Sp Risiko Bunuh Diri.docx

  • Uploaded by: Mitha Miptahul Janah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sp Risiko Bunuh Diri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 991
  • Pages: 3
Loading documents preview...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI Oleh: Azzahra Nadiyah (1206246995)

Ibu Susi, 40 tahun, saat ini dirawat di RSJ Bahagia. Ibu Susi dibawa oleh keluarganya beberapa hari yang lalu karena sering berteriak dan mengancam bahwa ia akan mengakhiri hidupnya sambil memegang pisau. Diketahui, beberapa saat yang lalu, Ibi Susi terlibat dalam sebuah kepanitiaan kegiatan di kotanya, namun karena sesuatu dan lain hal, kegiatan tersebut dibatalkan sepihak oleh Walikota. Ibu Susi yang awalnya berperan sebagai ketua pelaksana sangat terkejut mendengar keputusan tersebut. Ia merasa bersalah atasnya batalnya kegiatan itu. Ia selalu merasa bahwa ia penyebab dari itu semua. Beberapa kali, Ibu Susi mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri hidupnya karena merasa tidak berguna lagi. Perawat Zahra adalah perawat yang bertugas merawat Ibu Susi. A. Pertemuan ke-1 1. Proses Keperawatan a. Kondisi Klien: Klien berteriak dan mengatakan bahwa ia ingin mati; klien berpenampilan tidak rapi; klien tidak suka bersosialisasi. b. Diagnosa Keperawatan: Risiko Bunuh Diri. c. Tujuan Khusus: Klien tetap aman dan selamat. d. Tindakan Keperawatan: 1. Melindungi pasien dengan menemani dan menjauhkan klien dari benda berbahaya. 2. Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri. 3. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan membuat daftar positif diri sendiri dan latihan afirmasi. 2. Strategi Komunikasi a. Fase Orientasi i. Salam “Assalamu’alaikum, selamat pagi, Ibu, perkenalkan nama saya perawat Zahra, saya perawat yang bertugas di ruangan ini dari pukul 08.00 – 14.00. Nama Ibu siapa? Ibu senang dipanggil apa? ” ii. Evaluasi Validasi “Bagaimana keadaan Ibu hari ini?” “Apa yang Ibu rasakan?” iii. Kontrak “Tadi saya lihat Ibu berteriak sambil mencari pisau. Apa yang Ibu lakukan? Apa yang menyebabkan Ibu melakukan hal itu?” “Ibu, baiklah sekarang dari pukul 08.00 sampai 08.15 di ruangan ini, kita akan bercakapcakap tentang apa yang Ibu rasakan. Tujuannya agar Ibu merasa lebih lega dan menemukan solusi dari permasalahan yang sedang Ibu alami. Bisa kita mulai, Bu?” b. Fase Kerja 1) “Ibu, tolong Ibu ceritakan kepada saya hal-hal apa yang membuat Ibu sering berniat mengakhiri hidup.” 2) “Baiklah, tampaknya Ibu membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup”. 1

3) ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Ibu untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Ibu. Baiklah, saya sudah mengamankannya.” 4) “Ibu, sekarang kita akan berlatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri yaitu dengan membuat daftar aspek positif diri sendiri dan kemudian latihan afirmasi/ berpikir aspek positif yang dimiliki.” 5) “Nah, coba Ibu sebutkan apa saja aspek positif dalam diri Ibu. Wah, Ibu senang berpidato ya? Bagus sekali, Ibu. Lalu apa lagi? Ibu ramah kepada setiap orang. Iya. Ibu juga bisa mengkoordinir suatu kegiatan.” 6) “Ternyata banyak sekali aspek positif yang ada dalam diri Ibu. Mari sama-sama kita pikirkan kelebihan-kelebihan Ibu tadi.” 7) “Apa yang terpikirkan oleh Ibu? Iya, memang tidak semua orang mampu melakukan apa yang Ibu lakukan. Lalu apa lagi, Bu?Masih banyak orang yang membutuhkan Ibu. Jadi, belum waktunya Ibu mengakhiri hidup. Bagaimana nasib orang-orang yang biasanya Ibu koordinir nanti kalau Ibu tidak ada lagi?” i.

c. Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan 1.1.Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan berlatih memikirkan aspek positif yang ada dalam diri Ibu?” 1.2.Evaluasi objektif “Baiklah, Ibu tampak lebih tenang sekarang. Coba Ibu sebutkan apa saja kelebihan Ibu.”

ii.

Rencana tindak lanjut “Setelah ini, Ibu bisa mulai memasukkan kegiatan latihan berpikir positif ke dalam jadwal latihan Ibu. Ibu ingin melakukannya berapa kali? Baik, saya tulis ya, Bu, 5x sehari pada pukul 06,00, 08.00, 12.00, 16.00, 20.00.”

iii.

Kontrak yang akan datang “Baiklah, Ibu. Sekian saja bincang-bincang kita kali ini. Besok pagi pukul 08.00 di ruangan ini, kita akan bertemu lagi untuk mendiskusikan aspek positif keluarga dan lingkungan Ibu.” “Sekarang, saya pergi dulu. Jangan lupa untuk mengisi jadwal kegiatan yang kita diskusikan tadi ya, Bu. Assalamu’alaikum.” B. Pertemuan ke-2 1. Proses Keperawatan a. Kondisi Klien: Klien sudah mengurangi kebiasaannya untuk berteriak dan menyimpan benda tajam. b. Tujuan Khusus: Klien dapat menghilangkan niat untuk melakukan upaya bunuh diri. c. Tindakan Keperawatan: 1. Mengkaji ulang risiko bunuh diri. 2

2. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan membuat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan. 2. Strategi Komunikasi a. Fase Orientasi i. Salam “Assalamu’alaikum, selamat pagi, Ibu Susi. Masih ingat dengan saya? Ya, bagus.” ii. Evaluasi Validasi “Bagaimana perasaan Ibu hari ini?” “Sudah dipraktikkan kegiatan kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri? Coba saya lihat kertas jadwal kegiatan. Wah, bagus sekali, Bu.” iii. Kontrak “Sesuai dengan janji kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang aspek positif keluarga dan lingkungan Ibu. Tujuan agar Ibu dapat mengurungkan kembali niat Ibu untuk melakukan upaya bunuh diri.” “Kita hanya perlu waktu 10 menit di ruangan ini saja ya, Bu.” b. Fase Kerja i. “Ibu, coba Ibu ceritakan kepada saya, apa saja aspek positif yang biasa Ibu lihat di keluarga atau lingkungan Ibu? Baik, saya tulis ya Bu. Keluarga Ibu senang berdiskusi, jalan-jalan, membereskan rumah bersama.” ii. “Nah, dari semua yang kita diskusikan ini, apa yang menurut Ibu merupakan hal yang sangat Ibu banggakan dari keluarga Ibu? Iya, keluarga Ibu senang berdiskusi ya, Bu.” iii. “Sekarang, coba Ibu pikirkan apa yang terjadi pada keluarga Ibu kalau Ibu tidak ikut lagi berdiskusi bersama mereka. Iya. Benar sekal, Bu. Mereka pasti akan sedih sekali. Itu artinya? Iya, mereka sangat membutuhkan Ibu.” c. Fase Terminasi i. Evaluasi respon klien terhadap tindakan 1. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berlatih memikirkan aspek positif keluarga Ibu?” 2. Evaluasi objektif “Dapatkah Ibu sebutkan, apa saja aspek positif keluarga Ibu?” ii. Rencana Tindak Lanjut “Setelah ini, kita bisa masukkan latihan berpikir positif tentang keluarga di samping Ibu tetap melanjutkan kegiatan kemarin. Ibu ingin melakukannya berapa kali? Pukul berapa? Baik, saya tulis ya, Bu.” iii. Kontrak yang akan datang “Baiklah, Ibu. Cukup sekian latihan kita hari ini. Kita bertemu lagi besok jam yang sama di ruangan ini ya, Bu.” “Besok kita akan berdiskusi tentang harapan dan masa depan Ibu. Tujuannya agar Ibu dapat melatihkan cara-cara mencapai harapan dan masa depan tersebut secara bertahap. Saya pergi dulu ya Bu. Assalamu’alaikum.”

3

Related Documents

Sp Risiko Bunuh Diri.docx
February 2021 0
Lp + Sp Resiko Bunuh Diri
January 2021 1
Sp
March 2021 0
Lp Resiko Bunuh Diri
January 2021 1
Askep Resiko Bunuh Diri
February 2021 0

More Documents from "sidessy26"