Loading documents preview...
LAPORAN KASUS
OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT Oleh : dr. Jolanda Angelin Y N
Pembimbing : dr. Hendryk Kwandang (Pembimbing IGD dan rawat Inap) dr. Yudha (Pembimbing Rawat Jalan)
Pendahuluan Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Otitis media dibagi menjadi otitis media supuratif dan otitis media non supuratif berdasarkan gejalanya dimana masingmasing memiliki bentuk akut dan kronis
Etiologi
dari Otitis Media akut adalah bakteri dan virus serta dipengaruhi oleh faktor-faktor resiko dari host maupun lingkungan.
Diagnosa OMA ditegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Terapi
dibagi menjadi terapi medikamentosa dan pembedahan tergantung stadium dari otitis media akut.
2/5/2020
LAPORAN KASUS Nama
: Tn. J
Usia
: 47 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: sindurejo, gedangan
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Jawa
Pekerjaan
: wiraswasta
Register
: 245939
Jenis layanan
: Umum
Tanggal Pemeriksaan
: 09/ 01 / 2020
2/5/2020
ANAMNESIS Autoanamnesa (09 Januari 2020 ) pk : 09.00 WIB di Poli THT RSUD Kanjuruhan Kepanjen Keluhan Utama : Telinga Kanan keluar Cairan Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli THT RSUD Kanjuruhan Kepanjen karena merasakan telinga sebelah kanan keluar cairan sudah sejak 3 minggu yang lalu, cairan dirasakan keluar terus menerus, cairan
kental, bewarna putih kekuningan, berbau, tidak nyeri. Awalnya pasien mengeluh demam dan nyeri telinga sebelah kanan terus menerus, kemudian keluar cairan pada telinga kanan sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengatakan sebelum keluar cairan pasien pilek ± 2 minggu yang lalu, dan saat pilek cairan ditelinga juga ikut keluar. Riwayat korek-korek telinga disangkal, penurunan pendengaran dan pemakaian obat tetes jangka panjang disangkal.
2/5/2020
Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah mengeluh seperti ini sebelumnya.
Riwayat Keluarga Tidak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama. Riwayat Pengobatan : Pasien berobat ke poli THT satu minggu yang lalu, diberikan obat cuci telinga , antibiotik, dan anti nyeri. Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat penyakit sistemik
: tidak ada
Riwayat Trauma
: disangkal
Riwayat Sosial
: wiraswasta
2/5/2020
Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum baik, compos mentis, GCS 456.
Tanda Vital ◦ Tekanan darah ◦ Nadi ◦ RR
: tidak di evaluasi : 80 x/menit reguler. : 18 x/menit.
Kepala ◦ Bentuk : normosefal, benjolan massa (-) UUB cekung (-). ◦ Ukuran : mesosefal. ◦ Rambut : tebal, hitam. 2/5/2020
Wajah : simetris, bundar, rash (-), sianosis (-), edema (-). Mata Konjungtiva : anemis (-). Sklera : ikterik (-). Palpebra : edema (-). Reflek cahaya : (+/+). Pupil : isokor, (+/+), 2mm/2mm.
Telinga : Terlampir Hidung : Terlampir Mulut : mukosa bibir basah, mucosa sianosis (-), lidah kotor (-).
Pembengkakan retro aurikuler Fistula auris kongenital Nyeri tekan Meatus acusticus externus : Hiperemi Edema Penyempitan Furunkel Fistel Sekret, sifat Granulasi Polip Kolesteatoma Foetor Benda asing Membran timpani : Intak N/Retraksi/bombans Hiperemi Perforasi Refleks Cahaya
Telinga
2/5/2020
Kanan -
Kiri -
+ Mukupurulent -
-
Perforasi Sentral + + -
+ N + + +
Hidung
Deformitas Hematoma Krepitasi Nyeri Rhinoskopi anterior : Vestibulum Edema Sekret massa Kavum nasi luas mukosa hiperemi massa sekret Konka edema pucat hiperemi Septum hiperemi Fenomena palatum mole Rinoskopi posterior : Septum nasi Kauda Konka Meatus nasi Muara tuba eustachius Fossa rosenmuller Atap nasofaring Koane Transluminasi SF SM 2/5/2020
-
-
-
-
Lapang Licin -
Lapang Licin -
+
+
Deviasi – Kesan massa – Kesan massa – Kesan massa – Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal T T
T T
Tenggorok
Palatum molle Uvula Tonsil Hiperemi Kripte melebar Detritus Arcus anterior Arcus posterior
N
N Di tengah
T1 -
Faring : edema (-), hiperemi (-), lendir (-), granula (-), post nasal drip (-) Laringoskopi indirek Hipofaring Epiglotis Supraglotis Korda vokalis Edema Massa Gerak Gambar:
Regio colli
2/5/2020
:N : hiper: (-) massa: (-) :N :N : (-) : (-) : add +/+ abd +/+
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
T1 -
Diagnosis Otitis Media Supuratif Akut Stadium Perforasi Aurikula Dextra
Diagnosis Banding: OME
2/5/2020
Terapi Cuci telinga dengan H2O2 3% 4 x 5 gtt Aurikula Dextra Ciprofloxacin 2 x 1 po Eflagen 2 x 1 prn po
KIE Kontrol ke poli THT 5 hari lagi Rencana Monitoring
Keluhan keluar cairan pada telinga kanan pasien Nyeri
2/5/2020
Rencana Edukasi Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita yaitu Otitis Media Supuratif Akut stadium perforasi yang terjadi kemungkinan karena infeksi bakteri. Infeksi ini kemungkinan disebabkan oleh pilek yang di alami pasien sejak 2 minggu. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai komplikasi yang bisa terjadi yaitu bisa terjadi infeksi kronis yang dapat berulang bila tidak ditangani dengan baik. Menjelaskan tatalaksana (medikamentosa dan non medikamentosa) dan prognosis penyakit kepada pasien. Edukasi untuk kontrol ke poli THT 5 hari kemudian.
Edukasi untuk tidak mengorek-ngorek telinga. Prognosis Dubia ad bonam 2/5/2020
TINJAUAN PUSTAKA 2/5/2020
TINJAUAN PUSTAKA Membran Timpani : pars tensa dan pars flaksida
Kavum Timpani : Berisi udara
Anatomi telinga tengah
Tuba Eustachius : hubungkan kavum timpani Dengan nasofaring
Rongga mastoid
Definisi
OTITIS MEDIA
Peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid
Otitis Media Akut (OMA/OMSA) Definisi peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda Tanda yang bersifat cepat dan singkat Terbagi menjadi 5 stadium : Stadium oklusi tuba / khataralis Stadium hiperemia / presupurasi
Stadium supurasi Stadium perforasi Stadium resolusi
Otitis Media Akut (OMA/OMSA) Epidemiologi Prevalensi OMA di tiap-tiap negara bervariasi, berkisar antara 2,3 - 20%. Berbagai studi epidemiologi di Amerika Serikat (AS), dilaporkan prevalensi terjadinya OMA sekitar 17-20% pada 2 tahun kehidupan.
Sakina, Umar, 2013. Prevalensi dan Faktor Resiko Otitis Media Akut pada Anak-Anak di Kotamadya Jakarta Timur. Universitas Indonesia, Jakarta
Otitis Media Akut (OMA/OMSA)
Etiologi
Bakteri Penyebab 95% kasus padaOMSA/OMA. Didapatkan dari isolasi bakteri terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah.
Streptococcus pneumoniae (40%) Haemophilus influenzae (25-30%) Moraxella catarhalis (10-15%) Kira-kira 5% kasus dijumpai Streptococcus pyogenes (group A betahemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif (pada anak dan neonatus yang MRS)
Virus prevalensi sekitar 5-7% respiratory syncytial virus (RSV) influenza virus adenovirus (sebanyak 30-40%) parainfluenza virus (10-15%) rhinovirus atau enterovirus
(
Sakina, Umar, 2013. Prevalensi dan Faktor Resiko Otitis Media Akut pada Anak-Anak di Kotamadya Jakarta Timur. Universitas Indonesia, Jakarta
Otitis Media Akut (OMA/OMSA) Patogenesis
Stadium
Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang didapatkan
Stadium oklusi tuba / katharalis
Tanda oklusi tuba gambaran retraksi membran timpani ((warna keruh pucat ) , tidak ada demam pada stadium ini.
Stadium hiperemia / presupurasi
Terjadi dalam 12-24 jam , pembuluh darah di membran timpani melebar hiperemia dan edema, mulai muncul keluhan otalgia, telinga rasa penuh dan demam
Stadium supurasi
Edema hebat, hancurnya sel epitel dan eksudat membran timpani terlihat menonjol atau bulging Pasien sangat kesakitan, nyeri telinga makin hebat, nadi dan suhu meningkat. Disarankan miringotomi.
Stadium perforasi
Ruptur membran timpani cairan exudate keluar , semua keluhan pasien hilang
Stadium resolusi
Dapat resolusi dan normal kembali , dapat menjadi OMSK jika perforasi menetap dan sekret muncul terus menerus , dan bisa menjadi OME bila sekret menetap tanpa terjadi perforasi
Patofisiologi dan Stadium STADIUM
I
(Stadium kataralis) ISPA udim osteum Tuba Eustachius Obstruksi tuba Gangguan ventilasi Oksigen diresorbsi mukosa Tekanan kavum timpani menurun (vakum) MT retraksi.
Patofisiologi dan Stadium STADIUM
II
(Stadium supuratif) VAKUM permeabilitas pembuluh darah Transudasi (hydrops ex vakuo) MT bombans.
Patofisiologi dan Stadium STADIUM
III (Stadium perforasi)
PUS meningkat menekan MT
MT perforasi Pus keluar melalui perforasi.
Patofisiologi dan Stadium STADIUM
IV (Stadium resolusi)
PUS keluar sampai habis Perforasi MT kering (menutup dalam 10 – 14 hari)
Diagnosis dan Terapi STADIUM
I
Keluhan: Otalgi, grebeg – grebeg, Pendengaran , gejala ISPA.
Pemeriksaan MT retraksi Tanda-tanda: - Prosesus brevis menonjol - Manubrium malei tampak lebih horisontal & pendek - Refleks cahaya berubah / hilang - Plika anterior tak tampak - Plika posterior lebih jelas
Diagnosis dan Terapi STADIUM
I
Terapi : Dekongestan oral (pseudoefedrin) Dekongestan lokal (TH efedrin) Antibiotika untuk ISPA : ◦ Amoksisilin dosis 50-100 mg/kgbb/hari ◦ Eritromisin dosis 25-50 mg/kgbb/hari
Simtomatik (analgetik, antipiretik)
Diagnosis dan Terapi STADIUM
II
Keluhan: Otalgi >, grebeg – grebeg, Pendengaran , gejala ISPA.
Pemeriksaan MT bombans Tanda-tanda: -MT cembung -Hiperemia -Semua struktur hilang
Diagnosis dan Terapi STADIUM Terapi : Parasentesis Antibiotika Simtomatik
II
Diagnosis dan Terapi STADIUM
III
Keluhan: Otore, pendengaran , gejala-gejala lain menurun.
Pemeriksaan MT perforasi Tanda-tanda: -Pus pada mae -MT perforasi -Kadang tampak pulsasi (keluarnya pus dari lubang perforasi sesuai dg denyut nadi)
Diagnosis dan Terapi STADIUM
III
Terapi : Parasentesis bila perlu Pembersihan pus (toilet telinga) Antibiotika Simtomatik
Diagnosis dan Terapi STADIUM
IV
Keluhan: Pendengaran , semua gejala-gejala hilang.
Pemeriksaan MT perforasi kering Terapi: -Edukasi tentang kebersihan telinga
Otitis Media Akut (OMA/OMSA) Diagnosa Banding
Otitis Media Akut (OMA/OMSA) Antibiotik Berdasarkan american guidline of AOM and CDC of AOM First line : Amoxicilin Eritromisin (bila alergi penisilin) Second line : Co-Amoxciclave Sefalosporin Trimetropim sulfamethoxazole
Analgetik Analgesik antipiretik : Paracetamol NSAID : Natrium diclofenak Ibuprofen Asam mefenamat
Otitis Media Akut (OMA/OMSA) Komplikasi komplikasi intratemporal (perforasi membran timpani, mastoiditis akut, paresis nervus fasialis, labirinitis) Komplikasi ekstratemporal (abses subperiosteal) Komplikasi intracranial (abses otak, tromboflebitis)
Prognosis Dubia ad bonam dengan diagnosa yang tepat dan tata laksana adekuat
PEMBAHASAN Penegakan diagnosa OMSA stadium perforasi aurikula dextra pada pasien ini berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan Fisik. Sesuai epidemiologi OMSA dapat mengenai usia berapapun meskipun sering pada anak-anak Terapi yang diberikan pada pasien sesuai teori cuci telinga, antibiotik, dan analgetik-antiinflamasi
KESIMPULAN OMA merupakan infeksi telinga dengan angka kejadian dan rekurensi yang tinggi Penegakan diagnosa dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti 97% benar Tatalaksana yang tepat dan adekuat sesuai dengan stadium OMA Pada pasien didapatkan OMA stadium perforasi telinga sinistra tatalaksana medikamentosa dan KIE
2/5/2020