10759_ppt Pemicu 3 Blok 4

  • Uploaded by: NUR RAHMI
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 10759_ppt Pemicu 3 Blok 4 as PDF for free.

More details

  • Words: 610
  • Pages: 8
Loading documents preview...
PEMICU 3 BLOK 4 Ibu Butet Giginya Bengkak

Kelompok 2

Kelompok 2

KELOMPOK 2 Ketua : Febya Rizki (180600090) Sekretaris: Nur Rahmi (180600089 )

SKENARIO

Ibu Butet umur 52 tahun datang ke dokter gigi X dengan keluhan geraham kiri bawah sakit dan goyang lebih kurag 1 minggu. Dokter gigi X memeriksa kemudian mencabut gigi geraham tersebut di prakteknya. Setelah pasien pulang, selama 2 hari gusi bengkak dan sakit serta Ibu Butet merasa lemas, kemudian dibawa kembali ke dokter gigi X dan disuruh opname dan dirawat oleh spesialis penyakit dalam. More Info : TD = -180/mmhg Kadar gula darah : 300 gr/%

Bagaimana penanganan pasien tersebut sebelum dilakukan pencabutan gigi geraham bawah kirinya ?

• Melakukan anamnesa : menanyakan identitas pasien, riwayat penyakit, fundamental four. • Melakukan pemeriksaan fisik • Menetetapkan diagnosa berdasarkan pemeriksaan • Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan akan tindakan yang akan dilakukan (informed consent). • Melakukan Tindakan perawatan • Menetapkan prognosis : istilah medis yang menggambarkan kemungkinan akibat dari suatu penyakit.

Bagaimana tindakan dokter gigi berdasarkan medikolegal ? Tindakan Dokter Gigi Menurut Medikolegal Melanggar hukum  UU No.29 tahun 2004 pasal 50 dan 51 dan UU no.23 tahun 1992 pasal 53 “dokter harus memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional (SOP)”.  KUHP Pasal 360 “kelalaian yang mengakibatkan luka pada pasien”.  KUHAP Pasal 1371 “penyebab luka atau cacatnya suatu anggota badan dengan sengaja atau kurang hati-hati”  UU No.23 tahun 1992 pasal 54 “tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian dapat dikenakan sanksi hukum”.  KUH Perdata Pasal 1365 “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajikan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.  KUH Perdata Pasal 1366 “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya”.

Bagaimana tindakan dokter gigi berdasarkan prinsip etika ? Berdasarkan kasus, tindakan dokter gigi tersebut melanggar beberapa prinsip etika berikut :  Beneficience Tindakan dokter gigi seharusnya mengutamakan kepentingan pasien. Akan tetapi, akibat buruk yang ditimbulkan setelah perawatan lebih besar dibandingkan dengan akibat yang akan terjadi jika tidak dilakukan perawatan.  Non-maleficience Prinsip non-maleficience mencakup tindakan dokter yang seharusnya tidak memperburuk keadan pasien. Akan tetapi, kondisi pasien semakin buruk setelah dilakukannya pencabutan yang terbukti dari keadaan gusi membengkak dan sakit dan os lemas.  Autonomy Pada kasus tersebut seharusnya dokter memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan, kemudian dokter harus meminta persetujuan pasien sebelum dilakukannya tindakan tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak dilakukan.  Justice Pada kasus tersebut dokter juga melanggar prinsip justice, karena tidak menyamaratakan tindakan pada pasien yang gula darahnya normal, serta pasien yang berlebihan gula darahnya. Seharusnya jika kondisi pasien berbeda, kondisi penanganannya juga berbeda.

Pada kasus di atas perlukah dilakukan informed consent, jelaskan ! Pengertian informed consent (IC) menurut Permenkes No. 585 tahun1989 PTM adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasie tersebut. Dalam pasal 45 UU No. 29 tahun2004 tentang praktek kedokteran dijelaskan dan ditekankan ada 2 poin, yaitu : 1) Setiap Tindakan Kedokteran / Kedokteran Gigi yang akan dilakukan dr/drg terhadap pasien, harus mendapat persetujuan. 2) Persetujuan tindakan medik diberikan setelah pasien mendapat penjelasan. Jadi, informed consent hdilakukan karena selain melindungi pasien secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya juga melindungi dari tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien,dan juga pasien bisa mengetahui semua resiko perawatan serta pasien bisa melakukan pertimbangan akan perawatan tersebut setelah diberikannya informed consent. Selain itu informed consent juga bertujuan memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksanaan tindakan medis (dokter) dari tuntutan pihak-pihak pasien yang tidak wajar dan tidak terduga yang bersifat negatif.

Related Documents

10759_ppt Pemicu 3 Blok 4
January 2021 0
Pemicu 1 Blok 4
January 2021 1
Pemicu 4 Blok 4 No. 2
January 2021 6
1-4-3-3
February 2021 3

More Documents from "Juanjo Serrano"