Analisis Panjang Berat

  • Uploaded by: Septi S'lalu Menanti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Panjang Berat as PDF for free.

More details

  • Words: 3,046
  • Pages: 19
Loading documents preview...
LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Army Niken Susiloningtyas dan Nugrahaeni Kusumawardani

NIM

: K2A 008 015 dan K2A 008 063

Kel / Trip

: 1/I

Laporan resmi praktikum Biologi Perikanan materi Analisa Hubungan Panjang dan Berat ini telah disetujui dan disahkan pada: Hari

:

Tanggal

:

Tempat

:

Asisten Materi,

Ferry Wahyu Widayati NIM. K2A 006 021

VII.

ANALISA HUBUNGAN PANJANG BERAT

7.1. Tinjauan Pustaka Menurut Effendi (2002), berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Pertumbuhan secara sederhana dapat dirumuskan sebagai petambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu dimana proses biologis yang kompleks yang banyak mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam individu ialah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input dari energi dan asam amino (protein) berasal dari makanan (Effendie, 2002). Bilamana harga n sama dengan 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya. Pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian seperti telah dikemukakan ialah pertumbuhan isometrik . sedangkan apabila n lebih besar atau lebih kecil dari 3 dinamakan pertumbuhan allometrik. Kalau harga kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya. Kalau harga n lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu montok. Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang berat ini ialah kita dapat menduga berat panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokan, perubahan lingkungan (Effendi, 2002).

Makanan sendiri digunakan tubuh untuk metaboisme, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang sudah tidak dipakai dan apabila ada bahan yang tidak berguna akan dikeluarkan dari tubuh. Dalam hubungan dengan waktu pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan mutlak, yaitu ukuran rata-rata ikan pada waktu tertentu, dan pertumbuhan nisbi yaitu panjang atau berat yang dicapai satu periode waktu tertentu dibandingkan dengan panjang atau berat pada awal periode (Effendie, 1997). Hubungan panjang dan berat ikan memberikan suatu petunjuk keadaan ikan baik itu dari kondisi ikan itu sendiri dan kondisi luar yang berhubungan dengan ikan tersebut. Kecepatannya dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya adalah keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit. Pada keturunan yang berasal dari alam sangat sulit dikontrol, untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, ikan mempunyai kecepatan pertumbuhan yang bebeda pada tingkatan umur dimana waktu muda pertumbuhannya cepat, dan ketika tua menjadi lamban, dan parasit dan penyakit sangat berpengaruh bila yang diserang adalah organorgan pencernaan. Faktor luar yang utama ialah makanan dan suhu perairan. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik akan mendukung pertumbuhan dari ikan tersebut, sedangkan suhu akan mempengaruhi proses kimiawi tubuh (Effendie, 2002). Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua yaitu isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan alometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang (Effendie, 2002).

Smith (1996) dalam Arteaga et al (1997), menyatakan analisis hubungan panjang berat dari suatu populasi ikan mempunyai beberapa kegunaan, yaitu memprediksi berat suatu jenis ikan dari panjang ikan yang berguna untuk mengetahui biomassa populasi ikan tersebut. Parameter yang digunakan untuk memprediksi hubungan panjang berat suatu populasi ikan dapat dibandingkan dengan populasi ikan di badan air yang lain, parameter pendugaan antara kelompok-kelompok ikan untuk mengidentifikasi keadaan suatu populasi suatu jenis ikan berdasarkan ruang dan waktu.

7.2. Materi dan Metode 7.2.1. Materi 7.2.1.1. alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Analisa Hubungan Panjang Berat adalah sebagai berikut: Tabel . Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Analisa Hubungan Panjang Berat. No. Alat Ketelitian Fungsi 1. Kalkulator Untuk menghitung data hubungan panjang berat 2.

Alat tulis

-

Untuk menulis hasil hubungan panjang berat

3.

Data panjang dan berat ikan

7.2.2. Metode

-

Sebagai

bahan

untuk

menghitung

analisa Hubungan panjang berat

Metode yang digunakan dalam praktikum Analisa Hubungan Panjang Berat adalah sebagai berikut: 1. Mencatat data panjang dan berat ikan yang didapatkan dan diurutkan dari data terkecil hingga terbesar; 2. Mencari selisih dari nilai terendah dan tertinggi dari panjang dan berat tiap ikan yang diukur dan dibuat logaritma; 3. Dari perbedaan panjang dan berat ikan yang didapat, menentukan banyaknya kelas yang dikehendaki (berkisar 10 -20); 4. Menentukan harga tengah–tengah kelas dari tiap–tiap kelas dengan cara menambahkan logaritma harga terendah dengan 1

2 kali harga pada logaritma

tiap tiap kelas; 5. Setelah nilai dari tiap–tiap kelas didapat, membuat tabel pengelompokan ikan e dalam kelas masing-masing untuk mencari nilai nX, nY, Σ nY, dan lain-lain; 6. Perhitungan selanjutanyaberdasarkan analisis ” Weighted regretion ” yang disertai anggapan bahwa ragam dari kelas-kelas tersebut sama untuk mencari persamaan regresinya; 7. Untuk hipotesis nilai b denagan H0 : b = 3 dan H1 = b ≠ 3 pada taraf uji 95% dan mencari koefisien korelasinya (r); 8. Membuat grafik yang menyatakan hubungan log tengah panjang dan log berat ikan empiris dan harapan; 9. Untuk mendapatkan hbungan yang sebenarnya dari hubungan panjang berat tersebut, maka angka-angka tersebut dirubah dalam bentuk antilog; dan 10. Mengambil kesimpulan dari perhitungan dan grafik.

7.3.

Hasil dan pembahasan

7.3.1.

Hasil Data panjang berat ikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel . Data panjang berat ikan No. Panjang (mm)

Berat (gr)

No.

Panjang (mm)

Berat (gr)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

80 80 80 80 80 80 81 81 82 82 83 84 84 85 86 86 86 86 86 88 88 88

55 55 56 56 60 75 56 57 53 55 55 56 60 56 56 57 75 75 78 65 68 76

26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.

90 90 91 91 91 92 94 95 95 95 95 95 98 98 98 100 100 100 100 102 103 103

60 68 70 75 76 73 80 65 70 75 80 90 58 67 78 68 80 80 87 62 80 88

23. 24. 25.

89 90 90

76 55 58

48. 49. 50.

104 105 105

78 63 63

No. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85.

Panjang (mm) 125 125 125 128 128 128 128 128 128 130

Berat (gr) 89 90 72 75 83 87 87 88 90 62

Lanjutan tabel . Data panjang berat ikan No. Panjang (mm) Berat (gr) 51. 105 67 52. 105 74 53. 106 65 54. 106 73 55. 106 87 56. 110 68 57. 110 68 58. 110 78 59. 112 56 60. 112 57

61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75.

115 115 115 115 120 120 120 120 120 120 122 122 122 125 125

71 75 87 90 65 68 70 80 85 90 71 78 80 82 83

86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100.

130 130 132 132 132 133 133 134 134 134 135 135 135 135 135

65 74 77 85 89 90 90 89 90 95 88 89 89 90 90

Tabel . Tabel logaritma dan antilog kelas panjang Logaritma Anti log Kelas Harga terendah Tengah kelas Harga terendah Tengah kelas I 1,903 1,910 80 81 II 1,916 1,923 82 84 III 1,929 1,936 85 86 IV 1,942 1,949 88 89 V 1,955 1,962 90 92 VI 1,968 1,975 93 94 VII 1,981 1,988 96 97 VIII 1,994 2,001 99 100 IX 2,007 2,014 102 103 X 2,020 2,027 105 106 XI 2,033 2,040 108 110 XII 2,046 2,053 111 113 XIII 2,059 2,066 115 116 XIV 2,072 2,079 118 120 XV 2,085 2,092 122 124 XVI 2,098 2,105 125 127 XVII 2,111 2,118 129 131 XVIII 2,124 2,131 133 135 2,137 2,144 137 139

Tabel . logaritma dan antilog kelas berat Logaritma Kelas Harga terendah Tengah Kelas I 1,724 1,731 II 1,738 1,745 III 1,752 1,759 IV 1,766 1,773 V 1,780 1,787 VI 1,794 1,801 VII 1,808 1,815 VIII 1,822 1,829 IX 1,836 1,843 X 1,850 1,857 XI 1,864 1,871 XII 1,878 1,885 XIII 1,892 1,899 XIV 1,906 1,913 XV 1,920 1,927 XVI 1,934 1,941 XVII 1,948 1,955 XVIII 1,962 1,969 1,976 1,983

Antilog Harga terendah Tengah Kelas 53 54 55 56 57 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 69 70 71 72 73 74 76 77 78 79 81 82 83 85 86 87 89 90 92 93 95 96

Analisis “ WEIGHTED REGRESSION ” n = jumlah data

100

x

=

∑nx 202 ,479 = 100 n

= 2,025

y

=

∑ny 186 ,218 = 100 n

= 1,862

( ∑nx) ∑x = ∑nx – n 2

2

2

( 202 ,479 ) 2 = 410,534 100

= 410,534 – 409,977 = 0,557

∑xy = ∑nxy –

( ∑nx)( ∑ny) ( 202 ,479 )(186 ,218 ) = 377,408 – 100 n = 377,408 – 377,052 = 0,356

∑y2 = ∑ny2 –

( ∑ny) n

2

= 347,283 -

(186 ,218 ) 2 100

= 347,283 – 346,771 = 0,512 b

=

∑xy = ∑x 2

Y = a + bx a

= Y – bx

0,356 = 0,639 0,557

= 1,862– ( 0,639) (2,025) = 0,568 uji nilai

b:

∑d2yx

=

∑y 2

( ∑xy) 2 ∑x 2

(0,356 ) 2 0,557

= 0,512 -

= 0,512 –0,228 = 0,284 S2yx

=

0,284 ∑d 2 yx = = 0,003 98 n −2

0,003 s 2 yx S b= = 0,557 = 0,005 2 ∑x 2

Sb

=

T hitung =

3 − 0,639 3 −b = 0,071 = 33,254 sb

T tabel = ( α

s2b

=

0,005

= 0,071

2 ,(n-1) )

= ( 0,05

2

,(100-1) )

= 1,96 H0 : b = 3 H1 : b ≠ 3 T tabel : α = 0,05 → Tα /2 (n-1) = 1,96 Kesimpulan : T hitung > t tabel Berarti menerima H0 , H0 > 3; terima H1 = b≠3

Jadi pertumbuhan pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya (allometrik). Indeks korelasi (r) r=

=

=

∑xy (∑x )(∑y ) 2

2

0,356 (0,557 )( 0,512 ) 0,515 0,285

= 0,964

R = r2 x 100% = 1,881 x 100% = 96,4 %

Tabel . Tabel berat ikan empiris dan berat ikan harapan Log Tengah Panjang Log Berat Empiris Kelas (x) (y = ny/n) I 1,910 1,731 II 1,923 1,745 III 1,936 1,759 IV 1,949 1,773 V 1,962 1,787 VI 1,975 1,801 VII 1,988 1,815 VIII 2,001 1,829 IX 2,014 1,843 X 2,027 1,857 XI 2,040 1,871 XII 2,053 1,885 XIII 2,066 1,899 XIV 2,079 1,913 XV 2,092 1,927 XVI 2,105 1,941 XVII 2,118 1,955 XVIII 2,131 1,969

Log Berat Harapan (y = a + bx) 1,788 1,797 1,805 1,813 1,822 1,830 1,838 1,847 1,855 1,863 1,872 1,880 1,888 1,896 1,905 1,913 1,921 1,930

Grafik . berat ikan empiris dan berat ikan harapan

7.3.2. Pembahasan Pada panjang berat ikan terdapat adanya hubungan antara keduanya. Berat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dan berat hampir

mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya, tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang yang berbeda. Dari 100 data panjang berat ikan yang diperoleh, maka didapatkan nilai logaritma dan antilog nilai tengah kelas panjang dan berat ikan dengan jumlah kelas sebanyak 18. Panjang ikan antara 80 135mm, mempunyai beda logaritma tengah kelas sebesar 0,23, sedangkan untuk berat ikan antara 53 – 95 gram mempunyai beda logaritma tengah kelas 0,254. Berdasarkan dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 33,254 dan t tabelnya sebesar 1,96. Dengan demikian dapat ditarik hipotesa yaitu Ho : b = 3 dan H1 : b ≠ 3, oleh karena itu nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka tolak Ho dan terima H1. Artinya ada dua kemungkinan yang terjadi. Bila harga b kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana panjangnya lebih

cepat dari pertumbuhan

pertumbuhan

beratnya. Jadi pertumbuhan

pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya (allometrik). Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua yaitu isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan alometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang. dalam perhitungan panjang berat, b ≠ 3 digunakan sebagai indikasi yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang tidak seimbang dengan pertambahan beratnya, artinya pertambahan panjang tidak seimbang dengan pertambahan beratnya. Pertumbuhan seperti ini dinamakan pertumbuhan allometrik (Effendie, 2002). Berdasarkan hasil perhitungan analisis “ Weighted Regression” diperoleh nilai b 0,639 artinya bahwa nilai b menunjukkan allometrik negative. Dimana pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat. Dapat dikatakan

bahwa ikan tersebut kurus. Nilai r 0,964 yang berarti ada hubungan yang sangat erat antara variabel x (panjang) dan variabel y (berat) dan nilai R sebesar 96,4 % yang berarti 96,4% pertambahan berat dipengaruhi oleh pertumbuhan panjang dan 3,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini sesuai dengan Effendie (1997) bahwa berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Sifat pertumbuhan pada ikan sampel bersifat alometrik, yaitu kalau harga kurang dari 3 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor internal berupa genetis ikan, umur, dan faktor eksternal misalnya makanan, kondisi lingkungan (Effendie, 2002).

7.4.

Kesimpulan dan Saran

7.4.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan dari hasil yang diperoleh dari perhitungan panjang dan berat ikan Tigowojo (Otolitheus argenteus) yaitu: 1.

Hipotesa yang dapat ditarik yaitu Ho : b = 3 dan H1 : b ≠ 3, oleh karena itu nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka tolak Ho dan terima H1.

2.

Nilai b = 0,639 menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertumbuhan panjangnya lebih cepat dari pertumbuhan beratnya. Jadi pertumbuhan pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya (allometrik).

3.

Nilai r = 0,964, artinya ikan tersebut kurus.

4.

Dan didapatkan nilai R sebesar 96,4 % yang berarti 96,4% dipengaruhi oleh pertumbuhan panjang dan 3,6% dipengaruhi oleh pertambahan berat.

7.4.2. Saran Adapun saran yang dapat diambil pada praktikum Biologi Perikanan adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya asisten mendampingi praktikanya pada saat pengolahan data panjang dan berat ikan. 2. Sebaiknya penjelasan dari asisten tidak berbeda-beda sehingga tidak

membuat praktikan bingung.

DAFTAR PUSTAKA Arteaga, J. P. Garcia, R. Carlo, S and Valle. 1997. Lenght-Weight Relationships of cuban Marine Fishes, NAGA Volume 2. No 1. ICLARM. Philipines. P 38-43. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta. . 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta.

LAMPIRAN Data untuk panjang ikan 

log 135 

log 80 

Panjang tertinggi : 135 mm = 2,130 Panjang terendah : 80 mm = 1,903 Selisih logaritma

Log nilai tertinggi – Log nilai terendah = 2,,130 – 1,903 = 0,227 

Jumlah kelas = 18



Beda log tengah kelas = 0,227 / 18 = 0,013



Logaritma nilai tengah kelas :

1. log. nilai tengah kelas I

: 1,903 + 0,013 / 2 = 1,91

2. log nilai tengah kelas II

: 1,916 + 0,013 / 2 = 1,923

3. log nilai tengah kelas III

: 1,929 + 0,013 / 2 = 1,936

4. log nilai tengah kelas IV

: 1,942 + 0,013 / 2 = 1,949

5. log nilai tengah kelas V

: 1,955 + 0,013 / 2 = 1,962

6. log nilai tengah kelas VI

: 1,968 + 0,013 / 2 = 1,975

7. log nilai tengah kelas VII

: 1,981 + 0,013 / 2 = 1,988

8. log nilai tengah kelas VIII

: 1,994 + 0,013 / 2 = 2,001

9. log nilai tengah kelas IX

: 2,007 + 0,013 / 2 = 2,014

10. log nilai tengah kelas X

: 2,02 + 0,013 / 2 = 2,027

11. log nilai tengah kelas XI

: 2,033 + 0,013 / 2 = 2,04

12. log nilai tengah kelas XII

: 2,046 + 0,013 / 2 = 2,053

13. log nilai tengah kelas XIII

: 2,059 + 0,013 / 2 = 2,066

14. log nilai tengah kelas XIV

: 2,072 + 0,013 / 2 = 2,079

15. log nilai tengah kelas XV

: 2,085 + 0,013 / 2 = 2,092

16. log nilai tengah kelas XVI

: 2,098 + 0,013 / 2 = 2,105

17. log nilai tengah kelas XVII

: 2,111 + 0,013 / 2 = 2,118

18. log nilai tengah kelas XVIII : 2,124 + 0,013 / 2 = 2,131 *

log nilai tengah kelas XIX

: 2,137 + 0,013 / 2 = 2,144

Data untuk berat ikan Berat tertinggi



log 95

= 1,978

Berat terendah Log 53

: 95 gr

: 53 gr = 1,724



Selisih logaritma

Log nilai tertinggi – Log nilai terendah = 1,978 – 1,724 = 0,254 

Jumlah kelas

Beda logaritma tengah kelas : 0,254 / 18 

: 18 = 0,014

Logaritma nilai tengah kelas :

1.

log nilai tengah kelas I

: 1,724

+ 0,014/ 2 = 1,731

2.

log nilai tengah kelas II

: 1,738 + 0,014/ 2

= 1,745

3.

log nilai tengah kelas III

: 1,752 + 0,014/ 2

= 1,759

4.

log nilai tengah kelas IV

: 1,766 + 0,014/ 2

= 1,773

5.

log nilai tengah kelas V

: 1,78 + 0,014/ 2

= 1,787

6.

log nilai tengah kelas VI

: 1,794 + 0,014/ 2

= 1,801

7.

log nilai tengah kelas VII

: 1,808 + 0,014/ 2

= 1,815

8.

log nilai tengah kelas VIII

: 1,822 + 0,014/ 2

= 1,829

9.

log nilai tengah kelas IX

: 1,836 + 0,014/ 2

= 1,843

10.

log nilai tengah kelas X

: 1,85 + 0,014/ 2

= 1,857

11.

log nilai tengah kelas XI

:1,864 + 0,014/ 2

= 1,871

12.

log nilai tengah kelas XII

: 1,878 + 0,014/ 2

= 1,885

13.

log nilai tengah kelas XIII

: 1,892 + 0,014/ 2

= 1,899

14.

log nilai tengah kelas XIV

: 1,906 + 0,014/ 2

= 1,913

15.

log nilai tengah kelas XV

: 1,92 + 0,014/ 2

= 1,927

16.

log nilai tengah kelas XVI

: 1,934 + 0,014/ 2

= 1,941

17.

log nilai tengah kelas XVII

:1,948 + 0,014/ 2

= 1,955

18.

log nilai tengah kelas XVIII : 1,962 + 0,014/ 2

= 1,969

* log nilai tengah kelas XIX

: 1,976 + 0,014/ 2 = 1,983

Related Documents


More Documents from "Agoes Soemantri Bancin"