata Peralatan mengeluarkan biaya reparasi, asuransi serta pajak bumi dan bangunan ditaksir sebesar Rp. 105.000,-. Permasalahannya : Apakah PT. Tata Peralatan akan menyewakan peralatan tersebut kepada PT. Upaya Mandiri ataukah menjual peralatan tersebut ? Pemecahan permasalahannya dapat menggunakan Analisis Diferensil sebagai berikut :

PT. Tata Peralatan Usulan Menjual atau Menyewakan Peralatan Produksi 15 Juli 2006 Pendapatan diferensial dari alternatif : - Pendapatan dari penyewaan peralatan Rp. 480.000,- Pendapatan penjualan peralatan produksi 300.000,-(-) Pendapatan diferensial dari penyewaan Rp. 180.000,Biaya diferensial dari alternatif : - Beban reparasi, asuransi dan PBB Rp. 105.000,- beban Komisi penjualan = 6% x Rp.300.000 18.000,-(-) Biaya penyewaan difrensial 87.000,-(-) Laba Bersih dari alterntif penyewaan Rp. 93.000,============ Nilai buku perlatan Rp. 240.000,- merupakan biaya terbenam (sunk cost) dan tidak dipertimbangkan dalam analisis di atas, serta merupakan biaya yang tidak akan terpengaruh oleh keputusan kemudian. Analisis diferensial berikut ini akan membuktikan hasil analisis diferensial di atas sebagai berikut :

PT. Tata Peralatan Usulan Menjual atau Menyewakan Peralatan Produksi15 Juli 2006 Alternatif penyewaan peralatan: - Pendapatan dari penyewaan Rp. 480.000,- Beban penyusutan Rp. 240.000,- Beban reparasi, asuransi dan PBB 105.000,Biaya alternatif penyewaan 345.000,Keuntungan Bersih dari alternatif penyewaan Rp. 135.000,Alternatif penjualan peralatan : - Harga jual Rp. 300.000,- Nilai buku peralatan Rp. 240.000,- Beban komisi 18.000,Biaya alternatif penjualan 258.000,Keuntungan Bersih dari alternatif penjualan Rp. 42.000,Keuntungan bersih dari Alternatif Penyewaan Rp. 93.000,==========

2. Penjualan Pesanan Khusus Kadangkala perusahaan harus menghadapi dan memutus kan, apakah akan menerima atau menolak pesanan khusus (special order). Hal mendasar dilakukan manajer  tidak langsung menolak  karena harga beli yang ditawarkan lebih rendah dari harga jual normal Evaluasi Analisis Diferensial : mengevaluasi pendapatan dan biaya diferensial yang berkaitan dengan pesanan khusus. Beberapa kondisi perlu dipertimbangkan untuk menerima pesanan khusus sebagai berikut : 1.Terdapat kelebihan kapasitas produksi 2.Pesanan berasal dari pelanggan yang berdiam di dalam pasar yang berbeda dari pasar yang dilayani perusahaan. Contoh soal : PT. Indah Karya Sunter beralokasi di Jakarta memproduksi Topi Olahraga, kapasitas produksinya adalah 1.500 buah topi setiap bulan dan mempunyai ramalan penjualan untuk bulan September hanya 985 buah topi.

Seorang eksportir berkedudukan di luar Jakarta memberikan penawaran untuk membeli 483 buah topi dengan harga per topi Rp. 20.000,- untuk di pasarkan ke wilayah Sumatera, adapun harga jual normal topi per buah Rp. 61.000,-. Biaya tetap pabrikasi bulanan Rp. 29.333.000,- dan biaya variabel untuk sebuah topi Rp. 8.000,- . Beban penjualan dan administrasi adalah tetap dan berjumlah Rp. 1.500.000,-setiap bulan. Tidak ada tambahan beban penjualan dan adminis trasi untuk pesanan khusus, namun diperlukan biaya untuk membeli peralatan khusus seharga Rp. 2.666.600,- hanya untuk mencetak logo pada topi pesanan khusus tersebut. Permasalahan : Seandainya manajer mengambil keputusan berdasarkan biaya produksi rata-rata per buah topinya, pesanan khusus tersebut akan ditolak karena harga jual Rp. 20.000,- lebih rendah daripada biaya rata-rata sebesar Rp. 21.803,- (Rp. 8.000 + Rp. 31.999.600,- : 1.468).

Analisis diferensial berikut ini akan membantu manajemen PT. Indah Karya Sunter mengambil keputusan : Keterangan Penjualan : -985 bh x Rp. 61.000,-483bh x 20.000,Biaya Variabel : - 985 bh x Rp. 8.000,- 483 bh x 8.000,Marjin Kontribusi Biaya Tetap : - Pabrikasi : -Reguler -Tambahan - Penjualan & Adm. Laba Bersih

Dengan Pesanan

Tanpa Pesanan

Analisis Diferensial

Rp. 60.085.000,- Rp. 60.085.000,9.660.000,--Rp.

--9.660.000,-

Rp.

7.880.000,- Rp. 7.880.000,3.864.000,--Rp. Rp. 58.001.000,- Rp. 52.205.000,- Rp.

--3.864.000,5.796.000,-

Rp. 29.333.000,- Rp. 29.333.000,2.666.600,--Rp. 1.500.000,1.500.000,Rp. 24.501.400,- Rp. 21.372.000,- Rp.

--2.666.600,--3.129.400,-

3. Menambah atau Menghapus Lini Produk dan Segmen Lainnya Para manajer senantiasa dihadapkan pula pada keputusankeputusan yang melibatkan pemilihan kombinasi produk (bauran penjualan) yang mengalirkan laba. Menambah/Menghapus ?  Analisa Deferensial dapat digunakan untuk evaluasi.

Contoh soal : PT. Sinar Sunter yang bergerak dalam bidang bisnis eceran/distribusi lini produk sebagai berikut : Keterangan Penjualan Biaya Variabel Marjin Kontribuasi Biaya Tetap : - Gaji Wiraniaga - Periklanan - Asuransi - PBB - Penyusutan - Lain-lain Jumlah Biaya Tetap Laba (Rugi) Neto

Produk Obat

Produk K Produk Kimia Jumlah osmtik Rp. 1.200.000 Rp. 1.800.000 Rp. 1.000.000 Rp. 4.000.000 924.000 1.152.000 600.000 2.676.000 Rp. 276.000 Rp. 648.000 Rp. 400.000 1.324.000 Rp.

160.000 Rp. 96.000 3.600 6.000 84.000 2.400 Rp. 352.000 Rp. (Rp. 76.000) Rp.

208.000 Rp 144.000 5.400 9.000 126.000 3.600 496.000 Rp. 152.000 Rp.

128.000 Rp. 496.000 80.000 320.000 3.000 12.000 5.000 20.000 70.000 280.000 2.000 8.000 288.000 Rp. 1.136.000 112.000 Rp. 188.000

Pemecahan Dengan menggunakan analisis diferensial akan membantu manajer perusahaan membuat keputusan menghapus lini produk obat atau tidak, dengan analisisnya sebagai berikut : Dengan Tanpa Produk Analisis Produk Obat Obat Diferensial Rp. 4.000.000 Rp. 2.800.000 Rp. 1.200.000 2.676.000 1.752.000 924.000 Rp. 1.324.000 Rp 1.048.000 Rp. 276.000

Keterangan Penjualan Biaya Variabel Marjin Kontribuasi Biaya Tetap : -Terhindarkan(GajiWniaga) Rp. 496.000 Rp. - Tidak Terhindarkan 640.000 Jumlah Biaya Tetap Rp. 1.136.000 Rp. Laba (Rugi) Neto Rp. 188.000 Rp.

336.000 Rp. 640.000 976.000 Rp. 72.000 Rp.

160.000 0 160.000 116.000

4. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Dua atau lebih lini produk yang secara bersama dihasilkan (diproduksi) dari masukkan bersama (common input) melalui sebuah proses Produk Bersama/Bergabung (Joint products). Proses membuat produk bergabung Proses Bergabung (Joint process). Biaya produk bersama digunakan untuk menunjukkan biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi produk bersama sampai saat pemisahan pada titik pisah batas (split of point) Biaya Bergabung (Joint Costs). Biaya-biaya yang dikeluarkan setelah titik pisah batas yang memberikan manfaat hanya pada satu produk disebut Biaya Terpisah (Separable Costs) dan bukan lagi merupakan bagian dari proses bergabung. Manajer dihadapkan pada keputusan, apakah akan menjual setiap produk sebagaimana adanya pada titik pisah batas atau memprosesnya guna mendapatkan harga jual yang lebih tinggi/mahal.

Contoh soal : PT. Cahaya Gemilang mengeluarkan biaya bergabung sebesar Rp. 1.500.000,- untuk memproses 2.000 liter cairan kimia. Pada titik pisah batas proses menghasilkan 900 liter Produk AX-800 dan 1.100 liter Produk BM-500. Produk AX-800 diproses lebih lanjut dengan biaya Rp. 600,- per liter dan dijual pada harga sebesar Rp. 2.400,- per liter. Produk BM-500 tidak membutuhkan pemrosesan lebih lanjut dan dijual pada harga Rp. 1.200,- per liter. Gambar berikut menunjukan Biaya Bergabung dan Biaya Terpisah untuk lini-lini produk PT. Cahaya Gemilang Produk AX-800 = 900 liter

Harga Jual

Rp. 600,- / liter

Rp. 2.400,-/liter

Produk BM-500=1.100 liter

Harga Jual

Rp. 0,00/liter

Rp. 1.200/liter

. 2000 liter Rp. 1.500.000,-

Apabila Produk BM-500 tidak diproses lebih lanjut , maka Laporan Laba-Rugi PT. Cahaya Gemilang sebagai berikut : PT. Cahaya Gemilang Laporan Laba-Rugi 31 Desember 2005 Produk AX-800 Produk BM-500

Keterangan Pendapatan Penjualan : - 900 l @ Rp. 2.400,- 1.100 l @ Rp. 1.200,Biaya Terpisah : - 900 l @ Rp. 600,Kontribusi Biaya Bergabung Biaya Bergabung Laba Operasi

Jumlah Rp. 2.160.000 ---

Rp.

540.000

Rp. 1.620.000

--Rp. 1.320.000

--Rp. 1.320.000

--Rp. 3.480.000

Rp.

540.000

Rp. 2.940.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.440.000

Apabila diasumsikan terdapat pasar untuk lini Produk BM-500 dengan harga jual Rp. 1.500,- biaya pemrosesan tambahan yang dibutuhkan adalah Rp. 90,- per liter. Haruskah perusahaan memasuki pasar tersebut ?

Pemecahan : Keterangan Pendapatan Penjualan : - 900 l @ Rp. 2.400,- 1.100 l @ Rp. 1.500,Biaya Terpisah : - 900 l @ Rp. 600,- 1.100 l @ Rp.90,Kontribusi Biaya Berga bung Biaya Bergabung Laba Operasi

Produk AX-800 Produk BM-500

Jumlah

Rp. 2.160.000

--Rp. 1.650.000

--Rp.3.810.000

Rp.

540.000 ---

--Rp. 99.000

--Rp. 639.000

Rp. 1.620.000

Rp. 1.551.000

Rp.3.171.000 1.500.000 Rp.1.671.000

Laba Tambahan Dari Lini Produk BM-500 Pendapatan tambahan = Rp.1.500 – Rp.1.200 Biaya terpisah Laba Tambahan

Per Liter Total (1.100 liter) Rp. 300,- Rp. 330.000,90,99.000,Rp. 210,- Rp. 231.000,======= ========== Dari laporan laba-rugi di atas menunjukkan bahwa, Laba Operasi akan meningkat Rp. 231.000,- apabila lini produk BM-500 diproses lebih lanjut.

5. Keputusan Membuat atau Membeli Keputusan membuat atau membeli (make or buy decision) keputusan manajemen menyangkut apakah sebuah komponen harus dibuat secara internal atau dibeli dari pemasok luar  didasarkan kepada Biaya Relevan dari setiap alternatif  Analisis Diferensial dapat digunakan untuk mengevaluasi biaya relevan dalam keputusankeputusan tersebut. Contoh soal : PT. Baja Dunia mengoperasikan 75% dari kapasitas produksinya dan membayar Rp. 6.900,- per tangkai pompa air dibeli dari pemasok luar. Ramalan penjualan mendatang menunjukkan bahwa, produksi regular akan tetap pada rata-rata 75% dan mempertimbangkan memanfaatkan kapasitas produksi yang masih menganggur (25%), dengan memproduksi sendiri 1.200 tangkai pompa. Berdasarkan pendekatan biaya produk

Berdasarkan pendekatan biaya produk variabel (variabel costing), biaya-biaya tersebut ditaksir akan dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi 1.200 unit tangkai pompa sebagai berikut : - Biaya bahan baku langsung - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya Overhead Pabrik Variabel - Biaya Overhead Pabrik Tetap Jumlah Biaya Produksi (a) Jumlah tangkai pompa yang akan diproduksi (b) Biaya Pokok per tangkai pompa = (a) : (b)

Rp. 1.890.000,3.285.000,900.000,2.475.000,Rp. 8.550.000,1.200 tangkai Rp. 7.125,-

Analisis diferensial-nya sebagai berikut : Produksi Sendiri Keterangan Biaya BBL Rp. 1.890.000 Biaya TKL 3.285.000 BOP : -Variabel Rp. 900.000 - Tetap 2.475.000 BiayaPembelian (1.200 unit @Rp.6.900) Jumlah Biaya Rp. 8.550.000

Beli dari Pihak Luar

Analisis Diferensial Rp. 1.890.000 3.285.000

Rp. 2.250.000

Rp.

900.000 225.000

Rp. 8.250.000 Rp. 10.500.000

( 8.250.000) (Rp. 1.980.000)

Pengambilan Keputusan Terhadap Bauran Produk Dengan Kendala Pendekatan Contribution Margin Total digunakan dalam kaitan nya dengan sumberdaya langka perusahaan untuk menentukan product line yang menguntungkan dibandingkan product line yang lain, yakni dengan memaksimalkan besarnya marjin kontribusi dari product line. Contoh soal : PT. Rekayasa Furniture memproduksi 2 jenis peralatan rumah tangga (meja dan kursi) yang masing-masing mempunyai harga jual dan biaya variabel sebagai berikut : Meja Kursi Harga Jual Rp. 42.000,- Rp. 33.600,Biaya Variabel 21.000,25.200,Marjin kontribusi per unit Rp. 21.000,Rp. 8.400,Rasio Marjin Kontribusi : 50% 25%

Diperoleh informasi perusahaan memakai mesin yang sama untuk memproduksi kedua jenis lini produk di atas, dengan kemampuan operasi selama 6.000 jam mesin saja. Dibutuhkan 6 jam mesin untuk memproduksi sebuah meja dan 2 jam mesin untuk memproduksi sebuah kursi. Jumlah maksimal meja dan kursi yang dapat diproduksi sebagai berikut Jumlah maksimal jam mesin yang tersedia (a) …… Jumlah jam yang dibutuhkan per unit produk (b)…. Jumlah maksimal unit yang dapat diproduksi : (a):(b)

Meja 6.000 6 1.000

Kursi 6.000 2 3.000

Apabila dapat dijual 1.000 unit meja dan 3.000 unit kursi, maka hanya kursi saja yang sebaiknya diproduksi karena lebih menguntungkan berdasarkan marjin kontribusi per jam mesin, dengan bukti analisis perhitungannya sebagai berikut :

Meja Rp. 21.000,6 Rp. 3.500,-

Marjin Kontribusi per unit : (a) Jumlah jam yang dibutuhkan per unit : (b) Marjin Kontribusi per jam mesin : (a)/(b)………. Jumlah marjin kontribusi setiap produk : Jumlah mesin yang tersedia 6.000 X Marjin Kontribusi per jam mesin Rp. 3.500,= Jumlah Marjin Kontribusi Rp. 21.000.000,============

Kursi Rp. 8.400,2 Rp. 4.200,6.000 Rp. 4.200,Rp. 25.200.000,============

Dengan pencapaian produksi maksimal 3.000 unit kursi, maka jumlah marjin kontribusi yang berhasil dicapai Rp.25.200.000,(3.000 unit kursi x Rp. 8.400,-) jumlah tersebut sama dengan jumlah marjin kontribusi dari perhitungan sebelumnya (6.000 jam mesin yang tersedia x Rp. 4.200,- marjin kontribusi per jam mesin). Dari contoh soal tersebut memperlihatkan bahwa, marjin kontribusi per unit tertinggi bisa saja bukan merupakan produk yang menghasilkan jumlah marjin kontribusi terbesar manakala kendala yang dihadapi ikut diperhitungkan.

Latihan 1. Definisikan istilah berikut : biaya tambahan, biaya kesempatan, dan biaya terbe nam 2. Apakah biaya variabel selalu biaya relevan ? Jelaskan ! 3. Nilai buku mesin pada neraca merupakan aktiva perusahaan, tetapi nilai buku ini tidak relevan dalam pengambilan keputusan. Jelaskan mengapa demikian ! 4. Biaya terbenam sudah diabaikan ------- biaya terbenam sungguh merupakan biaya tetap sehubungan dengan suatu keputusan”. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut ? jelaskan ! 5. ”Seluruh biaya yang akan datang adalah relevan”. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut ? Mengapa ? 6. Mengapa istilah biaya yang terhindarkan digunakan dalam hubungannya dengan keputusan membuat atau membeli dan jenis produk ?

7. ”Apabila suatu jenis produk mendatangkan kerugian, maka itu merupakan bukti yang paling baik bahwa jenis produk ini harus dihentikan pembuatannya’. Setujukah anda dengan pernyataan tersebut ? Jelaskan ! 8. Apa yang dimaksud dengan istilah membuat atau membeli ? 9. PT. DD saat ini membuat bagian suku cadang kecil-kecil yang digunakan untuk pembuatan salah satu jenis produk utama perusahaan. Departemen Akuntansi PT. DD melaporkan “Biaya” pembuatan sendiri bagian suku cadang sebagai berikut : Keterangan Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Overhead Variabel Gaji pengawas Depresiasi peralatan khusus Overhead umum yang dialokasikan Total Biaya

Per satuan $. 3 $. 4 $. 1 $. 3 $. 2 $. 5 -----------$. 18

8.000 satuan $. 24.000 $. 32.000 $. 8.000 $. 24.000 $. 16.000 $. 40.000 -------------$. 144.000

PT. DD baru saja menerima tawaran dari supplier luar yang akan menyediakan 8.000 bagian suku cadang setahun dengan harga perusahaan per satuannya $. 15. Permasalahannya, haruskah manajemen PT. DD menghentikan pembuatan sendiri bagian suku cadang dan membelinya dari supplier luar ? Untuk membuat keputusan ini, manajer harus memusatkan perhitungannya pada biaya diferensial. 10.PT. Rekayasakti membuat suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan biayanya sebagai berikut : Keterangan Per satuan Bahan Baku Langsung $. 6 Tenaga Kerja Langsung $. 8 Overhead Variabel $. 2 Gaji Pengawas $. 6 Depresiasi Peralatan Khusus $. 4 Overhead Umum yang dialokasikan $. 10 Total Biaya $. 36 ========

8.000 satuan $. 48.000 $. 64.000 $. 16.000 $. 48.000 $. 32.000 $. 80.000 $. 288.000 =========

PT. Rekayasakti menerima tawaran dari supplier luar sebanyak 8.000 satuan produk sejenis dengan harga per satuannya $. 30. Apakah PT. Rekayasakti membuat sendiri produknya atau menerima tawaran dari luar ? Sdr. diminta bantuannya untuk pengambilan keputusan dengan fokus perhitungannya pada analisis biaya diferensial !

VII. PENGANGGARAN DAN ANGGARAN FLEKSIBEL Pengertian •Anggaran = Budget (M. Nafarin) rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. •Anggaran (Gunawan Adisaputra)  hasil yang di peroleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan •Penganggaran = budgeting (M. Nafarin)  proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Karakteristik Anggaran 1. Dinyatakan dalam satuan nilai uang 2. Cakupan waktunya satu tahun/periode ttt 3. Berisi komitmen manajemen, 4. Dinilai dan disetujui oleh orang yang memiliki wewenang lebih tinggi daripada penyusunnya 5. Apabila sudah disahkan tidak dapat diubah kecuali dalam hal khusus 6. Hasil aktual dibandingkan dengan anggaran  penyimpangan ada tindakan korektif

Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran Kegunaan : •Untuk diarah pada pencapaian tujuan bersama •Alat penilai kelebihan dan kekurangan pegawai •Dapat memotivasi pegawai • Menimbulkan tanggungjawab tertentu pada pegawai •Menghindari pemborosan •Memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin • Setiap manajer tahu kekuasaan (authority) dan kewajibannya (responsibility) •Alat pendidikan bagi para manajer •Menimbul sense of belonging pada setiap manajer

Keterbatasan (limitations) Anggaran : •Mengandyng unsur ketidakpastian •Hanya merupakan rencana, untuk keberhasilannya harus dilaksanakan sungguh-sungguh •Memerlukan banyak waktu, uang, dan tenaga untuk penyusunannya •Hanya sebgai alat manajemen •Hasilnya tidak seratus persen sama Tujuan Penyusunan Anggaran : •Memaksa manajer membuat rencana kerja •Meningkatkan komunikasi dan koordinasi •Tolak ukur mengevaluasi kinerja •Membantu dalam pengambilan keputusan •Sebagai landasan yuridis formal •Untuk pembatasan jumlah dana yang dicari/ digunakan

• Merinci jenis sumber dan penggunaan dana untuk mempermudah pengawasan • Merasionalkan sumber dan penggunaan dana untuk mencapai hasil yang maksimal • Menyempurnakan rencana yang telah disusun • Menampung,menganalisa dan memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan • Pedoman kerja dan menilai kinerja manajemen Sistem Penganggaran Untuk Aktivitas Bisnis • Anggaran Inkremental (Incremental Budget) hanya mempertimbangkan perubahan sumberdaya dari anggaran tahun sebelumnya (gaji, keperluan kantor, perjalanan, konsultasi, dan penyusutan) • Anggaran Basis Nol (Zero Based budget) semua jajaran manajemen bertolak dari nol dalam estimasi

• Anggaran Statik (Static Budget) sifatnya tetap begitu anggaran tersebut sudah disusun untuk tingkat aktivitas tertentu. • Anggaran Fleksibel (Flexible Budget)dibuat untuk beberapa tingkat aktivitas tertentu telah ditentukan Penyusunan Anggaran Induk (Master Budget) Master Budget adalah anggaran yang menggambarkan secara ringkas mengenai tujuan-tujuan dari semua fungsi organisasi (penjualan, pemasaran, produksi, distribusi, keuangan, dan sebagainya).

Anggaran Induk Perusahaan Pabrik • Anggaran Operasional : 1. Anggaran penjualan 2. Anggaran produksi 3. Anggaran bahan baku langsung 4. Anggaran tenaga kerja langsung 5. Anggaran biaya overhead pabrik 6. Anggaran harga pokok penjualan 7. Anggaran persediaan produk jadi 8. Anggaran beban penjualan 9. Anggaran beban administrasi 10. Anggaran laba dan rugi • Anggaran Keuangan : 11. Anggaran Kas 12. Anggaran Neraca

Anggaran Induk Perusahaan Dagang •Anggaran Operasional : 1. Anggaran penjualan 2. Anggaran pembelian 3. Anggaran persediaan akhir 4. Anggaran harga pokok penjualan 5. Anggaran biaya operasional (AnggaranPemasaran, Anggaran Umum dan Administrasi) 6. Anggaran laba-rugi •Anggaran Keuangan : 7. Anggaran Kas 8. Anggaran Neraca

Anggaran Induk Perusahaan Jasa •Anggaran Operasional 1. Anggaran penjualan 2. Anggaran harga Pokok penjualan (Anggaran Biaya Tunai dan Anggaran Harta Tetap) 3. Anggaran biaya operasional (Anggaran Pemasaran, Anggaran Umum dan Administrasi) 4. Anggaran Laba-Rugi • Anggaran Keuangan : 1. Anggaran Kas 2. Anggaran Neraca

Anggaran Fleksibel Merupakan anggaran yang dapat disesuaikan dengan berbagai tingkat aktivitas guna mencerminkan bagaimana biaya berubah seiring dengan perubahan volume produksi. Karakteristik • Diarahkan pada semua tingkat aktivitas pada kisaran relevan • Sifatnya dinamik dapat disesuaikan dengan tingkat aktivitas tertentu dalam kisaran relevan Ukuran aktivitas unit produksi, jam kerja langsung, jam mesin. Kunci pokok pemilihan ukuran aktivitas adalah : • Hanya yang dipengaruhi oleh per ubahan volume • Aktivitasnya sangat terkait dengan jumlah biaya

Manfaat Anggaran Fleksibel Terutama berfaedah mengevaluasi kinerja manajer departmen. Sebelummya, perusahaan menggunakan anggaran berdasarkan taksiran tingkat produksi untuk menentukan biaya produk dan mengevaluasi kinerja manajer. Tahapan Penyusun Anggaran Fleksibel 1. Menentukan kisaran relevan tingkat aktivitasnya diharapkan berfluktuasi selama periode yad 2. Menentukan biaya kisaran relevan  menentukan pola perilaku biaya (variabel, tetap atau campuran) 3. Memisahkan biaya berdasarkan perilakunya 4. Menggunakan biaya variabel menyusun anggaran fleksibel memperlihatkan biaya-biaya akan dikeluar kan di berbagai aktivitas sepanjang kisaran relevan

Bentuk-bentuk Anggaran Fleksibel •Bentuk Formula •Bentuk Tabel •Bentuk Grafik (Contoh soal anggaran fleksibel lihat pada bahasan perilaku biaya) Penggunaan Anggaran Fleksibel Manajer sudah harus siap membandingkan hasil aktual (sesungguhnya) periode tersebut dengan tingkat anggaran dalam kisaran relevan dan tidak dibatasi pada satu tingkat aktivitas saja seperti anggaran statik. Contoh soal : Tingkat produksi PT. Tugaskita berfluktuasi secara normal 400 hingga 700 unit per bulan dengan biaya untuk bagian variabel dari overhead sebagai berikiut :

Biaya Overhead Bahan tidak langsung Minyak pelumas Listrik

Biaya Variabel per unit Rp. 2.000,500,1.500,-

Diasumsikan perusahaan harus mencapai sasaran produksi 600 unit selama bulan April, namun perusahaan hanya mampu memproduksi 500 unit Dalam hal ini yang dapat dilakukan manajer sebagai berikut : 1. Meyajikan Anggaran Fleksibel PT. Tugaskita dalam kisaran relevan 2. Membuat Laporan Kinerja Anggaran Fleksibel

Pembahasan : 1. Anggaran Fleksibel PT. Tugaskita PT. Tugaskita Anggaran Fleksibel Bagian Perakitan 30 April 2006 600 Kisaran Produksi (unit)

UnitProduksi dianggarkan Biaya Biaya Overhead per unit 400 500 600 700 BiayaVariabel: - BBTL Rp. 2.000 Rp. 800.000 Rp.1.000.000 Rp1.200.000 Rp1.400.000 - M.Pelumas 500 200.000 250.000 300.000 350.000 - Listrik 1.500 600.000 750.000 900.000 1.050.000 Jumlah Biaya Rp. 4.000 Rp.1.600.000 Rp.2.000.000 Rp.2.400.000 Rp.2.800.000 Variabel ======== ========= ========= ========= ========= = =

2. Laporan Kinerja Anggaran Fleksibel PT. Tugaskita Laporan Kinerja Anggaran Fleksibel Bagian Perakitan 30 April 2006 Unit Produksi dianggarkan Unit Produksi Aktual Biaya Overhead BiayaVariabel: - BBTL -Minyakpelumas - Listrik Jumlah Biaya Variabel

600 500

Biaya Per Unit

Biaya Aktual Pada 500 unit

Anggaran Pada 500 unit

Rp. 2.000 Rp. 1.050.000 Rp. 1.000.000 500 275.000 250.000 1.500 800.000 750.000 Rp. 4.000 Rp. 2.125.000 Rp. 2.000.000 ========= ============ ============

Selisih Rp.

50.000™ 25.000™ 50.000™ Rp. 125.000™ ============

Dari laporan kinerja anggaran fleksibel terlihat bahwa semua selisih biaya tidak menguntungkan (™). Sebab perubahan nilai ini adalah bahwa dengan menerapkan pendekatan anggaran fleksibel, manajemen mampu membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan pada tingkat aktivitas yang sama, yakni 500 unit.

VIII. AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Pendahuluan Banyak perusahaan, organisasinya terbagi manjadi pusat-pusat pertanggungjawaban (terdesentralisasi)  transfer barang/jasa antar pusat-pusat pertanggung jawaban menimbulkan masalah : “Penentuan Harga Transfer.” Tantangan besar bagi organisasi terdesentralisir  mencapai keselarasan tujuan (goal conquerence) antar manajer otonom  pencapaiannya perlu koordinasi dan komunikasi antar pusat-pusat pertanggungjawaban.

1

Desentralisasi Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan  tingkat seberapa besar kebebasan untuk mengambil keputusan didelegasikan oleh manajer puncak kepada para manajer yang lebih rendah. Organisasi yang seluruh pengambilan keputusan nya terpusat pada manajer puncak (top managers) adalah organisasi yang tersentralisir (tingkat desentralisasi rendah). Jenis dan Bentuk Desentralisasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk : 1. Desentralisasi berdasarkan fungsi (Functional Decentralizion) : MP  pendelegasian wewenang fungsional 2

2. Desentralisasi berdasarkan daerah (Geographical Decentralization) : MP  pendelegasian wewenang berdasarkan daerah geografis 3. Desentralisasi berdasar Laba (Profit Decentrali zation) : MP  pendelegasian wewenang atas dasar pusat-pusat penghasil laba Manfaat (kebaikan) Desentralisasi : 1. Manajer tingkat bawah memiliki pengetahuan terbaik tentang kondisi setempat, dan kemampuan mem buat keputusan lebih baik dibandingkan atasannya 2. Manajer tingkat bawah memiliki kesempatan mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi 3. Kebebasan dalam pengambilan keputusan, sehingga merasakan statusnya lebih tinggi dan memberikan motivasi untuk berprestasi. 3

Kelemahan Desentralisasi : 1. Keputusan hanya menguntungkan unit yang dipimpin nya dan merugikan perusahaan secara kesluruhan, 2. Manajer mempunyai kecenderungan untuk memiliki sendiri unit-unit jasa yang sebenarnya akan lebih murah, jika jasa tersebut dihasilkan secara terpusat, 3. Biaya pengumpulan data dan pengolahan informasi mengalami kenaikan. Kiat Mengatasi Kelemahan Desentralisasi : •Keputusan-keputusan tertentu haruslah dipusatkan, misal keputusan menyangkut pertanggungan asuransi, •Sistem akuntansi pertanggungjawaban haruslah dibentuk, agar keputusan manajerial tidak hanya menguntungkan segmen bersangkutan saja, tetapi juga perusahaan secara keseluruhan. 4

Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam organisasi yang terdesentralisasi,sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun disekitar pusatpusat pertanggungjawaban. Pusat Pertanggungjawaban (responsibility center) adalah sebuah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas seperangkat aktivitas tertentu. Jadi pusat pertanggungjawaban merupakan segala sesuatu yang ada dalam organisasi dimana pengendalian atas pengeluaran biaya atau pengendalian atas perolehan pendapatan yang diharapkan dapat dijumpai, seperti orang, operasi, departemen, perusahaan, divisi, atau keseluruhan perusahaan. 5

Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) adalah bentuk akuntansi khusus yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja keuangan segmen bisnis.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) merupakan bagian dari informasi yang disediakan bagi para manajer.

6

Jenis Pusat Pertanggungjawaban 1.Pusat Biaya, adalah setiap pusat pertanggungjawaban apapun yang mengen dalikan pengeluaran biaya, dan tidak mempunyai pengendalian atas penjualan atau atas perolehan pendapatan. 2.Pusat Laba, adalah pusat pertanggungjawaban yang mempunyai pengendalian baik atas biaya maupun atas pendapatan. Misal : PT. A akan menjadi suatu pusat laba pada organisasi PT. X, sebab PT. A akan berkaitan dengan pemasaran barang-barang atau produknya. 3.Pusat Investasi, adalah suatu pusat pertanggungjawab an apapun yang ada dalam organisasi mempunyai pengendalian atas biaya dan atas pendapatan serta mempunyai pengendalian juga atas dana investasi 7

8

Jenis Pusat Pertanggungjawaban

Hak-hak Keputusan

Pengukuran Kinerja

Bauran masukkan guna me maksimalkan keluaran untuk suatu anggaran tertentu Bauran masukkan guna me minimalkan biaya untuk sua tu keluaran tertentu

Keluaran aktual vs keluaran di anggarkan

Pusat Laba

Bauran masukkan dan harga jual untuk suatu anggaran modal tetap

Laba aktual vs laba dianggar

Pusat Investasi

Bauran masukkan, harga jual dan modal untuk suatu tingkat Mutu merek dan celah pasar

Dua ukuran : - ROI aktual vs ROI dianggar - Laba Residu aktual vs laba residu dianggarkan

Pusat Biaya (Tipe 1)

Pusat Biaya (Tipe 2)

Biaya aktual vs biaya dianggar

9

Pengukuran Prestasi Pelaksanaan Manajemen Pusat biaya dievaluasi dengan menggunakan laporan kinerjanya, yakni terpenuhi atau tidak standar biaya yang sudah ditetapkan. Pusat laba dievaluasi dengan menggunakan laporan laba rugi kontribusi, yakni terpenuhi atau tidak sasaran penjualan dan sasaran biaya. Pusat investasi dievaluasi dengan menggunakan laporan laba rugi kontribusi, yakni ditinjau dari sudut tingkat pengembalian (Rate of Return) yang mampu diperoleh atas dana yang telah diinvestasikan. Manajer investasi bertanggung jawab atas pendapatan, biaya dan investasi serta bertanggung jawab untuk menghasilkan laba yang konsisten dengan asset yang ditanamkan dalam divisi yang dikelolanya. Pengukuran prestasi manajer dalam mengelola asset yang ditanamkan yakni menggunakan Tingkat Pengembalian/ Imbalan Investasi (Return on Investment = ROI) dan Laba Residu (Residual Income) 10

11

Keterangan :  Komponen Marjin dari rumus ROI adalah ukuran kemampuan manajemen untuk mengendalikan beban operasi berkenaan dengan penjualan. Semakin rendah beban operasi per rupiah penjualan, maka semakin tinggi marjin yang diperoleh.  Komponen Putaran Aktiva dari rumus ROI adalah ukuran jumlah penjualan yang dapat dihasilkan dalam suatu pusat investasi untuk setiap rupiah yang diinvestasikan dalam asset operasi,  Laba Operasi bersih merupakan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)  Aset Operasi adalah semua asset yang diperlukan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang dagang, persediaan, tanah, bangunan, dan perlengkapan.

Laba Operasi Bersih Penjualan bersih ROI = Marjin (= ------------------) x Putaran Aktiva (= ----------------) Penjualan Rata 2 Aset Operasi Laba Operasi Bersih ROI = -------------------------------Rata-rata Asset Operasi

Nilai Buku Bersih Awal + Nilai Buku Bersih Akhir RAO = ---------------------------------------------------------------------------2

12

Beberapa ukuran laba dan investasi yang berbeda digunakan untuk tiga kinerja yang dapat dikendalikan/dievaluasi dengan memakai rumus ROI yaitu : Kinerja yang sedang diukur Perusahaan secara keseluruhan

Definisi Laba EBIT

Definisi Investasi Jumlah rata-rata asset yang dipakai secara produktif selama periode berjalan

Pusat Investasi

Laba Segmen

Jumlah rata-rata asset yang digunakan secara langsung oleh seg men

Manajer Pusat Investasi

Laba terkendalikan

Jumlah rata-rata asset yang berada di bawah ken dali manajer 13

Pengendalian ROI Tiga cara yang dapat digunakan manajer pusat investasi untuk mengendalikan ROI, antara lain : •Memangkas biaya untuk meningkatkan rasio marjin (Laba Operasi Bersih dibagi Penjualan), •Mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio perputaran aktiva (Penjualan Bersih dibagi Rata-rata aktiva), •Menggelembungkan penjualan dengan sendirinya mengontrol Laba bersih

14

Contoh : ROI dapat diperbaiki melalui tiga cara di atas dipakai data pusat investsi sebagai berikut : Laba Operasi Bersih Rp. 250.000,Penjualan 2.500.000,Aset operasi ratarata 1.250.000,-

ROI yang dihasilkan oleh pusat investasi sebagai berikut :

ROI

=

Laba Operasi Bersih ------------------------------Penjualan

=

Rp. 250.000,------------------------------Rp. 2.500.000,-

x

x

Penjualan --------------------------------Rata-rata Asset Operasi Rp. 2.500.000,----------------------------Rp. 1.250.000,-

= 20% 15

ROI Pusat Investasi tersebut dapat dikendalikan (ditingkatkan) dengan tiga cara di atas sebagai berikut : 1. Peningkatan Penjualan Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Sasarannya adalah mencapai tingkat laba tertinggi dari penjualan tertentu dan tingkat penjualan tertinggi dari dasar investasi tertentu. Diasumsikan manajer mampu menaikkan penjualan dari Rp. 2.500.000,menjadi Rp. 2.750.000,- dan akibatnya laba operasi melonjak/naik dari Rp. 250.000,- menjadi Rp. 300.000,- dan asset operasi tidak berubah. ROI baru perusahaan akan menujukkan sebagai berikut :

ROI

Rp. 300.000,= -----------------Rp. 2.750.000,-

x

Rp. 2.750.000,------------------Rp. 1.250.000,-

=

x

2,2

10,91%

= 24% (lebih besar dari ROI Pusat Investasi= 20%) 16

2. Pemangkasan Beban Pemangkasan biaya (beban) merupakan cara yang paling mudah untuk meningkatkan ROI dan umumnya merupakan pendekatan pertama digunakan manajer ketika menghadapi penurunan penjualan. Beberapa pola yang biasanya digunakan dalam pemangkasan biaya antara lain: ◦ Menelaah biaya tetap yang diskresioner dan mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera, ◦ Mencari cara-cara yang membuat karyawan bekerja lebih efisien dengan membuang duplikasi (waktu bukan nilai tambah, atau waktu perbaikan mesin) dan dengan meningkatkan muatan kerjanya, ◦ Menelaah biaya-biaya sumberdaya untuk kegiatan-kegiatan usaha dan mengupayakan pilihan yang paling murah.

Diasumsikan manajer mampu memangkas beban sebesar Rp. 25.000,- sehingga laba operasi meningkat dari Rp. 250.000,- menjadi Rp. 275.000,-Sedangkan penjualan dan asset operasi dianggap tidak mengalami perubahan. Dengan demikian ROI baru perusahaan menunjukkan sebagai berikut :

ROI

Rp. 275.000,= -----------------Rp. 2.500.000,=

11%

Rp. 2.500.000,x -------------------Rp. 1.250.000,x

2%

= 22% (lebih besar daripada 20% sebelumnya)

17

3. Pengurangan Asset Pengurangan asset (investasi) yang tidak perlu dapat dilakukan dengan melepas ataupun menghapus aktiva-aktiva yang tidak produktif atau tidak lagi dipergunakan. Diasumsikan manajer sanggup mengurangi asset operasi perusahaan dari Rp. 1.250.000,- menjadi Rp. 1.000.000,.Penjualan dan laba operasi diasumsikan tidak berubah. ROI perusahaan menunjukkan sebagai berikut :

ROI

=

= =

Rp. 250.000,-----------------Rp. 2.500.000,10%

Rp. 2.500.000, x ---------------Rp. 1.000.000,x

2,5

25% (lebih besar daripada 20% sebelumnya) 18

Laba Residu (Residual Income) Laba residu adalah kelebihan laba operasi divisional di atas jumlah minimal laba operasi yang dikehendaki dan dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja divisional. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan jumlah laba residu, bukan memaksimalkan keseluruhan angka ROI. Laba Residu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Laba Residu = Laba Operasi - (Aset perusahaan x ROI)

1. 2. 3. 4.

5. 6.

Catatan : Laba Residu Positif; laba dari suatu investasi pada asset lebih besar dari ROI yang dikehendaki, maka investasi dianggap menjanjikan, Laba Residu Negatif; mengindikasikan bahwa ROI tidak memadai untuk memenuhi jumlah minimal yang dikehendaki manajemen, Manakala laba residu digunakan untuk mengukur kinerja manajer,maka tujuannya adalah untuk memaksimalkan jumlah laba residunya daripada ROI, Laba residu memiliki keunggulan daripada tingkat ROI, yakni mencegah manajer segmen menolak kesempatan untuk mendulang ROI yang dapat diterima perusahaan secara keseluruhan, namun di bawah ROI pusat investasinya, Dalam metode laba residu, aktiva-aktiva serupa dalam divisi-divisi yang berlainan dibebani biaya modal yang identik, Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja adalah bahwa ukuran ini mempertimbangkan tingkat ROI minimal maupun besarnya laba operasi yang didapat oleh setiap divisi. 19

Contoh : Diasumsikan PT. Indojaya mematok 10% sebagai tingkat ROI minimal atas asset divisional perusahaan. Laba residu untk divisi X, Y dan Z dari perusahaan sebagai berikut : Keterangan Divisi X Divisi Y Divisi Z Laba Operasi Divisional Rp. 210.000,- Rp. 252.000,- Rp.225.000,Jumlah minimal laba operasi divisional sebagai persentasi Rp. 105.000,- Rp 210.000,- Rp.150.000,dari asset : - Rp. 1.050.000 x 10% - Rp. 2.100.000 x 10% - Rp. 1.500.000 x 10% Laba Residu

Rp. 105.000,- Rp. 42.000,- Rp. 75.000,-

Divisi X mempunyai laba residu yang lebih besar dibandingkan divisi lainnya, walaupun mempunyai laba operasi yang lebih kecil. Dikarenakan divisi X mempunyai lebih sedikit asset dibandingkan divisi lainnya.

20







1

Harga transfer (transfer price) adalah harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi penjualan dan biaya divisi pembelian. Harga transfer digunakan untuk mengukur nilai produk/jasa yang diserahkan sebuah pusat laba kepada pusat pertanggungjawaban lainnya (pertukaran internal), dan ditetapkan untuk produk antara. Produk antara (intermediate product) adalah barang/jasa yang dipasok oleh divisi penjualan ke divisi pembelian.











Harga transfer untuk mengukur pertukaran internal yang menghasilkan : Pendapatan bagi pusat pertanggungjawaban yang menyerahkan produk (Divisi Penjualan) Biaya bagi pusat pertanggungjawaban yang menerima produk (Divisi Pembelian)

Tujuan Penentuan Harga Transfer Untuk menstransmisikan data keuangan diantara divisi/departemen perusahaan pada saat saling menggunakan barang/jasa satu sama lain Untuk mengevaluasi kinerja segmen dan sekaligus memotivasi manajer divisi penjualan maupun divisi pembelian menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Bagi perusahaan multinasional, penentuan harga transfer untuk memini mal kan pajak, tarif dan bea mereka diseluruh dunia.

2

Metode Penentuan Harga Transfer : 1. Harga Transfer Atas Dasar Harga Pasar (Market Based Transfer Price) Merupakan harga luar produk yang digunakan dalam rangka menghemat biaya angkut, kredit, dan biaya lainnya yang dapat dihindari dengan menjualnya ke divisi terkait di dalam perusahaan Penggunaan harga pasar sebagai pengendali harga transfer adalah untuk menciptakan kondisi pasar kompetitif yang akan muncul manakala berbagai divisi benar -benar merupakan perusahaan yang terpisah dan terlibat dalam tawar menawar di pasar terbuka yang bebas. Penjualan pada harga transfer lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan kerugian bagi prusahaan. Segmen-segmen perusahaan dan perusahaan akan memperoleh manfaat terbesar manakala harga transfer didasarkan pada harga pasar. 3

Keterangan Harga Jual per unit Biaya Variabel per unit Permintaan dari luar untuk produk Permintaan Divisi Pembelian untuk produk

Divi Pembelian Divisi Penjualan Rp. 2.600,Rp. 1.200,800,-

400,2.000 unit

1.000 unit

Kapasitas produksi Divisi Penjualan

3.000 unit

Divisi penjualan akan menghasilkan 3.000 unit yang akan dijual pada harga Rp. 1.200,- per unit, tingkat produksi tersebut memadai untuk memenuhi permintaan dari luar perusahaan sebanyak 2.000 unit maupun dari dalam perusahaan sebanyak 1.000 unit . Berapa jumlah marjin kontribusi produk untuk perusahaan secara keseluruhan ? 4

Produk dijual ke luar oleh Divisi Penjualan : Pendapatan penjualan (2.000 unit) @ Rp. 1.200,Biaya Variabel (2.000 unit) @ Rp. 400,Marjin Kontribusi

=Rp. 2.400.000,= 800.000,Rp. 1.600.000,-

Produk dijual ke dalam oleh Divisi Penjualan : Pendapatan penjualan (1.000 unit) @ Rp. 1.200,Biaya Variabel (1.000 unit) @ Rp. 400,Marjin Kontribusi

= Rp. 1.200.000,= 400.000,Rp. 800.000,-

Produk dijual ke luar oleh Divisi Pembelian : Pendapat penjualan (1.000 unit) @ Rp. 2.600,Biaya Variabel (1.000 unit) @ Rp. 800,Harga transfer (1.000 unit) @ Rp. 1.200,Marjin Kontribusi

= Rp. 2.600.000,= 800.000,= 1.200.000,Rp. 600.000,-

Total Marjin Kontribusi Perusahaan 5

Rp. 3.000.000,=============

Apabila diasumsikan permintaan dari luar perusahaan meningkat atas barang yang dijual oleh divisi penjualan, sedangkan permintaan atas barang yang dijual oleh divisi pembelian adalah tetap. Dalam jangka pendek kenaikan permintaan atas barang divisi penjualan akan mendongkrak harga pasarnya. Andaikan harga pasar meningkat dari Rp. 1.200,- menjadi Rp. 2.000,- per unit dan perusahaan memakai harga pasar sebagai dasar harga transfernya, maka harga transfer akan ikut pula melonjak menjadi Rp. 2.000,- per unit. Persoalannya, apakah divisi pembelian akan sanggup membeli pada harga transfer setinggi itu dan bagaimana dengan marjin kontribusinya ? 6

Analisis perhitungan : Marjin kontribusi divisi pembelian pada harga transfer Rp. 2.000,- : Pendapatan penjualan (1.000 unit) @ Rp. 2.600,= Rp. 2.600.000,Biaya Variabel (1.000 unit) @ Rp. 800,= 800.000,Harga Transfer (1.000 unit) @Rp. 2.000,- = 2.000.000,_______________ Marjin Kontribusi = (Rp. 200.000,-) ============== 

Hasil perhitungan menunjukkan pada harga barang setinggi itu, maka divisi pembelian tidak lagi sanggup membelinya karena marjin kontribusi atas barang tersebut negatif. 7

2. Harga Transfer Atas Dasar Biaya (Cost Based Transfer Price) Beberapa perusahaan melakukan transfer antara divisi atas dasar biaya atau dasar harga pokok dan mengabaikan unsur laba divisi penjualan. Penentuan harga transfer dengan pendekatan biaya/harga pokok relatif sederhana, perhitungannya dapat didasarkan pada biaya/harga pokok variabel atau berdasarkan biaya/harga pokok keseluruhan. 8

Suatu perusahaan multidivisional mempunyai Divisi Rotasi yang memproduksi suatu elemen elektris dengan biaya variabel $12 dan harga jual $20, satu jam tenaga kerja langsung dan kapasitas produksi 50.000 elemen per tahun. Perusahaan juga mempunyai Divisi Motor, memproduksi motor baru yang menggunakan elemen elektris yang berbeda dari Divisi Rotasi. Untuk memperoleh elemen yang dibutuhkan, Divisi Motor mempunyai dua alternatif :

9

Alternatif 1 : Elemen baru dapat dibeli dari pemasok luar dengan harga @ $15 dengan dasar pesanan 50.000 elemen per tahun Alternatif 2 : Elemen baru dapat dibuat Divisi Rotasi, dengan menghentikan bisnisnya yang berjalan saat ini dan memerlukan kapasitas yang ada. Satu jam tenaga kerja langsung diperlukan untuk tiap elemen dan biaya overhead variabel $15 per elemen, biaya variabel lain untuk motor baru sebesar $25, serta harga jualnya $60 per motor. 10

Permasalahannya : “Haruskah Divisi Rotasi menghentikan bisnis elemen yang sedang berjalan dan memproduksi elemen

baru

untuk

Divisi

Motor,

atau

melanjutkan bisnis elemennya yang sedang berjalan

dan

mempersilahkan

Divisi

Motor

membeli elemen baru dari pemasok luar ?”

11



Analisis pemecahan : Alternatif 1 :Divisi Motor membeli elemen baru dari pemasok luar dengan harga $15 per relay, Divisi Rotasi melanjutkan memproduksi dan menjual elemen lama 50.000 elemen per tahun Keterangan

Penjualan

Divisi Rotasi Divisi Motor

Total Perusahaan

$ 1.000.000

$ 3.000.000

$ 4.000.000

Biaya variabel

600.000

2.000.000

2.600.000

Marjin Kontribusi $

400.000

$ 1.000.000

$ 1.400.000

12

Alternatif 2 : Divisi Motor membeli elemen baru dari Divisi Rotasi dengan harga transfer intern $10 per relay (harga pokok variabel Divisi Rotasi untuk pembuatan elemen baru) dan Divisi Rotasi menghentikan bisnis lamanya. 50.000 relay per tahun Keterangan Divisi Relay Penjualan

$

Biaya variabel Marjin Kontribusi

13

$

Total Perusahaan

Divisi Motor

500.000

$ 3.000.000

$ 3.500.000

500.000

2.000.000

2.500.000

$ 1.000.000

$ 1.000.000

0

Penurunan marjin kontribusi perusahaan sebagai kesatuan utuh sebesar $400.000, apabila alternatif 2 disetujui. Kesimpulan :  Transfer seharusnya tidak dilakukan,  Divisi Rotasi sebaiknya meneruskan memproduksi dan menjual elemen lama ke perusahaan luar,  Divisi motor sebaiknya membeli elemen baru dari pemasok luar. 14

3. Harga Transfer Negosiasi Harga transfer negosiasi adalah harga pasar yang telah disetujui bersama antara divisi penjualan dengan divisi pembelian yang mencerminkan keadaan luar biasa atau keadaan biasa. Kemungkinan penggunaan harga pasar yang didamaikan karena tidak tersedianya harga pasar perantara. Misal satu divisi mungkin memerlukan suatu elemen yang tidak dapat disediakan sumber ekstern, oleh karenanya harus diproduksi dikalangan intern. Dalam situasi demikian, divisi pembelian harus berunding dengan divisi lain yang ada dalam perusahaan dan mnyetujui suatu harga transfer yang menarik sehingga divisi lain bersedia mengadakan bisnis baru. 15

Contoh : Divisi X mengembangkan produk baru yang pembuatannya menggunakan peralatan yang dibuat menurut pesanan. Divisi Y dalam perusahaan yang sama mempunyai pengalaman dan mempunyai peralatan yang diperlukan Divisi X. Divisi X mendekati Divisi Y untuk merundingkan harga per satuan atas pembuatan 5.000 buah peralatan per tahun. Divisi Y menentukan bahwa peralatan tersebut memerlukan biaya variabel $.8 per satuan. Agar mempunyai waktu untuk memproduksi peralatan, Divisi Y akan mengurangi pembuatan Produk A sejumlah 3.500 satuan setahun. Produk A dijual dengan harga $.45 per satuan dan menghabiskan biaya variabel $.25 per satuan. Berapakah harga transfer yang harus ditetapkan Divisi Y bagi Divisi X atas peralatan baru tersebut ? 16

Pemecahan : Formula Harga Transfer Negosiasi Harga Transfer Negosiasi = Biaya Variabel per satuan + Marjin hilang atas penjualan ke luar

Kontribusi per satuan yang

Marjin Konteribusi per satuan yang hilang : Harga Jual Produk A Biaya Variabel Produk A Marjin kontribusi Satuan penjualan Produk A yang dihentikan Total marjin Kontribusi yang hilang Marjin Kontribusi per satuan yang hilang = $. 70.000 : 5.000 = $. 14 Jadi Harga Transfer Negosiasi = $. 8 + $. 14 = $. 22 17

= $. 45 = 25 = $. 20 3.500 x = $. 70.000 =========

X. KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Pendahuluan Penganggaran Modal (Capital Budgeting = Proses Pengambilan Keputusan Investasi Modal) merupakan konsep investasi yang melibatkan pengucuran dana pada saat ini untuk memperoleh imbalan yang dikehendaki di masa yang akan datang. Imbalan (return) adalah kenaikan arus kas di masa mendatang yang berkaitan dengan aktiva jangka panjang. Tujuan pokok penganggaran modal adalah untuk menambah nilai perusahaan dengan memilih investasi yang memenuhi tujuan organisasi dan memberikan tingkat imbalan tertinggi.

Aspek investasi modal kritis bagi profitabilitas jangka panjang, karena : 1. Keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva seperti tanah, banngunan, dan perlengkapan biasanya memerlukan pengeluaran modal yang besar, 2. Investasi jangka panjang melampaui beberapa tahun, jika penganggaran tidak beres ( keputusan modal yang asal-asalan) akan berdampak buruk pada laba bisnis perusahaan selama jangka waktu yang panjang. 3. Investasi jangka panjang pada tanah, bangunan, dan perlengkapan khusus sangatlah tidak likuid daripada investasi lainnya.

Karakteristik Investasi Bisnis (Investasi Jangka Panjang) : 1. Investasi Bisnis melibatkan Aktiva Tersusutkan Ciri khusus asset tersusutkan adalah bahwa asset tersebut umumnya memiliki nilai jual kembali yang kecil pada penghujung masa manfaatnya. Imbalan yang diberikan oleh investasi aktiva jenis ini harus memadai untuk : a.Memberikan suatu imbalan atas investasi semula, b.Mengembalikan jumlah investasi semula. 2. Imbalan dari investasi bisnis tersebut meliputi beberapa periode akun tansi. Investasi ini mengucurkan imbalan/kembalian yang meliputi beberapa periode waktu. Oleh karena itu, keputusan penganggaran modal memperhitungkan “nilai waktu uang” (Time Value of Money.

Kriteria Penilaian Keputusan Investasi Sebelum mengevaluasi dan memutuskan suatu rencana investasi, maka diawali tiga tahap kegiatan : 1.Menyusun Estimasi Arus Kas 2.Menyusun rencana pendapatan yang ingin diperoleh 3.Menyusun rencana investasi berdasarkan kriteria Kritria penilaian : 1. Payback Period Method Metode ini menekankan perhatian manajemen pada likuiditas dan kebutuhan untuk meminimalkan risiko melalui pemulihan segera investasi semula (Initial Outlay = Io). Rumus MPP untuk Arus Kas Rata : Io MPP = _____________________

• Kelemahan : mengabaikan lamanya investasi dan nilai waktu uang. • Keuntungan :  Mudah dihitung dan dipahami Dapat dipakai bersamaan dengan arus kas diskontoan Berfungsi sebagai indikator likuiditas yang tersedia bagi perusahaan Menekankan hasil cepat, suatu petimbangan penting bagi beberapa likuiditas 2. Accounting Rate of Return Method ARRM merupakan cara kasar dan mudah untuk mengukur kinerja investasi modal. Kinerja diukur dengan dua variabel : • Takiran Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) tahunan dari proyek investasi • Biaya Investasi rata-rata

Rumus ARRM : ARRM =

EAT rata-rata __________________________ Biaya Investsi Rata-rata

Jml Investasi – Nilai Residu Biaya Invest. Rata2 = ____________________________ 2

3. Net Present Value Method • Mengestimasi jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan pada setiap periode untuk setiap alternatif investasi yang dipertimbangkan • Mendiskontokan arus kas masa depan nilai sekarang bersih dengan tingkat diskonto • Menerima atau menolak proyek usulan atau memilih satu dari mutually exclusive projects

Kriteria penilaian untuk menolak atau menerima usulan suatu proyek dengan metode NPV sebgai berikut : 1)Terima kalau NPV > Ǿ 2)Tolak kalau NPV < Ǿ 3)Kemungkinan diterima kalau NPV = Ǿ Dua kondisi yang mempersulit manajer ketika mengevaluasi hasil NPV : • Bermacam-macam investasi yang dipertimbangkan mempunyai biaya yang berbeda • Perusahaan tidak mempunyai dana yang cukup untuk melakukan investasi pada proyek-proyek investasi yang berbeda

Untuk mengatasi kondisi tersebut dapat menggunakan Indeks Profitabilitas (Profitability Index) : • Memastikan bahwa perusahaan memakai sumberdayanya yang terbatas untuk investasi dengan imbalan yang paling tinggi, • Untuk memprioritaskan peluang-peluang investasi dalam hal taksiran profitabilitasnya, • Untuk membedakan antara investasi yang dipilih dan yang ditunda atau ditolak berdasarkan besarnya angka indeks Kesimpulan: Investasi yang memberikan angka Indeks Profitabilitas tertinggilah yang akan menjadi pilihan perusahaan. Rumus : PVCF IP = ___________________ Biaya Investasi

Kriteria penilaian menerima atau menolak usulan proyek dengan metode IP : • Terima kalau IP > 1 • Tolak kalau IP < 1 • Kemungkinan masih dapat diterima kalau IP = 1 4. Internal Rate of Return Method IRR Method adalah hasil bunga sebenarnya yang diberikan oleh suatu proyek investasi selama masa manfaatnya, disebut pula tingkat imbalan yang disesuaikan dengan waktu (timeadjusted rate of return). IRR Method berusaha mencari tarif diskonto (discount rate) yang akan menghasilkan NPV = 0

Keterangan : • NCFt = net CF yang dimulai dari tahun 1, 2,……..s/d ke n tahun • Io = Biaya invetasai awal/permulaan • k = discount rate (nilai bunga yang didiskontokan) • n = perkiraan umur atau masa manfaat proyek IRR dapat pula dicari dengan cara “Trial and Error”kalau arus kas tidak merata, yaitu : IRR

i1 + PV(i2 - i1) = ________________________________ PVPositif + PVNegatif

Keterangan : • PVPositif = Nilai Sekarang Positif dengan discount rate tertentu yang lebih rendah (i1) • PVNegatif = Nilai Sekarang Negatif dengn discount rate tertentu yang lebih tinggi (i2)

Aliran/Arus Kas (Cash Flow) Aliran Kas (Cash Flow) adalah gerakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Berkaitan dengan keputusan penganggaran modal, perhitungan terhadap aliran kas penting dilakukan. Kas masuk bersih perusahan dapat digunakan untuk pembayaran kewajiban finansialnya. Oleh karena itu, pengertian cash flow hendaknya tidak dicampuradukkan dengan pengertian profit. Karena cash flow tidak sama degan profit (laba), dan perubahan profit tidak selalu diikuti oleh perubahan cash flow. Letak perbedaan : • Proftit = Revenues - Expenses - Depreciation •Cash flow = Revenues - Expenses - Capital Expenditure, •Cash flow = Profit + Depreciation - Capital Expenditure Pajak dihitung dengan cara : • Pajak = tingkat pajak x profit •Pajak = tingkat pajak(Revenues - Expenses - Depreciation)

Kas mempunyai tiga komponen utama, yaitu: 1. Initial Cash Flow, berhubungan dengan pengeluaran untuk investasi 2. Operational Cash Flow, biasanya mempunyai selisih neto positif yang dapat dipakai untuk mencicil pengembalian investasinya. 3. Terminal Cash Flow, merupakan cash flow dari nilai sisa aktiva tetap yang dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis dan pengembalian modal kerja awal Contoh latihan soal 1: Tabel Laba - Rugi

Keterangan Pendapatan (revenues) Pengeluaran (expenses) EBDIT (earning before depresisi, interest, tax) Penyusutan (Depresiation) EBIT (earning before interest and tax) Pajak (Tax) 55% EAT(earning after tax)

Dalam Rupiah 25.000 10.000 15.000 5.000 10.000 5.500 4.500

= Tingkat Pajak (Revenues–Expenses – Dep) = 0,55 (25.000 - 10.000 - 5.000) = 0,55 (10.000) = Rp. 5.500,Net Cash Flow (NCF) = Revenues - Expenses - Pajak = 25.000 - 10.000 - 5.500 = Rp. 9.500,Contoh latihan soal 2 : Dua alternatif untuk melakukan investasi (Proyek A dan B), masing-masing membutuhkan Initial Cash Outlay sebesar $.10.000 dan memiliki umur perencanaan 5 tahun. Rate of return (discount rate= tingkat pengembalian yang diharapkan) sebesar 10% dan tingkat pembayaran pajak diasumsikan sebesar 50% Depresiasi menggunakan metode garis lurus. Informasi mengenai cash flow sebelum pajak sebagai berikut : Pajak (tax)

Tahun 1 2 3 4 5

Proyek A $. 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000

Proyek B $. 6.000 3.000 2.000 5.000 5.000

Hitunglah untuk kedua proyek tersebut : 1.Payback period 2.ARR 3.NPV dan PI 4.IRR 5.Proyek mana yang menjadi keputusan untkuk dipilih ? Pemecahan : •Depresiasi = $.10.000 / 5 tahun = $. 2.000 •NCF = EBDIT (1 – T) + T(Depresiasi) •NCF Proyek A karena CF sebelum pajak sama rata sebagai berikut : NCF(A) = 4.000(1 - 0,5) + 0,5 (2.000)

•NCF Proyek B sebagai berikut: *NCF1 = 6.000 (1 - 0,5) + 0,5 (2.000) *NCF2 = 3.000 (1 - 0,5) + 0,5 (2.000) *NCF3 = 2.000 (1 - 0,5) + 0,5 (2.000) *NCF4,5 = 5.000 (1 - 0,5) + 0,5 (2.000)

= = = =

$. 4.000 $. 2.500 $. 2.000 $ . 3.500

a. Payback Period Method • PP • PP Proyek A

• P Proyek B

Io = ___________________ x 1 tahun NCF $. 10.000 = ------------------------ x 1 tahun $. 3.000 = 3,3 tahun Sisa yang akan dilunasi = Th hampir melunasi + ------------------------------ x 1 th Nilai tahun yang lebih 1.500 = 3 tahun + --------------- x 1 tahun 3.500 = 3,4 tahun

b. Acounting Rate of Return (ARR) : • Proyek A : Net Income = (EBDIT - Dep.) (1 - T) Net Income (1) = (4.000 - 2.000) (1 - 0,5) = $. 1.000 Rata2 Income (A)=(1.000 + 1.000 + 1.000 + 1.000 + 1.0000)/5 = $. 1.000 Rata2 Investasi = $. 10.000/2 th. = $. 5.000 Rata2 Income ARR – Proyek A = -------------------------------Rata2 Investasi 1.000 = ---------------------------- = 20% 5.000

• Proyek B : Rata2 Income

= (2.000 + 500 + 0 + 1.500 + 1.500)/5th = $. 1.100 Rata2 Investasi = $. 10.000/2 = $. 5.000 $. 1.100 ARR – Proyek B = -------------------------- = 22% $. 5.000 . NPV dan PI • NPV & PI Proyek A : NPV = NCF(PV Interest = 0,1 dan n = 5 tahun) - Io = 3.000 (3,791) - 10.000 = $. 11.373 - $. 10.000 = $. 1.373 PVCF $. 11.373 PI = ---------------- = --------------------- = 1.1373 Io $. 10.000

• NPV & PI Proyek B : 4.000 2.500 2.000 3.500 3.500 NPV = {---------- + --------- + --------- + --------- + ---------} – 10.000 (1,1)1 (1,1)2 (1,1)3 (1,1)4 (1,1)5 = $. 11.767 - $. 10.000 = $. 1.767 PI = $. 11.767 / $. 10.000 = 1,177 d. IRR * IRR Proyek A:

Jadi IRR Proyek A = 15% + 1% (0,019/0,078) = 15,24%

• IRR Proyek B : Tahu n 1 2 3 4 5

NCF

DF. 16%

PV

DF.18%

PV

4.000 2.500 2.000 3.500 3.500

0,8621 0,7432 0,6407 0,5523 0,4761 Total PV Io NPV

3.448,4 1.858,0 1.281.4 1.933,05 1.666,35 10.187,2 10.000 187,2

0,8475 0,7182 0,6086 0,5158 0,4371

3.390,0 1.795,5 1.217,2 1.805,3 1.529,85 9.737,85 10.000 ( 262,15)

Jadi IRR Proyek B

= 16% + 2%(187,2/449,35) = 16,83%

e. Kesimpulan :

Keterangan Payback Period ARR NPV PI IRR

Proyek A 3,3 tahun 20% $ 1.373 1,137 15,24%

Proyek B 3,4 tahun 22% $. 1.1767 1,177 16,83%

Payback Period Proyek A lebih baik, namun ukuran-ukuran kriteria investasi lainnya yaitu ARR, NPV, PI dan IRR untuk Proyek B jauh lebih baik. Oleh karena itu, manajemen lebih baik memilih Proyek B untuk dijadikan investasi. Lat ihan 1.Perusahaan ADIJAYA menghadapi dua alternatif investasi yang hanya dapat dipilih salah satu. Proyek A membutuhkan aktiva tetap Rp. 50.000.000,- usia penggunaannya 4 tahun tanpa nilai sisa.,Proyek B membutuhkan aktiva tetap Rp. 40.000.000,penggunaan 5 tahun tanpa nilai sisa. Penyusutan menggunakan metode garis lurus.

Keuntungan neto setelah pajak untuk kedua alternatif tersebut sebagai berikut :

Tahun 1 2 3 4 5

Proyek A Proyek B Rp. 4.000.000,- Rp. 8.000.000,Rp. 5.000.000,- Rp. 7.000.000,Rp. 6.000.000,- Rp. 6.000.000,Rp. 7.000.000,- Rp. 5.000.000,Rp. 4.000.000,-

Dengan data di atas, Saudara diminta menentukan : 1.Payback Period 2.Average Rate of Return 3.Net Present Value masing-masing proyek dengan discount rate 10% 4.Atas dasar ketiga ukuran di atas, membuat pilihan investasi yang tepat.

2. Manajemen PT. SAE sedang mempertimbangkan suatu usulan investasi sebesar Rp. 100.000.000,- yang mempunyai life time 5 tahun, dan pada akhir tahun proyek dianggap tidak mempunyai nilai residu. Metode depresiasi yang digunakan adalah garis lurus . Dari proyek tersebut diperkirakan : Tahun 1 2 3 4 5

Estimasi Laba Neto Setelah Pajak Rp. 15.000.000,20.000.000,25.000.000,25.000.000,25.000.000,-

Discount rate ditetapkan 21% dan perusahaan juga telah menetapkan maksimum payback period 3 tahun. Dari data tersebut Sdr. diminta bantuannya untuk mengkaji usulan tersebut layak atau tidak layak (diterima atau ditolak) beserta alasannya, apabila perhitungannya didasarkan pada kriteria investasi : a. Payback Period, b. ARR, c. NPV, d. PI, dan IRR

3. Sebuah perusahaan ingin melakukan tambahan investasi dengan cara membeli mesin baru untuk mempercepat proses produksi. Mesin tersebut membutuhkan cash outlay Rp. 6.000.000,- dan modal kerja Rp. 800.000,-. Masa pakai mesin tersebut diharapkan 6 tahun dan model depresiasi menggunakan metode garis lurus, dengan estimasi cash flow sebelum pajak sebagai berikut : Tahun 1 2 3 4 5

CF Sebelum Pajak Rp. 2.100.000,Rp. 1.800.000,Rp. 1.600.000,Rp. 1.500.000,Rp. 1.200.000,-

Manajemen berasumsi tingkat pajak adalah 50%, memiliki opportunity cost 12% dan ingin kembali modal dalam waktu 5 tahun. Pertanyaan : Apakah usaha tambahan investasi tersebut layak diterima ? Berikan jawaban Sdr. yang didasari perhitungan PP, ARR, NPV, PI, dan IRR.

4.Suatu perusahaan dalam usaha menggantikan mesin lamanya menghadapi dua pilihan mesin yang berbeda (Mesin A dan Mesin B) baik harganya maupun kapasitasnya, secara rinci dari kedua mesin tersebut sebagai berikut : • Harga dan Kapasitas Produksi : Mesin A : kapasitas 10.000 unit/tahun , harga Rp. 150.000.000,Mesin B : kapasitas 12.500 unit/tahun, harga Rp. 250.000.000,• Struktur biaya masing-masing mesin : Mesin A Mesin B Biaya Variabel 35% dari penjualan 45% dari penjualan Biaya Tetap non depresiasi 25% 20% dari penjualan Depresiasi menggunakan metode garis lurus • Mutu hasil produksi kedua mesin sama, sehingga harga jualnya juga sama yakni Rp. 15.000,- per unit • Modal perusahaan hanya sebesar Rp. 150.000.000,- saja sehingga apabila perusahaan memilih Mesin B yang lebih tinggi harganya, kekurangannya akan dibelanjai dengan pinjaman Bank untuk jangka waktu 5 tahun dikembalikan sekaligus dengan bunga 15% setahu • Pajak keuntungan 40% • Discount factor pada i = 10%, annuitas = 3,7908

Dengan data di atas Sdr. diminta bantuannya untuk : 1). Menyusun Laporan Laba-Rugi tahunan untuk kedua mesin 2). Menyusun Pola Cash Flow selama 5 tahun dari kedua mesin tersebut 3). Menentukan dan memutuskan pilihan mesin yang tepat, bilamana perusaha an menghen daki mesin dengan Payback Period yang lebih pendek, NPV positif dan Profitability Index yang lebih tinggi

Related Documents

Akuntansi Manajemen
January 2021 0
Akuntansi
February 2021 0
Akuntansi Desa
February 2021 0
Manajemen Pemeliharaan
February 2021 1
Paper Akuntansi
January 2021 1

More Documents from "Putri Juliana Rahayu"

Akuntansi Manajemen
January 2021 0
January 2021 2
Macam-macam Negosiasi
January 2021 1
Soal Uji Tulis Perawat
January 2021 1