Loading documents preview...
2012
MENGGAMBAR KONTRUKSI ATAP
DISUSUN
I PUTU HARRY SUTRISNA PUTRA,ST
SMK NEGERI 1 DENPASAR ISO 9001 : 2008
Lic no: QEC23382
STANDAR KOMPETENSI : MENGGAMBAR KONTRUKSI ATAP KD : 1 MENJELASKAN KONTRUKSI ATAP ALOKASI WAKTU : 2 (4 X 45 MENIT) I. PENDAHULUAN Atap merupakan bagian dari bangunan gedung yang letaknya berada paling atas bangunan, sehingga untuk perencanaan atap ini haruslah diperhitungkan dan mendapat perhitungan yang khusus dari perencanaan. Karena dilihat dari penampakannya atap merupakan bagian bangunan yang paling menonjol bila dilihat dari pandangan rumah, sehingga bentuk atap harus mempunyai daya arsitektur.
Gambar 1.1 Bentuk atap sesuai dengan gaya bangunan Kontruksi Atap
2
Bila dilihat dari fungsinya atap mempunyai fungsi sebagai berikut melindungi manusia, ruang serta elemen bangunan dari pengaruh sinar matahari, angin, suhu udara, petir serta pengaruh negative lingkungan luar rumah. Kontruksi atap terdiri dari kontruksi atap (kuda-kuda) dan penutup atap, perhatikan gambar 1.2. Kontruksi atap mempunyai syrat-syrat sebagai berikut: 1. Kontruksi atap harus tahan terhadap berat sendiri dan gaya-gaya yang bekerja pada struktur atap. 2. Pemilihan bentuk struktur atap harus sesuai sehingga memberikan bentuk yang indah dan nyaman bagi penghuni. 3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan kontruksi atap dan tahan terhadap cuaca. 4. Sesuai dengan cirihas arsitektur gaya bagunan yang digunakan dan arsitektur daerah. 5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya
Kontruksi Atap
3
Gambar 1.2 Bagian-bagian kontruksi atap Dilihat dari fungsinya penutup atap mempunyai fungsi sebagai kulit pelindung kontruksi kuda-kuda dan elemen ruang dibawahnya. Sedangkan kontruksi kudakuda mempunyai fungsi sebagai pemikul beban dari penutup atap. II. BENTUK ATAP Dalam perencanaan struktur atap, kontruksi rangka atap mempunyai syarat tidak boleh berubah bentuk, terutama jika kontruksi sudah terpasang (berfungsi), untuk itu kontruksi kuda-kuda dipilih berbentuk susunan bentukbentuk segitiga hingga menjadi bentuk rangka atap sesuai dengan bentuk atap yang didukungnya,bentuk segitiga dipilih karena memiliki bentuk yang sulit berubah atau lebih stabil. Sedangkan beban beban yang bekerja pada kontruksi rangka atap adalah 1. Beban sendiri : berat sendiri kontruksi atap yang terdiri dari berat rangka atap (kuda-kuda) dan berat penutup atap. 2. Beban luar : beban luar terdiri dari beban angin, beban air hujan Dalam mendisain bentuk atap, ada beberapa model bentuk atap antara lain: 1. Atap Datar
Kontruksi Atap
4
Gambar 1.3 Atap datar Atap datar pada umumnya menggunakan bahan dari beton bertulang dan banyak digunakan untuk melindungi property yang ada di dalam bangunan tersebut. Contoh rumah jenset dan gardu listrik. 2. Atap Sandar
Gambar 1.4 Atap sandar Kontruksi atap sandar digunakan pada bangunan sederhana dimana atap sandar pada umumnya tampa menggunakan rangka kuda-kuda, rangka kuda-kuda diganti dengan tembok yeng berbentuk segitiga dimana gording akan menumpu pada tembok tersebut. Contoh kios took.
Kontruksi Atap
5
3. Atap Pelana
Gambar 1.5 Atap Pelana Atap pelana secara struktur tidak menggunakan rangka kuda-kuda, rangka kudakuda diganti dengan pasangan bata/batako yang dipasang berbentuk kuda-kuda. 4. Atap Lancip
Gambar 1.6 Atap Lancip
Atap lancip menggunakan system kuda-kuda segitiga. Atap lancip terbentuk jika bentuk bangunan adalah segiempat sama sisi. Kontruksi Atap
6
5. Atap Minangkabau
Gambar 1.7 Atap Minangkabau Atap minangkabau merupakan bentuk atap yang has dari Minangkabau. Atap ini terbuat dari rangka kuda-kuda kayu maupun baja ringan.
6. Atap Joglo
Gambar 1.8 Atap Joglo
Kontruksi Atap
7
7. Atap Kubah
Gambar 1.9 Atap Joglo Atap kubah pada umumnya terbuat dari beton bertulang, pemilihan bahan beton dipilih karena kemudahan dalam membentuk dan memiliki kekuatan yang baik. 8. Atap Gergaji
Gambar 1.10 Atap Gergaji
Kontruksi Atap
8
III. BAHAN ATAP 1. Kontruksi Rangka Atap (kuda-kuda)
Kayu : rangka kayu digunakan apabila bentang kuda-kuda 4 – 12 m
Baja Profil : baja profil digunakan untuk bentang diatas 12 s/d 75 m
Baja ringan : baja ringan merupakan bahan dengan campuran Zinc dan alumunium. Baja ringan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan kayu dan baja, antara lain lebih ringan, lebih kuat terhadap lentur dan tarik, tahan karat, tahan terhadap api sampai 600oC
Bambu
:
bamboo
kebanyakan
digunakan
pada
rumah
sederhana atau rumah yang menonjolkan estetika atap. Bambu maksimal boleh memiliki bentang 10 m
Beton bertulang : beton bertulang memiliki toleransi bentang antara 10 s/d 12 m, hal tersebut karena beton bertulang lemah dalam menerima gaya tarik
Kontruksi Atap
9
a
b
c
d
Gambar 1.11 (a) Rangka atap bamboo (b) rangka atap kayu (c) rangka atap baja (c) rangka atap baja ringan
2. Bahan Penutup Atap Bahan penutup atap banyak jenisnya seperti genteng tanah liat, genteng beton, genteng kramik, kayu sirap. Setiap bahan penutup atap memili cara pemasangan/kontruksi gording yang berbeda-beda
(b)
(a)
(c)
Gambar 1.12 (a)penitup atap kayu sirap (b) genteng (c) pemubug/bumbungn Kontruksi Atap
10
IV. BAGIAN-BAGIAN RANGKA ATAP A. Kuda-kuda
Gamabar 1.13 Kuda-kuda Kuda-kuda merupakan penopang beban yang diterima dari penutup atap yang mana balok dasar pada kuda-kuda disebut balok kuda-kuda atau lebih terkenal dengan nama balok tarik
karena berfungsi sebagai
penahan gaya tarik
B. Gording/peran
Gambar 1.14 Gording
Kontruksi Atap
11
Gording memiliki fungsi sebagai pembagi bentang atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording juga berperan sebagai penyangga kasau (usuk), Gording akan meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada diatas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kudakuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu biasanya memiliki dimensi panjang maksimal 4 m tinggi 12 cm dan lebar 6 cm. Jarak antara gording kayu sekitar 1,5 s/d 2,5 m, bila menggunakan gording dari baja profil canal umumnya akan mempunyai dimensi. panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi 10s/d 12 cm dan tebal 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s/d 12 meter dengan tinggi sekitar 10 s/d 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm
C. Kasau/Usuk
Gambar 1.15 Kasau/Usuk Kontruksi Atap
12
Usuk berfungsi sebagai penerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dengan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s/d 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. Ujung bawah usuk diteruskan menonjol pada dinding rumah ke luar sehingga akan membentuk teritisan yang dihendaki. D. Reng Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 4 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng ridak digunakan. Reng akan digunakan atau dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).
Gambar 1.16 Reng Kontruksi Atap
13
E. Penutup Atap Penutup atap merupakan elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, supaya mencegah terjadinya rembesan air selama terjadinya hujan. Sifat tidak rembesan ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih
V. KEMIRINGAN ATAP BANGUANAN Kemiringan atap bangunan berperan sangat penting terhadap betuk struktur kuda, hal ini disebabkan karena pengaruh beban angin yang akan diterima oleh atap. Semakin landai/datar atap maka beban angin yang berupa angin hisap akan semakin besar sehingga atap bisa terangkat naik oleh hembusan angin, begitu juga sebaliknya bentuk atap semakin curam/tegak maka atap akan menerima beban tekan oleh angin. Kemiringan atap yang sering digunakan pada umumnya 35o – 40o namun tidak tertutup kemungkinan uantuk menggunakan kemiringan yang berbeda, hal ini disebabkan bentuk atap berkaitan dengan estetika bangunan dan keinginan dari pemilik. Berdasarkan pada kemiringannya atap dibedakan menjadi: 1. Atap landai/datar dengan sudut < 4o 2. Atap sedang dengan sudut 4o < x < t (1/2 lebar bangunan 45o) 3. Atap tajam/curam dengan sudut > 45o
Kontruksi Atap
14
TUGAS 1 (TEORI) 1. Jelaskan dengan singkat apa yang anda ketahui tentang atap 2. Jelaskan perbedaan antara kontruksi atap dengan penutup atap 3. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat kontruksi atap 4. Ganbarkan dan jelaskan secara singkat tentang bentuk-bentuk atap 5. Sebutkan dan jelaskan bahan-bahan kontruksi rangka atap 6. Sebutkan dan jelaskan bahan-bahan penutup atap 7. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian dari atap
Kontruksi Atap
15
STANDAR KOMPETENSI : MENGGAMBAR KONTRUKSI ATAP KD : 2 MERANCANG KONTRUKSI RANGKA ATAP ALOKASI WAKTU : 3 (4 X 45 MENIT) I. KUDA-KUDA Kontruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratsendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap. Struktur ini pada umumnya terbuat dari bahan kayu,bamboo,baja,beton bertulang. Pada dasarnya kontruksi kuda-kuda terdiri dari
rangkaian
batang
yang
selalu
membentuk
segitiga.
Dengan
mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka kontruksi kuda-kuda satu samalainnya akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tampa mengalami perubahan. II. DASAR KONTRUKSI KUDA-KUDA Ide dasar untuk mendapatkan bentuk kontruksi kuda-kuda seperti urutan gambar dibawah ini. a. Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian atas (p) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’ sehingga kaki kudakuda menekan kedua tembok kearah samping. Bila tembok tidak kokoh maka tembok akan roboh
Kontruksi Atap
16
b. Untuk mencegah kaki kuda-kuda tidak bergerak kesamping perlu dipasang balok horizontal untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki kuda-kuda tersebut. Batang horizontal tersebut dinamakan balok tarik (AB)
c.
Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P’. Dengan adanya pelenturan, tembok seolah – olah ke dalam
Kontruksi Atap
17
d. Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas kaki kuda-kuda dipasang tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah – tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung
e. Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan keliatan cekung kedalam, hal ini tidak boleh terjadi
Kontruksi Atap
18
f. Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasang batang sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada bagian bawah tiang gantung ujung atas skor menopang bagian tengah kuda-kuda, dengan demikian pelenturan dapat dicegah
Kontruksi Atap
19
g. Pada bangunan – bangunanyang berukuran besar, kemungkinan kontruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu kaku . Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horizontal yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang gantung
Kontruksi Atap
20
Berikut adalah batang- batang kontruksi kuda-kuda
Gambar 2.1 Batang-batang pada kuda-kuda Keterangan a. Balok tarik
g. Balok bunbungan
b. Balok kunci
h. Balok gording
c. Kaki kuda-kuda
i. Balok tembok
d. Tiang gantung
j. Balok bumbungan miring
e. Batang sokong
k. Balok tunjang
f. Balok gapit
I. Tiang pincang m. Balok pincang
Kontruksi Atap
21
a. Balok Tembok / balok blandar yaitu balok yang dipasang disepanjang tembok /diatas tumpuan beberapa tiang penyangga yang berfungsi untuk menehan usuk bagian bawah . posisi balok ini umumnya posisi rebah dioatas tembok dan kemungkinan juga posisi berdiri bila menerima gaya lentur. b. Balok Tarik yaitu balok yang berfungsi untuk menerima beban tarik yang bekerja pada rangkaian
kuda kuda. Bila pada balok ini harus disambung
,maka jenis sambaungan yang umum diterpkan adalah sambungan bibir miring berkait, dan diperkuat dengan adanya balok kunci yang di lengkapi mur Bout. c. Balok Kunci adalah balok yang dipasang diatas atau disamping balok tarik yang berfungsi mengunci / memperkuat/menahan sambungan . d. Balok Tiang kuda kuda / maklar adalah balok yang berdidi sebagai tempat merangkai Konstruksi kai kuda kuda , balok Skor dan balok jepit serta balok tarik dengan balok kuncinya. e. Balok Kaki Kuda kuda adalah Balok yang berfungi untuk menyalurkan beban atap diatasnya dan menditribusikan beban tersebut ke tiang tiang / kolom. Dan sebagai tempat merangkai balok gording. f. Balok Gording
yaitu batang memanjang yangsejajar balok tembok yang
diletakan diatas balok kaki kuda kuda untuk menumpu usuk. Agar posisi Gording tidak bergeser , maka dipasanglah balok klos tupai tupai , sambungan yang umu dipakai untuk menyambung Balok Gording adalah sambungan bibir miring berkait.
Kontruksi Atap
22
g. Balok Nok (Balok Bubungan )yaitu Balok memanjang yang diletakan diatas puncak tiang kuda kuda dengan posisi sejajar dengan balok gording dan balok tembok (pada atap pelana ) dan berfungi menumpu pertemuan usuk bagian atas h. Balok Jepit yaitu balok yang berfungsi untuk menjepit batang kayu antara tiang dan kaki kuda kuda, batang ini terdiri dari dua buah batang dan diperkuat denagn mur bout. i. Papan Bubungan ( papan Ruiter ) yaitu lembaran panap yang dipasang berdiri diatas balok Nok/balok bubungan yang berfungsi untuk menahan genteng bubungan dan spesi adukannya. j. Balok Angin adalah balok yang dipasang saling menyilang diantara tiang tiang gantung /kaki kuda kuda yang diperkuat dengan mur bout .balok angin ini berfungsi untuk menjaga kestabilan kedudukan kuda kuda akibat pengaruh beban tiupan dan beban hisapan angin. k. Balok Topang /skor adalah balok yang dipasang miring ,dimana ujung atasnya menopang balok nok /bubungan dan ujung bawahnya berhubungan dengan tiang kuda kuda . balok ini berfungsi untuk menehan lenturnya balok nok. l. Usuk / kasau yaitu kayu yang berukuran 4/6 ,atau 5/7 yang menumpang diatas balok nok, balok gording, dan balok tembok yang dipasang sejajar dengan jarak antara 30 cm – 50 cm dari sumbu kesumbu, ( kecuali pada balok jurai )
Kontruksi Atap
23
m. Reng yaitu kayu yang berukuran 2/3 atau 3/4
cm yang dipasang sejajar
diatas usuk dengan jarak tidak pasti karena tergantung dari ukuran panjang material genteng yang dipakai. n. Balok Jurai luar (Balok bubungan miring ) adalah balok yang berada pada pertemuan dan bidang atap yang menjorok keluar . bagian atas ujung balok ini menumpang pada ujung balok bubungan sedangkan ujung bawahnya menumpang diatas sudut tembok dengan posisi miring . balok jurai luar terdapat pada bentuk atap tenda, maupun atap perisai .dan tidak terdapat pada atap pelana. o. Balok jurai dalam ( Balok lembahan / jurai talang ) yaitu balok yang berada pada pertemuan dua bidang atap yang menjorok kedalam membentuk lembahan /talang p. Tiang Pincang yaitu Tiang yang ujung atasnya menopang balok bubungan miring / balok jurai luar yang dipasang pada jarak 1/3 panjang dari sudut tembok ,dan ujung bawahnya menumpang diatas batang tunjang atau batang pikul. q. Batang Tunjang yaitu batang diagonal yang dipasang diatas atau dibawah balok tembok yang berfungsi memikul tiang pincang . panjang batang tunjang maksimal 3 meter atau dipasang lebih kurang 1,5 meter dari sudut tembok. r. Batang Pincang (batang batang apit ) yaitu dua buah batang kayu yang mengapit ujung bawah tiang pincang dan balok jurai luar .Kedua ujung batang pincang masing masing menumpang diatas batang tunjang dan pertemuan sudut balok tembok .batang ini dipasang diatas balok tembok. Kontruksi Atap
24
III. UKURAN KAYU UNTUK KONTERUKSI RANGKA ATAP
Gambar 2.2 Ukuran kayu berdasarkan bentang rangka atap
Kontruksi Atap
25
IV.
BENTUK-BENTUK RANGKA ATAP (KUDA-KUDA) Berikut ditampilakan bentuk-bentuk rangka atap (kuda-kuda) berdasarkan
bentang kuda-kuda dan jenis bahannya a. Bentang 3 – 4 meter Digunakan pada banguanan rumah dengan bentang sekitar 3 – 4 meter, bahannya terbuat dari kayu
Gambar 2.3 Kuda-kuda bentang 3-4 meter b. Bentang 4 – 8 meter Untuk bentang sekitar 4 – 8 meter, bahan dari kayu
Gambar 2.4 Kuda-kuda bentang 4 - 8 meter c. Bentang 9 – 16 meter Untuk benang 9 – 16 meter bahan pada umumnya terbuat dar baja ringan Canal atau L
Kontruksi Atap
26
Gambar 2.5 Kuda-kuda bentang 9 - 16 meter
d. Bentang 20 meter Bentang 20 meter, bahan dari baja Canal maupun L
Gambar 2.6 Kuda-kuda bentang 20 meter
Kontruksi Atap
27
Tugas 2 (PRAKTEK) Lembar Kerja, 1. Rencanakan / Rancanglah Konstruksi Atap Suatu bangunan Seperti gambar Denah yang ada !
Kontruksi Atap
28
Alat dan Bahan 1. Satu set komputer 2. Printer 3. Kertas A4 Gambar Yang di kerjakan 1. Gambar denah rencana atap 2. Potongan atap Penilaian Hasil Gambar 1.
Kebenaran Konstruksi Gambar
=3
2.
Ketepatan Konstruksi / Garis Gambar
=2
3.
Kelengkapan Gambar
=2
4.
Kebersihan Gambar
=1
5.
Kebenaran Langkah Kerja
=2 Jumlah
= 10
Tugas 3 (TEORI) 1. Deskripsikan atau jelaskan apa yang dimagsud dengan rangka atap/kudakuda 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari batang-batang yang menyusun kuda-kuda 3. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk rangka atap yang disesuaikan dengan bentang 4. Jelaskan pendapat anda mengenai kontruksi kuda kuda bamboo yang banyak digunakan dalam kontruksi rumah di bali 5. Jelaskan perbedaan kontruksi kuda-kuda kayu dengan kontruksi kuda-kuda dari baja profil
Kontruksi Atap
29
STANDAR KOMPETENSI : MENGGAMBAR KONTRUKSI ATAP KD : 3 MENGGAMBAR DETAIL POTONGAN KUDA-KUDA DAN SETENGAH KUDA-KUDA ALOKASI WAKTU : 3 (4 X 45 MENIT)
I. PENGERTIAN KUDA – KUDA Konstruksi kuda kuda adalah Suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk beratnya sendiri dan sekaligus memberi bentuk pada atapnya yang dinamakan konstruksi kuda kuda . pada dasarnya konstruksi kuda kuda ini merupakan rangka batang yang membentuk rangkaian segi tiga . Dengan mempertimbangkan berat rangka , bahan atapnya dan bentuk penutupnya ,maka bentuk konstruksi kuda kuda akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya ,yang pada prinsipnya
konstruksi ini merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya dapat memikul yang diberikan padanya tanpa mengalami perubahan bentuk. Jarak antara kuda kuda yang satu dengan yang lainnya berkisar 3 – 4 meter dari sumbu ke sumbu. Penentuan ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari pengalaman dan perhitungan dengan Ilmu gaya menggunakan methode Cremona dengan anggapan kuda kuda pada dua tumpuan yaitu Rol dan Sendi
Kontruksi Atap
30
Gambar 1.1 Kuda-kuda utuh dan kuda-kuda setengah II. JURAI Pada atap perisai, pertemuan antara bidang atap yang merupakan garis miring menyudut disebut jurai (bumbungan miring). Apabila kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana atap, maka panjang jurai luar ataupun dalam belum merupakan suatu garis atau panjang yang sebenarnya.
Kontruksi Atap
31
Gambar 1.2 Bukaan jurai
Gambar 1.3 Hubungan jurai dengan tiang kuda-kuda
Kontruksi Atap
32
Gambar 1.3 Hubungan sambungan jurai III. JURAI LUAR Jurai dalam keadaannya berlawanan dengan jurai luar. Pada jurai luar air mengalir dari jurainya ( neninggalkan) tetapi pada jurai dalam air justru mengalir ke jurainya, untuk itulah jurai dalam harus dipasang talang. Kontruksi jurai dalam pada prinsipnya sama dengan jurai luar. Pemasangan balok diagonal (balok pincang) agak sulit dilakukan sebab untuk mendapatkan tumpuan kedua ujung balok pincang tidak mudah, jalan satu-satunya yaitu dengan menghubungkan dengan balok atap terdekat.
Gambar 1.4 Perletakan gording, jurai dalam dan papan talang
Kontruksi Atap
33
Gambar 1.5 Denah perletakan kuda-kuda
Kontruksi Atap
34
LP 1 ( Tugas 1 ) 1. Gambar potongan kuda – kuda yang disesuaikan dengan denah rencana atap yang telah dibuat 2. Gambar kuda-kuda setengah yang disesuaikan dengan denah rencana atap yang telah dibuat Keterangan -
Bahan kuda – kuda darai kayu balok
-
Bentuk kuda-kuda disesuaikan dengan bentang
-
Letakkan garis potong pada posisi yang tepat
-
Kertas A3
-
Skala disesuaikan dengan gambar
-
Lengkapai gambar dengan keterangan gambar yang lengkap dan benar
Kontruksi Atap
35
STANDAR KOMPETENSI : MENGGAMBAR KONTRUKSI ATAP KD : 4 MENGGAMBAR DETAIL SAMBUNGAN ALOKASI WAKTU : 3 (4 X 45 MENIT) I. DESKRIPSI SAMBUNGAN Dalam menyusun suatu kontruksi kayu atau rangka atap umumnya terdiri dari dua batang atau lebih, untuk menyatukan batang-batang tersebut dihubungkan dengan suatu sambungan hingga menjadi kokoh. Kita bedakan antara hubungan kayu dan sambungan kayu:
Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungsambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi
Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung – hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian kontruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam satu ruang berdimensi tiga. Dalam menyusun suatu kontruksi kayu pada umumnya terdiri dari dua
batang atau lebih masing-masing dihubungkan menjadi satu bagian hingga kokoh. Untuk memenuhi syaratkekokohan ini maka sambungan dan hubungan – hubungan kayu harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : a. Sambungan harus sederhana dan kuat, harus dihindari tekikan besar dan dalam karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan diperlukan batang-batang kayu berukuran besar, sehingga dapat merupakan pemborosan
Kontruksi Atap
36
b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut, mengembang dan tarik c. Untuk sambungan dari hubungan kontruksi kayu harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja Hubungan kayu dibagi dalam 3 kelompok yaitu: a. Sambungan kayu arah memanjang b. Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut) c. Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)
II. DETAIL HUBUNGAN KUDA-KUDA
Kontruksi Atap
37
Gambar 1.1 Detail sambungan kuda-kuda
Gambar 1.2 Detail A
Kontruksi Atap
38
Gambar 1.3 Detail B
Gambar 1.4 Detail D
Kontruksi Atap
39
Gambar 1.5 Detail C
Kontruksi Atap
40
III. DETAIL SAMBUNGAN
a. Sambungan Bibir Lurus Sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul, misalnya balok tembok. Pada sambungan ini kayu banyak diperlemah karena masingmasing bagian ditekik separuh kayu
Gambar 1.6 Sambungan Bibir Lurus b. Sambungan Bibir Lurus Berkait Sambungan kait lurus ini digunakan bila ada gaya tarik yang timbul. Gaya tarik diterima oleh bidang kait tegak
Kontruksi Atap
41
Gambar 1.7 Sambungan Bibir Lurus Berkait c. Sambungan Bibir Miring Berkait Sambungan ini pada umumnya digunakan untuk menyambung batang yang panjang dan saling tertarik seperti pada gording
Gambar 1.8 Sambungan Bibir Miring Berkait
Kontruksi Atap
42
d. Sambungan Memanjang Balok Kunci Sambungan balok kunci ini digunakan pada kontruksi kuda-kuda untuk menyambung kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Kedua ujung balok yang disambung harus saling mendesak rata. Dalam perhitungan kekokohan bantuan baut tidak diperhitungkan. Pada umumnya panjang balok kunci 100 cm dan panjang tekikan 25 cm dan dalam tekikan 2 cm. J
Gambar 1.9 Sambungan Balok Kunci
Kontruksi Atap
43
e. Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit Dengan adanya gaya-gaya. Momen yang terjadi akibat adanya sambungan kunci hanya satu sisi tersebut maka perlu untuk menetralkan momen-momen sekunder tersebut dengan membuat sambungan kunci rangkap yaitu dikanan dan dikiri balok yang akan disambung. Hal ini dinamakan sambungan balok jepit
Gambar 1.10 Sambungan Balok Kunci Jepit
Kontruksi Atap
44
STANDAR KOMPETENSI : MENGGAMBAR KONTRUKSI ATAP KD : 5 MENGGAMBAR KONTRUKSI PENUTUP ATAP ALOKASI WAKTU : 3 (4 X 45 MENIT) I. DESKRIPSI PENUTUP ATAP Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama terjadi hujan. Sifat tidak rembes air ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan bebean-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Kemiringan atap sangat tergantung dari bahan penutup atap yang digunakan, adapun penutup atap yang sering digunakan dilapangan -
Genteng biasa
kemiringan 30 – 40o
-
Genteng istimewa
kemiringan 25 – 30o
-
Sirap
kemiringan 25 – 40o
-
Alang – alang
kemiringan 40o
-
Seng
kemiringan 20 – 25o
-
Semen asbes gelombang
-
Beton
kemiringan 1 – 2o
-
Kaca
kemiringan 10 – 20o
Kontruksi Atap
kemiringan 15 – 25o
45
Syarat –syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah sebagai berikut : -
Rapat air serta padat
-
Letaknya mantap tak mudah terguling
-
Tahan lama (awet)
-
Tak mudah terbakar
II. KONTRUKSI PENUTUP ATAP A. PENUTUP ATAP GENTENG - Genteng S Atap genteng ini banyak digunakan diseluruh Indonesia, karena relative murah, awet, memenuhi syarat terhadap daya tolak bunyi, panas maupun dingin disamping itu biaya perawatannya rendah. Yang banyak dipakai dilapangan adalah genteng S, karena genteng jenis ini berpenampang cekung dalamnya 4-5 cm dan tepikanan menekuk cembung. Tebal genteng 8 – 12 mm. Pada bagian bawah tepi atas dibuatkan hubungan (tonjolan) sebagai kait untuk reng yang berjarak 21 – 25 cm tergantung ukuran genteng.
Kontruksi Atap
46
Gambar 1.1 Genteng S
Gambar 1.2 Kontruksi pemasangan genteng S
-
Genteng Kodok atau Silang
Genteng silang disebut juga genteng kodok karena tepi bawahnya ada yang menonjol melengkung bundar. Genteng ini berbentuk datar tetapi tidak secara
Kontruksi Atap
47
menyeluruh. Cara meletakkannya diatas reng tidak lurus tetapi berselang-seling seolah-olah menyilang , jarak reng 22 – 25 cm.
Gambar 1.3 Genteng silang/kodok
Gambar 1.4 Kontruksi genteng silang/kodok
Kontruksi Atap
48
- Genteng Bumbungan Genteng bumbungan disebut juha genteng kerpus, genteng ini ada yang berpenampilan bundar, trapezium, segitiga tebal 1 cm . Lebar genteng bumbungan 22 – 25 cm dan tinggi 10 cm
Gambar 1.5 Bentuk-bentuk genteng bumbungan
Kontruksi Atap
49
Gambar 1.6 Pemasangan genteng bumbungan
B. PENUTUP ATAP SIRAP Penutup atap sirap dibuat dari kayu bulian dari Sumatra dan Kalimantan kayu bulian juga terkenal dengan nama kayu ulin atau besi. Pemilihan kayu ini dikarenakan kayu bulian memiliki ketahanan terhadap perubahan suhu, kelembaban dan pengaruh air laut. Ukuran yang biasa ada dipasaran untuk satu buah sirap adalah (P x L x T) 58 x 6 x 0,3 cm 58 x 6 x 0,5 cm 35 x 14,5 x 0,4 cm 60 x (8-9) x (4-5) cm
Kontruksi Atap
50
Pemasangan diatas reng dengan paku kecil 2 cm, jarak reng lebih kecil 1/3 panjang sirap. Perletakannya harus sedemikian hingga keseluruh bagian terbentuk 3 lapis atau diatas reng terdapat 4 lapis
Gambar 1.7 Tampilan atap sirap
Gambar 1.8 Kontruksi atap sirap
Kontruksi Atap
51