Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan
makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya. Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, sepertiinfeksi, daripada wanita hamil dengan nilai hematologi normal. Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan
demikian,
anemia
yang
menyertai
komplikasi
lain
(misalnya,
preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif. Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit dan talasemia. 1
B.
C. 1.
Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari kehamilan ? 2. Apa saja gangguan-gangguan dari kehamilan ? 3. Bagaimana konsep medis Anemia Pada Ibu Hamil? 4. Bagaimana konsep keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil? Tujuan Tujuan Umum Mengetahui dan mengerti tentang Kehamilan , Anemia Pada Ibu Hamil dan mengerti tentang cara penanganan serta konsep asuhan keperawatan pada
2.
Anemia Pada Ibu Hamil ini. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui defenisi kehamilan b. Untuk mengetahui gangguan-gangguan pada kehamilan c. Untuk mengetahui definisi Anemia Pada Ibu Hamil d. Untuk mengetahui klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil e. Untuk mengetahui etiologi Anemia Pada Ibu Hamil f. Untuk mengetahui manifestasi klinis Anemia Pada Ibu Hamil f. Untuk mengetahui patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil g. Untuk mengetahui penyimpanan KDM Anemia Pada Ibu Hamil h. Untuk mengetahui penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil i. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Anemia Pada Ibu Hamil j. Untuk mengetahui komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil
BAB II TINJAUAN TEORI A.Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan 2
asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati,2009). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89). Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney, 2007). B.Gangguan Pada Kehamilan 1.Kehamilan dengan Penyakit Jantung Etiologi Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yang sering dijumpai adalah stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan antara insufisiensi aorta dan stenosis aorta, penyakit katupulmonal dan trikuspidal. Faktor Predisposisi Peningkatan usia pasien dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed preeklamsi atau eklamsi, aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri, riwayat decompensasi cordis, anemia. Patofisiologi Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena: 3
Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36 minggu Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah). 12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis. Manifestasi Klinis Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan. Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis. Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu:
4
Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke 28 dan 32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum
Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulasi sistemik sebesar 15 – 20% dan ketika meneran pada partus kala ii, saat arus balik vena dihambat kembali ke jantung.
Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkulasi sistemik.
4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dari thrombus iliofemoral.
Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang menetap di dasar paru dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali. Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif, paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari tabuh, sianosis, edema persisten pada ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click, opening snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio megali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus. Pemeriksaan Penunjang Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan:
EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
Ekokardigrafi. Meteode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahu kelainan fungsi dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium
5
Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberi perlindung diabdomen dan pelvis.
Diagnosis
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosis ditegakkan bila ada satu dari kriteria :
Bising diastolic, presistolik, atau bising jantung terus menerus
Pembesaran jantung yang jelas
Bising sistolik yang nyaring, terutama bila disertai thrill
Arimia berat
Pada wanita hamil yang tidak menunjukan salah satu gejala tersebut jarang menderita penyakit jantung. Bila terdapat gejala decompensasi jantung pasien harus di golongkan satu kelas lebih tinggi dan segera dirawat Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan Kelas I Tanpa pembatasan kegiatan fisik Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa Kelas II Sedikit pembatasan kegiatan fisik Saat istirahat tidak ada keluhan Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti: kelelahan, jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau angina pectoris Kelas III Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik Saat istirahat tidak ada keluhan Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung Kelas IV Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
6
Komplikasi Pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian, abortus. Pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin, APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat. Penatalaksanaan Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after load dengan vasodilator. Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu: Kelas I Tidak memerlukan pengobatan tambahan Kelas II Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk. Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran. Lakukan persalinan pervaginam kecuali terdapat kontra indikasi obstetric. Metode anastesi terpilih adalah epidural Kala persalinan biasanya tidak berbahaya. Lakukan pengawasan dengan ketat. Pengawasan kala I setiap 10-15 menit dan kala II setiap 10 menit. Bila terjadi takikardi, takipnea, sesak nafas (ancaman gagal jantung), berikan digitalis berupa suntikan sedilanid IV dengan dosis awal 0,8 mg, dapat diulang 1-2 kali dengan selang 1-2 jam. Selain itu dapat diberi oksigen, morfin (10-15 mg), dan diuretic. 7
Pada kala II dapat spontan bila tidak ada gagal jantung. Bila berlangsung 20 menit dan ibu tidak dapat dilarang meneran akhiri dengan ekstraksi cunam atau vacum dengan segera Tidak diperbolehkan memaki ergometrin karena kontraksi uterus yang bersifat tonik akan menyebabkan pengembalian darah ke sirkulasi sistemik dala jumlah besar. Rawat pasien sampai hari ke 14, mobilisasi bertahap dan pencegahan infeksi, bila fisik memungkinkan pasien dapat menusui. Kelas III Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic Harus dirawat di RS Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang. Pemberian oksitosin cukup aman. Umumnya persalinan pervaginam lebih aman namun kala II harus diakhiri dengan cunam atau vacuum. Setelah kala III selesai, awasi dengan ketat, untuk menilai terjadinya decompensasi atau edema paru. Laktasi dilarang bagi pasien kelas III dan IV. Operasi pada jantungn untuk memperbaiki fungsi sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Pada wanita hamil saat yang paling baik adalah trimester II namun berbahaya bagi bayinya karena setelah operasi harus diberikan obat anti pembekuan terus menerus dan akan menyebabkan bahaya perdarahan pada persalinannya. Obat terpilih adalah heparin secara SC, hati-hati memberikan obat tokolitik pada pasien dengan penyakit jantung karena dapat menyebabkan edema paru atau iskemia miocard terutama pada kasus stenosis aorta atau mitral.
8
Prognosis Prognosis tergantung klasifikasi, usia, penyulit lain yang tidak berasal dari jantung, penatalaksanaan, dan kepatuhan pasien. Kelainan yang paling sering menyebabkan kematian adalah edema paru akut pada stenosis mitral. Prognosis hasil konsepsi lebih buruk akibat dismaturitas dan gawat janin waktu persalinan. 2. Anemia dalam kehamilan Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal Hemoglobin 12 – 15 % dan mehatokrit 35 – 54 %. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil. Penyebab anemia umunya dikarenakan : 1. Kurang gizi (malnutrisi) 2. Kurang zat besi dalam diet 3. Malabsorbsi 4. Kehilangan banyak darah (persalinan yang lalu, haid, dll) 5. Penyakit kronik, TBC, Paru, Cacing usus, Malaria Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, nifas. 1. Keguguran 2. Partus prematurus 3. Inersia uteri dan partus lama 4. Atonio uteri 5. Syok 6. Infeksi intrapartum Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butirbutir darah merah dan pertumbuhannya, jadi bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah : 1. Kematian mudigah (keguguran) 2. Kematian janin waktu lair (Stillbirth) 3. Kematian perinatal tinggi 4. Prematuritas Klasifikasi anemia dalam kehamilan a. Anemia defisiensi besi Anemia ini terjadi sekitar 62,3%. Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik b. Anemia megaloblastik Biasanya berbentuk makrositik atau penisiosa. Penyebabnya karena kekurangan asam folik, tetapi biasanya disebabkan karena malnutrisi dan infeksi kronik c. Anemia hipoplasi Anemia hipoplasi disebabkan hipo fungsi sumsum tulang, pembentukan sel darah merah baru.
9
d. Anemia hemolitik Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya, gejaa utaanya adalah anemia dengan kelainan gambaran darah, kelelahan dam kelemahan 3. Hipertensi (tekanan darah tinggi) Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan. Penyebab utamanya adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal. a. Hipertensi Esensial Ini disebabkan faktor herediter / lingkungan dan faktor emosi yang labil. Dalam waktu panjang Hipertensi Esensial memberikan gejala pada organ vital seperti jantung, kelainan ginjal atau terjadi serangan perdarahan mendadak. Sikap bidan untuk menghadapi Hipertensi esensial adalah apabila dijumpai Px dengan tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sudah harus mendapat perhatian bidan, untuk menanggulanginya. Apabila dalam tenggang waktu 6 jam tekanan darah masih tetap, sebaiknya ibu hamil dikonsultasikan kepada dokter puskesmas atau tempat lain, karena dimungkinkan hipertensi esensial dapat menjadi preeklamsi. b. Hipertensi pada penyakit ginjal Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah dengan gejala adalah suhu badan meningkat dan gangguan miksi. Bidan menangani pasien sebaiknya dengan konsultasi dengan dokter dengan tempat dan kelengkapan yang cukup. 4.Penyakit Paru Pada persalinan kala II diafragma dan paru dapat membantu mempercepat persalinan dengan jalan mengejan dan menahan nafas. Beberapa penyakit paru yang penting antara lain: a. Tuberculosis Paru Penyakit TBC masih banyak dijumpai sekitar ½ % sampai 1 % wanita hamil. Penyakit yang aktif ini memerlukan pengobatan yang tepat dan pengawasan yang lebih efektif. b. Penyakit Asma Penyakit asma pada kehamilan kadang bertambah berat / malah berkurang. Dalam batas wajar penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan. Penyakit asma berat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan pertukaran O2 dan CO2 c. Penyakit Pneumonia Penyakit radang paru dapat terjadi saat hamil, persalinan atau kala nifas. 10
Pneumonia kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan pernafasan mengganggu pertukaran O2 dan CO2 sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat sampai terjadi keguguran dan persalinan prematur. d. Bronkitis Bronchitis pada kehamilan dijumpai ringan sehingga tidak membahayakan jiwa ibu maupun janin. Dengan pengobatan biasa menyebabkan sebagian besar sembuh. 5.Diabetes Melitus Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benarbenar menderita DM akibat hamil Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatbya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Diagnosis Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
11
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil. Klasifikasi Tidak tergantung insulin (TTI) ” Non Insulin Dependent diabetes mellitus (NIDDN) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah. Tergantung insulin (TI) ” Insulin dependent Diabetes Melitus yaitu kasus yan memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula darah. Komplikasi Maternal: infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi kronik, PE, kematian ibu Fetal: abortus spontan, kelainan congenital, insufisiensi plasenta, makrosomia, kematian intra uterin, Neonatal: prematuritas, kematian intra uterin, kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemia, hipomegnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, syndroma gawat nafas, polisitemia. Penatalaksanaan Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar HbA1c<6%. Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila. Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati persalinan. Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI, kenaikan BB pada trimester I diusahakan sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya 0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.
12
Penatalaksanaan Obstetric Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, dan secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap akhir minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia pertumbuhan janin terhambat dan gawat janin merupakan indikasi SC. Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa. Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya >20 kali/12 jam). Bila diperlukan terminasi kehamilan, lakukan amniosentesis dahulu untuk memastikan kematangan janin
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN I.KONSEP DASAR MEDIS A.
Definisi Anemia Pada Ibu Hamil Center for deases control and prevention (CDC) mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009). Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr% (manuaba, 2007). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2006 ). Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan
13
oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. B.
Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil Anemia dan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut: 1) Anemia defesiensi besi Anemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini disebabkan oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi, gangguan penggunaan, atau karena banyaknya besi keluar dari tubuh karena perdarahan. Apabila masuknya besi tidak bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi anemia defesiensi besi. 2) anemia megaloblastik anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam folat(pteroylglutamic acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin B12( cynocobalamin) 3) anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dibandingkan pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau sulit saat hamil, karena ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin berat. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yakni; golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada anemia hemolitik herediter, thalasemia, anemia sel sabit dan lainlain. Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi(malaria, sepsis), keracunan arsenikum,leukemia, penyakit Hodgkin, penyakit hati dan lain- lain.
C.
Etiologi Anemia Pada Ibu Hamil a. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas(dari perdarahan pervagina, epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.
14
b. Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah daging) c. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin. d. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis. e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah. f. Kelainan darah. D. Manifestasi Klinis Anemia Pada Ibu Hamil a. Mengeluh cepat lelah b. Pusing c. Mata berkunang- kunang d. Malaise e. Lidah luka f. Nafsu makan turun(anoreksia) g. Konsentrasi hilang h. Nafas pendek(pada anemia parah) i. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. E.
Patofisiologi Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted 15
state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut
iron deficient
erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.
16
perdarah an
F.
Pathway Anemia Pada Ibu Hamil
Defisiensinutri si
Peningkatan kebutuhan. Zat besi untuk prematuritas
Gangguan absorbs zatbesi(sperti:gastr ektomi, colitis kronis
Volume darah
Peningkatan kebutuhan volume darah
Difisiensi zat besi
Penegencera n darah
Cadangan zat besi kosong (iron depleted)
Gangguan pada bentuk eritrosit (iron deficient erythropoesis
Anemia ( iron deficiency anemia)
Pengetahuan terbatas
gg. saluran cerna
Mal butrisi
17
asimptom atik
Penurunan curah jantung
gg.Kurang pengetahuan
Anoreksia, mual, muntah
Aliran darah kejaringan menurun
gg. kebutuhan nutrisi
Aliran darah kejaringan menurun
Hipoksia, pucat, lemah
gg. gg. perfusi intoleran jaringansi aktivitas
Suplai O2 kejaringan berkurang Transfer zat besi kejanin menurun Nutrisi janin berkurang
Risiko cidera janin
18
G.
Penatalaksanaan Anemia Pada Ibu Hamil 1) Medis Terapi oral Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat Asam folik 15- 30 mg perhari Vitamin B12 3x1 tablet perhari Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari Terapi parenteral Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi 2) Keperawatan Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi. Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda- tanda infeksi selama kehamilan. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi. Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obatobatan oksidasi.
H.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/% Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%) Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.
a.
Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai
untuk darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal.
19
b.
Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah
mikroskop sel mungkin tampak kecil dan pucat daripada biasanya dalam kasus besi kekurangan anemia. c.
Ukuran kecil disebut microcytic anemia. Dalam vitamin B12 folat
kekurangan sel mungkin tampak pucat tetapi lebih besar daripada ukuran mereka biasa. Ini disebut macrocytic anemia. d.
Feritin toko-feritin adalah protein yang toko besi. Jika tingkat darah feritin
rendah menunjukkan rendah besi toko dalam tubuh dan membantu mendeteksi besi kekurangan anemia. e.
Tes darah termasuk berarti sel volume (MCV) dan lebar distribusi sel darah
merah (RDW). f.
Retikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi
RBC tingkat normal. g.
Vitamin B12 dan folat tingkat dalam darah-ini membantu mendeteksi jika
anemia jika karena kekurangan vitamin ini. h.
Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti
yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke arah besi kekurangan anemia. I.
Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami: 1.
Keguguran.
2.
Lahir sebelum waktunya
3.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4.
Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan.
5.
Dapat menimbulkan kematian.
II.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian yang biasa dilakukan pada ibu hamil dengan anemia, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Pengumpulan data 20
a. Identitas klien/biodata 1) Identitas klien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, alamat, no RM, Dx medis, tanggal masuk RS dan tanggal pengkajian 2) Identitas penanggung jawab meliputi nama, usia, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien b. Keluhan utama Keluhan utama meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai, pandangan berkunang-kunang. c. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan pada ibu hamil dengan anemia meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Riwayat kesehatan sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi. (Ignatavicius, Donna D, 1995). 2) Riwayat kesehatan yang lalu Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit
tertentu
seperti infeksi
dapat
memungkinkan terjadinya anemia 3) Riwayat kesehatan keluarga Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995). 4) Riwayat Psikososial Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D, 1995)
21
Pengkajian pasien dengan ibu hamil yang mengalami anemia antara lain : 1) Aktifitas Keletihan, kelemahan, malaise umum Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja. 2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis Palpitasi CRT lebih dari 2 detik 3) Eliminasi Konstipasi Sering kensing 4) Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah 5) Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala 6) Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas 7) Seksual Dapat terjadi perdarahn pervagina Perdarahan akut sebelumnya Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
Contoh kasus Ny. Q berumur 32 th, telah menikah, datang ke rumah sakit ingin memeriksakan kehamilannya mengatakan bahwa ia merasa pusing,berkunang-kunang dan lemas tekanan darah 100/90mmHg terlihat pucat dan lemas. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA Ny. Q UMUR KEHAMILAN 23 MINGGU UMUR 32 TAHUN RSUD KOTA BAUBAU No.Register
: 1904
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul
: 05 juni 2016/09.00 WITA
Dirawat di ruang
: Flamboyan
I.PENGKAJIAN 22
Tanggal/Pukul :05 juni 2011/09.00 WITA
Oleh : Perawat V
1). Biodata 1.Nama Klien
Ny.Q
Nama
Tn. T
Penanggung Jawab 2.Umur
32 tahun
Umur
38 tahun
3.Suku/
Jawa/indonesia
Suku/
Jawa/Indonesia
Kebangsaan
Kebangsaan
4.Agama
Islam
Agama
Islam
5.Pendidikan
SMA
Pendidikan
SMA
6.Pekerjaan
IRT
Pekerjaan
Wirasuwasta
7.Alamat
Gang cermai,32.
Alamat
Gang permai 32
Hubungan dengan Suami klien
2).
Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing,berkunang-kunang,lemas. 3).
Riwayat menstruasi
Menarche Lama Sifat darah 4).
:14 tahun : 6 hari :Cair
Siklus Teratur Keluhan
Riwayat perkawinan
Status perkawinan
: sah
Lama
: 12 tahun
Usia menikah pertama kali
: 20 tahun
5). No
:28 hari :Ya :Tidak ada
Menikah ke
:1
Riwayat kontrasepsi yang digunakan Jenis Kontra
Pasang tgl
Oleh
Tempat
Lepas keluhan
sepsi 23
tgl
Oleh
tempat
alasan
1.
IUD
2002 Bidan
BPM
Tidak
2007
bidan
BPM
ada
Ingin punya anak lagi.
6).
Riwayat kehamilan sekarang a.
HPM : 25 desember 2011
b.
ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
c.
Kunjungan ANC Trimester I
Frekuensi : 2x Keluhan
: mual,pusing
Komplikasi : tidak ada Terapi
: pamol + antasida 1x1
Trimester II Frekuensi : Keluhan
:-
Komlikasi : Terapi
:Trimester III
Frekuensi : Keluhan
: -
Komplikasi : Terapi d.
: -
Imunisasi TT : 5 kali TT 1 : 25 februari 2001 TT 2 : 26 maret 2001 TT 3 : 25 september 2001 TT 4 : 20 september 2002 24
HPL: 02 Oktober 2012
TT 5 : 20 september 2003 e.
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari) Ibu mengatakan sudah mulai merasakan pergerakan janinnya ± 8x dalam sehari.
7).
Riwayat kesehatan a.
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan
menahun) -
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi,
-
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun) -
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan Hipertensi
-
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal, paru-paru
c.
Riwayat keturunan kembar -
d.
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar Riwayat operasi
e.
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun Riwayat alergi obat
-
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
25
8).
Pola pemenuhan kebutuhan Pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil
26
Saat hamil
A. nutrisi 1.Makanan -frekuensi
3x sehari
1x sehari
-jenis
Nasi, lauk, sayur
Nasi, lauk, sayur
-porsi
1 piring
½ piring
-keluhan
Tidak ada
Mual
-pantangan
Tidak ada
Tidak ada
-frekuensi
5 x sehari
7 x sehari
-jenis
Air putih, teh
Air putih, teh, susu
-porsi
1 gelas
1 gelas
-keluhan
Tidak ada
Cepat haus
-pantangan
Tidak ada
Tidak ada
-frekuensi
2 x sehari
1 x sehari
-warna
Kuning
Kuning
-konsitensi
lembek
Lembek
-keluhan
tidak ada
Tidak ada
-frekuensi
6 x sehari
8-9 x sehari
-warna
Kuning
Kuning, jernih
2. Minum
B. eliminasi 1. BAB
2.BAK
27
-Konsistensi
cair
Cair
-keluhan
tidak ada
Tidak ada
-lama
1-2 jam
½ jam
-keluhan
Tidak ada
Tidak ada
- lama
8 jam
7 jam
-keluhan
Tidak ada
Tidak ada
-mandi
2 x/hari
2 x/hari
-ganti pakaian
3 x/hari
3 x/hari
-gosok gigi
3 x/hari
3 x/hari
-keramas
3 x/ minggu
3 x/ minggu
-frekuensi
3 x/ minggu
2 x/ minggu
-keluhan
Tidak ada
Tidak ada
C. Istirahat 1. tidur siang
2. tidur malam
D.personal hygiene
E.pola seksualitas
Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga) Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dan tidak melakukan aktifitas lain seperti berolahraga.
28
9). Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol) Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol. 10). Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran,dukungan
keluarga,
hubungan
dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga. -
Ibu
mengatakan
dirinya/suami/keluarga
menerima
dan
menginginkan kehamilan ini -
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
-
Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
-
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
-
Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah
-
Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
-
Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari
11). Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas) Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan sebelumnya, tetapi ibu belum mengetahui tentang persalinan dan nifas. 12). Lingkungan yang berpengaruh(sekitar rumah dan hewan peliharaan) -
Ibu mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan nyaman
-
Ibu mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak memelihara unggas, seperti ayam, bebek.
Pemeriksaan umum 29
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Status emosional
: stabil
Tanda vital Tekanan darah
:100/90 mmHg
Pernafasan
:20 x/menit
Suhu
:37 oC
BB
:50 kg
TB
:155 cm
Nadi
:80 x/menit
Pemeriksaan Fisik Kepala mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri tekan, Wajah terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka Mata tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva pucat Hidung hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung. Mulut bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi Telinga simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,&vena jugularis Dada datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing Payudara
30
simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran kolostrum. Abdomen tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra, Palpasi Leopold I
: TFU setinggi pusat. Ballotment +
Leopold II
: tidak dilakukan
Leopold III
: tidak dilakukan
Leopold IV
: tidak dilakukan
Osborn test
: tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald TFU TBJ
: 21
cm
: (21-12)x 155= 1395 gram
Auskultasi Djj
:145
x/menit
Ekstremitas Atas
: simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema.
LILA
: 25 cm
Ekstremitas Bawah
: simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar
: bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan (bila perlu) Pemeriksaan Penunjang Tanggal: 05 juni 2012 pukul: 09.05 WIB Hb 7,5 gr/dl
31
Analisa Data No
Data
Etiologi
Masalah
DS : -
Pasien
mengatakan
tidak
ada
nafsu
makan -
Klien
mengatakan Perubahan
sering merasa mual 1
DO : -
Mual dan muntah
nutrisi kurang
Tampak kurang
dari kebutuhan
minat terhadap
tubuh
makanan -
Membran mukosa pucat
-
Bising usus
DS : -
Klien
mengatakan
lemas
dan
berkunang-kunang DO : -
Tampak warna kulit membiru
2 -
Tampak kuku
penurunan suplai
Gangguan
oksigen ke jaringan
perfusi jaringan
keletihan atau
Intoleransi
tumbuh lambat -
Ekstremitas dingin
-
TD menurun
-
Nadi lemah tidak teraba
3
DS :
32
-
Klien mengatakan sesak nafas saat beraktifitas.
-
Klien mengatakan kelemahan
aktivitas
penurunan suplai
Risiko cidera
nutrisi ke janin
terhadap janin
lemah dan lesu DO : -
TD
kurang
dari
120/80 mmhg DO : -
Klien tampak kurang minat terhadap
4
makanan -
Membran mukosa pucat
B. Diagnosa Keperawatan 1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah ditandai dengan DS : -
Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan
-
Klien mengatakan sering merasa mual
DO : -
Tampak kurang minat terhadap makanan
-
Membran mukosa pucat
-
Bising usus
2.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan di tandai dengan :
33
DS : DO : -
Klien mengatakan lemas dan berkunang-kunang Tampak warna kulit membiru Tampak kuku tumbuh lambat Ekstremitas dingin TD menurun Nadi lemah tidak teraba
3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan atau kelemahan di tandai dengan : DS : -
Klien mengatakan sesak nafas saat beraktifitas. Klien mengatakan lemah dan lesu
DO : -
TD kurang dari 120/80 mmhg
4.Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai nutrisi ke janin di tandai dengan : DO : -
Klien tampak kurang minat terhadap makanan
-
Membran mukosa pucat
34
C. Intervensi Keperawatan Diagnosa
Tujuan & KH
1.Perubahan
nutrisi Setelah
dilakukan
Intervensi asuhan
Rasional
1. Tentukan
1.
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
keadekuatan
tubuh
kebiasaan
berhubungan diharapkan kebutuhan nutrisi
dengan mual, muntah
klien terpenuhi. Dengan Kriteria Hasil : Berat badan
tergantung pada nutrisi ibu asupan
nutrisi klien
dalam batas normal Klien tidak penurunan nafsu makan Mual dan muntah klien berkurang
selama kehamilan.
dulu/
sekarang
dengan
menggunakan batasan
24
Perhatikan
menunjukkan
kesejahteraan janin dan ibu
rambut
jam. kondisi
kuku
kulit. 2. Tentukan
dan
tingkat
pengetahuan tentang
2.
kebutuhan diet. 3. Berikan informasi
menentukan
kebutuhan
belajar khusus.
tertulis/ verbal yang tepat
tentang
prenatal
35
diet dan
3.
meningkatkan kemungkinan klien memilih
supplement vitamin/ zat besi. 4. Tinjau frekuensi beratnya
diet seimbang saat dirumah.
ulang dan mual/ 4.
muntah.
mual/
muntah
pada
trimester
pertama
dapat
berdampak status
negative nutrisi
pada
prenatal,
khususnya pada periode kritis 2.Gangguan perfusi
Setelah
diberikan
asuhan
jaringan berhubungan
keperawatan selama 1 x 24 jam
1.
Perhatikan
fisiologis
dengan penurunan suplai perfusi ke jaringan/ ke sel
sirkulasi
oksigen ke jaringan
darah.
efektif. Dengan kriteria hasil :
2.
Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit( rambut, kuku, kelembapan) Tidak terdapat kebiruan
36
ibu, dan
status status volume
merusak
hasil
kemungkinan hipovolemia
pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien 3. Auskultasi DJJ,
kehamilan, menyebabkan
atau
hipoksia
uteroplasenta. 2. keadaan capillary refill test
Lakukan
laporkan
perkembangan janin. 1. kejadian perdarahan potensial
dan catat
yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 detik dapat menandakan anemia. 3. mengkaji
berkelanjutan
pada kulit CRT dalam
batas
normal(kembali
dalam
kurun waktu kurang dari 2 detik)
brakikardi, atau takikardi.
hipoksia janin. Pada awalnya
Catat
pada
janin berespon pada penurunan
janin(hipoaktif
kadar oksigen dengan takikardi
perubahan
aktivitas
dan hiperaktif) 4.
dan peningkatan gerakan. Bila
Catat kemungkinan
kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus 5. Anjurkan tirah baring pada posisi miring
tetap
deficit
brakikardi
akan
dan
terjadi
penurunan
aktivitas 4. kehilangan darah ibu secar berlebihan menurunkan perfusi plasenta 5. menghilangkan tekanan vena
kiri
cava
inferior
meningkatkan plasenta
atau
dan sirkulasi
janin
dan
pertukaran oksigen. 3.Intoleransi aktivitas
Setelah
diberikan
berhubungan dengan
keperawatan selama 1 x 24 jam
perlunya tirah baring, servik dan meningkatkan perfusi
keletihan atau
diharapkan
penggunaan
kelemahan
beraktivitas dengan baik.
pasien
asuhan dapat
1. Jelaskan
alasan 1.mempertahankan janin jauh dari posisi uterus
rekumben lateral kiri/ miring dan penurunan
37
Dengan criteria hasil : Berpartisipasi
dalam
aktivitas.
aktifitas
tanpa
fisik
disertai
peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR. Mampu
melakukan
kgiatan
sehari-
hari(ADL)
secara
2. Kaji adanya factor yang bisa
menyebabkan
2. menentukan intervensi lanjutan kelelahan 3. Monitor pola tidur dan yang tepat lamanya tidur/ istirahat
mandiri. Keseimbangan aktivitas dan istirahat.
pasien 4. Bantu
klien
untuk
3.
meningkatkan
istirahat,
mencegah kelelahan
mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
-
4.
menghindari
aktivitas
yang
mampu meningkatkan kelelahan klien 4.Risiko cidera terhadap
Setelah
dilakukan
asuhan
1. Perhatikan kondisi ibu
1. factor yang mempengaruhi
janin berhubungan
keperawatan selama 1x 24 jam
yang berdampak pada
atau menurunkan sirkulasi/
sirkulasi janin.
oksigenasi ibu mempunyai
dengan penurunan suplai diharapkan risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi.
2. Ajari
38
ibu
untuk
dampak yang sama pada
Dengan criteria hasil : DJJ
mengobservasi dalam
batas normal Hasil USG
perlu 3. Bantu dalam screening 3.
menunjukkan
diwaspadai
terjadi
cedera pada janin akibat
dan kelainan genetic.
tidak nutrisi ke janin
pergerakan janin
kadar oksigen janin/ plasenta. 2. jika janin tidak bergerak
kekurangan nutrisi. kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan
tanda-tanda
yang
abnormalitas. Tinggi
mencegah
fundus uteri sesuai umur kehamilan
39
khusus
untuk
efek
negative
dalam perumbuhan janin.
D.Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan
tujuan
yang
telah
ditetapkan,
dilakukan
dengan
cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28) Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien dugunakan komponen SOAP. Yang dimaksud dengan SOAP adalah: S : Data Subyektif Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan O : Data Obyektif Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan. A : Analisis Interpretasi dari data sunyektif dan data obyektif. Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan
yang
masih
terjadi,
atau
juga
dapat
dituliskan
masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif. P : Planing Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.
Masalah Keperawatan Catatan Perkembangan Contoh evaluasi 1. Perubahan nutrisi kurang S : klien mengatakan mual dari kebutuhan tubuh O: membran mukosa pucat keperawatan : Masalah Keperawatan Catatan Perkembangan A: masalah belum teratasi 3.Intoleransi aktifitas SP:: Intervensi klien mengatakan lemas dilanjutkan tekanan darah lemas 100/90 2. Gangguan perfusi jaringan O: S : klien mengatakan mmHg O: A: masalah belum teratasi - tidak terdapat sianosis P: dilanjutkan - Intervensi CRT dalam batas normal
3.Intoleransi aktifitas 40
(kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik) A: masalah teratasi P: Intervensi dihentikan S : klien mengatakan lemas O: tekanan darah 100/90 mmHg A: masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
4. Risiko cidera terhadap S : klien mengatakan kurang janin berminat terhadap makanan O: Hasil USG menunjukkan tanda-tanda abnormalitas A: masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
BAB IV PENUTUP A.
KESIMPULAN
Gangguan kesehatan yang seringkali menganggu ibu hamil adalah anemia. Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan jumlah plasma dan eritrosit. Peningkatan plasma sebanyak tiga kali pada jumlah eritrosit akan menyebabkan penurunan perbandingan hemoglobin-hematokrit sehingga akan meningkatkan risiko anemia fisiologis pada saat hamil. Meskipun pada saat hamil anemia fisiologis termasuk dalam keadaan yang normal. Ibu hamil dideteksi mengalami anemia apabila ditemukan kadar Hb kurang dari 11 gr/dl pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Selain itu pada trimester kedua kadar Hb kurang dari 10,5 gr/dl. Sedangkan pada ibu hamil yang mengalami anemia karena penyebabnya adalah produksi hemoglobin dimana ditemukan adanya defisiensi nutrisi atau produksi rantai hemoglobin. Ibu hamil adalah golongan terbesar mengalami anemia. Ditemukan 56% mengalami anemia pada saat hamil. Penyebab anemia pada ibu hamil diantaranya adalah produksi rantai hemoglobin karena adanya penyakit tertentu atau 41
mengalami gangguan produksi hemoglobin karena kurangnya zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Pada kondisi tertentu ibu hamil dapat mengalami anemia karena terjadinya pendarahan, infeksi parasit, kegagalan sumsum tulang atau penyakit tertentu lainnya. Dengan demikian penyebab anemia pada ibu hamil berbeda-beda sehingga apabila ditarik kesimpulan dari faktor penyebab anemia pada ibu hamil. Anemia dibedakan menjadi anemia defisiensi besi, anemia hipoplastik, anemia megaloblastik dan anemia hemolitik. Untuk mengetahui anemia yang dialami ibu hail diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah eritrosit, eletroforesa Hb, jumlah retikulosit dan kadar besi serum. Dampak anemia pada ibu dan janin diantaranya dapat menyebabkan keguguran, pendarahan, mengalami depresi setelah melahirkan, infeksi tang berhubungan dengan intrapartum dan postpartum. Bahkan anemia yang sangat berat ditandai dengan Hb dibawah 4 gr akan menyebabkan gangguan jantung bahkan hingga berampak gangguan pada kehamilan dan persalianan. B.
SARAN Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya
yang menunjang bidang keperawatan serta dapat
memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia keperawatan.
42
DAFTAR PUSTAKA Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta: EGC Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta. Salemba medika. Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA. Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC Manuaba, Ida dkk.2007. Pengantar Kuliah obsetri. Jakarta: EGC Manuaba, Ida.1998.Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan.Jakarta : EGC M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC
43