Gangguan Cemas Menyeluruh Ppt

  • Uploaded by: Rahmi Hayati
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gangguan Cemas Menyeluruh Ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 2,590
  • Pages: 62
Loading documents preview...
Case Report

F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH Preseptor

: dr. Sulistiana Dewi, Sp.KJ

Present

: 1. Isa Hendi Susilo 2. Atika febri Yanti 3. Rahmi Hayati . Lili Delpiani

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH RSJ. PROF. HB. SAANIN PADANG 2015 1

DEFINISI  Gangguan

cemas menyeluruh (Generalyzed Anxiety Disorder,

GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.

EPIDEMIOLOGI Prevalensi Gangguan Cemas Menyeluruh untuk kanak-kanak dan dewasa pada kisaran 2.9-4.6%. Menurut DSM-5,prevalensi 12 bulan untuk gangguan kecemasan umum adalah 0,9% di kalangan remaja dan 2,9% orang dewasa di masyarakat umum negara-di Amerika Serikat.Prevalensi 12 bulan dari gangguan di negara lain berkisar antara 0,4% sampai 3,6% manakala resiko morbiditas sekitar 9,0%.

ETIOLOGI Teori

Biologi Teori Genetik Teori Psikoanalitik Teori kognitif-perilaku

TEORI BIOLOGI Neurotransmitter yang berkaitan dengan GAD adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin. • Pada pasien GAD ditemukan sistem serotonergik yang abnormal. • Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah lobus oksipitalis, basal ganglia, sistem limbik dan korteks frontal. • Pemeriksaan PET (Positron Emision Tomography) : penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak. •

TEORI GENETIK  Sebuah

studi: hubungan genetik pasien GAD dgn

gangguan Depresi Mayor pada pasien wanita.  25%

keluarga tingkat pertama penderita GAD juga

menderita gangguan yang sama  Penelitian:

50% pada kembar monozigotik dan 15%

pada kembar dizigotik

TEORI PSIKOANALITIK Teori

psikoanalitik menghipotesiskan

bahwa ansietas adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.

TEORI KOGNITIF-PERILAKU  Penderita

GAD berespons secara salah dan tidak

tepat terhadap ancaman  Disebabkan

oleh perhatian yang selektif terhadap

hal-hal negatif pada lingkungan, adanya distorsi pada pemprosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.

KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM IVTR) A.

Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah).

B.

Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.

C.

Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala berikut ini :

1.

Kegelisahan

2.

Merasa mudah lelah

3.

Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

4.

Iritabilitas

5.

Ketegangan otot

6.

Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah dan tidak memuaskan)

D.

Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I.

E.

Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

F.

Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum, dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.

KRITERIA GAD (PPDGJIII) ansietas sbg gejala primer, terjadi hampir tiap hari selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi tertentu (sifatnya “free floating” atau mengambang)

Gejala-gejala mencakup unsur-unsur berikut :  Kecemasan

(khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)  Ketegangan motorik  Overaktivitas otonomik  Anak-anak : kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan somatik berulang yg menonjol.  Gejala lain yg sifatnya sementara (depresi, tdk membatalkan diagnosis, selama tdk memenuhi kriteria lengkap episode depresif,  ansietas fobik, serangan panik, atau obsesifkompulsif.

GAMBARAN KLINIS  Gejala utama: anxietas, ketegangan motorik,

hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara kognitif. 

Kecemasan : bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien.



Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, dan sakit kepala.



Hiperaktivitas autonom : pernafasan yang pendek, berkeringat, palpitasi dan disertai gejala saluran pencernaan.



Kewaspadaan kognitif : iritabilitas.

DIAGNOSIS BANDING 

Kecemasan akibat kondisi medis umum.



Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat: intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat.



Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis, gangguan somatisasi,  gangguan penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.



Gangguan depresi dan distimik sulit dibedakan dengan GAD, sering terdapat bersama.

TERAPI Farmakoterapi b) Psikoterapi a)

Farmakoterapi 

Benzodiazepin



Merupakan pilihan obat pertama



Dimulai dengan pemberian dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi



Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.

Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (menurut IiMS Vol. 30-2001) No

Nama Generik

Nama Dagang

Sediaan

Dosis Anjuran

1.

Diazepam

DiazepinLoviumStesolid

Tab. 2-5 mgTab. 2-5 mgTab. 2-5 mgAmp. 10mg/2cc

10-30 mg/h

2.

Chlordiazepoxide

CetabriumArsitranTensi nyl

Drg. 5-10 mgTab. 5 mgCap. 5 mg

15-30 mg/h

3.

Lorazepam

AtivanRenaquil

Tab. 0,5-1-2 mgTab. 1 mg

2-3 x 1 mg/h

4.

Clobazam

Frisium

Tab. 10 mg

2-3 x 1m mg/h

5.

Alprazolam

XanaxAlganax

6.

Sulpiride

Dogmatil

Cap. 50 mg

100-200 mg/h

7.

Buspirone

Buspar

Tab. 10 mg

15-30 mg/h

8.

Hydroxyzine

Iterax

Caplet 25 mg

3x25 mg/h

Tab. 0,25-0,5 mgTab. 0,25-0,5 mg

0,75-1,50 mg/h

 Buspiron 

Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala somatik pada GAD

 

Tidak menyebabkan withdrawal Kekuranganefek klinik terasa setelah 2-3 minggu



Dapat dilakukan penggunaan bersama benzodiazepin dengan buspiron—dilakukan tapering off benzodiazepin setelah 2-3minggu disaat efek buspiron mencapai maksimal

 SSRI(SELECTIVE

SEROTONIN RE-UPTAKE

INHIBITOR) 

Sertralin dan paroxetin lebih baik daripada fluoksetin



Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat



SSRI efektif terutama terhadap pasien GAD dengan riwayat depresi

PSIKOTERAPI  Terapi 

kognitif-perilaku

Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali:



Distorsi kognitif dan pendekatan perillaku



Gejala somatik secara langsung



Teknik utama pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.

 Terapi 

suportif

Memberikan reassurance dan kenyamanan pada pasien



Menggali potensi yang ada dan belum tampak



Mendukung egonya



Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaaan



Psikoterapi Berorientasi Tilikan



Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi objek, serta keutuhan self pasien



Untuk memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur



Bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

Prognosis  Gangguan

cemas menyeluruh merupakan

suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup.  Sebanyak

25 % penderita GAD akhirnya

mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor.

Ilustrasi Kasus

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

I. IDENTITAS PASIEN Nama : Asnawati Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 49 tahun Agama : Islam Suku : Minang Pendidikan Terakhir : SD Pekerjaan : Pedagang Status Pernikahan : Menikah Alamat Pasien : Jl. Sako RT 03 RW 04 NO 24 Kel.Koto Kec.Lubuk Kilangan - Padang Pasien datang ke Poli dewasa RSJ HB Saanin Padang pada tanggal 18 Desember 2015 di antar oleh kakak kandung pasien

27

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI Data diperoleh dari : • Autoanamnesa pada tanggal 18 Desember2015 • Autoanamnesa ke rumah pasien pada tanggal 18 Desember 2015 A. Keluhan utama

Pasien sering merasa cemas sejak tahun 2006

28

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI B. Riwayat Penyakit Sekarang

o

Pasien sering merasa cemas hampir setiap saat sejak tahun 2006. o Cemas disertai nyeri kepala, Jantung berdebar debar dan keringat dingin. o Pasien menahan emosinya dengan mengendalikan dirinya sendiri. o Pasien merasa curiga terhadap orang disekitarnya. o Pasien sering merasa ada orang yang memanggilnya dari luar rumah o Pasien merasa curiga terhadap orang disekitarnya o Pasien menarik diri dari lingkungan, merasa nyaman jika menyendiri dan lebih sering bermenung didalam rumah. 29

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI C. Riwayat Penyakit Dahulu •

Riwayat Psikiatri

Berdasarkan autoanamnesa, awalnya pasien sakit kepala

sejak

tahun

2004.sakit

kepala

makin

bertambah dan disertai kecemasan yang berlebihan karena anak laki-lakinya mendaftar menjadi TNI sejak tahun 2006.kemudian pasien bertambah cemas saat anaknya dinyatakan lulus menjadi TNI.karena takut terjadi hal-hal yang buruk pada anaknya. 30

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI C. Riwayat Penyakit Dahulu •

Riwayat Psikiatri

.Semenjak itu pasien merasakan cemas disertai nyeri kepala,jantung berdebar-debar,keringat dingin dan badannya

terasa

lemas.

Pasien

belum

pernah

berobat ke psikiatri sebelumnya pasien pernah berobat ke bidan,mantri,dokter spesialis mata dan dokter spesialis penyakit dalam.

31

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI C. Riwayat Penyakit Dahulu •

Riwayat Medis

Pasien pernah mengalami trauma pada bagian kepala sebanyak 1 kali sejak berusia 1 bulan.

32

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan,merokok dan alkohol.

33

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI D. Riwayat Pribadi 1. Prenatal dan Perinatal Lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh dukun kampung, menangis spontan, kejang tidak ada, sianosis tidak ada 2. Masa kanak awal (sampai usia 3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. 3. Masa kanak pertengahan (usia 3-11 tahun) Pertumbuhan da perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Pribadi yang cenderung tertutup namun memiliki banyak teman. 34

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI D. Riwayat Pribadi 4. Masa kanak akhir (pubertas hingga remaja) Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Pribadi yang cenderung tertutup namun memiliki banyak teman. 5. Masa dewasa •

Riwayat pekerjaan Pasien membantu orang tuanya menjual sate



Riwayat hubungan dan perkawinan

Pasien menikah pada tahun 1984 dan pasien memiliki 2 orang anak 35

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI D. Riwayat Pribadi •

Riwayat seksual Pasien tidak mempunyai riwayat penyimpangan seksual, pelecehan seksual maupun seks bebas.



Riwayat pendidikan pasien tidak tamat SD



Agama Pasien seorang muslim

36

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI

37

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI D. Riwayat Pribadi 6. Mimpi dan fantasi Pasien memiliki mimpi untuk sembuh dan berkumpul kembali bersama orangtua dan saudaranya

38

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

II. RIWAYAT PSIKIATRI E. Riwayat Keluarga

39

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

III. STATUS INTERNUS Keadaan umum

:

Sakit ringan

Kesadaran

:

Compos mentis cooperatif

Tekanan darah

:

120/80 mmHg

Nadi

:

78 x/menit

Nafas

:

18 x/menit

Suhu

:

Tidak dilakukan

Status gizi

:

Baik

Status kardiovaskular

:

Dalam batas normal, tidak ada keluhan

Status respiratorik

:

Dalam batas normal, tidak ada keluhan

Kelainan khusus

:

Tidak ada kelainan 40

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

IV. STATUS NEUROLOGIS GCS

:

15 (E4M6V5)

Rangsang meningeal :

Kaku kuduk (-)

Motorik

555 555

:

555 555

41

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

V. STATUS MENTAL Kesadaran

:

Compos mentis cooperatif

Kontak

:

Cooperatif, bersahabat

Penampilan

:

Perempuan, sesuai usia, rapi

Psikomotor

:

Tenang

Mood

:

eutimia

Afek

:

Appropriate

Persepsi

:

Halusinasi (+)

Proses pikir

:

Asosiasi longgar

Isi pikir

:

Waham curiga (+) 42

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

V. STATUS MENTAL Orientasi

:

Tempat : baik Waktu : baik Personal: baik

Daya ingat

:

Jangka panjang : baik Jangka sedang : baik Jangka pendek : baik

Pengendalian impuls

:

baik

RTA

:

Tidak terganggu

Insight

:

Terganggu, derajat 4 43

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VI. FORMULASI DIAGNOSIS 1. Aksis 1 •

Pada pasien ini ada riwayat trauma kepala, namun tidak menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya kosentrasi, orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0)



Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan kecemasan . Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi visual dan waham curiga sehingga pada pasien ini merupakan penderitagangguan cemas menyeluruh (F41.1) 44

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VI. FORMULASI DIAGNOSIS 1. Aksis 1



Selain gangguan kecemasan pasien juga mengalami halusinasi

dan

waham

pasien

juga

mengalami

gangguan suasana perasaan (mood) yaitu,nafsu makan yang menurun pada pasien sehingga pasien menjadi malas untuk makan.

45

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VI. FORMULASI DIAGNOSIS 2. Aksis 2 Saat ini belum ada diagnosis untuk ciri atau gangguan kepribadian pada pasien karena belum ada data yang cukup dan sesuai untuk menegakkan kriteria diagnosisnya.

46

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VI. FORMULASI DIAGNOSIS 3. Aksis 3 Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tidak memiliki gangguan kondisi medik umum.

47

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VI. FORMULASI DIAGNOSIS 4. Aksis 4

Pasien memiliki masalah terhadap lingkungannya dimana pasien merasa sangat sedih.

48

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VI. FORMULASI DIAGNOSIS 5. Aksis 5

Menggunakan skala Global Assessment of Functioning (GAF) Scale : 90-81

49

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

VIII. PROGNOSIS Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: bonam

Quo ad sanationam

: bonam

50

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

IX. RENCANA PENATALAKSANAAN a. Terapi non-farmakologis 1) Kepada Pasien • Memberikan edukasi tentang penyakit dan gejalagejala yang ada pada pasien. • Memberikan informasi tentang obat, cara meminum obat, manfaat penggunaan obat, lama pengobatan, dan kontrol pengobatan. • Memberikan informasi tentang efek samping obat. • Memberikan motivasi kepada pasien untuk semangat dalam menjalani kehidupan, mulai mencari tujuan hidup, mencari cita-cita yang mungkin akan membuat pasien semangat dalam mengejar impiannya tersebut. 51

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

IX. RENCANA PENATALAKSANAAN a. Terapi non-farmakologis 1) Kepada Pasien • Menganjurkan pesien untuk tetap rajin beribadah agar emosi dalam dirinya terjaga dan dapat di atasi oleh pasien.

52

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

IX. RENCANA PENATALAKSANAAN a. Terapi non-farmakologis 2) Kepada keluarga pasien • Memberikan edukasi dan informasi kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, penyakit yang diderita pasien, perjalanan penyakit yang diderita pasien serta prognosis yang mungkin akan dicapai pasien. • Memberikan informasi tentang obat, cara minum obat, manfaat penggunaan obat, lama pengobatan, dan kontrol pengobatan dan agar keluarga dapat mendampingi pasien dalam kontrol pengobatannya. • Memberikan informasi tentang efek samping obat yang didapatkan oleh pasien. 53

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

IX. RENCANA PENATALAKSANAAN a. Terapi non-farmakologis 2) Kepada keluarga pasien • Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya hubungan dan dukungan di dalam keluarga terutama dalam pendampingan pengobatan untuk mencegah kekambuhan pada pasien. • Mmberikan edukasi kepada keluarga pasien pentingnya motivasi dari keluarga untuk penyembuhan pasien. • Memberikan edukasi kepada keluarga agar segera memberitahukan kepada petugas kesehatan tentang gejala-gejala yang mungkin akan timbul pada saat pengobatan 54

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

IX. RENCANA PENATALAKSANAAN b. Farmakologis Oral

:

lexotan ( bromazepam) 2x0,75 mg fluoxetin 1x10mg natrium diklofenak 2x50mg

55

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

X. ANALISIS KASUS Pasien perempuan berusia 49 tahun dibawa oleh keluarganya ke Poli Dewasa RSJ HB Saanin Padang dengan keluhan sering merasa cemas sejak tahun 2006. Cemas disertai nyeri kepala, Jantung berdebar debar dan keringat dingin.Pasien menahan emosinya dengan mengendalikan dirinya sendiri, Pasien merasa curiga terhadap orang disekitarnya.Pasien sering merasa ada orang yang memanggilnya dari luar rumah, Pasien merasa curiga terhadap orang disekitarnya, Pasien menarik diri dari lingkungan, merasa nyaman jika menyendiri dan lebih sering bermenung didalam rumah.

56

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

X. ANALISIS KASUS Berdasarkan alutoanamnesa, awalnya pasien sakit kepala sejak tahun 2004.sakit kepala makin bertambah dan disertai kecemasan karena anak lakilakinya mendaftar menjadi TNI sejak tahun 2006.kemudian pasien bertambah cemas saat anaknya lulus menjadi TNI.karena takut terjadi hal-hal yang buruk pada anaknya. semenjak itu pasien merasakan sedih, dan pada saat itu pasien merasakan badannya terasa lemas dan pusing. Pasien belum pernah berobat ke psikiatri sebelumnya pasien pernah berobat ke bidan,mantri,dokter spesialis mata dan dokter spesialis penyakit dalam. . 57

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

XI. KURVA PERJALANAN PENYAKIT

58

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

XII. DISKUSI MASALAH Berdasarkan hasil anamnesa( autoanamnesa) Setelah dianalisis lebih dalam dan berpedoman pada rujukan ringkas dari PPDGJ III, di dapat diagnosa akhir Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) Gejala utama cemas: •Gelisah •Sakit kepala •Berkeringat •Jantung berdebar-debar 59

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

XII. DISKUSI MASALAH Gejala lainnya : • Konsentrasi dan perhatian berkurang • Khawatir akan nasib buruk • Tidak bisa rileks •Nafsu makan bekurang Untuk episode kecemasan dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurangkurangnya 2 minggu untuk penegak diagnosis.

60

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

DAFTAR PUSTAKA Elvira, Sylvia D. Hadisukanto, Gitayanti. 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta Kaplan, Harold, dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi Ketujuh Jilid Satu. Jakarta; Binarupa Aksara Maslim, dr Rusdi Sp.KJ. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya; Jakarta Maslim, dr Rusdi Sp.KJ. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya; Jakarta 61

Case Report /FK-Baiturrahmah/01/Dept. Psikiatri

- TERIMA KASIH -

62

Related Documents


More Documents from "Dio Patterson"