Estheria Kti Lengkap-dikonversi

  • Uploaded by: Lola Louvita
  • 0
  • 0
  • August 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Estheria Kti Lengkap-dikonversi as PDF for free.

More details

  • Words: 15,803
  • Pages: 72
Loading documents preview...
UNIVERSITAS ESA UNGGUL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INTRANATAL KALA I FASE AKTIF PRIMIGRAVIDA DENGAN NYERI PERSALINAN DI RS BUNDA ANAK BUDHI ASIH TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ners (Ns)

ESTHERIA 2019 03 05017

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2020

i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama NIM Tanggal

: Estheria 2019 03 05017 : Jakarta, 04 Mei 2020

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan karya akhir ilmiah saya, yang berjudul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INTRANATAL KALA I FASE AKTIF PRIMIGRAVIDA DENGAN NYERI PERSALINAN DI RSBA BUDHI ASIH TAHUN 2019 Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi sesuai yang telah ditetapkan. Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Jakarta, 04 Mei 2020

(Estheria)

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir ini diajukan oleh Nama : ESTHERIA NIM 2019 03 05 017 Program Studi : Profesi Ners Judul Tugas Akhir : “Asuhan Keperawatan Pada Klien Intranatal Kala I Fase Aktif Primigravida Dengan Nyeri Persalinan Di Rsba Budhi Asih Tahun 2019” Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Profesi Ners pada Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Menyetujui,

(Dr. Aprilita Rina Yanti Eff., M. Biomed. Apt) DEKAN FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

TIM PENGUJI Pembimbing : Ety Nurhayati, S. Kp., M. Kep., Ns., Sp. Kep. Mat

(

)

Penguji

: Ns. Widia Sari, M. Kep

(

)

Penguji

: Ns. Abdurrasyid, M. Kep., Sp. Kep. Kom

(

)

(

)

Ditetapkan di : Universitas Esa Unggul Ketua Program Studi : Antia, S. Kp., M. Kep Tanggal :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI Nama Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Status Alamat No Handphone Email

: Estheria : Pontianak, 24 Agustus 1998 : Perempuan : Katolik : Belum Menikah : Jalan Jeruk Nipis 1 No.29 Rt.07 Rw.07, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11510. 089666334863 : [email protected]

B. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Pendidikan Formal a. Tahun 2003 – 2009 b. Tahun 2009 – 2012 c. Tahun 2012 – 2015 d. Tahun 2015 – 2019 e. Tahun 2019 – Sekarang 2. Pendidikan Non Formal a. Tahun 2007-2009 b. Tahun 2007-2009 C. Pengalaman Organisasi 1. Tahun 2009-2011 2. Tahun 2010-2011 3. Tahun 2013-2014 4. Tahun 2014-2015 5. Tahun 2016-2017

: SDN Duri Kosambi 05 Petang : SMP Setiagama : SMK Kesehatan Banten : Universitas Esa Unggul : Universitas Esa Unggul : Kursus Bahasa Inggris : Kursus Komputer

: Anggota Paskibraka SMP Setiagama : Sekretaris 1 OSIS SMP Setiagama : Sekretaris bidang Kominfo SMK Kesehatan Banten : Anggota Pramuka SMK Kesehatan Banten : Staff seksi bidang Kominfo HMJ Keperawatan Universitas Esa Unggul

6. Tahun 2017-2018

: Kepala bidang Sosial Masyarakat BEM FIKes Universitas Esa Unggul

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kasih karuniaNya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tugas akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Intranatal Kala I Fase Aaktif Primigravida dengan Nyeri Persalinan di RSBA Budhi Asih Tahun 2019”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan pada Universitas Esa Unggul, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Jurusan Keperawatan Profesi, Universitas Esa Unggul. Dimana pada proses penyusunan dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada penelitian ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Ernawati S selaku ibunda tercinta dan Alm. Fung Fiang Fui selaku ayahanda serta seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, motivasi, saran serta doa. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, MBA, selaku rector Universitas Esa Unggul. Ibu Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M.Biomed, Apt, selaku dekan Fakultas IlmuIlmu kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta. Ibu Antia S.Kp., M.Kep selaku Kepala Jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta. Ibu Ns. Ety Nurhayati S.Kp., M.Kep., Sp. Kep. Mat selaku dosen pembimbing. Ibu Ns. Widia Sari, M.Kep selaku dosen penguji. Bapak Ns. Abdurrasyid, M.Kep., Sp.Kep. Kom selaku dosen penguji. Seluruh dosen-dosen Ilmu Keperawatan, Fakultas ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. Herawati Dian selaku adik yang selalu memberikan keceriaan. Ankos Vica Agatha L.A S.Kep, Desy Arisandi S.Kep, Elyana F Tjoa S.Kep dan Siti Maryana S.Kep. Selaku rekan seperjuangan. Paulus Ohio, selaku pendamping yang senantiasa memberikan motivasi, saran dan semangat terhadap saya selama proses pengerjaan tugas akhir ini. Teman – teman di komunitas Butterfly Gaming Community yang selalu menemani saya dalam penyelesaian tugas akhir ini. Ryan Dutha selaku teman yang selalu mendengarkan keluh kesah saya selama penyelesaian tugas akhir ini.

Walaupun demikian dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian yang akan penulis lakukan. Namun demikian adanya, semoga karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Jakarta, 04 Mei 2020

Penulis.

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademika Universitas Esa Unggul, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Program Studi Fakultas Jenis Karya Ilmiah

: Estheria 2019 03 05017 : Ilmu Keperawatan Profesi : Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Esa Unggul Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas karya ilmiah saya yang berjudul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Intranatal Kala I Fase Aaktif Primigravida dengan Nyeri Persalinan di RSBA Budhi Asih Tahun 2019. Beserta perangkat yang ada (apabila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Universitas Esa Unggul berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 04 Mei 2020

Yang menyatakan

(Estheria)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS KARYA ILMIAH, Mei 2020 Estheria 2019 03 05017 “Asuhan Keperawatan Pada Klien Intranatal Kala I Fase Aaktif Primigravida dengan Nyeri Persalinan di RSBA Budhi Asih Tahun 2019” 5 BAB + 51 Halaman + 17 Tabel + 2 Lampiran ABSTRAK Intranatal atau persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar rahim. Proses pengeluaran produk konsepsi dapat dilakukan melalui jalan lahir biasa atau pembedahan, momentum kelahiran janin dimulai sejak akhir kala I hingga kala IV. Nyeri persalinan pada dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, dikarenakan adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan penipisan, dilatasi pada serviks dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dimana puncak nyeri terjadi pada kala I fase aktif. Tujuan dari studi kasus ini adalah menganalisa asuhan keperawatan pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida dengan nyeri persalinan di RS bunda anak budhi asih tahun 2019. Dalam penulisan laporan akhir studi kasus ini perlu menggunakan metode deskriptif (dengan pendekatan proses keperawatan) dan metode kepustakaan (dengan telusur literatur). Karakteristik yang menjadi analisa terbanyak dalam rentang usia 17 – 25 tahun sebanyak (30%). Saat dilakukan pengkajian diagnose keperawatan yang didapatkan adalah nyeri persalinan, ansietas dan resiko deficit volume cairan. Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil evaluasi dari diagnosa nyeri persalinan ialah, tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan pada seluruh klien kelolaan. Kata kunci : Nyeri Persalinan, Kala I, Fase Aktif Kepustakaan : 36 (2015 - 2020)

ESA UNGGUL UNIVERSITY FACULTY OF HEALTH SCIENCE POST GRADUATE PROGRAM NURSE PROFESION FINAL SCIENTIFIC, Mei 2020 Estheria 2019 03 05017 " MATERNITY NURSING CARE INTRANATAL CLIENTS IN THE FIRST STAGE PRIMIGRAVID ACTIVE PHASE WITH LABOR PAIN IN RSBA BUDHI ASIH 2019" 5 Chapters + 51 pages + 17 tables + 2 Attachments ABSTRACT Intranatal or childbirth is the process of spending conception results that can live outside the uterus. The process of production of conception products can be done through ordinary birth roads or surgery, fetal momentum starts from the end of the time I until the IV. Labor pain is essentially a natural occurrence, due to the uterine contraction resulting in depletion, dilation in the cervix and pushing the fetus out through a birth path where the peak of pain occurs at the time I active phase. The purpose of this case study is to analyze nursing care in the client intranatal in the active phase of Primigravida with maternity pain in the HOSPITAL mother child of the year 2019. In writing the final report of the case study should use a descriptive method (with the approach of the nursing process) and the method of libraries (with search literature). The most analytical characteristics in the age range of 17 – 25 years (30%). When the assessment diagnose the treatment obtained is pain during labor, anxiety and risk of fluid volume deficit. After evaluation is obtained the evaluation result of a labor pain diagnosis is, the goal is partially achieved, the problem is not resolved and the intervention continues on all clients.

DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................i Halaman Pernyataan Keaslian...........................................................................ii Halaman Pengesahan.........................................................................................iii Riwayat Hidup Penulis......................................................................................iv Kata Pengantar....................................................................................................vi Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi.......................................................viii Abstrak...............................................................................................................ix Daftar Isi............................................................................................................xi Daftar tabel........................................................................................................xiii Daftar Lampiran.................................................................................................xv BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................3 1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................4 BAB II : Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Dasar Intranatal...........................................................................6 2.1.1 Pengertian intranatal.....................................................................6 2.1.2 Tahap Persalinan..........................................................................6 2.1.3 Tanda – tanda mualinya persalinan..............................................6 2.1.4 Istilah dalam persalinan................................................................7 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi persalinan........................................8 2.1.6 Pathway........................................................................................9 2.2 Konsep Nyeri Persalinan..........................................................................9 2.2.1 Nyeri Persalinan...........................................................................9 2.2.2 Fisiologis Nyeri Persalinan...........................................................10 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Skala Nyeri Persalinan...................10 2.2.4 Penatalaksanaa Medis...................................................................11 2.2.5 Pengukuran Skala Nyeri Persalinan.............................................12 2.3 Asuhan Keperawatan Intranatal...............................................................12 2.3.1 Pengkajian Intranatal....................................................................12 2.3.2 Prioritas Masalah..........................................................................14 2.3.3 Intervensi Keperawatan................................................................15

2.4 2.5

Konsep Manajemen Nyeri Persalinan......................................................18 2.4.2 Penatalaksanaan Manajemen Nyeri Persalinan............................18 Novelty / Pembaruan................................................................................19

BAB III : Hasil Studi Kasus 3.1 Gambaran klien........................................................................................22 3.2 Karakteristik klien....................................................................................24 3.3 Tanda Mulainya Persalinan......................................................................24 3.4 Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................25 3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan.........................................25 3.6 Alat Pengukur Skala Nyeri Persalinan.....................................................26 3.7 Pengkajian................................................................................................26 3.8 Analisa Data.............................................................................................28 3.9 Diagnosa Keperawatan.............................................................................29 3.10 Intervensi..................................................................................................29 3.11 Implementasi............................................................................................32 3.12 Evaluasi....................................................................................................37 BAB IV : Pembahasan 4.1 Karakteristik Klien...................................................................................40 4.2 Tanda Mulainya Persalinan......................................................................41 4.3 Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................41 4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan.........................................42 4.5 Alat Pengukur Skala Nyeri.......................................................................43 4.6 Pengkajian................................................................................................44 4.7 Diagnosa Prioritas....................................................................................44 4.8 Intervensi..................................................................................................45 4.9 Implementasi............................................................................................46 4.10 Evaluasi....................................................................................................47 4.11 Manajemen Nyeri Persalinan...................................................................48 BAB V : Penutup 5.1 Kesimpulan...............................................................................................49 5.2 Saran.........................................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................51

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)......................................................................................24 Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tanda Persalinan Yang Muncul Pada Klien Itrapartum Primigravida Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)................24 Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan Diagnostik Pada Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)...................................................................25 Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan Pada Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)..............................25 Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alat Pengukur Skala Nyeri Pada Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)...................................................................26 Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengkajian Klien Intrapartum Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)..............................................................................26 Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Analisa Data Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)......................................................................................28 Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosa Prioritas Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)..............................................................................29

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 1 Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5).........................................29 Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 2 Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5).........................................30 Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 3 Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5).........................................31 Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1 Klien Itrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5).........................................32 Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1 Klien Itrapartum Primigravida Kala 2 Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5).........................................35 Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1 Klien Itrapartum Primigravida Kala 3 Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5).........................................36 Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Diagnosa 1 Klien Itrapartum Primigravida Kala 3 Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)..............................................................................37 Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Diagnosa 2 Klien Itrapartum Primigravida Kala 3 Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)..............................................................................38 Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Diagnosa 3 Klien Itrapartum Primigravida Kala 3 Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 ( n = 5)..............................................................................38

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1

: Partograph

Lampiran 2

: Alat Pengukur Skala Nyeri

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan umum, tujuan khusus dan manfaat. 1.1 Latar Belakang Intranatal atau persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar rahim. Proses pengeluaran produk konsepsi dapat dilakukan melalui jalan lahir biasa atau pembedahan, momentum kelahiran janin dimulai sejak akhir kala I hingga kala IV. Menurut Andreinie (2016) Proses persalinan bagi kebanyakan wanita identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani, banyak wanita berfikir bahwa nyeri yang dialami adalah bagian yang sangat menakutkan namun harus dihadapi dalam persalinan (D. Kurniawati, 2017). Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan nyeri tersebut (Mayasari, 2016). Rasa nyeri pada persalinan merupakan hasil manifestasi dari adanya kontraksi uterus, kontraksi inilah yang menyebabkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha atau biasa disebut nyeri viseral (Idawati, 2015). Menurut pendapat Andreinie (2016) intensitas nyeri akan tergantung pada sensasi keparahan nyeri itu sendiri, intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara mengobservasi secara visual, menanyakan intensitas nyeri atau merujuk pada skala nyeri. Nyeri persalinan dapat menyebabkan aktivitas uterus tidak terkontrol dan menyebabkan persalinan lama yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin serta menyebabkan meningkatnya tekanan darah sistolik sehingga meningkatkan resiko terhadap adanya syok kardiogenik (D. Kurniawati, 2017). Menurut Setyowati (2015) nyeri persalinan menyebabkan berkurangnya motilitas usus serta serviks urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan kontraksi uterus sehingga terjadi kontraksi yang tidak terkontrol yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu saat proses persalinan, selain itu kontraksi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan persalinan lama yang menyebabkan terjadinya peningkatan intensitas nyeri pada ibu dan dapat menyebabkan fetal distress yang dapat menyebabkan ibu kehabisan tenaga dan terjadi dehidrasi saat proses persalinan.

1

Intensitas nyeri persalinan pada primipara seringkali lebih berat daripada nyeri persalinan pada multipara karena pada primipara proses penipisan serviks terjadi lebih dulu daripada dilatasi serviks (Idawati, 2015). Proses ini menyebabkan intensitas kontraksi yang dirasakan primipara lebih berat dari multipara, terutama pada kala I persalinan fase aktif dimana pada fase ini kontraksi uterus menjadi lebih lentur, lebih lama dan lebih kuat sehingga sensasi nyeri yang dirasakan akan lebih berat (D. Kurniawati, 2017) Pada penelitian Allen et al (2017) terhadap 2.700 ibu melahirkan di 121 pusat obsetri dari 36 negara didapatkan fakta bahwa hanya 15% persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri sedang, 30% persalinan disertai nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri yang sangat hebat. Menurut World Health Organization (2017) pada tahun 2017 di Negara maju angka kematian saat persalinan sangat rendah dibandingkan dengan Negara berkembang, di Newzealand hanya sebanyak 9 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sementara di Indonesia 177 kasus kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, berdasarkan data Statistik Kependudukan (2019) pada tahun 2017 jumlah penduduk Indonesia mencapai 260.000.000 jiwa, yang berarti terdapat sebanyak 16.689 kasus kematian ibu saat persalinan di Indonesia pada tahun 2017. Dimana sebanyak 5% (835) kematian ibu dapat terjadi akibat partus lama yang disebabkan oleh rangsangan hormon katekolamin dan steroid akibat nyeri yang dirasakan. Pada penelitian Astuti & Dewi (2017) didapatkan bahwa sebanyak 90% persalinan di Indonesia disertai degan rasa nyeri. Meskipun pada masyarakat telah maju sekitar 7-14% bersalin tanpa perasaan nyeri yang serius. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan meliputi faktor psikis dan fisiologis. Faktor fisiologis yang dimaksud merupakan kontraksi, dimana saat kontraksi kepala janin akan menekan mulut rahim dan membukanya, usia, lamanya kontraksi rahim, paritas, untuk faktor psikologis yaitu rasa cemas, dukungan keluarga (Andreinie, 2016). Menurut pendapat Dinda et al, (2018) Setiap ibu akan memiliki intensitas nyeri yang berbeda pada saat persalinan, hal ini dikarenakan ambang batas nyeri setiap individu berbeda, respons tersebut merupakan suatu mekanisme proteksi dan rasa nyeri yang dirasakan. Pengendalian nyeri pada persalinan merupakan salah satu tujuan perawatan bersalin untuk mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan resiko efek samping yang seminimal mungkin, saat ini banyak metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi neri pada persalinan, baik dengan metode farmakologis (penggunaan obat – obatan) maupun nonfarmakologis (tindakan mandiri keperawatan)

(Setyowati, 2015). Jika memungkinkan pilihan terapi nonfarmakologis untuk penatalaksanaan nyeri pada persalinan harus dipertimbangkan sebelum menggunakan obat analgesik, walaupun tindakan farmakologis efektif dalam mengurangi nyeri persalinan tetapi selain mahal penggunaan farmakologis juga memiliki efek samping seperti menimbulkan alergi, metode nonfarmakologi dianggap resiko yang sangat rendah, mudah digunakan, ekonomis dan memiliki efektifitas yang tinggi, (Septianingrum et al., 2016). Suriyati (2019) menyatakan bahwa tindakan non farmakologis dalam manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat dikembangkan dan merupakan metode alternatif dapat digunakan pada ibu untuk mengurangi nyeri persalinan, dimana metode non farmakologis dapat memberikan efek relaksasi kepada pasien dan meringankan ketegangan otot dan emosi serta mengurangi nyeri persalinan, metode non farmakologis juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kecemasannya. Relaksasi, teknik pernafasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage, terapi panas/dingin dan musik merupakan beberapa teknik nonfarmakologis yang dapat digunakan (Septianingrum et al., 2016). Selain itu upaya tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk penanganan nyeri secara promotiv dan preventif pada persalinan ialah membangun hubungan terapeutik antara perawat dan klien, melakukan bimbingan antisipasi nyeri persalinan selama kehamilan, sementara pada fase curative dan rehabilitative perawat dapat melakukan terapi rileksasi, imajinasi terbimbing, distraksi, akupuntur, biofeedback, dan penggunaan kolaborasi untuk pemberian analgesic dan obat – obatan adjuvant untuk pengontrolan nyeri klien (Setyowati, 2015). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian data diatas maka penulis akan melakukan Asuhan Keperawatan pada Klien Intranatal Kala I Fase Aktif primigravida dengan Nyeri Persalinan di RS Bunda Anak Budhi Asih Tahun 2019. 1.3 Tujuan Penulisan 1.1 Tujuan Penelitian 1.1.1 Tujuan Umum Menganalisa asuhan keperawatan pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida di RS Budhi Asih tahun 2019.

1.1.2 Tujuan Khusus 1.1.2.1 Teridentifikasi karakteristik pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.2 Teridentifikasi tanda mulainya persalinan pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.3 Teridentifikasi faktor yang mempengaruhi nyeri pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.4 Teridentifikasi pengkajian fokus pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida dengan nyeri di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.5 Teridentifikasi diagnosa keperawatan pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida dengan nyeri di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.6 Teridentifikasi intervensi keperawatan pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida dengan nyeri di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.7 Teridentifikasi implementasi pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida dengan nyeri di RSBA Budhi Asih. 1.1.2.8 Teridentifikasi evaluasi pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida dengan nyeri di RSBA Budhi Asih. 1.2 Manfaat Penulisan 1.4.1 Manfaat Teoritis Peneliti berharap studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kemampu dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti dapatkan di instansi perguruan tinggi mengenai asuhan keperawatan khususnya pada klien intranatal dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif khsusnya pada primigravida. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Instansi Rumah Sakit Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak instansi RSBA Budhi Asih sebagai bahan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan klien intranatal dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif khsusnya pada primigravida. 1.4.2.2 Bagi Pembaca Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi acuan dan tambahan ilmu pengetahuan yang berguna bagi pembaca. 1.4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah kepustakaan yang ada dan diharapkan dapat memberikan masukan guna mendukung studi kasus bagi peneliti selanjutnya dalam jangka

5 tahun kedepan mengenai asuhan keperawatan pada klien intranatal dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif khsusnya pada primigravida.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan tentang konsep intranatal, konsep nyeri persalinan, asuhan keperawatan intranatal dan manajemen nyeri persalinan. 2.1 Konsep Dasar Intranatal 2.1.1 Pengertian Intranatal Intranatal atau proses persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang lahir lebih dari 20 minggu, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain yang berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Wahyuningsih, 2019). Menurut Deswani (2017) persalinan berlangsung secara alamiah. Pada umumnya persalinan akan menimbulkan rasa nyeri yang dianggap normal secara fisiologis. Pada proses persalinan pemantauan khusus diperlukan karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga dapat mengurangi resiko kematian pada ibu dan janin di saat persalinan (Karyati & Hidayah, 2015). 2.1.2 Tahap Persalinan Tahap persalinan menurut Wahyuningsih (2019) dibagi menjadi IV kala, yang dimulai dari kala I dimana serviks akan mengalami pembukaan 10 cm dalam 12 jam, fase ini dibagi menjadi fase laten yang berlangsung selama 8 jam, dan fase aktif yang berlangsung selama 5 jam, pada fase aktif kontraksi akan lebih kuat dan sering terjadi, kala I merupakan kala yang akan menjadi penentu apakah seorang ibu dapat melanjutkan persalinan secara normal atau beralih dengan cara lain. Dilanjutkan dengan kala II yang dimuali dari pembukaan lengkap hingga persalinan bayi, proses ini biasanya berlangsung selama 2 jam pada ibu primigravida. Dilanjutukan dengan kala III yang dimulai segera setelah kelahiran bayi hingga plasenta lahir lengkap yang berlangsung selama 30 menit. Diakhiri dengan kala IV yang dimulai saat setelah plasenta lahir hingga 2 jam pertama persalinan, yang dilakukan untuk mengobservasi tinggi fundus uteri dan resiko perdarahan. 2.1.3 Tanda – tanda mulainya persalinan Menurt Metti (2016) sebelum terjadi persalinan akan muncul beberapa tanda – tanda persalinan seperti : 2.1.3.1 Lightening atau dropping yang merupakan tahap kepala janin mulai turun memasuki pintu atas panggul.

2.1.3.2 Abdomen terlihat melebar, tinggi pada fundus uteri mulai berkurang. 2.1.3.3 Kontraksi uterus yang terjadi pada akhir kala I dan awal kala II, yang terjadi sebanyak 2 sampai 4 kali dalam 10 menit dengan durasi 60 sampai 90 detik. 2.1.3.4 Perasaan ingin terus buang air kecil ataupun sebaliknya, hal ini dikarenakan kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah pada janin. 2.1.3.5 Perasaan nyeri pada bagian abdomen dan pinggang dikarenakan adanya kontraksi lemah uterus, yang biasa disebut dengan false labor pain. 2.1.3.6 Serviks mulai mendatar dan keluar cairan per vgina yang bercampur darah atau bloody show. 2.1.4 Pemeriksaan Penunjang 2.1.4.1 Pemeriksaan ultrasonografi Ditujukan untuk memastikan adanya perkembangan janin dan mendeteksi dini adanya kelainan pada janin, seperti kepala janin yang lebih besar dari pada panggul ibu, meskipun tidak sepenuhnya akurat, namun pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan dapat membrikan informasi yang baik, tanpa rasa sakit dan aman dilakukan (Rodiani, 2019). 2.1.4.2 Pemeriksaan laboratorium Menurut Dharmayanti, et al (2019), pemeriksaan laboratorium yang diperlukan selama masa persalinan ialah : 1. Darah Lengkap untuk mengetahui kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, eritrosit, dan sel darah lainnya, dan mendeteksi apakah terjadi infeksi atau masalah kesehatan lainnya selama kehamilan yang dapat menyebabkan kegawatan janin 2. Pemeriksaan urin, dikarenakan ibu hamil rentan mengalami infeksi saluran kemih, jika hal ini berlangsung hingga proses persalinan maka akan menambah sensasi nyeri yang dialami. 2.1.4 Istilah dalam persalinan Menrut (Deswani, 2017) terdapat istilah – istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan : 2.1.4.1 Primipara atau primigravida merupakan istilah bagi seorang wanita yang telah melahirkan anak hidup sebanyak 1 kali. 2.1.4.2 Multipara merupakan istilah bagi wanita yang telah melahirkan anak hidup lebih dari 1 kali namun kurang dari 5 kali. 2.1.4.3 Grande multipara merupakan istilah bagi wanita yang telah melahirkan anak hidup lebih dari 5 kali.

2.1.4.4 Nulipara merupakan istilah bagi wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup. 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi persalinan Terdapat 5 faktor penting yang sangat mempengaruhi persalinan, dimana jika terdapat malfungsi dari salah satu faktor dapat mengakibatkan komplikasi pada janin (Allen et al., 2017) 2.1.5.1 Passage way merupakan jalan lahir dalam persalinan yang berkaitan dengan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan, segmen atas memiliki peran aktif karena berkontraksi dan semangkin bertambah tebal seiring dengan majunya persalinan, sebaliknya segmen bawah rahim memegang peran pasif dan semangkin tipis akibat peregangan yang ditimbulkan oleh majunya persalinan, jalan lahir terdiri dari pelvis dan jaringan lunak serviks, dasar panggul, dan vagina introitus. 2.1.5.2 Passanger meliputi janin, letak janin dan bagian terendah dari janin, sikap janin menunjukkan hubungan bagian - bagian janin dengan sumbu tubuh janin, misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan letak longitudinal (preskep dan presbo), letak lintang, serta letak oblik. 2.1.5.3 Power merupakan tenaga yang mendorong keluar janin, ada dua power yang bekerja dalam proses persalinan yaitu tenaga mengejan ibu dan his yang merupakan kontraksi uterus karena otot–otot polos bekerja dengan baik dan sempurna, pada saat kontraksi, otot–otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks. 2.1.5.4 Position, posisi yang nyaman selama persalinan selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan berjalan lebih cepat selama tidak ada kontra indikasi dari keadaan pasien, mengubah posisi saat persalinan dapat membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman dan melancarkan sirkulasi darah. 2.1.5.5 Psychology merupakan tingkat kecemasan perempuan selama proses persalinan, dimana dukungan psikologi dari orang - orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung.

2.1.6 Pathway

Kehamilan diatas 20 minggu Penurunan kadar esterogen dan progresteron Krisis situasional Ansietas

Pecahnya pembuluh darah kapiler kanalis servikalis Bloody show

kontraksi pada uterus Tekanan hidrostatis air Ketuban & tekanan intra uterin

Ketuban pecah dini

Serviks mendatar dan terbuka

Resiko infeksi maternal

Kontraksi kuat dan cepat Kepala janin masuk pintu atas panggul pembukaan lengkap

Kurangnya aliran drah korpus uteri Syaraf nyeri divisi aferen serviks & uterus masuk ke medulla spinalis Nyeri akut

Sumber Deswani (2017), Swearingen (2016) 2.2 Konsep nyeri persalinan 2.2.1 Nyeri Persalinan Nyeri pada persalinan merupakan suatu proses fisiologis dan intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda, bahkan pada ibu yang sama skala nyeri yang dirasakan pada setiap persalinan atau kala persalinan tida serupa. (Maryuni, 2020), nyeri persalinan merupakan manifestasi dari adanya kontraksi otot Rahim. Kontraksi ini menyebabkan pembukaan pada rahim dan menimbulkan rasa nyeri (Kristina et al, 2016). Nyeri persalinan disebabkan karena adanya regangan segmen bawah Rahim (Sunarsih et al, 2016). Menurut Kristina et al, (2016) Intensitas nyeri akan sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri akan bertambah ketika rahim dalam keadaan

dilatasi penuh akibat tekanan kepala bayi terhadap struktur panggul, dan diikuti dengan regangan dan robekan jalan lahir. 2.2.2

Fisiologis nyeri persalinan Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot – otot uterus, peregangan serviks pada waktu membuk dan penurunan aliran darah sehinga oksigen lokal mengalami defisit akibat kontraksi miometrium menyebabkan nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen dan menjalar ke daerah lumbar punggung dan kaki Swearingen (2016). Pada umumnya nyeri hanya dirasakan saat kontraksi dan hilang saat rileksasi, nyeri persalinan dapat menyebabkan respon psikis dan refleks fisik. Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti pada sistem syaraf simpatis yang dapat mengakibatkan terjainya perubahan tekanan darah, nadi, respirasi dan warna kulit, ekspresi dan sikap yang menunjukkan kecemasan dan ketegangan otot (Sunarsih et al, 2016).

2.2.3

Faktor yang mempengaruhi skala nyeri persalinan Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi sejumlah faktor (Mayasari, 2016): 2.2.2.1 Usia Ibu dengan usia muda dibawah 20 tahun cenderung merasakan nyeri lebih hebat dibandingkan karena kontraksi uterus yang lebih sering dibandingkan dengan ibu yang lebih tua, sementara ibu yang terlalu tua diatas 35 tahun cenderung menjalani kehamilan berresiko. 2.2.2.2 Pendidikan Ibu yang berpartisipasi dalam pendidikan kelahiran bayi lebih memahami apa yang terjadi dalam proses persalinan dan sedikit mengalami kecemasan. Ibu yng mengikuti kelas prenatal dan melahirkan secara alamiah menunjukkan perilaku yang tenang dalam merasakan nyeri saat persalinan. 2.2.2.3 Status Pernikahan Kehamilan yang terjadi sebelum pernikahan akan menimbulkan perasaan bersalah atau 10ampe karena janin yang ada dalam kandungannya belum dikehendaki akibatnya kehamilan itu sulit diterima bahkan menjadi beban mental, berbeda dengan kehamilan yang terjadi setelah pernikahan dan direncanakan ini merupakan satu faktor pengikat yang mempererat hubungan antara suami dan istri (D. Kurniawati, 2017).

2.2.2.4 Lamanya kemajuan persalinan Persalinan yang berlangsung lama dapat menimbulkan komplikasikomplikasi salah satu komplikasi tersebut adalah nyeri saat persalinan, jika tidak di tangani maka akan berdampak buruk terhadap ibu maupun terhadap janin. 2.2.2.5 Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang menghasilkan bayi hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Untuk wanita primigravida persalinan merupakan pengalaman perama kali, biasanya wanita primigravida mengalami persalinan yang lebih panjang dibandingkan multipara, hal ini menyebabkan peningkatan nyeri pada proses persalinan (Karyati & Hidayah, 2015). 2.2.2.6 Dukungan suami dan keluarga Dengan adanya dukungan suami dan keluarga selama proses persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan dukungan keluarga pada persalinan dan mengalihkan rasa nyeri, ibu yang memperoleh dukungan psikososial selama persalinan cendrung mimiliki skala nyeri yang lebih rendah. 2.2.2.7 Kecemasan Merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan tidak menyenangkan atau mengancam diri, objek kecemasan tersebut bersifat tidak jelas dan juga menimbulkan rasa takut, khawatir, waswas dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kecemasan dalam menghadapi persalinan merupakan hal yang wajar mengingat bahwa persalinan merupakan suatu pengalaman istimewa bagi perempuan. 2.2.2.8 Mekanisme koping Mekanisme koping merupakan cara setiap individu untuk mengatasi stres, jika mekanisme koping dapat dikendalikan dengan baik oleh ibu saat bersalin maka akan dapat membantu dalam pengendalian rasa nyeri saat persalinan. 2.2.4

Penatalaksanaan medis Nyeri merupakan masalah yang kompleks, sangat penting untuk mengetahui sumber, letak, faktor yang mempengaruhi, penanganan nyeri dapat dilakukan dengan cara (Mayasari, 2016) : 2.2.4.1 Pemberian analgesia narkotik Analgesia narkotik (Mereperidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin Sulfate Fentanyln) Efektif untuk menurunkan nyeri berat, nyeri persisten, dan nyeri rekurent. Meperidine merupakan obat narkotik

yang sering digunakan, analgesi narkotik bermanfaat jika persalinan berlangsung sangat cepat dari yang diperkirakan. 2.2.4.2 Pemberian analgesia regional Analgesia regional (Epidural, spinal dan kombinasinya) Analgesia regional merupakan pilihan yang dapat digunakan untuk wanita yang memiliki masalah pernafasan berat, atau menderita penyakit hati, ginjal atau penyakit metabolik. Keuntungannya adalah pemberiannya dan tidak terjadi hipoksia janin bila tekanan darah dipertahankan dalam keadaan normal 2.2.4.3 Pemberian ILA (intra thecal labor analgesia) Tujuan utama tindakan ILA (Intra Thecal Labor Analgesia) ialah untuk menghilangkan nyeri persalinan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya hilang tapi mengedannya bisa, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat anesthesia. 2.2.5

Pengukuran skala nyeri persalinan Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan saat memasuki persalinan, terutama pada kala I fase aktif, pengukuran intensitas nyeri persalinan juga sangat subjektif dan individual, skala nyeri persalinan yang dianggap efektif dapat dilakukan secara numerik dan visual, yang di sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien (Mayasari, 2016). 2.2.4.1 Pengkruan nyeri secara numerik Skala numerik merupakan alat pengukur skala nyeri yang terdiri dari skala horizontal dibagi menjadi 10 segmen dengan skala 0 sampai 10 yang mendeskripsikan skala nyeri yang dirasakan oleh kllien dengan kategori tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, berat terkontrol dan berat tidak terkontrol. 2.2.4.2 Pengukuran nyeri secara visual Pengukuran skala nyeri secara visual biasanya digunakan untuk menilai nyeri pada anak, namun dapat juga digunakan untuk menilai skala nyeri pada klien yang mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan intensitas nyerinya, skala ini terdiri dari 6 wajah dengan profil kartun yang mendeskripsikan tidak merasa nyeri, sedikit nyeri, sedikit lebih nyeri, lebih nyeri, sangat nyeri, nyeri hebat.

2.3 Asuhan keperawatan Intranatal 2.3.1 Pengkajian Intranatal Pengkajian fokus pada intranatal menurut (Deswani, 2017)

2.3.1.1 Demografi Meliputi nama, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, status perkawinan, suku, alamat. 2.3.1.2 Data umum kesehatatan Meliputi data tentang konsumsi obat selama kehamilan, alergi, berat badan sebelum kehamilan, pemeriksaan kehamilan rutin penggunaan dan antropometri. 2.3.1.3 Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Lemah, aktivitas perlu bantuan, mengekspresikan nyeri, tingkat kesadaran klien, composmentis sampai dengan koma. 2. Kepala dan leher Kebersihan, warna sclera, warna konjungtiva, refleks pupil terhadap cahaya, epitaksis, serumen telinga, karies, mukosa mulut pucat, bibir kering, terjadi pembengkakan pada kelenjar tyroid, nyeri saat menelan, distensi pada vena jugularis. 3. Dada Adanya penggunaan otot bantu nafas, dispneu, ekspansi dada tidak simetris, terdapat suara tambahan paru, suara tambahan jantung. 4. Abdomen Pemeriksaan leopold, terjadi peningkatan skala nyeri 5. Genetalia Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) untuk mengetahui seberapa jauh pembukaan pada kala I persalinan, sekresi vagina, dan bau. 2.3.1.4 Pemantauan kemajuan persalinan 1. Frekuensi nadi Frekuensi nadi merupakan indikator yang baik dari kondisi fisik umum ibu, nilai nadi normal adalah 60 – 90 kali per menit. Apabila frekuensi nadi meingkat lebih dari 100 kali denyutan per menit, maka hal tersebut dapat mengindikasikan adanya peningkatan nyeri. Frekuensi nadi pada kala 1 fase aktif akan dilakukan pengulangan pengukuran nadi setiap 30 menit. 2. Suhu tubuh Suhu tubuh normal adalah 36,50 – 37,50 C, pemantauan suhu tubuh pada kala I akan dilakukan selama 4 jam sekali. 3. Tekanan darah Tekanan darah merupakan pemeriksaan yang sangat penting selama proses persalinan, tekanan darah normal pada ibu hamil

4.

5.

6.

7.

adalah 90 – 120 mmHg sistol dan 60-90 mmHg pada diastol, pada kala I pemantauan tekanan darah dilakukan setiap 2 jam sekali. Keseimbangan cairan Keseimbangan cairan dipanatu untuk memastikan metabolisme dalam tubuh ibu selama persalinan berjalan dengan baik, keseimbangan cairan melputi semua cairan yang masuk ke dalam tubuh dan cairan yang dikeluarkan, baik keringat maupun urin, semua urin yang keluar harus dicatat dengan baik untuk memastikan kandung kemih sudah kosong. Pemeriksaan abdomen Pemeriksaan abdomen lengkap dilakukan pertama kali saat ibu datang, Pemeriksaan abdomen dilakukan berulang kali pada interval tertentu selama kala 1 persalinan untuk mengkaji his dan penurunan kepala. Pemeriksaan jalan lahir Pemeriksaan jalan lahir (vaginal toucher) bertujuan untuk mengetahui kemajuan persalinan yang meliputi effacement dan dilatasi serviks, serta penurunan fleksi dan rotasi kepala janin. Pemantauan kesejahteraan janin Frekuensi denyut jantung janin dapat dikaji secara intermiten dengan stetoskop Pinard atau alat Dopler atau dengan menggunakan electronic fetal monitoring (EFM) secara kontinu, setiap 30 menit, batasan normal denyut jantung bayi adalah 110160 kali per menit.

2.3.2 Prioritas Masalah Pada Kehamilan Kala I Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kala I persalinan ialah sebagai berikut : 2.3.2.1 Nyeri persalinan. 2.3.2.2 Ansietas. 2.3.2.3 Resiko deficit volume cairan. 2.3.2.4 Gangguan pola tidur. 2.3.2.5 Resiko infeksi maternal.

2.2.3 Intervensi Keperawatan No 1

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Keperawatan Nyeri Persalinan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan skala nyeri persalinan dapat berkurang dengan kriteria hasil : Status maternal : Intrapartum 1. Frekuensi kontraksi uterus ( 2 - 4 kali dalam 10 menit). 2. Tekanan darah (90 – 120 mmHg systole, dan 60 – 100 mmHg diastole). 3. Suhu tubuh (36,5oC – 37,5oC). 4. Nyeri akut (dengan skala 1-10) . 5. Mual.

Kode NIC 1410

6040 Dapat dipertahankan atau ditingkatkan ke deviasi berat, cukup besar, sedang, ringan dan tidak ada dari kisaran normal.

15

Intervensi Keperawatan Manajemen nyeri : akut 1. Monitoring adanya perubahan pada tanda-tanda vital klien. 2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, onset, frekuensi dan kualitas, intensitas serta faktor yang meredakan nyeri. 3. Monitor nyeri menggunakan alat pengukur yang valid dan reliable sesuai dengan kemampuan dan kondisi klien. Terapi rileksasi 1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia misalnya (music, nafas dalam, pijatan) 2. Anjurkan klien untuk memposisikan diri senyaman mungkin. 3. Berikan informasi kepala klien bahwa respon nyeri merupakan indikasi

positif pada persalinan dalam mengakhiri kala I. 2

Ansietas

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil : Kontrol kecemasan diri 1. Tidak dapat beristirahat. 2. Nyeri ( dengan skala 1 – 10). 3. Rasa cemas yang disampaikan secara lisan. 4. Wajah tegang.

5820

Pengurangan kecemasan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 2. Damping klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan kecemasan. 3. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan. 4. Ciptakan rasa nyaman untuk meningkatkn kepercayaan.

Dapat dipertahankan atau ditingkatkan ke skala berat, cukup berat, sedang, ringan, dan tidak ada.

6482

Manajemen lingkungan 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung. 2. Reposisi klien untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman. 3. Sesuaikan suhu ruangan dengan kondisi klien.

3

Resiko devisit volume cairan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan defisit volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil : Hidrasi 1. Turgor kulit. 2. Membran mukosa. 3. Rasa haus. 4. Ketegangan otot. Dapat dipertahankan atau ditingkatkan ke skala sangat terganggu, banyak terganggu, cukup terganggu, sedikit terganggu dan tidak terganggu, berat, cukup berat, sedang, ringan, dan tidak ada.

4120

Manajemen cairan 1. Monitor status hidasi (membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah orostatik). 2. Motivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan per oral. 3. Anjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan dalam meningkatkan asupan cairan per oral. 4. Lakukan pemasangan terapi intravena jika diperlukan.

2.4 Konsep Manajemen Nyeri Persalinan 2.4.1 Penatalaksanaan manajemen nyeri persalinan. Manajemen nyeri persalinan merupakan upaya dalam meringankan skala nyeri, salah satu cara yang dapat digunakan adalah terapi nonfarmakologis komplementer yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup, ilmu komplementer sendiri didapatkan melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan (PMK 15 Tahun 2018). Menurut Mayasari (2016) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam manajemen nyeri secara nonfarmakologi yaitu : 1. Pemijatan Usapan dan penekanan pada daerah tertentu dapat menimbulkan perasaan nyaman dan mengakibatkan dilatasi pada pembuluh darah 18ampe. Sensasi pijatan juga dapat meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis. Dimana stimulus ini direspon oleh serabut A beta yang lebih besar yang menyebabkan stimulus pada pemijatan mampu mencapai otak lebih dahulu dari pada perasaan nyeri, sehingga persepsi nyeri tidak timbul. 2. Terapi musik Musik memberikan efek positif terhadap pengurangan rasa sakit. Begitu juga stimulasi gelombang otak. Sebenarnya dalam kondisi tertentu, otak akan memproduksi zat anestesi alami yang disebut dengan Endorpine biasanya diproduksi secara alami oleh tubuh saat otak. Stimulasi gelombang otak pada CD Pain Relief ditujukan untuk membawa otak Anda ke kondisi deep delta sehingga tubuh memproduksi lebih banyak endorfin untuk menghilangkan/mengurangi rasa sakit. 3. Kompres dingin Kompres dingin merupakan suatu metode dalam penggunaan suhu rendah yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Kompres dingin dapat digunakan pada pengobatan nyeri 18ampe, dapat memberikan efek anastesi lokal yang memberikan sensasi kebas pada bagian tubuh yang terkena suhu dingin sehingga dapat mengurangi atau menurunkan kecepatan hantaran dari reseptor nyeri. 4. Lahitan pernafasan Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. 18

2.5 2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4

Discharge Planing Inisiasi menyusui dini. Perawatan payudara atau breast care. Perawatan bayi. Perawatan vagina untuk menghindari resiko infeksi pasca luka persalinan.

2.6 Novelty/Pembaruan 1.5.1 Penelitian Chauhan, et al (2016) Kehamilan merupakan perjalanan sensasional bagi seorang ibu. Nyeri dalam persalinan merupakan pengalaman yang 19amper dirasakan bagi wanita. Pijat punggung dengan minyak zaitun dapat menstimulasi tubuh untuk melepaskan hormone endorphin yang memiliki sifat penghilang rasa nyeri secara alami. Dalam penelitian ini Didapatkan hasil nilai t tabel (12,09) lebih dari nilai T value, tingkat signifikansi 0,05, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh pemijatan dengan minyak zaitun terhadap penurunan skala nyeri. 1.5.2 Penelitian Nattah & Abbas (2016) Latihan pernafasan merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menurunkan skala nyeri secara alami saat melahirkan. Pada tahap pertama persalinan, teknik pernafasan dapat meningkatkan relaksasi fisik dengan mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan relaksasi emosional sehingga terjadi penurunan skala nyeri. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa para ibu dalam kelompok intervensi memiliki skala nyeri yang lebih rendah dari pada kelompok kontrol dengan P=0,001. 1.5.3 Penelitian Hanjani, et al (2014) Pijat refleksi adalah tehnik yang digunakan secara lua sebagai salah satu dari terapi nonfarmakologis nyeri, terapi ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan efek rileksasi kaki terhadap kecemasan dan skala nyeri wanita primigravida, penelitian ini merupakan penelitian secara deskriptif yang menggunakan t-test dan chi-square sebagai metode analisa data. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa terjadi penurunan nyeri sebanyak 92.5% pada grup intervensi dan 70% pada kelompok kontrol, dimana ada pengaruh pada penurunan nyeri yang signifikan pada kelompok kontrol dengan P<0,001 1.5.1 Penelitian Septianingrum et al (2016) Nyeri persalinan dan rasa cemas berkaitan satu sama lain, dimana hal ini dapat meningkatkan kadar kortisol yang mengakibatkan penurunan kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan persalinan lama. Penelitian ini menggunakan

metode observasi dengan VAS dan VAAPS, juga pengambilan sampel darah vena untuk uji laboratorium serum kortisol, data dianalisa dengan menggunakan paired t-test dan independent t-test. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar kortisol ibu pada kelompok intervensi rata – rata kortisol ± SD = 463.9500 ±66.90669, dan pada kelompok kontrol rata-rata ± SD = ± 502.3750 77.16087, perbedaan ratarata ini menunjukkan kelompok intervensi memiliki intensitas nyeri yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. 1.5.2 Penelitian Kian, et al (2018) Nyeri persalinan merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar wanita dan dapat mempengaruhi kepuasan persalinan, penelitian ini dilakukan untuk melihat efek dari aplikasi kompres es terhadap penurunan intensitas nyeri fase akhir persalinan, penelitian ini menggunakan random sampling dengan kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dimana kompres es dilakukan selama 10 menit pada area sakralis dan intervensi ini diulangi setiap 30 menit hingga awal persalinan tahap ke-2, skala nyeri di observasi setiap satu jam setelah onset. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa intensitas nyeri pada kelompok intervensi didapatkan P = 0,03 dan pada kelompok kontrol P = >0,05 dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervesni dan kelompok kontrol.

BAB III GAMBARAN KASUS KELOLAAN

3.1 Gambaran Klien 3.1.1 Ny. F (36 tahun) datang ke ruang bersalin RSBA Budhi Asih pada tanggal 19 Desember 2019 pukul 10:00 WIB usia gestasi 38 minggu 3 hari, status pernikahan menikah yang ke-2 diantar oleh suami dengan keluhan utama nyeri pada bagian panggul menjalar ke bawah, nyeri dirasakan seperti perutnya diremas dengan kuat, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri saat dikaji dirasakan pada skala 9, nyeri sudah dirasakan sejak 7 jam, dan terdapat flek lender dan darah, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital : Td : 128/90 mmHg, N : 102 x/menit, S : 36,8oC, RR : 24 x/menit, selama di ruang observasi persalinan klien sudah 4 x buang air kecil dengan urin kira - kira sebanyak 120 cc, tampak pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan pemeriksaan leopold didapatkan : TFU 33 cm, presentasi punggung kanan, bagian terbawah kepala, his 3 kali Dalam 10 menit dengan durasi 40 - 45 detik, auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan perut klien dengan frekuensi 138 x/menit, pemeriksaan dalam pembukaan 6 cm, ketuban utuh, presentase ubun – ubun, penurunan 2/5, pelepasan lender dan darah, hasil pemeriksaan laboratorium (10 Desember 2020) Hb 12 gr/dL, Leukosit 9,1 rb protein urin negativ, leukosit 7 gr/dL, Hematokrit 46 %. 3.1.2 Ny. S (18 tahun) datang ke ruang bersalin RSBA Budhi Asih pada tanggal 17 Desember 2019 pukul 10:32 WIB, usia gestasi 39 minggu 3 hari, status pernikahan sudah menikah 1 x, datang diantar oleh ibu dan suami dengan keluhan utama sering mules, nyeri pada bagian perut, nyeri seperti ingin buang air, nyeri menjalar hingga punggung dan paha, nyeri dirasakan pada skala 8, nyeri saat terjadi kontraksi, nyeri sudah dirasakan sejak 5 jam, dan sudah terdapat pengeluaran flek lender disertai darah, hasil pemeriksaa tanda – tanda vital : Td : 129/90 mmHg, N : 118 x/menit, S : 36,4 oC, RR : 23 x/menit, selama diruang bersalin klien sudah 2 x buang air kecil dengan urin kira – kira sebanyak 60 cc, tampak pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan leopold didapatkan : TFU 36 cm, presentasi punggung kiri, bagian terbawah janin kepala, his 3x dalam 10 menit dengan durasi 30 - 35 detik, auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri perut klien dengan frekuensi 145 x/menit, pemeriksaan dalam pembukaan 7 cm,

ketuban utuh, presentase ubun – ubun, penurunan kepala 3/5, pelepasan lender dan darah, hasil pemeriksaan laboratorium (6 Desember 2019) : protein urine negativ, Hb 10 gr/dL leukosit 9 rb, hematokrit 44 %, hasil pemeriksaan USG (6 Desember 2019) : tampak janin tunggal, tafsiran berat janin 3100 gr, air kawah kesan cukup, jenis kelamin perempuan. 3.1.3 Ny.Y (19 tahun) datang ke ruang bersalin RSBA Budhi Asih pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 06 : 00 WIB, usia gestasi 39 + 1 minggu inpartu kala I lama, status belum menikah, datang diantar oleh ibu, dengan keluhan utama merasa mulas sejak 11 Desember 2020 pukul 20 : 00 WIB, klien tampak mengekspresikan sangat nyeri ketika terjadi kontraksi dan tidak bisa mengontrol nyerinya, klien apatis dan berorientasi pada dirinya sendiri, sering berteriak dan menangis, sudah terdapat sedikit pengeluaran flek darah dan lender, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital : TD : 139/100 mmHg, N : 92 x/menit, S : 36,3oC, RR : 24 x/menit, selama di ruang observasi persalinan klien sama sekali belum buang air kecil, hasil pemeriksaan leopold : TFU 31 cm, presentasi punggung kanan, bagian terendah kepala, his 4 x dalam 10 menit dengan durasi 30 – 35 detik, auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut klien, dengan frekuensi sebanyak 140 x/menit, pemeriksaan dalam pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentase ubun – ubun, penurunan kepala 2/5, pelepasan lender dan darah, hasil pemeriksaan laboratorium (6 Desember 2019) : Hb : 13,6 gr/dL, hematokrit : %, Leukosit : 8rb protein urin negativ, hasil pemeriksaan USG (29 Novmber 2019) : Tampak janin tunggal, DJJ+, TBJ 3537 gr, placenta inserasi di corpud intera uterin II-III, air kawah kesan cukup, tak tampak kelainan kongenital. 3.1.4 Ny.E (22 tahun) datang ke ruang bersalin RSBA Budhi Asih pada tanggal 14 Desember 2019 pukul 09 : 22 WIB, dengan usia gestasi 38 minggu 4 hari, sudah menikah 1 x, diantar oleh suami, dengan keluhan utama mules seperti ingin buang air besar, nyeri pada bagian panggul, nyeri seperti ingin buang air besar, nyeri dirasakan menjalar hingga kaki, nyeri dirasakan skala 7, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri sudah dirasakan selama 4 jam, dan sudah terdapat pengeluaran flek berupa lender dan darah, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital : TD : 125/98 mmHg, N : 92 x/menit, S : 36,6oC, RR : 22 x/menit, selama di ruang observasi persalinan klien sudah buang air kecil sebanyak 3x dengan urin kurang lebih sebanyak 80 cc, hasil pemeriksaan leopold : TFU 32 cm, presentasi punggung kanan, bagian terrendah kepala, his 3x dalam 10 menit, dengan durasi 35 – 40 detik, auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut klien dengan frekuensi sebanyak 144 x/menit,

pemeriksaan dalam pembukaan 7 cm, ketuban utuh, presentase ubuh – ubun, penurunan kepala 3/5, pelepasan lender dan darah, hasil pemeriksaan labolatorium (5 Desember 2019) : Hb : 12,6 gr/dL, leukosit : 6 rb, hematokrit 40 %. 3.1.5 Ny.Y (26 tahun) datang ke ruang bersalin RSBA Budhi Asih pada tanggal 16 Desember 2019 pukul 11:03 WIB, dengan usia gestasi 37 minggu 3 hari, sudah menikah 1 x, datang diantar oleh suami dan keluarga, dengan keluhan utama nyeri pada perut bagian bawah, nyeri seperti ingin buang air besar, nyeri terasa menjalar ke kaki, nyeri hilang timbul, nyeri dirasakan ketika kontaksi, nyeri dengan skala 7, nyeri dirasakan sejak 5 jam, dan sudah terdapat flek lender beserta darah, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital : TD : 120/89, N : 93 x/menit, S : 36,4oC, RR : 20 x/menit, selama berada di ruang observasi klien sudah buang air kecil sebanyak 1 x dengan jumlah urin kurang lebih 20 cc, hasil pemeriksaan leopold : TFU 36 cm, presentasi punggung kiri, bagian terbawah kepala, his 3 x dalam 10 menit dengan durasi 35 – 40 detik, auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut klien dengan frekuensi sebanyak 137 x/menit, pemeriksaan dalam pembukaan 5, ketuban utuh, presentase ubun – ubun, penurunan kepala 3/5, pelepasan lender dan darah, pemeriksaan laboratorium (5 Desember 2019) : Hb : 11 gr/dL, protein urin negativ, leukosit : 8 rb , hematokrit 38 %.

3.2

Karakteristik Klien Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien Karakteristik Klien F % 1 2 3 4 5

A. Usia 17 – 25 th 26 – 35 th 36 – 45 th B. Pendidikan SD SMP SMA S1 C. Status Pernikahan Menikah Belum Menikah

36

18 -

19 -

22 -

26 -

3 1 1

60 20 20



√ -

√ -

√ -



1 1 1 2

20 20 20 40

√ -

√ -



√ -

√ -

5 1

80 20

Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan bahwa distibusi frekuensi tertinggi dari usia ibu adalah 17 – 25 tahun sebanyak 3 klien (60%), pendidikan S1 sebanyak klien 2 (40%), dan status pernikahan menikah seluruhnya sebanyak 5 klien (100%). 3.3

Tanda mulainya persalinan Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tanda Persalinan Yang Muncul Pada Klien Intrapartum Kala I Fase Aktif Primigravida di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Tanda Persalinan

Penurunan Kepala Janin Kontraksi Uterus Ingin Terus Buang Air Kecil Bloody show Nyeri False labor

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √

Klien 3 √ √ √ √

4 √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √

F

%

5 5 4 5 5

100 100 80 100 100

Berdasarkan tabel 3.2 didapatkan bahwa distribusi frekuensi tanda persalinan yang muncul, penurunan kepala janin sudah dialami oleh 5 (100%) klien, kontraksi uterus dialami oleh 5 (100%) klien, rasa ingin terus buang air kecil 4 (80%) klien, bloody show 5 (100%) klien dan nyeri akibat false labor 5 (100%) klien. 3.4

Pemeriksaan diagnostik Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan Diagnostik Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Pemeriksaan Diagnostik

A. Pemeriksaan Ultrasonografi B. Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin (12-16gr/dL) Leukosit (4,8-10,8rb/uL) Hematokrit (37-47%) Protein Urin

1 -

Klien 2 3 √ √

4 -

5 -

12 9,1rb 46 (-)

10 13,6 9rb 8rb 44 37 (-) (-)

12,6 6rb 40 (-)

11 6rb 38 (-)

F

%

2

40

5 5 5 5

100 100 100 100

Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan bahwa distribusi frekuensi pemeriksaan diagnostik ultrasonografi pada trimester III dilakukan oleh 2 (40%) klien, dan pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh 5 (100%) klien. 3.5

Faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Lamanya Kemajuan Persalinan Paritas Dukungan Suami dan Keluarga Kecemasan Mekanisme Koping Kurang Baik

1 √ √ √

2 √ √ √

Klien 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √

F

%

1 5 4 5 5

20 100 60 100 100

Berdasarkan tabel 3.4 didapatkan bahwa distribusi frekuensi faktor yang mempengaruhi nyeri pada persalinan terbanyak adalah paritas sebanyak 5 (100) klien, mekanisme koping 5 (100%) klien dan faktor kecemasan 5 (100%) klien. 3.6

Alat Pengukur Skala Nyeri Persalinan Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alat Pengukur Skala Nyeri Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien Alat Pengukur Skala Nyeri F % 1 2 3 4 5 Numerik (Kuantitatif) 4 80 √ √ √ √ Visual (Kualitatif) 1 20 √ -

3.7

Berdasarkan tabel 3.5 didapatkan bahwa distribusi frekuensi tertinggi pengukuran nyeri dapat dilakukan dengan penggunaan skala nyeri numerik sebanyak 4 (80%). Pengkajian Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengkajian Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Pengkajian Intrapartum

A. Kesadaran Composmentis Apatis B. Tanda – tanda vital Tekanan darah Nadi Suhu Pernafasan Skala nyeri C. Data umum kesehatan Konsumsi tablet Asam folat / hari Konsumsi tablet Fe / hari

Klien 3 4

F

%

√ -

4 1

80 20

125/ 98 92 36,6 22 7

120/ 89 93 36,4 20 7

5

100

5 5 5 5

100 100 100 100

0.6 mg 60

0.6 mg 60

5

100 100 100

1

2

5

√ -

√ -



√ -

128/ 90 102 36,8 24 9

129/ 90 118 36,4 23 8

139/ 100 92 36,3 24 -

500 mg 60

0.6 mg 60

0.6 mg 60

5

Peningkatan berat badan Alergi pada makanan Alergi obat- obatan Pemeriksaan rutin ANC D. Thoraks Penggunaan otot bantu Suara Abnormal Paru Suara Abnormal Jantung E. Abdomen Tinggi Fundus Uteri Kontraksi 3 – 4 x /10 menit / 35 – 40 Detik Presentasi Bagian terendah DJJ Kepala masuk PAP Ketegangan otot F. Genetalia Bloody Show Pembukaan Ketuban Penurunan Kepala G. Ekstremitas CRT < 3 Detik CRT > 3 Detik Akral teraba dingin H. Endokrin Turgor kulit baik Berkeringat

mg 3 6x

mg 3,6 √ 7x

mg 3,2 3x

mg 4,1 6x

mg 3,2 √ 8x

5 1 1 5

20 20 100

√ -

-

√ -

-

√ -

3 0 0

60% 0 0

33 3x

36 4x

31 4x

32 3x

36 3x

5

100 100

Puka Kp 138 √ √

Puki Kp 145 √ √

Puki Kp 137 √ √

5 5 5 5 5

100 100 100 100 100

√ 6 U 2/5

√ 7 U 3/5

√ 4 U 2/5

√ 7 U 3/5

√ 5 U 3/5

5 5 5 5

100 100 100 100

√ √

√ -

√ √



√ √

3 2 3

60 40 60

√ √

√ √



√ √

√ √

4 5

80 100

Puka Puka Kp Kp 140 144 √ √ √ √

-

Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan bahwa distribusi frekuensi kesadaran klien sebanyak 4 (80%) composmentis, 1 (20%) apatis. Hasil pemeriksaan tanda tanda vital tekanan darah sebanyak 4 (80%) diatas 120 mmHg, nadi normal 5 (100%), subu normal 5 (100%), pernafasan normal 5 (100%), skala nyeri numerik diukur pada 4 (80%) klien. Pemeriksaan thorax nafas cepat dialami oleh 4 (80%) klien, penggunaan otot bantu nafas 2 (40%) klien. Pemeriksaan abdomen tinggi fundus berkurang sebanyak 5 (100%) klien, kontraksi normal

pada 4 (80%) klien, bagian terendah janin kepala 5 (100%) klien, kepala janin sudah masuk pintu atas panggung 5 (100%) klien, terjadi ketegangan otot abdomen pada 5 (100%) klien. Pemeriksaan genetalia bloody show sudah dialami 5 (100%) klien, pembukaan masuk pada kala aktif 5 (100%) klien, ketuban utuh sebanyak 4 (80%) klien. Pemeriksaan ekstremitas capillary refill time kurang dari 3 detik 3 (60%) klien, akral klien teraba dingin 3 (60%) klien. 3.8

Analisa data

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Analisa Data Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien Analisa Data F % 1 2 3 4 5 1. Nyeri Persalinan (Nyeri Akut) DS : Klien mengatakan lokasi nyeri 5 100 √ √ √ √ √ Klien mengatakan onset nyeri 4 80 √ √ √ √ Klien mengatakan frekuensi nyerinya 4 80 √ √ √ √ Klien mengatakan kualitas nyerinya 4 80 √ √ √ √ Klien mengatakan intensitas nyerinya 4 80 √ √ √ √ DO : Klien terlihat menahan nyeri kontraksi √ 5 100 √ √ √ √ Klien mengekspresikan nyerinya 5 100 √ √ √ √ √ Klien berfokus pada diri sendiri 80 √ √ Terjadi peningkatan tanda vital 4 80 √ √ √ √ 2. Ansietas Ds : Klien mengatakan kecemasannya 5 100 √ √ √ √ √ Do : Klien terlihat tidak nyaman 4 80 √ √ √ √ Terjadi perubahan tanda – tanda vital 4 80 √ √ √ √ Klien mencari terlihat cemas 3 60 √ √ √ Klien terlihat tegang 2 40 √ √ Klien berkeringat banyak 5 100 √ √ √ √ √

3. Resiko defisit volume cairan Ds : Klien mengatakan tidak ingin minum Do : Klien menolak minum dan terlihat cemas Asupan cairan < 600 cc Turgor kulit tidak elastis Terjadi ketegangan otot

-

-



-



2

40

-

-



-

-

1

20

-



√ √ √

-

-

1 1 2

20 20 40

Berdasarkan tabel 3.7 didapatkan diagnosa yang telah dianalisis bersarkan data subjektif, objektif dan data penunjang yang ada. 3.9

Diagnosa keperawatan prioritas

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosa Prioritas Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien Diagnosa Prioritas klien intranatal F % 1 2 3 4 5 kala I fase aktif Nyeri Persalinan Ansietas Resiko defisit volume cairan

√ √ -

√ √ √

√ √ √

√ √ -

√ √ √

5 5 2

100 100 40

Berdasarkan tabel 3.8 didapatkan sebanyak 5 (100%) klien dengan diagnosa nyeri persalinan, sebanyak 5 (100%) dengan diagnosa ansietas dan sebanyak 2 (40%), klien dengan diagnosa resiko defisit volume cairan. 3.10 Intervensi Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 1 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien NIC F % NOC 1 2 3 4 5 Manajemen nyeri : Setelah dilakukan intervensi akut 1. Monitoring adanya

keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan skala nyeri persalinan dapat berkurang dengan kriteria hasil : Status maternal : Intrapartum 1 Frekuensi kontraksi uterus ( 2 - 4 kali dalam 10 menit). 2 Tekanan darah (90 – 120 mmHg systole, dan 60 – 100 mmHg diastole). 3 Suhu tubuh (36,5oC – 37,5oC). 4 Nyeri berkurang (dengan skala 110) . 5 Mual berkurang

perubahan pada tanda-tanda vital. 2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif 3. Monitor nyeri Terapi rileksasi 1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia 2. Anjurkan klien untuk memposisikan diri senyaman mungkin. 3. Memberikan informasi kepala klien bahwa respon nyeri merupakan indikasi positif pada persalinan dalam mengakhiri kala I.











5

100











5

100











5

100











5

100











5

100











5

100

Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan intervensi yang diberikan kepada klien dengan diagnosa nyeri persalinan sebanyak 5 (100%). Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 2 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien NIC F % NOC 1 2 3 4 5 Setelah dilakukan Pengurangan intervensi kecemasan keperawatan selama 1 1. Gunakan √ √ √ √ √ 5 100 x 24 jam diharapkan pendekatan yang ansietas dapat teratasi tenang dan dengan kriteria hasil : meyakinkan

2. Damping klien mengidentifikasi √ √ √ √ √ 5 100 situasi yang menimbulkan kecemasan. 3. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan √ √ √ √ √ 5 100 mengurangi kecemasan. 4. Ciptakan rasa nyaman untuk √ √ √ √ √ 5 100 meningkatkn kepercayaan. Manajemen lingkungan 1. Ciptakan √ √ √ √ √ 5 100 lingkungan yang tenang dan mendukung. 2. Reposisi klien untuk mendapatkan √ √ √ √ √ 5 100 posisi yang paling nyaman. 3. Sesuaikan suhu ruangan dengan √ √ √ √ √ 5 100 kondisi klien. Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan intervensi yang diberikan kepada klien dengan diagnosa ansietas sebanyak 5 (100%) klien.

Kontrol kecemasan diri 1. Klien mengatakan nyaman 2. Klien mengatakan kecemasannya berkurang. 3. Wajah klien terlihat lebih rileks. 4. Terjadi perubahan tanda – tanda vital

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Intervensi Keperawatan Diagnosa 3 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien NIC F % NOC 1 2 3 4 5 Manajemen cairan Setelah dilakukan 1. Monitor status intervensi - √ √ - √ 3 60 hidasi klien. keperawatan selama 1

x 24 jam diharapkan defisit volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil : Hidrasi 1. Turgor kulit elastis. 2. Membran mukosa lembab. 3. Rasa haus terkontrol. 4. Tidak ada ketegangan otot.

2. Anjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan dalam meningkatkan asupan cairan per oral. 3. Anjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan dalam meningkatkan asupan cairan per oral. 4. Lakukan pemasangan terapi intravena jika diperlukan.

-





-



3

60

-





-



3

60

-





-



3

60

Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan intervensi yang diberikan kepada klien dengan diagnosa defisit volume cairan sebanyak 3 (60%) klien. 3.11 Implementasi keperawatan Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 1 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien F % Implementasi Respon 1* 2* 3* 4* 5* Tekanan darah kurang dari 90/60 0 0 mmHg Memonitoring adanya Tekanan darah sistol perubahan pada tandadalam rentang 90/60 √ 1 20 tanda vital klien – 120/90 mmHg sebelum implementasi. Tekanan darah sistol 4 80 √ √ √ √ lebih dari 120/90 mmHg Nadi kurang dari 80 0 0 -

Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.

Mengukur skala nyeri klien Mengambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia Menganjurkan klien untuk memposisikan diri senyaman mungkin.

x/menit Nadi dalam rentang 80 – 120 x/menit Nadi lebih dari 120 x/menit Suhu dibawah 36,5oC Suhu dalam rentang 36,5 – 37,5oC Suhu lebih dari 37,5oC Pernafasan kuang dari 16 x/menit Pernafasan dalam rentang 16 – 24 x/menit Pernafasan lebih dari 24 x/menit Menyatakan Nyeri Menyatakan Lokasi Nyeri Menyatakan Kualitas Nyeri Menyatakan Frekuensi Nyeri Menyatakn Intensitas nyeri Skala Numerik Skala Visual Pemijatan punggung Terapi musik Kompres dingin Pijat kaki Nafas dalam

Reposisi klien











5

100

-

-

-

-

-

0

0

-





-



3

60



-

-



-

2

40

-

-

-

-

-

0

0

-

-

-

-

-

0

0











5

100

-

-

-

-

-

0

0











5

100











5

80





-





4

80





-





4

80





-





4

80

√ √ -

√ √ -

√ √ -

√ √

√ √ -

4 1 1 1 1 1 1

80 20 20 20 20 20 20





-





4

20

Memberikan informasi kepala klien bahwa respon nyeri merupakan indikasi positif pada persalinan dalam mengakhiri kala I.

Memonitoring adanya perubahan pada tandatanda vital klien setelah implementasi.

Klien mengerti

Klien tidak mengerti Tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg Tekanan darah dalam rentang 90/60 – 120/90 mmHg Tekanan darah lebih dari 120/90 mmHg Nadi kurang dari 80 x/menit Nadi dalam rentang 80 – 120 x/menit Nadi lebih dari 120 x/menit Suhu dibawah 36,5oC Suhu dalam rentang 36,5 – 37,5oC Suhu lebih dari 37,5oC Pernafasan kuang dari 16 x/menit Pernafasan dalam rentang 16 – 24 x/menit Pernafasan lebih dari 24 x/menit











5

100











0

0

-

-

-

-

-

0

0



-



-

-

3

40

-



-





2

60

-

-

-

-

-

0

0



-







4

80

-



-

-

-

1

20

-

-

-

-

-

0

0

-







-

3

60



-

-

-



2

40

-

-

-

-

-

0

0











0

0

-

-

-

-

-

0

0

Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat implementasi dan respon klien setelah diberikan implementasi mengenai diagnosa nyeri persalinan kepada sebanyak 5 (100%) klien intrapartum kala I primigravida di RSBA Budhi Asih.

Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 2 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien F % Implementasi Respon 1* 2* 3* 4* 5* Klien merasa √ √ √ √ √ 5 100 nyaman Klien merasa tidak 5 100 nyaman Meniptakan rasa Klien mau nyaman untuk menyampaikan meningkatkn √ √ √ √ √ 5 100 kepercayaan. kecemasannya Klien tidak mau menyampaikan 0 100 kecemasannya Klien merasa lebih √ √ √ √ 4 80 tenang Menciptakan Klien merasa tidak lingkungan yang 1 20 √ lebih tenang tenang dan mendukung. Wajah klien rileks √ √ 2 40 Wajah klien tegang 3 60 √ √ √ Klien merasa lebih √ √ √ √ √ 5 100 nyaman Klien tidak merasa 0 100 Reposisi klien untuk ebih nyaman mendapatkan posisi Terjadi perubahan yang paling nyaman. √ √ √ √ √ 5 100 tanda – tanda vital Tidak terjadi 0 0 perubahan tanda vital Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat implementasi dan respon klien setelah diberikan implementasi mengenai diagnosa ansietas kepada sebanyak 5 (100%) klien intrapartum kala I primigravida di RSBA Budhi Asih.

Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Implementasi Keperawatan Diagnosa 3 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien F % Implementasi Respon 1 2* 3* 4 5* Membran mokosa √ √ 2 40 lembab Membran mukosa 1 20 √ kering Memonitor status Denyut nadi adekuat √ √ 2 40 hidasi klien sebelum Denyut nadi lemah 1 20 √ implementasi.

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan per oral. Menganjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan. Melakukan pemasangan terapi intravena jika diperlukan. Memonitor status hidasi klien.

Memonitor status hidasi klien setelah implementasi.

Turgor kulit baik Turgor kulit tidak baik Haus terus menerus Klien meningkatkan intake cairan Klien tidak meningkatkan intake cairan karna nyeri Keluarga memotivasi klien Keluarga tidak memotivasi klien

-



-

-



2

40

-

-



-

-

1

20

-

-



-



2

40

-





-



3

60

-

-

-

-

-

0

0

-





-



3

60

-

-

-

-

-

0

0

-

-



-

-

1

20

-





-



3

0

-

-

-

-

-

0

0

Denyut nadi adekuat

-





-



3

0

Denyut nadi lemah Turgor kulit baik Turgor kulit tidak

-

√ -

√ -

-

√ -

0 3 0

0 0 0

Melakukan pemasangan terapi intravena Membran mokosa lembab Membran mukosa kering

baik Haus terus menerus

-

-



-



2

40

Berdasarkan tabel 3.14 dapat dilihat implementasi dan respon klien setelah diberikan implementasi mengenai diagnosa defisit volume cairan kepada sebanyak 3 (60%) klien intrapartum kala I primigravida di RSBA Budhi Asih. 3.12 Evaluasi Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Diagnosa 1 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien Evaluasi S.O.A.P F % 1 2 3 4 5 Subjektif : 5 100 √ √ √ √ √ Klien mengatakan nyerinya berkurang. Klien menyatakan skala nyerinya. 6 6 5 6 5 5 100 Objektif : Frekuensi kontraksi utrus tidak lebih 5 100 √ √ √ √ √ dari 4 x/10 menit Klien tidak berfokus pada nyerinya 4 80 √ √ √ √ Akral teraba hangat 4 80 √ √ √ √ Tanda – tanda vital dalam rentang 2 40 √ √ normal Analisa : Masalah belum teratasi, tujuan belum 0 0 tercapai Masalah belum teratasi, tujuan tercapai 5 100 √ √ √ √ √ sebagian Masalah teratasi, tujuan teracapai 0 0 Planing : 5 100 √ √ √ √ √ Lanjutkan intervensi Intervensi dihentikan 0 0 Berdasarkan tabel 3.15 menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa nyeri persalinan dengan hasil akhir masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian dan intevensi dilanjutkan hingga 2 jam setelah persalinan pada 5 (100%) klien.

Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Diagnosa 2 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Evaluasi S.O.A.P Data subjektif Klien mengatakan kecemasannya berkurang Data objektif Klien terlihat lebih nyaman Terjadi penurunan tanda – tanda vital Klien terlihat tenang Analisa : Masalah belum teratasi, tujuan belum tercapai Masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian Masalah teratasi, tujuan teracapai Planing : Lanjutkan intervensi Intervensi dihentikan

1

Klien 2 3

4

5









√ √ √

√ √ √

√ √ √

-

-

-

F

%



5

100

√ √ √

√ √ √

5 5 5

100 100 100

-

-

-

0

0

-

-

-

-

0

0











5

100











0 5

100 100

Berdasarkan tabel 3.16 menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa ansietas, masalah teratasi, tujuan tercapai dan intervensi dihentikan pada 5 (100%) klien. Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Evaluasi Diagnosa 3 Klien Intrapartum Primigravida Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin RSBA Budhi Asih Desember 2019 (n=5) Klien Evaluasi S.O.A.P F % 1 2* 3* 4 5* Data subjektif : Klien mengatakan tidak haus lagi 3 80 √ √ √ Data objektif : Membran mukosa lembab √ √ √ 3 80

Turgor kulit elastis

-





-



3

80

Klien meningkatkan intake cairan

-





-



3

80

Klien mendapat dukungan keluarga

-





-



3

80

Tidak ada ketegangan otot Analisa : Masalah belum teratasi, tujuan belum tercapai Masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian Masalah teratasi, tujuan teracapai Planing : Lanjutkan intervensi Intervensi dihentikan

-





-



3

80

-

-

-

-

-

0

0

-





-



0 3

0 80

-





-



0

0

3

80

Berdasarkan tabel 3.17 menunjukkan evaluasi akhir dari diagnosa resiko defisit volume cairan teratasi, tujuan tercapai dan intervensi dihentikan pada 3 (80%) klien.

BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan tentang pembahasan hasil, berdasarkan proses asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada 5 klien intrapartum kala I fase aktif. 4.1 Karakteristik klien 4.1.1 Usia Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien untuk karakteristik usia terdapat persamaan dari klien 2,3,4 dan perbedaan dari klien 1 yaitu 36 tahun dan klien 5 dengan usia 26 tahun, dimana rata – rata usia klien sebanyak 60% dalam rentang 17 – 25 tahun. Hasil dari studi kasus ini membuktikan bahwa semua ibu intrapartum kala I fase aktif sama – sama mengalami nyeri yang bervariatif. Hal ini sejalan dengan teori Kurniawati (2017) yang menyatakan bahwa proses persalinan bagi kebanyakan wanita identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani dan tidak akan mempengaruhi toleransi skala nyeri pada persalinan primigravida, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karyati & Hidayah (2015) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang berarti terkait usia ibu dan nyeri yang dialami karena nyeri merupakan respon fisiologis dan wajar terjadi ketika proses persalinan berlangsung. 4.1.2 Pendidikan Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien untuk karakteristik pendidikan terdapat persamaan dari klien 1 dan 5 yang memiliki tingkat pendidikan S1, klien 2 SMP, klien 3 SD, klien 4 SMA. Hasil dari studi kasus ini membuktikan bahwa pendidikan formal tidak mempengaruhi intensitas nyeri yang dialami oleh ibu intrapartum kala I fase aktif, namun pendidikan mempengaruhi ibu dalam merespon pengetahuan baru yang diberikan Menurut terori yang dikemukakan oleh Syalfina (2017) pendidikan formal tidak mempengaruhi intensitas nyeri yang dialami oleh ibu intrapartum kala I fase aktif, namun pendidikan mempengaruhi ibu dalam merespon pengetahuan baru yang diberikan. Karena semangkin tinggi pendidikan seseorang akan semangkin baik penerimaan seseorang dalam kemampuan untuk menyerap informasi yang disampaikan (Mayasari, 2016).

4.1.3 Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien untuk karakteristik status pernikahan, terdapat persamaan dari 4 klien yang memiliki status pernikahan sudah menikah dan klien 3 dengan status belum menikah. Hasil dari studi kasus ini membuktikan bahwa status pernikahan sangat mempengaruhi skala nyeri, penerimaan dan respon nyeri seorang terhadap kehamilannya, Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Kurniawati (2017) yang menyatakan kehamilan yang terjadi sebelum pernikahan akan menimbulkan perasaan bersalah karena janin yang ada dalam kandungannya belum dikehendaki, akibatnya kehamilan itu sulit diterima bahkan menjadi beban mental, berbeda dengan kehamilan yang terjadi setelah pernikahan dan direncanakan ini merupakan satu faktor pengikat yang mempererat hubungan antara suami dan istri. 4.2

Tanda mulainya persalinan Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien untuk tanda munculnya persalinan sudah dialami oleh seluruh klien baik klien klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5, yang berarti pembukaan sudah berlangsung dan kelahiran bayi akan terjadi dalam waktu dekat. Temuan dari studi kasus ini menumjukan semua ibu yang memasuki intrapartum kala I fase aktif akan mengalami tanda – tanda persalinan pasti seperti penurunan kepala janin, kontraksi uterus, ingin terus buang air kecil dan Bloody show yang menyebabkan nyeri yang dianggap normal secara fisiologis. Hal ini sejalan dengan teori menurut Metti (2016) dimana semua tanda persalinan akan menyebabkan nyeri dan meningkatkan skala nyeri sesuai kala dan fasenya, dimana pada kala I, fase aktif merupakan kala yang menyebabkan nyeri paling hebat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh A. Kurniawati, Dasuki, & Kartini (2017) yang menyatakan bahwa nyeri paling berat dirasakan pada akhir kala I, fase aktif.

4.3

Pemeriksaan diagnostik Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien hanya klien 2 dan 3 yang melakukan pemeriksaan ultrasonografi pada trimester III, namun untuk pemeriksaan laboratorium seluruh klien baik klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 malakukan pemeriksaan secara rutin dengan hasil yang normal pemeriksaan darah lengkap, dapat diartikan bahwa semua intrapartum kala I fase aktif yang menjadi kelolaan dalam studi kasus ini tidak memiliki

resiko terhadap infeksi dan hal yang dapat menyebabkan kegawatan pada persalinan, dan meminimalkan kemungkinan terjadinya nyeri akibat kegawatan dalam persalinan, menurut teori dalam Mayasari (2016) pemeriksaan laboratorium sangat penting dilakukan karna menyangkut kondisi ibu dan keamanan persalinan. Pemeriksaan ultrasonografi pada trimester III tidak dilakukan oleh seluruh ibu bersalin intrapartum kala I fase aktif yang menjadi klien dikarenakan mahalnya biaya pemeriksaan ultrasonografi.hanya klien 2 dan 3 yang melakukan pemeriksaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marniyati, Saleh, & Soebyakto (2016) pemeriksaan pada kehamilan yang paling dibutuhkan ialah pemeriksaan laboratorium dalam menentukan kemanan dan kemungkinan persalinan secara normal, menghindari komplikasi pada ibu dan bayi dan dianggap sebagai pemeriksaan yang lebih di prioritaskan. 4.4 Faktor yang mempengruhi nyeri persalinan 4.4.1 Paritas Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien, selruh klien baik 1,2,3,4 dan 5, meruupakan ibu primigravida (ibu yang baru melahirkan sebanyak 1x) dan belum memiliki pengalaman persalinan sebelumnya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Karyati & Hidayah (2015) yang menyatakan untuk wanita primigravida persalinan merupakan pengalaman perama kali, biasanya wanita primigravida mengalami persalinan yang lebih panjang dibandingkan multipara, hal ini dapat menyebabkan peningkatan skala nyeri dan komplikasi pada proses persalinan. 4.4.2 Kecemasan Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien baik klien klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5, mengalami kecemasan yang juga menjadi faktor terbanyak, dimana kecemasan menyebabkan seseorang akan terus memikirkan ketakutannya, hal ini sesuai dengan teori (Mayasari, 2016) yang menyatakan kececmasan merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan tidak menyenangkan atau mengancam diri, objek kecemasan tersebut bersifat tidak jelas dan juga menimbulkan rasa takut, khawatir, waswas dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya kecemasan dapat meningkatkan nyeri, hal ini sejalan dengan penelitian Butar-butar et al (2015) yang menyatakan hubungan karakteristik nyeri dan kecemasan sangat kompleks, kecemasan sering meningkatkan nyeri tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan kecemasan dimana stimulus nyeri dapat mengaktifkan sistem limbic yang diyakini dapat mengendalikan kecemasan. 4.4.3 Lamanya persalainan Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien hanya klien 3 yang mengalami persalinan lama, sementara 4 klien lainnya tidak mengalami persalinan yang lama dimana paritas dan dukungan keluarga dapat menyebabkan skala nyeri yang semangkin meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian Diana et al (2015) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga sangat mempengaruhi lamanya persalinan yang menyebabkan terjadinya peningkatan skala nyeri, dan pembahasan ini sejalan dengan teori (Mayasari, 2016) yang menyatakan prsalinan yang berlangsung lama dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi salah satu komplikasi tersebut adalah nyeri saat persalinan. 4.4.4 Mekanisme koping Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien baik klien klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 memiliki mekanisme koping yang kurang baik, dimana mekanisme koping pada intrapartum kala I fase aktif dipengaruhi oleh paritas, dimana pengalaman akan menimbulkan kemampuan seseorang terhadap pengontorolan nyeri yang sama, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jenny et al (2017) yang menyatakan bahwa ibu primigravida cendrung mengalami nyeri persalinan yang lebih lama dan mengakibatkan klien merasa lebih letih, dan menyebabkan peningkatan persepsi nyeri yang menyebabkan koping klien menjadi tidak efektif. Dan sejalan dengan teori Mayasari (2016) yang menyatakan mekanisme koping merupakan cara setiap individu untuk mengatasi stres, jika mekanisme koping dapat dikendalikan dengan baik oleh ibu saat bersalin maka akan dapat membantu dalam pengendalian rasa nyeri saat persalinan. 4.5

Alat pengukur skala nyeri Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 dilakukan pengukuran nyeri secara komprehensif dengan menggunakan skala numerik dan skala visual, dimana skala numerik digunakan untuk klien yang dapat berkomunikasi dengan tenang dan skala visual digunakan untuk klien yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik, skala pengukur harus disesuaikan dengan kondisi klien, dan ketepatan perawat dalam menentukan secara visual, hal ini sejalan dengan teori dari NANDA (2018 - 2020) pada manajemen nyeri akut yang menyatakan

monitoring nyeri harus menggunakan alat pengukur yang valid dan reliable sesuai dengan kemampuan dan kondisi klien. 4.6

4.7

Pengkajian Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien seluruh klien baik klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 diperoleh gambaran distribusti frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan pengkajian, pengkajian dilakukan pada seluruh klien dimana dalam pengkajian didapatkan data – data yang akan menunjukkan masalah diagnosa keperawatan utama yang harus segera di tangani terlebih dahulu dimana data yang didapat berupa data subejktif, objektif dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh klien. Pengkajian pada studi kasus ini dilakukan secara menyeluruh meliputi data demografi klien, keadaan umum, tanda – tanda vital serta pemeriksan fisik yang dimuali dari head to toe. Selain itu data juga berfokus pada kesejahteraan ibu dan janin dan nyeri persalinan kala I fase aktif. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Deswani, 2017) yang meiputi demografi, data umum kesehatan, pemeriksaan fisik, pemantauan kemajuan persalinan yang berkaitan dengan pemantauan kesejahteraan ibu dan janin selama proses persalinan.

Diagnosa Prioritas Keperawatan Hasil dari studi kasus ini pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 diperoleh 2 diagnosa yaitu nyeri persalinan dan ansietas sementara pada klien 2, klien 3 dan klien 5 didapatkan diagnose lainya yaitu resiko deficit volume cairan yang dikelola berdasaran dengan teori yang terdapat dalam NANDA (2018 - 2020) adalah sebagai berikut : 4.7.1 Nyeri persalinan Dalam penelitian ini diagnosa nyeri persalinan ditetapkan pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 (100%) klien dengan batasan karakteristik klien mengatakan nyerinya secara verbal mengenai lokasi, onset, frekuensi, kualitas dan intensitas nyerinya, klien menunjukkan nyerinya secara visual, klien berfokus pada daerah yang nyeri, terjadi peningkatan tanda – tanda vital dan akral teraba dingin. 4.7.2 Ansietas Dalam penelitian ini diagnosa ansetas ditetapkan pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 (100%) klien dengan batasan karakteristik klien menyatakan kecemasannya secara verbal, klien terlihat tidak nyaman, terjadi perubahan tanda - tanda vital, klien terlihat mencari perhatian, klien terlihat tegang, klien banyak mengeluarkan keringat.

4.7.3 Resiko defisit volume cairan Dalam penelitian ini diagnosa defisit volume cairan ditetapkan pada klien 2, klien 3 dan klien 5 (60%) klien dengan batasan karakteristik klien mengatakan merasa haus terus menerus, turgor kulit klien tidak elastis, membran mukosa kering, keringat yang berlebihan, terjadi ketegangan otot. 4.8

Intervensi Berdasarkan hasil analisis kasus yang dilakukan kepada 5 klien klien 1, klien2, klien 3, dan klien 4 dan klien 5 dilakukan intervensi sesuai diagnosa nyeri persalinan dan ansietas, sedangkan pada klien 2, klien 3 dan klien 4 dilakukan intervensi sesuai diagnosa resiko deficit volume cairan sesuai dengan NIC & NOC (2018 - 2020) adalah sebagai berikut : 4.8.1 Nyeri persalinan Dalam penelitian ini intervensi yang diberikan pada diagnosa keperawatan nyeri persalinan yaitu monitoring adanya perubahan pada tanda-tanda vital, lakukan pengkajian nyeri komprehensif, monitoring nyeri, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia, anjurkan klien untuk memposisikan diri senyaman mungkin, memberikan informasi kepala klien bahwa respon nyeri merupakan indikasi positif pada persalinan dalam mengakhiri kala I. 4.8.2 Ansietas Dalam penelitian ini intervensi yang diberikan pada diagnosa keperawatan ansietas yaitu gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan, damping klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan kecemasan, berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi kecemasan, ciptakan rasa nyaman untuk meningkatkn kepercayaan, ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung, reposisi klien untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman, sesuaikan suhu ruangan dengan kondisi klien. 4.8.3 Resiko defisit volume cairan Dalam penelitian ini intervensi yang diberikan pada diagnosa keperawatan defisit volume cairan yaitu monitor status hidasi klien, anjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan dalam meningkatkan asupan cairan per oral, anjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan dalam meningkatkan asupan cairan per oral, lakukan pemasangan terapi intravena jika diperlukan.

4.9 Implementasi 4.9.1 Nyeri Persalinan Implementasi diagnosa nyeri persalinan dilakukan pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 intrapartum kala I fase aktif yang menjadi klien kelolaan yaitu : memonitoring adanya perubahan pada tanda-tanda vital klien sebelum implementasi, melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengukur skala nyeri klien menggunakan alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien, menjelaskan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia, menganjurkan klien untuk memposisikan diri senyaman mungkin, memberikan informasi kepala klien bahwa respon nyeri merupakan indikasi positif pada persalinan dalam mengakhiri kala I, memonitoring adanya perubahan pada tanda-tanda vital klien setelah diberikan intervensi. Hasil yang didapat setelah implementasi dilakukan adalah seluruh klien baik klien 1, klien 2, klien 3 klien 4 dan klien 5 mengalami penurunan pada nyeri persalinan dan menunjukkan adanya penurunan pada tanda – tanda vital klien, adanya penurunan skala nyeri yan Berdasarkan analisa peneliti terjadi perubahan namun tidak secara signifikan pada intervensi manajemen nyeri yang diberikan, mengingat nyeri persalinan merupakan hal yang normal secra fisiologis saat persalinan, intervensi terapi nyeri yang diberikan pada setiap klien berbeda sesuai dengan terapi yang di pilih masing – masing klien yang menjadi kelolaan, maksud dari intervensi yang diberikan ialah untuk menurunkan resiko komplikasi pada persalinan yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janin. 4.9.2 Ansietas Implementasi diagnosa ansietas yang dilakukan pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 yaitu : meniptakan rasa nyaman untuk meningkatkn kepercayaan, menciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung, meposisi klien untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman. Hasil yang didapat setelah implementasi dilakukan adalah pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 yaitu seluruh klien mengatakan kecemasannya berkurang, seluruh klien terlihat lebih nyaman, terjadi penurunan tanda – tanda vital pada seluruh klien, seluruh klien terlihat tenang. 4.9.3 Resiko deficit volume cairan Implementasi diagnosa resiko deficit volume cairan yang dilakukan pada klien 2, klien 3 dan klien 5 yaitu : Memonitor status hidasi klien sebelum implementasi, memotivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan per oral, menganjurkan keluarga klien untuk memberikan klien dukungan, Melakukan pemasangan terapi intravena jika diperlukan, memonitor status hidasi klien,

memonitor status hidasi klien. Hasil yang didapat setelah implementasi dilakukan pada klien 2, klien 3 dan klien 5 yaitu klien mengatakan tidak haus lagi, membran mukosa lembab, turgor kulit elastis, klien meningkatkan intake cairan, klien mendapat dukungan keluarga, tidak ada ketegangan otot. 4.10 Evaluasi 4.10.1 Nyeri persalinan Berdasakan karakteristik evaluasi keperawatan untuk diagnosa nyeri persalinan pada klien intrapartum kala I fase aktif yang dilakukan selama proses persalinan kala I fase aktif untuk 5 klien kelolaan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat sebelumnya, evaluasi akhir dari diagnosa nyeri persalinan yaitu untuk data subjektif klien mengatakan nyerinya berkurang secara verbal sebanyak 5 (100%) klien, klien mengatakan skala nyerinya sebanyak 5 (100%) klien. Pada data objektif frekuensi kontraksi utrus tidak lebih dari 4 x/10 menit sebanyak 5 (100%) klien, klien tidak berfokus pada nyerinya sebanyak 5 (100%) klien, akral teraba hangat sebanyak 5 (100%) klien, tanda – tanda vital dalam rentang normal sebanyak 2 (40%) klien. Hasil akhir evaluasi pada keseluruhan klien baik klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 dalam analisa ini adalah masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian. Dengan planing seluruh klien melanjutkan intervensi hingga kala IV persalinan. 4.10.2 Ansietas Berdasakan karakteristik evaluasi keperawatan untuk diagnosa ansietas yang dilakukan pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 sesuai dengan tujuan yang telah dibuat sebelumnya, evaluasi akhir dari diagnosa ansietas yaitu, untuk data subjektif klien mengatakan kecemasannya berkurang pada 5 (100%) klien, pada data objektif klien terlihat lebih nyaman pada 5 (100%) klien, terjadi penurunan tanda – tanda vital pada 5 (100%) klien, Klien terlihat tenang pada (100%) klien. Hasil akhir evaluasi pada keseluruhan klien baik klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5 dalam analisa ini adalah masalah teratasi, tujuan teracapai, intervensi dihentikan. 4.10.3 Defisit volume cairan Berdasakan karakteristik evaluasi keperawatan untuk diagnosa deficit volume cairan yang dilakukan pada klien 2, klien 3, dank lien 5 sesuai dengan tujuan yang telah dibuat sebelumnya, evaluasi akhir dari diagnosa deficit volume cairan yaitu data objektif klien mengatakan tidak haus lagi pada klien 2, klien 3, dank lien 5, membran mukosa lembab pada klien 2, klien 3, dank lien 5, turgor kulit elastis pada klien 2, klien 3, dank lien 5, klien meningkatkan intake cairan pada klien 2, klien 3, dank lien 5, klien mendapat dukungan

keluarga pada klien 2, klien 3, dank lien 5, tidak ada ketegangan otot pada klien 2, klien 3, dank lien 5. Hasil akhir evaluasi pada klien 2, klien 3, dank lien 5 adalah masalah teratasi, tujuan teracapai, intervensi dihentikan. 4.11 Manajemen Nyeri Persalinan Manajemen nyeri persalinan merupakan upaya dalam meringankan skala nyeri dilakukan pada klien 1, klien 2, klien 3, klien 4 dan klien 5, dalam studi kasus ini penulis menggunakan terapi non farmakologis yang diharapkan dapat meredakan nyeri persalinan pada klien primigravida intrapartum fase I kala aktif dalam mendistraksi nyerinya. Manajemen nyeri dilakukan pada seluruh klien kelolaan yang berjumlah 5 (100%) klien yang dilakukan dengan cara pemijatan punggung yang dilakukan pada klien kelolaan 2 yang berhasil menurunkan skala nyeri sebanyak 3, terapi musik dilakukan pada klien kelolaan 3, kompres dingin dengan ice bag dilakukan pada klien kelolaan 5 yang berhasil menurunkan skala nyeri sebanyak 1, pijat kaki dilakukan pada klien kelolaan 1 yang berhasil menurunkan skala nyeri sebanyak 4 dan nafas dalam dilakukan pada klien kelolaan 4 yang berhasil menurunkan skala nyeri sebanyak 1. Hal ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Nattah & Abbas (2016), Chauhan, et al (2016), Hanjani, et al (2014), Septianingrum et al (2016) dan Septianingrum et al (2016) yang menyatakan terapi nonfarmakologis merupakan cara yang efektif dalam mendistraksi nyeri persalinan, dan di dukung oleh PMK 15 Tahun 2018 yang menyatakan terapi distraksi merupakan cara yang efektif untuk dilakukan karena memiliki efektifitas yang tinggi dan biaya yang murah. Pemantauan penurunan skala nyeri dan tanda – tanda vital dan pemeriksaan kesejahteraan ibu dan janin akan dipantau setiap 30 menit sekali yang akan di catat dalam catatan perkembangan dan lembar kemajuan persalinan (partograf), hal ini dilakukan guna melihat kemajuan persalinan, kemungkinan bahaya yang muncul akibat komplikasi dari nyeri yang dialami dan tingkat keberhasilan dari intervensi yang penulis lakukan. Seluruh klien baik klien 1, klien 2, klien 3, klienn 4 dan klien 5 dalam studi kasus ini mengalami penurunan tekanan darah yang menunjukkan turunnya skala nyeri yang dirasakan oleh klien, hal ini di dukung oleh teori Sunarsih et al (2016) yang menyatakan nyeri persalinan memberikan dapat memberikan gejala seperti pada sistem syaraf simpatis yang dapat mengakibatkan terjainya perubahan tekanan darah, nadi dan respirasi.

BAB V PENUTUP Pada bab ini dijelaskan tentang simpulan dan saran yang disusun berdasarkan proses asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada 5 klien intrapartum kala I fase aktif. 5.1

5.1.1

5.1.2

5.1.3

5.1.4

5.1.5

5.1.6

5.1.7

5.1.8

Kesimpulan Berdasarkan hasil studi kasus stase komprehensif “Asuhan Keperawatan Intranatal Kala I Fase Aktif Primigravida di RSBA Budhi Asih dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan karakteristik responden dari batasan usia klien terbanyak adalah 17 – 25 tahun, pendidikan S1 dan status pernikahan menikah. Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan tanda mulainya persalinan seperti penurunan kepala janin, kontraksi uterus, bloody show muncul pada seluruh klien kelolaan, kecuali ingin terus buang air kecil yang tidak dirasakan oleh klien kelolaan 3. Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan terbanyak adalah paritas dan kecemasa yang terjadi pada seluruh klien kelolaan pada faktor lamanya persalinan, dukungan keluarga dan mekanisme koping hanya dialami masing – masing 1 klien. Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan pengkajian fokus, seluruh klien mengalami masalah pengendalian nyeri persalinan. Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan diagnosa keperawatan, seleuruh klien dalam studi kasus ini mendapat diagnosa nyeri perslinan. Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan intervensi dan implementasi keperawatan yaitu klien diberikan intervensi dan implementasi keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul dan disesuaikan dengan NOC, NIC Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan implementasi dilakukan sesuai intervensi yang beracuan pada NOC dan NIC. Hasil studi kasus ini diproleh gambaran distribusi frekuensi klien intrapartum kala I fase aktif berdasarkan evaluasi pada diagnosa nyeri persalinan tujuan

tercapai sebagian dan masalah belum teratasi, pada diagnose ansietas dan resiko deficit volume cairan masalah teratasi dan tujuan tercapai sepenuhnya. 5.2 Saran 5.2.1 Keilmuan Menambah referensi dan meningkatkan pendidikan tentang asuhan keperawatan pada klien intranatal kala I fase aktif primigravida serta mahasiswa mendapatkan informasi yang jauh lebih baik dalam melakukan proses asuhan keperawatan dan mendapatkan referensi terbaru. 5.2.2 Pelayanan Diharapkan perawat mampu mengimplementasikan manajemen nyeri sebelum memutuskan untuk berkolaborasi dengan dokter mengenai pemmberian terapi farmakologi pada nyeri persalinan, upayakan pemberian nonfarmakologi sesuai dengan kondisi dan keinginan klien agar penurunan nyeri dapat terjadi semaksimal mungkin tanpa penggunaan farmakologi. 5.2.3 Penulis atau peneliti Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang bahaya persalinan yang dapat muncul akibat nyeri persalinan yang berlangsung lama sehingga bahaya persalinan dapat dihindari.

DAFTAR PUSTAKA Allen, A. J, Cahill, Alison G, Caughey, Aaron B, Cheng, Yvonne W, S, N., & Kernberg, A. (2017). Management Of Labor And Delivery (K. Holland, Ed.). United States Of America: Elsevier. Andreinie, R. (2016). Analisis Efektivitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan. Rakernas Aipkema : Scientific Meeting Of Research And Community Service Results, 2(1), 311–317. Astuti, D. Puji, & Dewi, Adinda Putri Sari. (2017). Nyeri Persalinan Dengan Pijat Akupressure. Kebidanan, 347–352. Butar-Butar, D., Yustina, I., & Harahap, I. A. (2015). Hubungan Karakteristik Nyeri Dengan Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di Rsud Dr. Pirngadi Medan. Nursing. Chauhan, K., Rani, S., & Bansal, P. (2016). Effectiveness Of Olive Oil Back Massage On Reduction Of Labor Pain During First Effectiveness Of Olive Oil Back Massage On Reduction Of Labor Pain During First Stage Of Labor. (September). Deswani. (2017). Keperawatan Maternitas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Dharmayanti, I., Azhar, K., Hapsari, D., & H, P. S. (2019). Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan Berkualitas Yang Dimanfaatkan Ibu Hamil Untuk Persiapan Persalinan Di. 60–69. Diana, S., Anggraeni, Sumarni, & Ely, E. A. (2015). Pengaruh Dukungan Suami Dalam Proses Persalinan Dengan Nyeri Persalinan Di Rsia Bunda Arif Purwokerto. Kebidanan Dan Keperawatan, 1–12. Dinda, P. P. R., Nur, R. R. S., & Dwi, A. S. (2018). Perbedaan Intensitas Nyeri Tehnik Pemberian Kompres Air Hangat Dan Aroma Terapi Mawar Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Ilmu Keperawatan, 6(2), 12–20. Hanjani, S. M., Tourzani, Z. M., & Shoghi, M. (2014). The Effect Of Foot Reflexology On Anxiety , Pain , And Outcomes Of The Labor In Primigravida Women. (5). Howard K, B., Gloria M, B., Joane M, D., & Cheryl M, W. (2018). Nursing Intervention Classification (Nic) (7th Ed.; I. Nurjanah, Ed.). United Kingdom: Elsevier. Idawati. (2015). Pada Fase Aktif Kontraksi Uterus Menjadi Lebih Lentur, Lebih

Lama Dan Lebih Kuat Sehingga Sensasi Nyeri Yang Dirasakan Lebih Meningkat. Ilmu Keperawatan, Xi(2), 189–193. Jenny, O., Ayu, A., & Muniarti. (2017). Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Immanudin Kabupaten Kotawaringin Barat. Kebidanan, 17(1), 22–33. Karyati, S., & Hidayah, N. (2015). Aplikasi Terapi Musik Religi Sebagai Upaya Menurunkan Skala Nyeri Persalinan Di Kab. Kudus Tahun 2015. 2. Kian, F. R., Shahbazi, S., Mohammadi, S., & Haghani, S. (2018). Kian, Fatemeh Rahimi Shahbazi, Shirin Mohammadi, Shelir Haghani, Shima. 5(3), 355–362. Kristina, Fransiska, M., & Leni. (2016). Pengaruh Metode Massage Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di Klinik Bersalin Anna Medan Tahun 2016. Kurniawati, A., Dasuki, D., & Kartini, F. (2017). Efektivitas Latihan Birth Ball Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida. 7642, 1–10. Kurniawati, D. (2017). Manajemen Intervensi Fase Laten Ke Fase Aktif Pada Kemajuan Persalinan. Ilmu Keperawatan, 4(Persalinan), 27–34. Marniyati, L., Saleh, I., & Soebyakto, B. B. (2016). Pelayanan Antenatal Berkualitas Dalam Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi Pada Ibu Hamil Oleh Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung Dan Sei Selincah Di Kota Palembang. 3(1), 355–362. Maryuni. (2020). Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Nyeri Persalinan. Kebidanan, 2, 116–122. Mayasari, C. D. (2016). Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri Non Farmakologi Bagi Seorang Perawat. 1(10). Metti, D. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Tanda-Tanda Persalinan Di Wilayah Lampung Utara. Jurnal Keperawatan, Xii(2). Nanda. (N.D.). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2018 - 2020 (11th Ed.; T. . Herdman, Ed.). Jakarta: Egc. Nattah, F. M., & Abbas, W. A. K. (2016). Assessment Of Level Of Pain And Its Relation With Breathing Exercise In The First Stage Of Labour Among Primi Mothers At Hilla Teaching Hospital. Nursing, (October). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15. Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer. , (2018). Rodiani. (2019). Prinsip Kerja Ultrasonografi Doppler Pada Kehamilan. 3, 182–185. Septianingrum, Y., Tri Juwono, H., Triharini, M., Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, F., Obsgyn Rsud Soetomo Surabaya, S., & Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, F. (2016). Effect Of Music Therapy On Pain, Anxiety And Cortisol Level In Primigravida During Active Phase Based On Kolcaba’s Theory. The Proceeding Of 7th International Nursing Conference: Global Nursing Challenges In The Free Trade Era. Setyowati, D. (2015). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Persalinan Di Rsu Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Kebidanan Dan Keperawatan. Retrieved From Http://Repository.Poltekkesmajapahit.Ac.Id/Index.Php/PubKeb/Article/Viewfile/372/286 Soe, M., Swanson, E., Jhonson, M., & Mass, M. L. (2018). Nursing Outcomes Classification (Noc) (6th Ed.; N. Intansari, Ed.). United Kingdom: Elsevier. Statistik Kependudukan Dan Ketenagakerjaan. (2019). Penduduk Indonesia 2015 2019. In Kebutuhan Data Ketenagakerjaan Untuk Pembagunan Berkelanjutan. Jakarta. Sunarsih, & Ernawati. (2016). Perdedaan Terapi Massage Dan Terapi Relaksasi Dalam Mengurangi Nyeri Persalinan Di Bidan Praktik Swasta ( Bps ) Ernawati. Kebidanan Dan Keperawatan, 8–12. Suriyati. (2019). Metode Non Farmakologi Dalam Mengatasi Kecemasan Pada Persalinan Non Pharmacology Methods In Overcome Anxiety In Labor. 5(1), 56–61. Swearingen, P. L. (2016). All In One Nursing Care Planing Resource (4th Ed.). St. Louis, Missouri: Elsevier. Syalfina, A. D. (2017). Faktor Risiko Dan Penanganan Nyeri Persalinan. 9(2), 3–6. Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Digital Repository, Universitas Jember. World Health Organization. (2017). Trends In Maternal Mortality. Switzerland.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1

55

Lampiran 2

Related Documents

Kti Diare
January 2021 1
Kti Bismillah
January 2021 1
Kti ,pengkajian Askep
February 2021 1
Kti Esti Revisi 3.docx
January 2021 0

More Documents from "Ferguso"