Terapi Musik Fix

  • Uploaded by: Angelina Wijaya
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Terapi Musik Fix as PDF for free.

More details

  • Words: 4,016
  • Pages: 16
Loading documents preview...
KEPERAWATAN KOMPLEMENTER “Terapi Musik”

Oleh : SGD 7 Ida Ayu Shri Adhnya Shwari

(1202105011)

Ni Putu Rina Puspitasari

(1202105015)

Ni Komang Gek Erniasih

(1202105035)

I Made Yudi Indra Wibawa

(1202105051)

Eva Roseana Putri

(1202105060)

I Wayan Wahyu Pratama

(1202105065)

Kadek Elda Widnyana

(1202105071)

Ni Putu Intan Mertaningsih

(1202105080)

Kadek Dwi Wulandari Ni Luh Dwiari Maharthini

(1202105088) (1202105090)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 BAB 1

KONSEP 1.1 Definisi Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004). Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni, ilmu pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000). Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Djohan, 2006). Jadi, terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). 1.2 Manfaat Terapi musik memiliki banyak manfaat yang didapatkan, antara lain :  Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami reproduksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.  Meningkatkan Kecerdasan Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut

mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.  Meningkatkan Motivasi Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.  Pengembangan Diri Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang. Musik yang didengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang punya masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak. Seseorang bisa mempunyai kepribadian yang diinginkan dengan cara mendengarkan jenis musik yang tepat.  Meningkatkan Kemampuan Mengingat Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.  Kesehatan Jiwa Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya ''Great Book About Musik'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman modern, terapi musik banyak

digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.  Mengurangi Rasa Sakit Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.  Menyeimbangkan Tubuh Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.  Meningkatkan Kekebalan Tubuh Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa: Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon (serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.  Meningkatkan Kualitas Olahraga

Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang lebih baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan seseorang dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. 1.3 Jenis-jenis Terapi Musik Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang disesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik. Ada dua macam metode terapi musik, yaitu : 1) Terapi Musik Aktif. Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain

pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi Musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten. 2) Terapi Musik Pasif. Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, ada banyak sekali jenis CD terapi musik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien. 1.4 Indikasi Indikasi dari pelaksanaan terapi musik adalah orang-orang yang sedang mengalami stress, baik fisik seperti hipertensi maupun psikologis, orang-orang atau anak-anak dengan keterbelakangan mental, seperti autisme, dan orang-orang yang membutuhkan relaksasi. 1.5 Kontraindikasi Pelaksanaan terapi musik sangat berkaitan dengan indra pendengaran, yaitu telinga karena stimulus atau gelombang suara dari musik akan masuk ke otak melalui telinga, sehingga orang dengan gangguan pendengaran menjadi kontra indikasi dari pelaksanaan terapi musik ini. 1.6 Prosedur pelaksanaan terapi 1. Persiapan - Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada) - Siapkan alat-alat (Tape musik / radio, CD musik, headset, alat-alat musik yang sesuai) - Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi - Cuci tangan 2. Tahap orientasi - Beri salam dan panggil klien dengan namanya - Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga 3. Tahap kerja - Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan - Menanyakan keluhan utama klien - Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik - Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan -

seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik. Identifikasi pilihan musik klien. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.

-

Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan

-

telepon selama mendengarkan musik. Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien. Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik. Dukung dengan headphone jika diperlukan. Nyalakan musik dan lakukan terapi musik. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik

-

atau bernyanyi jikan diinginkan dan memungkinkan saat itu. Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan

seperti relaksasi, stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit. - Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik. - Identifikasi pilihan musik klien. 4. Terminasi - Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien) - Simpulkan hasil kegiatan - Berikan umpan balik positif - Kontrak pertemuan selanjutnya - Akhiri kegiatan dengan cara yang baik - Bereskan alat-alat - Cuci tangan 5. Dokumentasi - Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan - Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll - Keluhan utama - Tindakan yang dilakukan (terapi musik) - Lama tindakan - Jenis terapi musik yang diberikan - Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik - Respon pasien. - Nama perawat - Tanggal pemeriksaan 1.7 Penelitian pendukung : PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRA-HEMODIALISIS DI RUANG DAHLIA BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO (Christiane Sarayar, Mulyadi, Henry Palandeng) Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur pada tiga kesempatan yang berbeda. Hipertensi merupakan salah satu pemicu gagal ginjal dan sebaliknya hipertensi dapat disebabkan oleh gagal ginjal. Hemodialisis merupakan terapi untuk gagal ginjal.

Musik adalah sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir, terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien prahemodialisis di ruang Dahlia BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan rancangan Non-equivalent Control Group. Sampel yang digunakan, 15 subjek untuk kelompok eksperimen dan 15 subjek untuk kelompok kontrol yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik analisa data menggunakan uji wilcoxon dengan nilai kemaknaan á=0,5. Hasil penelitian nilai p value = 0,00 (< á = 0,5) untuk kelompok eksperimen dengan intervensi musik klasik sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan nilai p value = 1,00 (> á = 0,5). Pada desain penelitian ini dilakukan observasi pertama (pretes) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kelompok eksperimen diberikan perlakuan dan diikuti dengan pengukuran kedua (posttes), dan hasil pengukuran ini akan dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kelompok pembanding (kontrol) yang tidak menerima perlakuan (Riyanto, 2011). Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh pasien pra-hemodialisis di ruang Dahlia BLU RSPU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan Juni 2013 yang berjumlah 130 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 15 subjek untuk setiap kelompok sebagai sampel minimum untuk riset eksperimental (Dempsey, 2002). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yang merupakan cara pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti (Riyanto, 2011) yang meliputi subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi ialah Bersedia menjadi responden, Bersedia mendengarkan musik klasik (untuk kelompok eksperimen), Merupakan pasien pra-hemodialisis di ruang Dahlia BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Pada saat penelitian, pasien memiliki tekanan darah 140 mmHg. Dengan Kriteria Eksklusi Memiliki gangguan pendengaran, Mengalami penurunan kesadaran. Penelitian ini dilaksanakan di ruang Dahlia BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, pada tanggal 14-21 juni 2013. Data primer, didapat langsung dari pasien dengan wawancara dan mengukur tekanan darah pada pasien prahemodialisis di ruang Dahlia BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Data sekunder, didapat dari dokumentasi atau rekam medik pasien pra-hemodialisis di ruang Dahlia BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien pra-hemodialisis di Ruang Dahlia BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujiyanto, Nugroho, Listyarini yang menyatakan ada pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah di Desa Gunung Wungkal pada tahun 2011. Menurut penelitian yang dilaporkan pada pertemuan American Society of Hypertension di New Orleans, mendengarkan musik klasik setengah jam setiap hari secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah (Reuters Health, 2008). Hal ini membuktikan bahwa intervensi dengan mendengarkan musik klasik dapat mengubah secara efektif ambang otak yang dalam keadaan stress menjadi lebih relaks, karena musik secara mudah dapat diterima oleh organ pendengaran dan melalui saraf pendengaran diterima dan diartikan di otak tanpa batasan intelektual melainkan dapat mengaktivasi sistem limbik yang mengatur emosi seseorang menjadi lebih relaks, dalam keadaan relaks inilah pembuluh darah berdilatasi sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2012). Oleh sebab itu hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien pra-hemodialisis yang memiliki tekanan darah yang tinggi.

BAB 2 ANALISA 2.1 Strength Indonesia 1. Hampir semua orang pasti menyukai musik meskipun jenis dan aliran yang berbedabeda 2. Di zaman seperti sekarang, setiap orang sangat mudah untuk mendengarkan musik melalui radio, smartphone, laptop, dll. 3. Dari beberapa literature, terapi musik sudah terbukti efektif, sangat aman, dan tanpa efek samping selama digunakan sesuai petunjuk 4. Terapi musik bisa didengarkan melalui loudspeaker ataupun headphone. Tidak dibutuhkan spesifikasi khusus atau peralatan yang mahal. Semua speaker dan headphone stereo bisa digunakan Bali 1. Masyarakat Bali sangat menyukai musik, hal ini terlihat dari berbagai jenis musik

yang berkembang di Bali mulai dari musik modern sampai musik tradisional yang sampai saat ini masih terjaga eksistensinya. 2.2 Weakness Indonesia 1. Kesalahan pemilihan jenis musik yang digunakan dapat mengurangi manfaat yang didapat dari terapi musik, karena pemilihan jenis musik sangat penting dalam pengiriman gelombang suara sesuai ritme, beat, dan harmoni dari setiap jenis musik Bali 1. Walaupun sebagian besar masyarakat menyukai musik, belum tentu semua musik

dapat digunakan sebagai terapi musik termasuk musik bali yang berkembang sat ini karena belum ada penelitian valid yang menyatakan bahwa musik Bali yang mayoritas berkembang dapat dijadikan sebagai bahan terapi musik. 2.3 Opportunity Indonesia

1. Belum banyak yang mengembangkan terapi musik sebagi lapangan pekerjaan. Hal ini dapat meningkatkan sektor ekonomi masyarakat apabila dijadikan sebuah bisnis, apalagi bila diterapkan di kota-kota besar yang tingkat stressornya sangat tinggi seperti di Kota Jakarta. Contohnya saja, karyawan yang pekerjaannya menumpuk dan dikejar deadline ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang kondusif karena macet atapun bencana banjir membuat semua pekerjaan terhambat dan akhirnya membuat stress. 2. Belum adanya sekolah khusus untuk mempelajari terapi musik Bali 1. Banyak masyarakat Bali yang belum mengetahui terapi musik, sehingga sangat penting untung mempelajari dan mengaplikasikannya dan akan banyak yang berminat melakukan 2. Belum ada pusat terapi musik di Bali yang dapat dijadikan sebagai peluang bisnis 2.4 Threath Di Bali dan di Indonesia 1. Terapi mudah ditiru sehingga akan banyak saingan saat nanti terapi sudah mulai berjalan 2. Kebanyakan orang sudah memiliki alat untuk melalukan terapi sendiri di rumah sehingga akan jarang yang akan dating ke klinik 3. Terapi memerlukan suasana yang tenang sehingga tidak bisa dilakukan di tempat umum atau perkotaan 4. Promosi mungkin akan sulit dilakukan karena akan susah memberikan penjelasan ke masyarakat tentang terapi ini 5. Kurangnya motivasi dan partisipasi masyarakat dalam menerapkan terapi musik,

karena faktor ekonomi, ketidakpedulian, acuh tak acuh, dan lain sebagainya yang dialami masyarakat

BAB 3 SOP TERAPI MUSIK Mata Kuliah NO Kompetensi

: Keperawatan Komplementer PROSEDUR : Pemberian Terapi Musik

Pengertian : Pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh terapis Pre interaksi 1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada) kepada klien Tujuan : Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan spiritual pasien. 2 Siapkan alat-alat 3 Identifikasi faktor atau kondisi Persiapan alat : 1. Tape music / yang Radiodapat menyebabkan kontra indikasi 4 Cuci tangan dan bahan 2. CD Musik Tahap orientasi 5 Beri salam dan panggil klien dengan namanya 3. Headset 6 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga 4. Alat-alat musik yang sesuai Tahap kerja Prosedur : 7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan 8 Menanyakan keluhan utama klien 9 Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 10 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi, 11 12 13 14 15 16

stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik. Identifikasi pilihan musik klien. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan musik klien Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman. Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan telepon selama

17 18 19 20 21 22 23

mendengarkan musik. Dekatkan tape musik/CD dan perlengkapan dengan klien. Pastikan tape musik/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik. Dukung dengan headphone jika diperlukan. Nyalakan music dan lakukan terapi music. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik atau bernyanyi

24 25

jikan diinginkan dan memungkinkan saat itu. Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti relaksasi,

stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit. Terminasi 26 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien) 27 Simpulkan hasil kegiatan 28 Berikan umpan balik positif 29 Kontrak pertemuan selanjutnya

30 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik 31 Bereskan alat-alat 32 Cuci tangan Dokumentasi 33 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan -

Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll Keluhan utama Tindakan yang dilakukan (terapi musik) Lama tindakan Jenis terapi music yang diberikan Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi musik Respon pasien. Nama perawat Tanggal pemeriksaan BAB 4 SKENARIO

I A Shri Adhnya Shwari

: Terapis 1

I Made Yudi Indra Wibawa

: Terapis 2

Rina Puspitari

: Mahasiswa

Gek Erniasih

: Mahasiswa

Eva Roseana Putri

: Mahasiswa

Wahyu Pratama

: Mahasiswa

Elda Widnyana

: Mahasiswa

Dewi Wulandari

: Mahasiswa

Intan Mertaningsih

: Mahasiswa

Dwiari Maharthini

: Mahasiswa

Suatu hari di sebuah café ada 8 orang mahasiswa semester akhir yang sedang melanjutkan tugas akhir (skripsi) mereka. Elda

: We gimana skripsi kalian?

Wahyu

: Duh jangan ngomongin skripsi deh, ayam krispi aja bisa aku baca ayam skripsi

Gek Erni

: Hahaha, kalian itu kapan majunya sih, aku dong uda sampe buat cover

Eva

: Kamu sih omdo (omong doang)

Dewi

: Kok kamu diem aja, gimana skripsimu? (ngomong ke dwi)

Dwi

: Skripsi ku penuh dengan revisi nih 

Rina

: Udah revisi itu biasa, yg penting kita sarjana bareng- bareng ya..

Eva

: Eh udah udah, gausah ngomongin skripsi, aku tadi nemu pamfet terus isinya tentang terapi gitu, kebetulan lagi discount mau coba gak?

Elda

: Emang terapi apaan? Lagi stress skripsi disuruh terapi

Dewi

: Terapi itu perlu loh, daripada stress gak jelas yuk kita coba terapi ini yuk

Dwi

: Iya boleh emang tu terapi apa?

Eva

: Ini terapi music gitu, jadi ini kayak instansi kesehatan mau promosi tentang terapi music bisa ngurangin stress salah satunya.

Wahyu

: Kok kayaknya bagus, cobak yuk kapan nih mau?

Rina

: Besok mau? Semua bisa ya, gaada yang bimbingan kan?

Eva

: Iya fix ya besok kita terapi music yang di alamat itu ya..

Dwi

: Oke besok kita kumpul disini ya..

Keesokan harinya, berkumpulah mereka di café tempat kemarin mereka membicarakan mengenai terapi music. Setelah semua berkumpul, mulailah mereka pergi bersama-sama ke tempat terapi music tersebut. Gek erni

: Guys, kayaknya ini deh tempat terapi nya.

Rina

: Yakin kamu ? gak salah kan.

Wahyu

: Iya ni Gek, kamu yakin ?

Gek erni

: Iya yakin lah, nih liat alamat di pamphlet nya sama kan ?

Elda

: Sudah-sudah, dari pada kita ribut disini mending kita Tanya aja langsung kedalam, gimana ?

Dwi

: iya bener kata elda, yuk guys kita masuk.

Setelah mereka masuk ke dalam tempat terapi music disambutlah mereka oleh seorang terapis. Dayu (Terapis1): Selamat pagi, Selamat datang di Klinik kami, ada yang bisa saya bantu ? Dewi

: Gini loh, kami baca dari pamphlet bahwa disini ada terapi music, benar tidak ?

Dayu (Terapis1): Oh, iya betul sekali, di Klinik kamu memang melakukan terapi kepada pasien nya menggunakan music. Wahyu

: Sebenernya apa sih terapi music itu ?

Dayu (Terapis1): Terapi music adalah terapi yang meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.

Dwi

: Sebenernya bisa gak terapi music itu mengurangi tingkat stress yang kami rasakan ?

Dayu (Terapis1): Tentu bisa, Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran. Apakah kalian berminat mencoba terapi music yang ada di klinik kami ? Rina

: Iya kami berminat dan ingin mencobanya sekarang juga.

Dayu (Terapis1): Baiklah silakan ikut saya ke ruang untuk melakukan terapi music nya, nanti akan dibantu di arahkan oleh rekan saya. Selanjutnya mereka dibawa oleh terapis1 ke ruangan terapi, disana sudah menunggu terapis2 Dayu (Terapis1): sebelumnya,

saya

akan

memperkenalkan

rekan

saya

yang

akan

mengarahkan kalian selama terapi ini berlangsung, perkenalkan ini adalah terapis2. Yudi (Terapis2): perkenalkan, saya yudi (terapis2) yang akan mengarahkan kalian selama mengikuti proses terapi music ini. Sebelumnya kalian dapat duduk di kursi yang telah kami sediakan. Terapi music akan segera berlangsung. Yudi (Terapis2): sebelumnya bolehkah saya mengetahui nama dari kalian ? Eva

: tentu saja boleh, saya eva, ini rina, lalu gek erni, lalu elda, lalu dwi, lalu wahyu, itu dewi dan intan

Yudi (Terapis2): Baik, sebelum kita mulai terapinya, nanti ketika proses terapi dimulai diharapkan untuk tidak bersuara (ribut) dan hp nya juga tolong di silent ya, agar tidak menggangu saat terapi berlangsung. Baik, kita akan segera memulai terapi nya, sebelum nya bolehkah saya tahu, masalah apa yang menyebabkan masing-masing dari kalian mengalami tingkat stress ? Dewi

: sebenarnya kami stress gara-gara tugas akhir kuliah kami (skripsi) belum selesai, dan itu menjadi tekanan bagi kami, rata-rata dari kami mengalami tekanan emosional yang cukup tinggi, baik dari dosen pembimbing, maupun dari orang tua.

Dwi

: iya dan kami merasa stress yang kami rasakan mempengaruhi kinerja kami dalam menyelesaikan skripsi kami.

Yudi (Terapis2): apakah yang lainnya mengalami hal yang sama ? Eva, rina, gek erni, wahyu, elda: iya sama Yudi (Terapis2): Baiklah saya akan memulai tahap dari terapi music nya. Saya akan menjelaskan tahapan dari terapi music ini. Mohon didengarkan dengan baik. Pertama saya akan memberikan pilihan music kepada kalian dan silahkan kalian untuk memilihnya. Lalu yang kedua saya akan memutarkan music tersebut selama kurang lebih 10 menit. Lalu saya minta kepada kalian agar mendengarkan dengan tenang dan rileks. Wahyu

: iya kami memilih jenis music Mozart.

Yudi (Terapis2): baik sebelum kita mulai terapi ini, ada yang ingin di tanyakan lagi ? (terapi music dimulai) …………………………………………………………………………………………………. ( setelah beberapa menit kemudian, terapi music pun selesai dan music dimatikan) Terapis2: baik terapi nya sudah selesai, bagaimana perasaan kalian setelah mendengarkan musiknya? Dewi

: ya, perasaan dan pikiran saya menjadi lebih nyaman dan fresh

Gek erni

: ya aku juga merasakan hal yang sama.

Yudi (Terapis2): oke, untuk selanjutnya kalian semua bisa menuju ke reception nanti disana kalian akan dijelaskan mengenai terapi selanjutnya. Dwi

: baik, terimakasih kalau begitu kami permisi dulu..

Yudi (Terapis2): ya terimakasih kembali, yaya silahkan.. ………………………………………………………………………………………………… (menuju ke receptionis dan bertemu dengan terapis 1) Dayu (Terapis1): selamat siang semua, bagaimana perasaan nya setelah dilakukakan terapi ? Rina

: siang, ya pikirin saya menjadi lebih tenang.. semoga dengan terapi ini bisa membantu mengurangi tingkat stress kami dalam menyelesaikan tugas akhir kami dan skripsi kami bisa cepat selasai..( astungkara)

Dayu (Terapis1): iya, jika kalian mengalami gejala yang sama, kalian bisa datang kembali ke sini untuk di lakukan terapi selanjutnya. Elda

: iya terimakasih, baik kalau begitu kami permisi dulu

Dayu (Terapis1): iya sama- sama , silahkan..

DAFTAR PUSTAKA 1. Djohan. (2006). Terapi Musik : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Galangpress 2. Christiane Sarayar, Mulyadi, Henry Palandeng. TERHADAP

PENURUNAN

TEKANAN

PENGARUH MUSIK KLASIK

DARAH

PADA

PASIEN

PRA-

HEMODIALISIS DI RUANG DAHLIA BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO 3. http://eprints.undip.ac.id/43252/2/14._BAB_II.pdf (diakses 13 Februari 2015) 4. STANDAR

OPERASIONAL

PROSEDUR

“Terapi

Musik”.

Available

http://www.vbook.pub.com/doc/181262705/SOP-TERAPI-MUSIK-doc#download

at

:

(Diakses

tanggal 13 Februari 2015) 5. YPAC

Semarang.

(2008).

Terapi

Musik.

Available

at:

http://www.ypac-

semarang.org/index.php?pilih=hal&id=21\ Diakses tanggal 13 Februari 2015

Related Documents

Terapi Musik Fix
February 2021 7
Makalah Terapi Musik
January 2021 1
Musik Barat.pptx
January 2021 1
Sosiologi Musik
March 2021 0
Musik Atonal
February 2021 1
Musik Gereja
February 2021 1

More Documents from "Bayu Sabda Christanta"