Gangguan Psikofisiologis Dan Psikologi Kesehatan

  • Uploaded by: Marta Marselina
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gangguan Psikofisiologis Dan Psikologi Kesehatan as PDF for free.

More details

  • Words: 6,291
  • Pages: 30
Loading documents preview...
GANGGUAN PSIKOFISIOLOGIS DAN PSIKOLOGI KESEHATAN

Gangguan psikologis ditandai dengan simpto-simptom nyata yang disebabkan atau diperburuk faktor psikologis, istilah ini lebih banyak dipakai dibanding istilah sebelumnnya yaitu psikosomatis. Gangguan psikofisis merupakan penyakit yang mencakup kerusakan tubuh yang sebagian disebabkan oleh faktor-faktor psikologis. Gangguan psikofisis tidak lagi muncul sebagai kategori diagnostik dalam DSM Pada tahun 1936 Hans Selye seorang dokter memperkenalkan sindrom adaptasi menyeluruh (general adaptation syndrome-GAS) suatu gambaran respon biologis untuk bertahan dan mengatasi stress fisik . terdapat 3 fase 

Fase pertama

Reaksi alarm sistem saraf otonom di aktifkan oleh stress jika stress terlalu kuat terjadi luka pada saluran pencernaan kelenjar adernalin membesar dan thimus menjadi lemah. 

Fase kedua

Resistensi organisme beradaptasi dengan stress melalui berbagai mekanisme coping yang dimiliki 

Fase ketiga

Jika stresor menetap atau organisme tidak mampu merespon secara aktif yaitu suatu tahap kelelahan yang amat sangat dan organisme mati atau menderita kerusakan yang tidak dapat diperbaiki Ini digunakan dalam literatur kronologi namun dengan perubahan mendasar dalam definisinya . beberapa peneliti mengikuti pendapat tersebut dan tetap menganggap stress sebagai respon namun peneliti lain melihat stress sebagai suatu stimulus. Konsep coping yaitu bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang ditimbulkannya . bahkan diantara mereka yang menilai suatu situasi sebagai penuh stress efek stress dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu menghadapi situasi tersebut. Lazarus dan para koleganya mengidentifikasi dan dimensi coping o Problem focused coping Mencakup bertindak secara langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan solusi o Emotion focused coping Merujuk pada berbagai upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosional negatif terhadap stress

Peneliti coping juga mengajukan coping yang berupa penghindaran atau avodiance coping yaitu mencakup aspek-aspek coping yang berfokus pada masalah dan yang berfokus pada emosi. Esensi coping berupa penghindaran adalah berusaha

menghindar untuk

mengakui bahwa memang ada masalah yang harus diatasi atau menyerah. Emosi positif dapat dan memang menyertai timbulnya emosi negatif dalam situasi penuh stress dan dapat memberikan manfaat. Coping efektif seringkali bervariasi sesuai dengan situasi. Bukti-bukti menunjjukan bahwa secara umum coping berupa pelarian atau penghindaran (misalnya berharap bahwa situasi akan berakhir dengan sendirinya)merupakan coping paling tidak efektif untuk menghadapi banyak masalah kehidupan.

Upaya Mengukur Stress

Skala ratiing penyesuaian sosial Holmes dan Rahe(1967). Memberikan daftar peristiwa kehidupan kepada sekelompok besar responden dan meminta mereka memberi nilai setiap item berdasarkan intensitas dan lamanya waktu yang mereka perkirakan dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan peristiwa tersebut. Secara subjektif menikah diberi nilai stres 500, semua item kemudian dievaluasi menggunakan referensi nilai tersebut, kemudian nilai yang benar-benar ddialami dijumlahkan dan menghasilkan skor unit perubahan kehidupan (life-change unit-LCU) yaitu jumlah pembobotan peristiwa. Skor LCU terkatit dengan beberapa penyakit Hasil tersebut menunjjukan hubungan korelasional antara stres psikologis dan penyakit fisik . namun tidak berarti bahwa stress menyebabkan atau berkontribusi terhadap penyakit. Terakhir SRRS dikritik karena berisi item-item yang berisi efek stres dan pemicu stres tanpa upaya untuk memmilah keduanya . dan ini dikembangkan lebih dari 35 tahun lalu sehingga menyebabkan nilai beberapa peristiwa kehidupan yang penuh stres secara potensial tidak lagi sesuai dengan kondisi dewasa ini. Bersama dengan fakta bahwa sering kali bahwa sering kali diperlukan waktu bertahun-tahun bagi stres untuk dapat berkontribusi terhadap suatu penyakit , mengindikasikan bahwa penelitian tentang stress

dan kesehatan harus

berjangka panjang sehingga bias self report dapat diminimalkan dan perubahan dalam stres dapat dibuktikan memicu perubahan kesehatan

Pengukuran pengalaman harian Stone dan Neale (1982) mengembangkan alat pengukuran pengalaman harian (assesment of daily experience-ADE) tanpa mengandalkan penuturan diri. Memungkinkan

individu mencatat dan memberi

nilai pengalaman sehari-hari mereka dalam penelitian

prospektif. Satu hari digunakan sebagai unit anaisa karena suatu karakterisasi menyeluruh kurun waktu ini dapat dilakukan tanpa terjadi bias besar dalam ingatan yang dituturkan diri sendiri. Meskipun berbagai peristiwa yang dilaporkan dalam satu hari secara umum kurang berat dibanding peristiwa dalam kurun waktu yang lebih lama, saat ini terdapat bukti-bukti langsung bahwa sebagi peristiwa kecil tersebut berhubungan denga n penyakit. Salah satu aspek menarik yang terjadi sebelum simptom adalah berbagai peristiwa yang tidak diinginkan mencapai titik terendah beberapa hari sebelum timbulnya penyakit, namun tepat dua hari sebelum timbulnya penyakit . kedua jenis peristiwa tersebut terjadi pada tingkat rata-rata, dengan demikian spekulasi bahwa hasil tersebut disebabkan oleh semacam bias.

Mengukur Coping Studi jangka panjang (longitudinal) yang dapat menunnjukan cara koping tertentu terhadap stress memicu hasil yang sebelumnya diperkirakan oleh para peneliti. Carver dkk (1993) menyeleksi beberapa perempuan yang baru saja di diagnosis menderita kanker payudara dan mengukur bagaiman amereka melakukan coping beberapa waktu selama satu tahun berikutnya para perempuan yang menerima diagnosis dan tetap memiliki rasa humor memiliki tingkat distress yang lebih rendah . metode coping memaluli penghindaran sperti pengingkaran dan perilaku tidak terkendali memiliki kaitan denga distress yang tinggi

Dukungan Sosial Sebagai Perantara Hubungnan Stress Dan Penyakit Dalam satu studi ditemukan bahwa orang-orang yang memiliki jaringan dalam sosial yang lebih beragam, memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menderita pilek setelah dipaparkan dengan virus (Cohen dkk 1997). Tingkat dukungan fungsional yang lebih tinggi ditemukan memiliki kaitan dengan tingkat atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah arteri) yang lebih rendah (seeman dan syme 1989)hingga kemampuan perempuan dalam menyesuaikan diri dengan Rhematoid arthritis kronis(Goodenow, Reisine dan Grady 1990) dan distress emosional yang lebih rendah pada perempuan setelah menjalani operasi kanker payudara(Alferi dkk 2001) namun tidak semua penelitian menemukan bahwa dukungan sosial memberikan efek positif . stresor sangat berat

yang dialami seseorang dapat

mebuatnya sangat tertekan sehingga dukungan sama sekali tidak ada gunanya.

Teori Hubungan Stress-Penyakit

Sebagian besar penelitian dalam bidang ini berupaya untuk menghubungkan stres dengan penyakit yang dituturkan diri sendiri(self report of illness) setelah melakukan kajian literatur secara ekstensif , menyimpulkan bahwa hubungan pasti antara kondisi emosional negatif dan kesehatan sebenarnya hanyalah hubungan antara emosi negatif dan penyakit yang dituturkan, stone dan costa (1990)menyatakan bahwa neurotitisme memprediksikan berbagai laporan tentang jumlah semua jenis keluhan somatik yang lebih tinggi namun disebabkan oleh perubahan gaya hidup sehat Stress dapat memicu perubhan kesehaqtan yang tidak langsung disebabkan oleh variable biologis atau psikologis namun disebabkan oleh perubahan gaya hidup sehat. Perunahan perilaku tersebut dapat meningkatkan resikopenyakit. Hubungan antara status sosio ekonomi rendah dan kematian dijelaskan melalui meningkatnya perilaku tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkolhol(Lynch dkk 1996)

Teori Biologis 

Teori kelemahan somatik(somatic weakness theory)

Hubungan antara stress dan gangguan psikofisiologis tertentu terletak pada kelemahan organ tubuh tertentu. 

Teori reaksi spesifik(spesific reaction theory)

Para individu merespon stress dengan cara khas mereka sendiri dan sistem tubuh yang paling responsif menjadi kandidat yang paling mungkin mengalami gangguan psikofisiologis yang terjadi kemudian 

Pemaparan jangka panjang pada hormon stres

Perubahan biologis ditimbulkan oleh stres bersifat

adaptif dalam jangka pendek. Para

individu dapat menunnjukkan beban alostatik (khearusan tubuh untuk terus menerus beradaptasi)dengan cara berbeda-beda(McEwen dan Seeman,1999) 

Stres dan sistem imun

Bidang penelitian yang paling dekat mendokumentasikan peran stress dan perubahan sistem imun dalam timbulnya oenyakit secara aktual adalahstudi tentang infeksi penyakit. 

Imunitas sekretori

Stres berhubungan dengan timbulnya flu karena beberapa studi menegaskan hubungan antara stres dengan infeksi pernapsan 

Sitokinin

Stres dapat meicu serangan imun sehingga ketika seseorang sedang mengalami stres interleuklin 1 dan interleuklin 6 dilepaskan sehingga seakan tubuh sedang melakukan infeksi

Teori Psikologis 

Teori psikoanalisis

Teori analisis berpendapat bahwa konflik-konflik tertentu dan kondisi emosional terkait dengannya memicu terjadinya gangguan psikofisiologis 

Faktor kognitif dan behavioral

Level kognisi tinggi yang terdapat pada manusia melalui evolusi juga menciptakan potensi pikiran negatif yang dapat menimbulkan perubahan fisik yang bertahan lebih dalam dari yang diinginkan

Gangguan Kardiovaskular Penyakit pada jantung dan sistem sirkulasi darah , secara umum disepakati bahwa banyaknya kematian oleh penyakit kardiovaskular dapat ditunda atau dicegah dengan menangani satu taua lebih faktor resiko yang telah diketahui yang banyak diantaranya berkaitan dengan perilaku

Hipertensi Esensial Disebut juga hipertensi primer karena hipertensi terjadi tanpa ada penyebab biologis yang nyata, biasanya penderita tidak menyadari akan adanya penyakit tersebut hingga penderita mati tiba-tiba

Stres psikologis dan kenaikan tekanan darah Dalam berbagai studi pemantauan dalam aktifitas sehari-hari jumlah keseluruhan kenaikan tekanan darah yang berhubungan dengan kondisi emosional atau lingkungan cukup kecil. secara konsisten ditemukan bahwa sekelompok peserta penelitian mengalami kenaikan tekanan darah yang tinggi menunjjukan bahwa hanya orang-orang yang memiliki semacam predisposisi atau diathesis akan mengalami tekanan darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menjadi hipertensi permanen, berikut adalah kemungkinan diathesis:

Faktor-Faktor Pemicu 

Kemarahan



Reaktifitas kardiovaskular

Ada 2 poin penting yang harus ditunjjukan untuk memastikannya -reaktivitas harus reliabel bila digunakan sebagai alat prediksi -pengukuran reaktivitas di laboratorium harus berhubungan secara aktual dengan lerja sistem kardiovaskular seseorang dalam aktifitas sehari-hari

Penyakit Jantung Koroner Terdiri dari 2 tipe utama anginia pektrris dan infarksi miokardial atau serangan jantung 

Karateristik Simptom anginia pektoris adalah rasa sakit di dada secara berkala biasanya di belakang tulang dada ggung dan kadang bahu , penyebabnya adalah kurang pasukan oksigen ke jantung disebabkan oleh atherosklerosis koroner yaitu penyempitan arteri koroner karena timbunan kolesterol. Dipicu oleh kerja fisik yang berlebihan dan umumnya sembuh dengan beristirahat atau berobay



Stres dan infraksi miokardial Dipicu oleh kerja fisik yang berlebihan, episode kemarahan dan faktor stres akut lain, ketegangan akan pekerjaan meningkatkan infraksi miokardial



Berbagai diathesis untuk penyakit jantung koroner



Diathesis psikologis Friedmand dan Rosenman dkk tahun 1958 mengidentifikasi 2 pola perilaku yaitu pola perilaku tipe A: memiliki dorongan kuat, kompetitif untuk meraih prestasi dan kemajuan, perasaan urgensi yang berlebihan tentang berjalannya waktu dan harus bergegas dan sangat agresif serta hostilitas terhadap orang lain. Tipe B: memiliki gaya hidup kurang ambisius dan kurang hostile

Asma 

Karatteristik asma Ketika terjadi serangan asma terjadi penyempitan saluran udara tersebut bersifat hipersensitif sehingga menjadi sangat sulit untuk bernapas, dapat dipicu, virus, alergi, asap, polusi, olah raga, kedinginan, dan kondisi emosional



Etiologi asma

Kemungkinan penyebab menjadi tiga kategori: alergi, infeksi dan psikologis(Rees 1964) selain tiga tersebut terdapat penyebab lingkungan seperti kafein dan olahraga. 

Faktor-faktor psikologis dalam asma Meskipun pada awalnya asma disebabkan oleh infeksi atau alergi, stres psikologis dapat juga memicu serangan. Para pasien asma melaporkan bahwa banyak serangan yang mereka alami dipicu oleh emosi seperti kecemasan



Peran keluarga Salah satu sumberstres psikologis yang berhubungan dengan asma adalah interaksi orang tua dan anak. Kehidupan keluarga para penderita asma berperan dalam timbulnya penyakit mereka, contohnya orang tua yang memperlakukan anaknya secara istimewa karena anaknya memiliki asma



Predisposisi psikologis Bahwa infeksi melemahkan paru-paru dan membuat organ tersebut mudah terpengaruh oleh stresbila sistem pernapasan memiliki predisposisi untuk asma, stresor psikologis dalam jumlah berapa pun dapat berinteraksi denbgan diathesisi dan menyebabkan timbunlnya penyakit.

AIDS 3 karakteristiknya yaitu: 1. Dapat disebabkan oleh perilaku yang tidak rasional dan menghancurkan diri sendiri 2. Hingga saat ini belum dapatt disembuhkan atau dicegah melalui pengobatan medis 3. Dapat dicegah melalui pendekatan psikologis 

Rentang masalah Pertama kali diketahui pada 1981 pada awalnya disebut sebagai penyakit kaum gay namun jumlah semakin meningkat pada heteroseks berkembang pesat di afrika ibu hamil yang mengidap AIDS akan melahirkan anak yang terinfeksi oleh AIDS



Deskripsi penyakit AIDS merupakan suatu penyakit dimana sistem kekebalan tubuh sangat menurun karena HIV sehingga menyebabkan individu beresiko tinggi menderita penyakit fatal, seperti sarkoma kaposi sejenis kanker limpa yang jarang terjadi dan berbagai macam infeksi jamur virus dan bakteria yang berbahaya.



Penyebaran penyakit HIV hanya terdapat dalam darah, sperma ,cairan vagina dan penularan terjadi apa bila cairan tersebut bercampur dengan darah. Kemudian berhubungan seks tanpa pelindung, memasukkan jari kedalam anus atau vagina, dan menggunakan jarum suntik tidak steril bersama-sama



Pencegahan penyakit Teori psikologi sosial dan terapi perilaku serta penelitian mengajukan berbagai strategi yang dapat menjadi basis intervensi pencegahan yang efektif(Chernoff 1998,Kalichman 1995, Kelly 1995) o Menyediakan informasi akurat tentang penularan HIV o Menyampaikan secara jelas resiko yang dihadapi seseorang yang berhubungan seksual dengan banyak orang, o Mengidentifikasi ciri-ciri situasi beresiko tinggi o Menyediakan instruksi dalam penggunaan kondom,serta kendali behavioral o Menjelaskan secara rinci bagaimana perubahan-perubahan perilaku tertentu dapat mengurangi resiko o Memberikan pelatihan keterampilan sosial yang mecakup keterampilan asertivitas seksual o Bekerja di tingkat komunitas untuk meningkatkan dukungan sosial berskala besar untuk membuat seks aman menjadi normatif

Gender dan Kesehatan Perbedaan morbiditas pada laki-laki dan perempuan o Umumnya perempuan berumur lebih panjang daripada laki-laki mereka mungkin menderita beberapa penyakit yang berhubungan dengan penuaan o Perempuan dapat lebih memperhatikan kesehatan dibandingkan laki-laki sehingga lebih mungkin datang kedokter o Perempuan lebih sering mengalami stress dibandingkan laki-laki dan mereka menilai stres berdampak besar pada mereka jika menyangkut peristiwa kehidupan yang besar o Para dokter cenderung menangani masalah dan keluhan kesehatan perempuan secara serius dibanding masalah kesehatan laki-laki o Bukti-bukti menunjjukan bahwa perbedaan mordibilitas perempuan tergantung sosio demografis

Sosioekonomi,Etnisitas Dan Kesehatan Kelompok etnis kulit berwarna lebih menerima kematian sebagai bagian kehidupan dan pemikiran untuk berjuang melawan penyakitkurang sesuai dengan pandangan mereka terhadap dunia, dimana tidak demikian halnya pada orang kulit putih.

Menangani Hipertensi Dan Mengurangi Resiko CHD ditemukan obat biasanya dokter pada zaman dahulu lebih menyarankan pasien untuk menurunkan berat badan dan tidak terlalu memikirkan, kemudian ditemukan obat, sebagian pasien merasakan ketidak cocokannya dalam efek-efek yang ia alami selama mengkonsumsi obatn. Namun ada cara lain yang dapat menurun kan tekanan darah dengan cara berolahraga secara teratur, mengurangi asupan garam, merhenti mengkonsumsi rokok dan alkhohol.

Management Stress Merupakan serangkaian teknik untuk membantu orang-orang yang jarang di rujuk sebagai pasien dll. Dan teknik-teknink nya yaitu: 

Pengurangan ketegangan Misalnya dengan relaksasi otot



Restruktirisasi kognitif Mengubah sistem kepercayaan seseorang dan meningkatkan kejernihan interpretasi logis



Pelatihan keterampilan behavioral Mengekspresikan rasa suka dan tidak suka tanpa melanggar hak orang lain



Pendekatan perubahan lingkungan Mengubah letak masalah yang berada di lingkungan

Management Rasa Sakit Terdapat 2 macam rasa sakit danmanagementnya yaitu: 

Rasa sakit akut Pentingnya rasa memiliki kendali atas diri pribadi dalam mengatasi rasa sakit akut dapat dilihat dengan mudah dalam situasi dimana pasiendiperbolehkan menggunakan

analgesik

dengan dosisi yang sudah ditenntukan ini disebut analgesia yang

dikendalikan pasien 

Rasa sakit kronis Pendekatan behavioral(pengkondisian operant) dan kognitif behafioral yang ketat penting bagi penanganan efektif.

GANGGUAN MAKAN

Kriteria DSM-IV-TR untuk anoreksia nervosa o Menolak untuk mempertahankan berat badan normal o Meskipun berat badannya sangat kurang, namun mengalami ketakutan yang amat sangat menjadi gemuk o Gangguan pencitraan tubuh o Pada perempuan yang telah mestruasi terjadi amenorea Dalam DSM-IV-TR membedakan 2 tipe anoreksia nervosa dalam tipe terbatas, penurunan berat badan dicapai dengan sangat membatasi asupan makanan, dalm tipe makanberlebihan terjadi pengurasan, yang bersangkutan secara rutin makan berlebihan lalu mengeluarkannnya Pasien menunjjukan angguan kepribadian, perilaku implusif, mencuri, menyalahgunakan obat, menarik diri, gangguan obsesiv komplusif, fobia dan gangguan panik, pada laki-laki yang menderita anoreksia memiliki kemungkinan didiagnosis menderita gangguan mood, skizofrenia atau ketergantungan zat.

Anoreksia nervosa dan depresi Penelitian juga menemukan bahwa perempuan yang menderit aanoreksia mengalami depresi memiliki gaya atribusional depresi. Ketika mereka mengalami peristiwa yang penuh stres dalam hidup hidup mereka cenderung mengartikannya dengan cara yang menimbulkan kondisi emosional negatif

Perubahan fisik dalam anoreksia nervosa Tekanan darah seringkali turun, massa tulang berkurang, kulit mengering, kuku jari mudah patah, kadar hormon berubah dan dapat terjadi amnesia ringan. Beberapa pasien mengalami kerontokan dan lanugo yaitu bulu-bulu halus di tubuh mereka.

Prognosis 70 persen penderita anoreksia bisa disembukhan dapat berlangsung 6 atau 7 tahun , penyakit inimerupakan penyakit yang mengancam jiwa

Bulimia Nervosa Kriteria DSM-IV-TR untuk bulimia nervosa

o Makan berlebihan secara berulang-ulang o Pengurasan berulang untuk mencegah bertambahnya berat badan o Simtom-simtom terjadi sekurang-kurangnya2 kali seminggu selama sekurangkurangnya 3 bulan o Penilaian diri sangat tergantung pada bentuk tubuh dan berat badan Dikaitkan dengan sejumlah diagnosis lain terutama depresi, gangguan kepribadian. Gangguan anxietas, penyalahgunaan zat dan gangguan tingkah laku.(carroll, touyz dan beumont 1996, Godart 2000)laki-laki penderita bulimia juga memiliki kemungkinan diagnosa gangguan mood dan ketergantungan zat.

Perubahan fisik dalam bulimia nervosa Menstruasi yang tidak teratur, termasuk amenoera biasanya memiliki IMT tubuh yang biasa, penggunaan obat pencahar yang tidak teratur menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur dan muntah sevara berulang.serta hilangnya enamel gigu yang disebabkan oleh asam lambung

prognosis komorbid dengan penyalahgunaan zat atau memiliki riwayat depresi memiliki prognosis lebih buruk dibandingkan pasien tanpa faktor tersebut

gangguan makan berlebihan DSM-IV-TR mencantumakan gangguan makan sebagai satu diagnosis yang memerlukan studi lebih jauh dan bukan sebagai diagnosis resmi, gangguan ini mencakup makan berlebihan yang berulang (dua kali seminggu selama sekurang-kurangnya enam bulan ) kurangnya kontrol diri selama episode makan berlebihan dan merasa tertekan karena makan berlebihan serta berbagai karakteristik seperti makan cepat dan diam-diam

Faktor-faktor biologis Bukti faktor genetik dapat berperan suatu sttudi baru-baru ini menemukan bukti keterkaitan kromosom 1 diantara pada penderita anoreksia Gangguan makan dan otak Hipotalamus dianggap berperan dalam anoreksia . model hipotalamus berperan dalam gangguan citra tubuh atau rasa takut menjadi gemuk. Hipotalamus yang mengalami disfungsi tampaknya tida memiliki kemungkinan besar sebagi suatu faktor dalam anoreksia nervosa.

Pengaruh sosio kultural Seiring berubahnya standar kurtural yang menilai bentuk tubuh langsing sebagai sesuatu yang ideal bagi perempuan. Pravalensi gangguan makan lebih tinggi di negara-negara industri dimana tekanan kurtural untuk bertubuh langsing sangat kuat

Pandangan psikodinamika Berbagai teori psikodinamika mengenai gangguan makan menitik beratkan pada orang tua-anak dan karakteristik kepribadian . meskipun demikian penelitian mengenai karakteristik keluarga yang memiliki anak yang mendrita gangguan makan data yang berbeda tergantung pada cara pengumpulan data , penelitian tentang kepriabdian pengindikasikan bahwa penderita gangguan makan memiliki neurotisisme dan kecemasan tinggi serta harga diri yang rendah.

Kepribadian dan gangguan makan Banyak studi yang juga mengukur kepribadian terkini para penderita gangguan makan, mengacu pada hasi berbagai kuesioner kepribadian yang telah diakui seperti MMPI , para pasien penderita anoreksia maupun bulima memiliki tingkat neurotisme dan kecemasan yang tinggi dan harga diri yang rendah

Karakteristik keluarga Hubungan yang bermasalah dalam keluarga tampaknya meang menjadi karakter keluarga beberapa pasien gangguan makan dengan salah satu karakteristik yang paling sering terlihat adalah rendahnya dukungan

Penyiksaan anak dan gangguan makan Penelitian juga menemukan angka pelecahan di masa kanak-kanak lebih tinggi di kalangan pasien gangguan makan. Pelecehan yang terjadi di usia sangat awal melibatkan unsur pemaksaan. Dan dilakukan oleh anggota keluarga dapat memiliki hubungan yang lebih kuat dengan gangguan makan dibanding jenis pelecehan lainnya.

Pandangan kognitif perilaku 

Anoreksia nervosa

Beberapa teori juga mencakup variabel kepribadian dan sosio kultural dalam upaya menjelaskan bagaimana rasa takut kegemukan dan gangguan citra tubuh berkembang. 

Bulimia nervosa Kekhawatiran berlebihan dengan penambahan berat badan, harga diri rendah, aturan ketat yang ia buat akhirnya dilanggar dengan meningkatnya makan yang berlebihan setelah itu timbul perasaan jijik

dan rasa takut menjadi gemuk dan melakukan

tindakan kompensatori muntah

Penanganan psikologi anoreksia nervosa Sering memerlukan rawat inap di rumah sakit untuk mengurangi komplikasi medis gangguan tersebut dan terapi yang menjadi bentuk utama adalah terapi keluarga, obat juga digunakan namun tidak berhasil

Penanganan psikologi bulimia nervosa Penanganan utama adalah pemberian obat-obat anti depreasan, meskipun efektif namun akan kemabli kambuh bila terjadi putus obat. Terapi yang dilakukan adalah kognitif behavior pendekatan terfokus pada pada pertanyaan standar masyarakatmengenai daya tari fisik mempertanyakan keyakinan yang mendorong sangat dibatasinya asupan makanan dan mengembangkan pola makan normal , hasilnya menjanjikan setidaknya jangka pendek.

GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN PENGGUNAAN ZAT

Kriteria ketergantungan zat Dalam DSM-IV-TR Tiga atau lebih dari hal-hal berikut ini: 

Toleransi



Putus obat



Zat digunakan dalam waktu yang lebih lama dan lebih banyak daripada yang dimaksudkan



Keinginan atau upaya untuk mengurangi atau mengendalikan pengguanaanya



Sangat banyak waktu yang digunakan dalam berbagai aktivitas untuk mendapatkan zat tersebut



Berbagai aktifitas sosial, rekreasional atau pekerjaan menjadi berhenti atau berkurang



Terus-menerus menggunakannya meskipun menyadari bahwa berbagai masalah psikologis atau fisik menjadi semakin parah karenanya Mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil memiliki berbagai masalah fisik atau

psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan teman-teman. Ketergantungan obat didiagnosis sebagai kondisi yang disertai dengan ketergantunagn fisiologis disebut juga kecanduan, jiak terdapat toleransi atau gejala putus obat.

Kriiteria penyalahgunaan zat Dalam DSM-IV-TR 

Penggunaan suatu zat secara maladaptif yang ditunjukkan oleh salah satu dari berikut ini



Gagal memenuhi tanggung jawab



Penggunaan berulang dalam berbagai situasi yang secara fisik berbahaya.



Berulang kali mengalami berbagai masalah hukum yangt berkaitan dengan penggunaan zat



Terus menerus menggunakan terlepas dari berbagai masalah yang deisebabkan oleh penggunaan zat tersebut.

ketergantungan alkohol dan penyalah gunaan alkohol DSM-IV-TR membedakan antara ketergantungan alkohol dan penyalah gunaan alkohol, istilah penyalahgunaan sering kali digunakan untuk kedua aspek konsumsi

allkohol yang berlebihan dan berbahaya tersebut. Orang yang tergantung pada alkohol cenderung memiliki simtom gangguan yang lebih parah seperti toleransi atau putus zat. Secara subjektif orang yang bersangkutan sering mengalami kecemasan, depresi, lemah, tidak dapat diam dan tidak dapat tidur. Tremor otot, terutama otot-otot kecil di jari, wajah, kelopak mata, bibir dan lidah terlihat jelas . denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh meningkat.

Prevalensi penyalahgunaan alkohol dan komordibitas dengan gangguan lain Prevalensi penyalahgunaan dan ketergantunganh alkohol di amerika serikat bervariasi tergantung beberapa faktor seperti gender, umur, wilayah, etnisitas dan pendidikan. Angka minum kaum perempuaatan mendekati angka kaum laki-laki namun yang berat masih terdapat pada laki-laki. Pengguanaan alkohol terutama banyak terjadi di kalangan mahasiswa. Para remaja kulit putih lebih mungkin menyalahgunakan alhkohol dibanding remaja kulit hitam. Masalah minum komorbid dengan beberapa gangguan kepribadian, gangguan mood, pengguanaan obat-obat lain, skizofrenia dan gangguan anxietas juga merupakan suatu faktor dalam bunuh diri.

Perjalanan gangguan Pada kaum perempuan interval waktu onset mulai minum sangat banyak dan penyalahgunaan alkohol lebih singkat dibanding pada laki-laki(Mezzicg dkk1994) perempuan yang memiliki masalah minum lebih cenderung menjadi peminum yang stabil dan minum sendiri dibanding laki-laki mereka juga berupaya mendapatkan penanganan tidak lama setelah mengalami maslaha yang berhubungan dengan alkohol(shuckit dkk 1998)

Kerugian penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol Kecelakan lalulintas fatal yang berhubungan dengan alkohol menimbulkan masalah serius(alonso-zaldivar 1999)alkohol juga dapat menjadi satu faktor dalam kecelakaan pesawat terbang, kapal motor, industri, dan rumah tangga, alkohol juga menimbulkan berbagai masalah penegakan hukum.

Efek jangka pendek alkohol

Efek awal bersifat merangsang peminum merasakan suatu perasaaan sossiabilitas dan nyaman yang ekspansif seiring dengan naiknya kadar alkohol dalam darah. Namun stelah kadar alkohol dalam darah mencapai puncaknya dan mulai turun. Alkohol dalam jumlah banyak mengganggu proses-proses berpikir kompleks koordinasi motorik keseimbangan kemampuan bicara dan penglihatanjuga melemah.

Efek jangka panjang penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan Konsumsi alkohol dalam waktu lama memberikan efek negatif bagi hampir setiap jaringan dan organ tubuh,

dan malnutrisi parah dapat terjadi. Berkurangnya asupan

protein menyebabkan sirosis hati, berbagai perubahan fisiologis

lain yang umum

mencakup kerusakan kelenjar endokrin dan pankreas , gagal jantung, disfungsi ereksi , hipertensi, stroke, dan pendarahan pembuluh darah kapiler, yang menyebabkan pembengkakan dan memerahnya wajah terutama pada hidung pada penyalahguna alkohol kronis.

Nikotin dan merokok Nikotin adalah zat dalam tembakau yang menyebabkan kecanduan, zat tersebut merangsang berbagai reseptor nikotinik di dalam otak, jalur-jalur neural yang teraktifasi merangsang neuron-neuron dopamin didaerah mesolimbik yang tampaknya berperan dalam menghasilkan atau menguatkan efek sebagian obat-obata kimia

Prefalensi dan konsekuensi kesehatan Merokok penyebab 87% dari kanker pau-paru . komponen yang paling berbahaya dalam asap tembakau adalah nikotin,karbon monoksida dan tar yang terakhir terutama mengandung beberapa

hidrokarbon tertentu

yang banyak

diantaranya

disebut

karsinogenik (jalle 1985)

Konsekuensi perokok pasif Asap Tembakau Lingkungan (ATL) pada tahun 1993 environmental protection agency menggolongkan ATL sebagi bahan berbahaya, setingkat dengan asbes dan radon. Efeknya mencakup hal-hal berikut. o Non perokok dapat menderita kerusakan paru-paru kemungkinan permanen karena terpapar asap rokok dalam waktu lama. o Para non perokok beresiko lebih tinggi mengalamii penyakit kardiovaskular

o Bayi yang dilahirkan oleh para ibu yang merokok selam kehamilan lebih memungkinkan lahir prematur dengan cacat lahir o Anak dari orang tua yang merokok lebih mungkin mengalami infeksi saluran pernapasan atas, bronkitis, dan infeksi daluran pernapasan atas bronkitis.

Mariyuana Terdiri dari daun dan bagian atas berbunga sejenis tanaman yang dikeringkan dan dihancurkan yaitu canabis sativa. Digunakan sebagai teh, dihisap, dikunyah atau dipanggang

Efek mariyuana Efek psikkologisberkurangnya kendali terhadap diri dan menghambat fungsi kognitif , melemahkan kemampuan yang diperluakan untuk mengemudi.

Efek somatik Efek somatik jangka pendek meriyuana mencakup mata yang memerah dan gatal, mulut dan kerongkongan kering, nafsu makan meningkat, berkurangnya tekanan pada mata dan agak meningkatkan tekanan darah.

Sedatif Sedatif utama sering kali desebut downer melambatkan berbagai aktifitas tubuh dan mengurangi responsifitas kelompok obat-obatan ini mencakup opidat- opidum berbagai devariatnya yaitu morfin, heroin dan kodein dan harbiturat serta penenang sintesis seperti sekobarbital(seconal)dan diazepam(valium) -

Opiat Sekelompok sedatif yang menimbulkan kecanduan yang dalam dosis sedang menghilangkan rasa sakit dan tidur paling terkenal diantaranya adalah opium

-

Prevalensi penyalahgunaan opiat Dewasa ini heroin merupakan jenis opiat paling banyak disalah gunakan di kalangan dokter dan perawat, mahasiswa kalangan menengah dan menengah atas.

-

Efek psikologis dan fisiologios Reaksi karena karena belum menggunakan bermain dapat terjadi dalam 8 jam setelah penyuntikan sebelumnya, setidaknya setelah terjadi toleransi yang tinggi selama beberapa jam berikutnya individu mengalami rasa sakit pada otot, bersin

bersin, berkeringat dan berurai air mata. Dan berulangkali menguap. Dalam 36 jam simtom putus zat tersebut akan semakin parah dapat terjadi kejatan otot yang tak terkendali kram, menggigil atau wajah merah dan berkeringat berlebihan meningkatnya denyut jantung, tekanan darah dan orang yang kecanduan tidak bisa tidur, muntah, diare. -

Sedatif sintetis

-

Berbagai jenis sedatif sintestis lain juga menjadi bagian dari trend kenaikan tersebut berbagai jenis benzodiazepin seperti valium umum digunakan bagi manusia dan hewan secara khusus digunakan sebagai bagian dari penggunaan dalam kelompokk

Stimulan Stimulan atau upper seperti kokain bekerja di dalam otak dan sistem syaraf simpatetik unttuk meningkatkan keterjagaan dan aktifitas motorik. -

Amfetamin Menyebabkan

pelepasn

norepinefrin

dan

dopamin

dan

mengahambat

oengembailan kedua neurotransmiter tersebut, keterjagaan meningkat

fungsi

pencernaan dihambatdan nafsu makan berkurang -

Metamfetamin Dapat ditelan atau disuntikkan juga dapat melalui hidung dalam bentuk kristal jernih dapat memperlambat motorikdan efek pada otak.

-

Kokain

-

Selain mengurangi rasa sakit kokain memiliki efek lain, ia bekerja cepat pada otak,menghambat pengembalian dopamin di berbagai daerahmesolimbik yang dianggap menghasilkan raksi menyenangkan, hasilnya dopamin tetap berada pada sinaps

sehingga memfasilitasi transmisu neural untuk menghasilkanperasaan

positif.

LSD dan halusinnogen lain Halusinogen –LSD, meskalin, dan psolosbin mempengaruhu atau memperluas kesadaran penggunaanya mencerminkan hasrat manusia tidak hanya untuk lari darikenyataan yang tidak menyenangkan namun juga untuk menggali wilayah dalam diri. Penggunaan

ekstasi yang mirip dengan halusinogen meningkat secara dramatis dan obat ini dianggap memberikan ancaman kesehatan serius

Etiologi penyalahgunaan keterganntungan zat Pertama orang yang bersangkutan harus mempunyai sikap positif terhadap obat tersebut, kemudian mulai bereksperimen dengan menggunakannya, mulai menggunakannya secara teratur , menggunakan nya secara berlebihan dan terakhir menyalahgunakannya atau menjadi tergantung secara fisik kepadanya

Variable sosio kultural Variable sosio kultural memiliki peran yang sangat beragam dalam penyalahgunaan obat. Mulai dari pengaruh teman sebaya dan orang tua hingga pengaruhmedia dan jenis perilaku yang dianggap pantas dalam suatu buaya tertentu, lingkungan sosial dapat mempengaruhi ketertarikan dan akses seseorang terhadpa obat-obatan

Variable psikologis -

Perubahan mood Secara umum diasumsikan bahwa salah satu motif psikologis menggunakan

obat-obatan

menjadi

salah

satu

penguat,

utama untuk baik

dengan

meningkatkan mood positif atau dengan mengurangi mood negatif -

Keyakinan tentang resiko prevalensi 2 variabel psikologis lain yang berhubungan dengan penggunaan obat adalah sejauh mana seseorang meyakini bahwa suatu obat berahaya dan prevalensi penggunaan yang dilihat pada orang lain

-

Kepribadian dan penggunaan obat Suatu hubungan telah ditemukan antara pengguanan obat secara umum dan gangguan antisosial(Ball dkk 1994)

Variabel biologis Collaborative

study on the genetics of alcoholism menunnjukan bahwa kadar

intiksikasi yang rendah setelah minum alkohol dan ayan tubuh juga dapat dibedakan antara perempuan yang memiliki riwayat alkohol di keluarga dan mana yang tidak. Kemungkinan orang-orang yang memiliki bentuk tertentu gen tersebut mengalami lebih sedikit penguatan nikoton, menjadikan kemungkinan berhenti bila menginginkannya

Terapi penyalahgunaan alkohol Berbagai intervensi bagi permasalahan minummencakup penanganan biologis dan psikologis langkah langkahnya: o Mengakui masalah peminum mampu melakukan langkah yang disebut tahap kontemplasi dapat digunakan dengan memberikan pertanyaan yang menyentuh isu tersebut secara tidak langsung o Penanganan tradisional rumah sakit Rumah sakit negri danm swasta di seluruh dunia menyediakan tempat bagi penyalah guna alkohol penghentian melalui detoksifikasi, obat-obat penenang terkadang diberikan untuk menghilangkan kecemasan dan rasacemas akibat putus zat o Penanganan biologis Penanganan biologis paling baik bila dipandang sebagai sesuatu penanganan tambahan yaitu penanganan yang dapat memberikan manfaat bila di kombinasikan dengan suatu intervensi psikologis o Alchoholics anonymous Kelompoy terapi madiri terbesar dan paling terkenal di seluruh dunia. Pertemuan secara rutin anggota berdiri untuk memberitahukan bahwa meraka adalah seorang alkoholik yang sudah sembuh

memberikan kesaksian menegnai masalah

ketergantunaghn alkohol dan bagaimana kehidupan mereka lebih baik setelah lepas dari alkohol.

Terapi pasangan dan keluarga Salah satu fokus terapi adalah melibatkan pasangannya untuk membantu peminum meminum antabuse secara terartur

Penanganan kognitif dan perilaku Secara umum paling efektif o Terapi aversi Seorwang peminum bermasalah dikejutkan atau dibuat menjadi mual ketika melihat, meraih atau meminum alkohol disebut sensitisasi terutup o Pendekatan manajemen peristiwa

operant conditioning , bagaimana mengajari pasien dan orang-orang terdekatnya untuk menguatkan perilaku yang tidak berkaitan denagn minum

penanganan penggunaan obat terlarang detoksfikasi merupakan langkah pertama terapis dalam upaya menolong seorang pecandu atau penyalahguna obat dan mungkin merupakan bagian termudah dalam proses rehabilitasi -

Penanganan biologis Menangani kecanduan mencakup pembarian substitusi heroin yaitu obat yang secara kimia sama dengan heroin yang dapat menggantikan ketagihan atau antoagonis heroin yang mencegah oengguannya mabuk

-

Penaganan psikologis Melalui rumah rehabilitasu

Penaganan merokok -

Penanganan psikologis Membuat merokok jadii tidak menyenangkan, dengan merokok secara cepat dan mengajarkan relaksasi dan monolog positif pada situasi menggoda

-

Penanganan biologis Menggunakan permenkaret nikotin, plester nikotin atau alat penghirup untuk mengurangi simtom putus zat

Mencegah kekambuhan Pendekatan spesifik adaalah dengan memfokuskan pada kognisi mantan perokok, mempelajari cara yang efektif untuk melawan pikiran yang berhubungan dengan merokok, megalihkan pikiran mereka pada rokok. Pecegahan penyalah gunaan zat Upaya pencegahan antara lain: o Keterlibatan orang tua dalam berbagai program sekolah bagi anak-anak mereka o Label-label peringatan di kemasan minuman beralkohol o Menginformasikan pada konsumen bahwa minum alkohol selama hamil dapat menyebabkan cacat lahir dan janin, daan melemah kankemampuan mengemudi o Merinagtan media mengenai hukuman keras yang dijatuhkan bagi orang yang mengendarai kendaraan bermotor dalam keadaan mabuk dan saran menyiapkan

seseorang yang dapat mengantarkan pulangh sebelum minum alkohol dalam acar sosial o

Uji alkohol dan obat-obatan di tempat kerja

GNGGUAN SEKSUAL DAN IDENTITAS GENDER

Penyebab gangguan identitas gender GIG di masa kanak-kanak dihapuskan dalam DSM karena , sebagian besar anak yang merasa kurang nyamandengan peran geder yang yang di tetapkan secara sosial tidak cendrung merasa nyaman dengan jenis kelamin biologis nya dan tidak tumbuh menjadi transeksual o Faktor biologis Disebabkan oleh gangguan fisik melalui bawaan lingkungan dan identitas Transeksualisme pada orang dewasa bahkan terjadi semata-mata karana hormon o Faktor-faktor sosial dan psikologis Dalam beberapa keluarga perilaku semacam itu dapat terlalu banyak mendapat perhatian dan penguat dari orang tu dan kerabat, bahwa mereka tidak mencegah dan dalam banyak kasus jelas mendorong perilaku memakai pakaian lawan jenis pada anak mereka yang tidak normal

Terapi gangguan identitas gender o Perubahan tubuh Umumnya diminta untuk menjalani psikoterapi selama 6 hingga 12 bulan dan hidup sesuai gender yang diinginkan orang yang bersangkutan juga mebuat pilihan untuk menguvah tubuhnya dengan operasi misalnya o Operasi perubahan kelamin o Hampil seluruh alat kelamin lama dibuang dan beberapa jaringan dipertahankan untuk membentuk vagina buatan misalnya.

Minimal setahun sebelum operasi berbagai

hormon perempuan dikonsumsi untuk proses perubahan tubuh, menjalani elektrolisis yang ekstensif dan mahal untuk menghilangkan bulu di wajah dan tubuh dan pelatihan untuk menaikkan suara mereka o Perubahan identitas gender o Operasi pemberian hormon sebelumnya dianggap sebagai satu-satunya penanganan yang dimungkinkan untuk gangguan identitas gender karena berbagai upaya psikologis untuk mengubah identitas gender secara konsisten mengalami kegagalan, dilaorkan terdapat sejumlah kecil prosedur mengubah identitas gender melalui terapi perilaku yang tampak berhasil

Parafilia

Sekelompok gangguan yang mencakup ketertarikian seksual terhadap objek ang tidak wajar , berlangsung setidaknya selama 6 bulan dan menyebabkan distress

fetshisme Fetishisme mencakup ketergantungan pada benda-benda mati untuk menimbulkan gairah seksual. Kriteria Fetishisme dalam DSM-IV-TR : 1.

Berulang, intens, dan terjadi dalam kurun waktu setidaknya enam bulan, fantasi, dorongan, atau perilaku yang menimbulkan gairah seksual berkaitan dengan penggunaan benda-benda mati.

2.

Menyebabkan distress atau hendaya yang jelas dalam fungsi social atau pekerjaan

3.

Benda-benda yang menimbulkan gairah seksual tidak terbatas pada bagian pakaian perempuan yang dikenakannya sebagai lawan jenis atau alat-alat yang dirancang untuk menstimulasi alat kelamin secara fisik, seperti vibrator

Fetishisme transvestik

Kriteria fetishisme transvestik : 

Berulang, intens dan terjadi selama periode setidaknya 6 bulan pada laki-laki heteroseksual, fantasi, dorongan atau perilaku yang menimbulkan gairah seksual yang berkaitan dengan memakai pakaian lawan jenis



Menyebabkan distress atau hendaya yang jelas dalam fungsi sosial atau pekerjaan



Dapat berhubungan dengan distoria gender dalam kadar tertentu (merasa tidak nyaman dengan identitas gendernya

Kriteria pedofilia menurut DSM-IV 

Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat khayalanyang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa aktivitas seksual dengan anak prapubertasatau dengan anak-anak 

(biasanya berusia 13 tahun atau kurang)



Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan penderitaanyang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.c.



Orang sekurangnya berusia 16 tahun dan sekurangnya berusia 5 tahunlebih tua dari anak, atau anak-anak dalam kriteria

Kriteria diagnostik untuk veyouriosme 

Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat khayalan yangmerangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa mengamati orang telanjang yang tidak menaruh curiga, sedang membuka pakaian, atau sedang melakukanhubungan seksual.



Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan penderitaanyang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosil, pekerjaan, atau fingsi penting lainnya.

Kriteria diagnosik untuk eksibisionisme : 

Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat khayalan yangmerangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang



berulang dan kuat berupa memamerkan alat kelaminnya sendiri kepadaorang yang tidak dikenal dan tidak menduga.



Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan penderitaanyang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Kriteria diagnostik untuk sadisme seksual 

Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat khayalan yangmerangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan (nyata atau disimulasi) dimana penderitaan korban secara fisik atau psikologis (termasuk penghnaan)adalah menggembirakan pelaku secara seksual.



Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan penderitaanyang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Masokhisme adalah kebalikannya yaitu mencapai kepuasanseksual dengan menyakiti diri sendiri, lebih sering terjadi pada wanita,sedangkan sadisme lebih sering terjadi pada lakilaki. Masokhisme. Kriteria diagnostik untuk masokisme seksual 

Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat khayalan yangmerangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan (nyata, atau disimuasi) sedangdihina, dipukuli, diikat, atau hal lain yang membuat menderita.



Khayalan, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan penderitaanyang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Terapi parafilia Ada beberapa metode: o Terapi psikoanalisis, o Sulit di tangani keberhasilan yang cukup memadai perspektif ini biasanya dianut oleh pengadilan dan masyarakat o Teknik behavioral o Menggunakan kejut listrik atau obat mual emetik o Penaganan kognitif o Distorsi kognitif yang menjadi target modivikasi, teknik pelatihan empati terhadap orang lain, o Penanganan biologis o Salah satunya dengan cara kastrasi atau pemotongan testis penggunaan MP untuk menurunkan kadar testosteron pada laki-laki untuk menurunkan gairah seksual o Hukum megan mengizinkan pihak kepolisian mempublikasikan keberadaan penjahat seks, dan dapat melalui akses komputer untuk mengetahuinya

Perkosaan Dibagi dalam 2 kategori yaitu secara paksa dan secara hukum

Kejahatan perkosaan Ada yang direncanakan dan ada yang berdasarkan spontanitas, perkosaan jauh lebih dianggap sebagai kekerasan agresi dan dominasi daripada sebagai tindakan seks, perkosaan dengan teman kencan dan juga perosaan dengan menggunakan obat penenang.

Korban, serangan, dan pascakejadian Korban menjuadi trauma fisik maupun mental, ketegangan, rasa malu, berpikir untuk balas dendam, depresi,hilang harga diri, dan fobia, serta kekhawatiran akan penyakit menular seks dan kehamilan tak diinginkan

Pemerkosa Perkosaan dalam peperangan Perkosaan yang terjadi pada saat perang bosnia, perkosaan tersebut terjadi dikarenakan perintah komandan mereka dengan tujuan kemiliteran khusus untuk menghancurkan kehormatan dan integritas mereka yang beragama muslim.

Terapi untuk pemerkosa Dengan meluruskan distorsi keyakinan, merubah sikap terhadap perempuan, manajemen kemarahan, mengingkatkan harga diri, dan mengurain penyalahgunaan zat

4 fase dalam siklus respon seksual masturbasi dan sedang berhubungan seks o Keinginan (apetitive) o Kegairahan(excitement) o Orgasme\ o Resolusi

Gangguan Nafsu Seksual Hipoaktif menurut DSM-IV-TR meliputi : o

Tidak adanya minat terhadap fantasi seksual dan kurangnya keinginan untuk melakukan aktifitas seksual yang persisten atau berulangkali terjadi

o

Stres (distress) yang signifikan atau kesulitan hubungan dengan antar pasangan karena kekurangan ini

o

Kurangnya nafsu ini bukan lebih menjadi bagian penentu bagi gangguan lain (misalnya gangguan suasana perasaan, kecemasan, psikosomatis) dan bukan disebabkan karena efek efek fisiologis obat atau penyalahgunaan obat.

Gangguan gairah seksual pada perempuan menurut DSM-IV o Ketidak mampuan terus menerus untuk mencapai atau mempertahankan kenikmatan seksual yang diperlukan untuk menyelesaikan aktifitas seksual (lubrikasi pembengkakan genital) o Menyebabkan disstres mendalam o Tidak disebabkan gangguan aksis 1 lainnya(kecuali disfungsi lainnya)atau efek fisiologis langsung dari suatu obat atau penyakit medis umum

Gangguan gairah seksual pada priamenurut DSM-IV o Ketidak mampuan terus menerus untuk mencapai atau mempertahankan kenikmatan seksual yang diperlukan untuk menyelesaikan aktifitas o Menyebabkan disstres mendalam o Tidak disebabkan gangguan aksis 1 lainnya(kecuali disfungsi lainnya)atau efek fisiologis langsung dari suatu obat atau penyakit medis umum

Gangguan orgasme seksual pada perempuandan laki-laki menurut DSM-IV o Tertundanya atau tidak terjadinya orgasme secara terus menerus setelah periode gairah seksual normal denganmempertimbangkan unsur dan kedekatan adekuat stimulasi seksual yang diterimanya o Menyebabkan disstres mendalam o Tidak disebabkan gangguan aksis 1 lainnya(kecuali disfungsi lainnya)atau efek fisiologis langsung dari suatu obat atau penyakit medis umum

Dispareunia dan vaginismus Dispareunia adalah rasa nyeri yang terjadi ketika penis memasiki vagina, meskipun tidak mampu melakukan kontak kelamin perempuan yang mengalami vaginismus merasakan gairah seksual yang normal dan mengalami orgasme melalui simbol manual atau oral tanpa peneterasi

Penyebab historis dalam model masters dan jhonson -

Kekolotan dalam beragama

-

Trauma psikoseksual

-

Kecenderungan homoseksual

-

Konseling yang tidak adekuat

-

Konsumsi alkohol yang berlebihan

-

Penyebab biologis

-

Faktor-faktor sosio kultural

Terapi disfungsi seksual 

Mengurangi kecemasan Pemaparan bertahap dan sistematis pada sapek situasi seksual yang menyebabkan kecemasan



Masturbasi searah Mengamati tubuh nya telanjang di depan cermin kemudian menyentuh bagian yang menghasilkan kenikmatan dan meningkat kan masturbasinya dengan fantasi



Prosedur untuk mengubah sikap dan pikiran Priosedur kesadaran sensori, klien didorong untuk merasakan sensasi menyenangkan yang menyertai gairah seksual sejak dari permulaan dan fokus pada sensasi



Teori pasangan Terapis perli memahami bahwa perilaku seksual menyatu dengan faktor hubungan interpersonal yang kompleks



Pelatihan keterampilan dan komunikasi Mendorong pasangan untuk saling mengkomunikasikan yang mereka sukai dan tidak sukai



Teknik dan perspektif psikodinamika Elemen psikodinamika banyak ditemukan di banyak terapi seks menganggap asertifitas sesuai atau tidak sesuai pada tempatnya



Prosedur medis dan fisiologis Pemberian obat penenang pada kasus kecemasan dan pemberian viagra pada yang bersifat fisiologis

Related Documents


More Documents from "Dindot"