Loading documents preview...
Laporan Kasus TENSION TYPE HEADACHE Oleh : Mila Kurniasari
Pendahuluan • Sebagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala (sefalgi) pada sepanjang hidupnya • prevalensi life time nyeri kepala pria 78% sedangkan wanita 88% • nyeri kepala primer adalah suatu nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural organik
Pendahuluan • Klasifikasi International Headache Society tahun 2004, Nyeri Kepala Primer : – – – –
Migraine Tension type Headache Cluster Headache other trigeminal-autonomic cephalalgias
Pendahuluan • HIS tahun 2004,TTH episode yang berulang dari nyeri kepala yang berlangsung bermenit-menit sampai berhari-hari. • Nyerinya khas, menekan atau ketat dalam kualitas, ringan atau sedang intensitasnya, • bilateral • tidak memberat dengan aktivitas fisik rutin • nausea biasanya tidak ada • terdapat salah satu dari fotofobia atau phonofobia.
LAPORAN KASUS • • • •
MRS : 1 November 2010 Waktu Pemeriksaan: 2 November 2010 Bangsal : Anggrek Identitas • • • • • • • •
Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Pendidikan Agama Suku
: Ny. H : 46 tahun : Perempuan : Jl. Sawi RT. 21 Samarinda : IRT : SMA : Islam : Jawa
Status generalisata • KU : sakit ringan • Tanda vital – – – –
• • • •
Tekanan Darah Nadi Pernafasan Suhu
: 180/140 mmHg : 88 x/menit : 20 x/menit : 37,0oC
Kepala dan leher : tidak ditemukan kelainan Thorax : tidak ditemukan kelainan Abdomen : tidak ditemukan kelainan Ekstrimitas: tidak ditemukan kelainan
Status neurologis • Kesadaran : compos metis • Kepala : – pupil isokor 3 mm, Reflex cahaya (+/+) – N. cranialis tidak ditemukan kelainan – Pericranial tenderness (+)
• Kaku kuduk (-) • Brudzinski (-/-) • Kernig (-/-)
Ekstrimitas • Kekuatan 5
5
5
5
• Reflex patologis
• Tonus
+
+
+
+
Reflex fisiologis
-
-
-
Atrofi
-
-
-
-
• Clonus -/• Sensibilitas : – Taktil (raba) : Normal / normal – Nyeri : Normal / normal
+
+
+
+
DIAGNOSIS • Diagnosis utama – Frequent episodic tension type headache
• Diagnosa tambahan : – Hipertensi urgency – Sindrom dispepsia tipe ulkus
Penatalaksanaan • Pengobatan non farmakologik • Regulasi lifestyle – Mengatur dan tidur yang cukup – Makan dan diet yang baik – Mengetahui dan menghindari makan yang dapat memicu nyeri kepala – Berolahraga teratur
• Hindari stres – Menghindari lingkungan sosial yang dapat menyebabkan stres – Relaksasi otot – Psikoterapi
• Fisioterapi – Terapi panas, ultrasound – Pijat dan traksi leher – Peregangan otot-otot leher
Pengobatan farmakologis • • • • • • •
Ranitidin 2 x 150 mg tab Ibuprofen 2 x 400 mg Amitriptilin 1 x 25 mg Diazepam 3 x 2 mg Nifedipine 10 mg sublingual Captopril 3 x 12,5 mg Amlodipine 5 mg 1-0-0
Pembahasan Fakta Anamnesa •Serangan nyeri 3-7 hari/bulan sejak 5 tahun terakhir •Nyeri sejak 1 hari SMRS
Teori
• 10 episode muncul > 1 hari, < 15 hari per bulan atau setidaknya 3 bulan, memenuhi kriteria B dan D • Nyeri kepala bertahan selama 30 menit sampai 7 hari • memenuhi setidaknya 2 karakteristik •Nyeri kepala seperti diikat kencang • Lokasi bilateral •Bilateral • nyeri seperti ditekan/diikat (tidak •Tidak bertambah dengan aktivitas berdenyut) • intensitas ringan atau sedang •Fonofobia (+) • tidak bertambah dengan aktivitas fisik •Mual (+) Muntah (+) Nyeri ulu hati (+) rutin •Riwayat nyeri kepala serupa tanpa mual D. Memenuhi kedua gejala dan muntah • Tanpa mual dan muntah • Fonofobia atau fotofobia •CT- scan normal E. Tidak ada gangguan lain
Fakta TD = 180/140
Teori Ensefalopati hipertensi A. Nyeri kepala setidaknya memenuhi satu kriteria berikut dan memenuhi kriteria C dan D • Nyeri diffuse • Berdenyut • Bertambah dengan aktivitas fisik B. Peningkatan tekanan darah hingga > 160/100 mmHg dengan dua kriteria berikut: • Confusion • penurunan kesadaran • gangguan penglihatan • seizure C. Nyeri kepala dekat temporal seiring peningkatan tekanan darah D. Nyeri kepala menghilang setelah 3 bulan keberhasilan pengobatan hipertensi
Fakta
Teori
Pemeriksaan fisik TD = 180/140
krisis hipertensi sistolik > 160 mmHg dan atau diastolik > 120 mmHg
Pericranial tenderness (+) Kelainan neurologis (-)
Vital sign normal Pemeriksaan neurologis norrmal Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu) Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak selalu)
Nyeri tekan epigastrium (+)
Penatalaksanaan Non farmakologis • Regulasi lifestyle – Mengatur dan tidur yang cukup – Makan dan diet yang baik – Mengetahui dan menghindari makan yang dapat memicu nyeri kepala – Berolahraga teratur
• Hindari stres – Menghindari lingkungan sosial yang dapat menyebabkan stres – Relaksasi otot – Psikoterapi
• Fisioterapi – Terapi panas, ultrasound – Pijat dan traksi leher – Peregangan otot-otot leher
Farmakologis • Ranitidin 2 x 150 mg tab a.c • Ibuprofen 2 x 400 mg p.r.n • Amitriptilin 25 mg 0-0-1 • Diazepam 3 x 2 mg • Nifedipine 10 mg sublingual • Captopril 3 x 12,5 mg • Amlodipine 5 mg 1-0-0
Ranitidin 2 x 150 mg tab • menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible • sekresi cairan lambung dihambat • untuk mengobati tukak lambung dan tukak duodenum
Ibuprofen 2 x 400 mg • • • •
NSAID Analgesik-antipiretik menghambat sintesa prostaglandin DOC (drug of choice) untuk terapi inisial
Amitriptilin 1 x 25 mg • Antidepressan trisiklik • Dosis awal 25 mg/ hari, dosis maintenance 75 mg • mengurangi konsumsi analgetik, frekuensi dan durasi nyeri kepala
Diazepam 3 x 2 mg • Kekakuan otot (+) • Sebagai muscle relaxant • Tidak banyak penelitian yang mendukung
Nifedipine 10 mg sublingual • krisis hipertensi nifedipine sublingual • Dosis yang dianjurkan 10-20 mg • Efek awal 5 menit dan efek maksimal 15 menit.
• Captopril 3 x 12,5 mg • Amlodipin 1 x 5 mg • JNC 7 • Hipertensi grade II kombinasi 2 anti hipertensi