Format Analisa Proses Interaksi

  • Uploaded by: Fitria Albaar
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Format Analisa Proses Interaksi as PDF for free.

More details

  • Words: 4,034
  • Pages: 16
Loading documents preview...
FORMAT ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial klien Nama Mahasiswa Status interaksi perawat – kien Tanggal Lingkungan Jam Deskripsi Klien Bangsal Tujuan (Berorientasi pada klien) KOMUNIKASI VERBAL

: Tn. S : Fitria Albaar : Fase I (Perkenalan) : : Meja makan dan berhadapan dengan klien : : Pasien tampak tersenyum dan tertawa : yudistira : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahannya KAMUNIKASI NON VERBAL

P: Selamat pagi mas,assalmualaikum boleh kita ngobrol sebentar?

P: Tersenyum memandang klien K: tersenyum

K: Pagi,waalaikumsalam iya.

K: ekspresi senyum dan memandang P P: tersenyum

P: Wah, suasana diruangan ini lumayan menyenangkan ya ma? K: Iyah, masih sambil tersenyum.

P: Memandang K dan ruangan sekitar. K: ikut memandang ruangan sekitar K: Mengikuti P dengan memandang ruangan sekitar P:menatap K

ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT PADA KLIEN P : Ingin membuka percakapan dengan klien dan berharap K masih ragu terhadap orang dengan sapaan sederhana P baru yang masuk ke bisa diterima oleh K. lingkungannya P merasa senang ada tanggapan atas salam walaupun belum diekpresikan secara tulus P ingin memulai percakapan dengan topik ringan sebelum masuk ke kondisi K

RASIONAL Salam merupakan kalimat pembuka untuk memulai suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya.

K ragu terhadap orang baru K memberikan respon sepintas dan menunjukkan perhatian cukup terhadap P

Topik ringan akan memudahkan interaksi lebih lanjut

P: Oh iya, perkenalkan saya fitria mahsiswa STIKIM yang akan praktek disini selama 4 minggu. Nama mas siapa?

P: Memandang K sambil menjulurkan tangan.

P merasa bahwa K harus diberikan penjelasan tentang kedatangan P

K masih memberikan tanggapan secara ragu-ragu

Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa percaya klien terhadap perawat

P ingin menjalin kedekatan dengan pasien

K mulai tertarik dengan perkenalan dengan P

Nama panggilan merupakan nama akrab klien sehingga menciptakan rasa senang akan adanya pengakuan atas namanya

K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K

Pujian berguna untuk mendekatkan perawat menjalin hubungan therapeutik dengan klien

K berpikir dan mengingatingat

Topik sederhana membantu menjalin kedekatan dengan klien

K: Menerima uluran tangan dari para P. sambil tersenyum

K: Senyum. Sofiyani. P: Memandang K P: Biasanya mas senang dipanggil dengan nama apa?

K: Memandang P dan menunduk kembali

K: saya dipanggil unang.

P senang karena mulai ada respon positif dari pasien

P : Memandang K sambil tersenyum K : tersenyum

P mencoba mengakrabkan suasana

K: Iya mba.

K : Menoleh ke P P : Memperhatikan K

P merasa pertanyaan mendapatkan respon

P: mas unang asalnya dari mana?

P : Memandang K K : berpikir

P masih berusaha membangun keakraban dengan topik sederhana

K : Memandang ke P dan tersenyum lalu agak sedikit tertawa P : Memperhatikan K

P senang karena K memberi respon

P : Memandang K sambil tersenyum K : Bicara sambil menatap P

P mulai mengkaji data umum pasien

P: Wah, kalau begitu saya panggil mas unang aja ya.

K: Bogor

P: Ooh bogor, lumayan dekat ya mas. mas sudah berapa lama disini?

K senang karena ingat daerah asalnya dan kembali membayangkan daerah asalnya tersebut K berpikir dan berusaha mengingat

Lama rawat menentukan apakah klien kronis atau akut

kontak mata baik, K: mengatakan sudah 1 bulan dan sudah 3 kali masuk rumah sakit jiwa ini

P : Memandang K

P : Sekarang mas umurnya berapa? K : umur saya 24 tahun P : mas ingat nggak, kenapa mas unang dirawat disini? K : karena katanya belum sembuh penyakit saya P : mas ynang pernah ngamuk atau marah-marah waktu dirumah? K : iya, karena saya kesal orang tua saya tidak mau beliin hp. P:K : saya merasa dibodohi orang tua saya dan dokter, katanya saya sudah sembuh tetapi dimasukkan lagi kesini. Orang tua saya itu jahat saya seperti tidak dianggap anak,

P khawatir kalau pertanyaan membuat K tersinggung

K membayangkan keadaan yang telah lama dijalaninya

P : Mendekatkan diri ke K sambil tersenyum

P mengkaji daya ingat K

K berusaha mengingat-ingat

K : Memandang P sambil tersenyum

P merasa arah pertanyaan sudah dapat dijawab jelas oleh K P berhati-hati karena pertanyaan tsb sangat spesifik dan takut menyinggung pasien P lega karena K tidak tersinggung

P : Menunjukkan keseriusan K : bicara sambil tersenyum dan kontak mata baik. P : Bertanya pelahan K : tersenyum

K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya K mengingat-ingat

Umur mempengaruhi daya ingat klien

Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RS Jiwa

K menjawab agak ragu-ragu

P mengkaji lebih jauh alasan pasien dirawat

K mengingat-ingat mencoba untuk menjawab

P mendiamkan karena belum menemukan pertanyaan yang tepat untuk K

K mencoba menceritakan semuanya

K : Memandang ke P kemudian menjawab P : Memperhatikan respon pasien P : Memandangi P K : memandang ke P, ekspresi agak sedikit kesal dan marah

P menemukan adanya inkoheren tentang faktor penyebab

Dengan diam therapeutik, klien merasa didengarkan dan bercerita tentang keadaannya

saya sering marah-marah dirumah. P:K: saya juga ingin bekerja saya malu diem dirumah tidak bekerja. P : ma, kegiatan mas seharihari ngapain saja ? K : Mandi, makan, bantu bersih-bersih ruangan nyapu atau ngepel, saya suka ngajak ngobrol teman – teman diruangan P : mas, betah tinggal disini? K : Tidak, saya mau pulang, biar bisa kerja lagi, bisa bantu orang tua saya. P : Keluarga mas sering menjenguk ?

P : Mendekatkan diri K : Memandang kearah P K : P tampak sedikit tersenyum P : Memperhatikan P : memandang K K : Nampak tersenyum

P mencoba mengalihkan pembicaraan terkait RPK

K teralih karena pertanyaan baru

Pengalihan agar klien tidak larut dalam wahamnya

Pengalihan agar pasien tidak larut pada waham dan pada fase interaksi ini

P merasa senang karena pasien bisa beralih

K : memandang P

P mengalihkan perhatian K dari RPK

K masih terbawa oleh RPK

P : memperhatikan

P senang karena dapat mengalihkan perhatian pasien P ingin mengkaji keterlibatan keluarga terhadap perawatan K

K berusaha menjawab keinginannya K berusaha mengingat keluarganya

P senang mendapatkan jawaban K

K ingat terhadap keluarganya

P mengalihkan perhatian K dari RPK

K masih terbawa oleh RPK

P : Memandang K sambil tersenyum

P : Memandang K

Waham kemungkinan terjadi karena harga diri rendah dan riwayat halusinasinya

P menemukan adanya kemungkinan RPK

K : menggaruk-garuk badannya P : Memperhatikan respon K

K : Dulu menjenguk, tapi K : Memandang P sekarang tidak pernah lagi, apa karena orang tua saya malu K : Nampak tersenyum dan sama saya. dan sedikit tertawa P : Memperhatikan respon K P : mas berapa bersaudara, dan anak keberapa?

P berusaha mengkaji data yang K menikmati RPK yang terkait kata-katanya tadi dirasakannya

Keluarga merupakan support sistem bagi klien sehingga harus dikaji keterlibatannya

Pengalihan agar pasien tidak larut pada waham dan pada

K : Bercerita dengan K : ada 4 bersaudara saya anak tersenyum 3. P : Kalau di rumah, ngapain P : Memandang K sambil aja mas unang? tersenyum K : bercerita sambil tersenyum P : mendengarkan K : Saya suka nyuci, bersihin rumah terus bantu ayah saya dikebun. P : Bagaimana perasaan mas unang sekarang? mas biasanya disini ngerjain apa? K : saya Senang bisa kenal mba akper. Saya biasa bantu nyapu membersihin ruangan. P : mas unang, kita tadi sudah berkenalan, terus ngobrolngobrol tentang mas, masih inget nggak nama saya siapa? K : mba fitria perawat

fase interaksi ini P senang karena dapat mengalihkan perhatian pasien P berusaha mengkaji aktivitas K di rumah

K : Memandang P P : Memandang K sambil tersenyum K : Memandang P

K berusaha menjawab sekenanya K mengingat aktivitasnya di rumah

K menikmati RPK yang dialaminya P mengalihkan topik bahasan

K bingung dengan pertanyaan yang diberikan

P membuka pembicaraan lain

K menjawab tentang keadaannya

P : Memandang K K : Memandang P

P ingin mengakhiri fase I karena sudah cukup banyak data yang terkaji

K memperhatikan P

K : Memandang P dan tersenyum P : Memperhatikan

P senang karena K ingat nama P

K mengingat-ingat nama P

P memberikan reinforcement pada K

K senang diberikan reinforcement

K : Memandang P sambil tersenyum

P : Nah, saya senang sekali P : yersenyum pada K bisa ngobrol dengan mas K : Memandang dan unang. Bagaimana kalau besok tersenyum kita ngobrol lagi? Sebentar

Aktivitas di rumah merupakan data pantas tidaknya pasien dilibatkan dalam keluarga

Pengalihan agar K tidak larut dengan wahamnya

Evaluasi fase I berhasil jika K dapat mengingat nama P sehingga nantinya terjalin trust

Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan klien agar klien ingat terhadap

saja kok, yach cukup 15 menit saja.

K : Tersenyum P : Tersenyum

kontrak P senang karena K mau menentukan kontrak berikutnya

K ikut menentukan kontrak

K : Boleh, saya suka kalo ngobrol sama mba fitri P : Terimakasih atas kesediaan mas unang untuk ngobrol dengan saya, Assalamualaikum

P : Menepuk bahu K dan mengulurkan jabat tangan K : Menoleh, menjabat tangan P

P menutup fase I

K menunjukkan rasa percaya pada P

K : Wa’alaikumsalam mba, besok kita ngobrol lagi yaa

K : Tersenyum sambil tertawa P : Tersenyum

P senang karena K mau berinteraksi dengan P

K menyambut salam P

Salam penutup merupakan akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya pada

Kesan Perawat : Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien kooperatif dan komunikatif meskipun kadang-kadang pembicaraannya beralih-alih. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah, halusinasi penglihatan, menarik diri, koping individu tidak efektif, dan keputusasaan. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

FORMAT ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial klien Nama Mahasiswa Status interaksi perawat – kien Tanggal Lingkungan Jam Deskripsi Klien Bangsal Tujuan (Berorientasi pada klien) KOMUNIKASI VERBAL P : Selamat pagi,assalamualaikum mas unang masih ingat nama saya siapa ? K : Masih ingat. Mba fitri P : Bagus mas unang, Ingatannya hebat. K: Iya. Mba P : mas unang, seperti yang janji kita kemarin, sekarang kita ngobrol tentang mas unang. Mas bersedia ngobrol

: Tn. S : Fitria Albaar : Fase II (Kerja) : : Meja makan dan berhadapan dengan klien : : Klien sedang duduk sambil memandang pengkaji : Yudistira : Pasien mampu mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhannya KAMUNIKASI NON VERBAL P: Memandang K dan tersenyum K: Ekpresi tersenyum

ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT PADA KLIEN P : Ingin membuka percakapan K mencoba mengingat-ingat P dengan klien dan berharap K ingat pada P

K: Ekpresi tersenyum

P merasa senang karena K ingat pada P

P: Memandang K P: Menepuk bahu K, touching hand. K: Ekpresi tersenyum K: Ekpresi tersenyum P: Memandang K P : Memandang K K : melihat P

P merasa senang karena K ingat pada P

RASIONAL Salam merupakan kalimat pembuka untuk memulai suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya. Mencoba mengingatkan pasien pada perawat merupakan upaya untuk mengetahui daya ingat pasien.

K mengingat nama P Touching hand berguna menjalin rasa aman klien

P mengingatkan kontrak dengan K

K mencoba mengingat kontrak yang sudah disepakati

Setiap interaksi harus berdasarkan kontrak yang telah dibuat dan klien selalu harus diingatkan pada kontak

dengan saya?

P : mas, bagaimana keadaan mas unang sekarang ?

K : Melihat ke arah P dan menjawab singkat P : Memandang K P : Memandang K sambil tersenyum K : tersenyum

P senang walaupun jawaban singkat dan respon K belum menunjukkan ketertarikan P mencoba memberikan perhatian pada keadaan K

K : baik mba

K : Menoleh ke P P : Memperhatikan K

P bertanya-tanya tentang apa yang dirasakan oleh K

P : Memandang K sambil tersenyum K : Menghisap rokok

P mulai mengkaji kebiasaan klien dalam menghadapi masalah

K : Ya, bersedia mba.

P : Baik ya mas, berarti mas senang donk sekarang? Coba ceritakan pada kami pengalaman apa yang bwt mas tidak senang?

K tertarik untuk ngobrol dengan P

yang telah disepakati untuk memudahkan serta mengarahkan proses interaksi

K mulai merasa bahwa P datang untuk membantu K K mencoba menggambarkan pada P tentang keadaannya sekarang K berpikir dan berusaha mengingat

Perhatian pada keadaan klien dapat meningkatkan rasa percaya klien kepada perawat

Ekplorasi ditujukan untuk menggali aspek positif klien K : Bicara menoleh P

K : saya itu mba kalo dirumah sering diem melamun, P : kenapa mas suka melamun? K : iya mba, saya tidak tahu. Mungkin karena obatnya udah habis

P : Memandang K P : Mendengarkan K

P berpikir apa kira-kira yang bisa dilakukan klien selain diam P mengkaji aspek positif pemecahan masalah klien

K berusaha mengingat-ingat kebiasaannya Kegiatan yang jarang dilakukan biasanya lama diingat oleh klien

K : Nyerocos

P : terus apa yang terjadi saat mas melamun?

P : Mendengarkan K

K : saya terkadang melihat bayangan bayangan aneh.

K : Nyerocos bercerita tentang topic yang lain

P mendapat data koping pada K P mencoba mendapatkan data

K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya K berusaha mengingat-ingat

P memberikan kesan jika P menghargai cerita K

pengen pulang saya pengen kerja lagi, pengen bahagiain orang tua saya, saya pengen bawa orang tua saya naik haji mba P:-

P : Mendengarkan K

K : dulu saya pernah kerja mba ditempat jualan galon K : Memandang P, kontak tapi bangkrut tempat jualannya mata mulai focus P : Ada gak pak kebutuhan P : Mendengarkan K yang belum terpenuhi? K : ada mba saya pengen punya handphone P : Ohh bgtu..

K : Memandang P, semakin bersemangat dan kooperatif P : Mendengarkan K

K : saya pengen bisa berkomunikasi dengan yang lain lewat HP P : Nah, kalau bgtu di keluarga mas yg paling dekat siapa?

K : Memandang P, semakin bersemangat dan kooperatif

K : Ya ibu saya, soalnya ibu saya orangnya baik, penyabar kalo saya curhat ibu saya selalu mau dengerin saya mba P : apa ibu mad selalu mendengarkan cerita anda ? K : Ya mba, waktu saya suka sama anak tetangga saya

P : Mendengarkan K K : Memandang P, semakin bersemangat dan kooperatif

P : Mendengarkan K K : Memandang P dan kooperatif

P mencoba mendapatkan data

P memfokuskan pembicaraan

P mencoba memikirkan pertanyaan

K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya

K menjawab sesuai dengan daya ingat yang dimilikinya

P memberikan kesan jika P menghargai cerita K

Perhatian pada keadaan klien dapat meningkatkan rasa percaya klien kepada perawat

K belum bisa memfokuskan pembicaraannya Meningkatkan kerjasama yang baik antara P dengan K

P mencoba mendapatkan data

K belum bisa memfokuskan pembicaraannya Menggali kemampuan K untuk mengingat

P menemukan adanya inkoherensi pembicaraan P mencoba mendapatkan data

K berusaha mengingat

Mengulang pertanyaan untuk mandapatkan data yang lebih akurat

namanya Diana saya cerita sama ibu saya mba tapi Diana itu anaknya sombong mba dia nga mau kenalan sama saya P : mas takut gak kalau cerita mas tidak didengarkan? K : iya takut, nanti saya mau cerita sama siapa lagi mba, tapi saya bisa membaca alquran P : Begitu ya mas…. Bisa buatin saya baca satu ayat alquran ngak?

P : Mendengarkan K

P masih mendapatkan data

mencoba K menjawab dg ekspresi datar Memberikan kesan seolah – olah P menghargai K

K : Memandang P dan kooperatif P : Memandang K sambil tersenyum

P mencoba memfokuskan kembali pembicaraan

K menunduk diam sambil tersenyum

P mencoba memfokuskan kembali pembicaraan

K berusaha menjawab

K : tersenyum K : Diam sambil tersenyum dan sedikit tertawa. Iya mba bisa P : ia mas ingatannya masi bagus ya, mas masih melihat bayangan- bayangan aneh ga? K : Sudah tidak ada lagi mba, bayangannya Cuma saat saya dirumah dan melamun P : Sudah hilang, mas? Kenapa?

P : Mendengarkan K

Pertanyaan menggali untuk menemukan data dari klien K : Memandang P dan kooperatif P : Mendengarkan K

K : Iya. Hilang sendiri mba, ga K : Memandang P dan tau kenapa tiba-tiba dia sudah kooperatif menghilang

P kembali dalam pertanyaan

K berusaha menjawab Menunjukkan rasa percaya P kepada K

P : apa mas suka menyendiri kalau lagi didalam ruangan? K : Tidak. Kadang-kadang saya bicara sama teman saya dalam rungan itu juga mba. P : mas kok tdk mau maju saat mengikuti kegiatan di rehan? K : ga mau mba, P : Loh, kenapa ga mau? K : Ya, ga mau aj.saya malu. Saya lebih suka membaca ayat alquran di depan mba saja

P : Mendengarkan K

K : bicaranya ngerocos K : Memandang P dan kooperatif P : Memandang K K : sedikit tertawa P : Masih memandang K

P kembali dalam pertanyaan

K berusaha menjawab Bertanya kembali merupakan cara untuk mengevaluasi secara langsung apa yang dialami K

P kembali dalam pertanyaan

K menjawab pertanyaan P

P mencoba memfokuskan pertanyaan

K geleng-geleng kepala saat menjawab pertanyaan

Pertanyaan untuk meningkatkan kemauan K mengenal orang lain

Menggali alasan K terkait perasaannya.

P : kenapa suka pak

K : Tersenyum sambil memandang P P : Tersenyum

K : ga tau mba pokoknya saya senang aja. Saya tidak malu kalo sama mba P : mas sering bantu temannya bersihin kamar ga?

K : Membalas tersenyum lalu sedikit tertawa P : Melihat ke arah ruang depan

K : iya bantu mba, bantu menyapu P : biasanya apa aj kegiatan mas diruangan?

K : tersenyum

K : saya bantu menyapu, membersihkan kamar P : Kalau begitu, kegiatan mas

K : tersenyum dan sedikit tertawa P : Memandang K

P : Menatap K

P memberikan pujian kepada K

K senang dengan pujian yang diberikan P

P senang karena K merespon P kembali dalam pertanyaan

K tersenyum sambil menatap P K Menjawab dgn ekspresi datar

P masih bertanya kepada K

P kembali dalam pertanyaan

K menjawab masih dengan ekspresi datar

Memberikan dorongan diperlukan bagi klien untuk meningkatkan rasa percaya pada dirinya sendiri Menggali pertanyaan untuk menilai kemampuan K

Bertanya untuk menilai kemapuan positif yang dimiliki K

K menjawab sambil tersenyum Bertanya untuk menilai

banyak tiap hari? K : Ya, mba P : Nah, sekarang sudah waktunya makan siang kan? mas tidak siap-siap.. K : Iyaa. P : Kalau begitu terima kasih ya mas. Besok kita ngobrolngobrol lagi ya .. mau kan? K : Iya mbaa..

dan melihat sekitar ruangan K : Memandang P P : Memandang K dan tersenyum K : melihat kearah luar K : Memandang P P : Tersenyum P : Menepuk pundak K dan mengulurkan tangan K : Tersenyum dan menjabat tangan P P : Tersenyum

P mencoba mengingatkan K waktu kegiatan

K senang sudah diingatkan

P mengakhiri interaksi

K senang karena P mengucapkan salam kepadanya

P senang karena K sudah percaya pada P

K menjabat tangan P sebagai tanda mengakhiri interaksi sementara

kemapuan positif yang dimiliki K Tawaran kegiatan harus dilakukan agar klien merasa bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan bila ia setuju Salam penutup merupakan akhir fase yang harus dilakukan untuk mencegah rasa tidak percaya pada klien

Kesan Perawat : Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu.

FORMAT ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial klien Nama Mahasiswa Status interaksi perawat – kien Tanggal Lingkungan Jam Deskripsi Klien Bangsal Tujuan (Berorientasi pada klien)

: Tn. S : Fitria Albaar : Fase III (Kerja) : : Meja makan dan berhadapan dengan klien : : klien tampak beraktifitas, kooperatif, lesu : Yudistira : Pasien mampu mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhannya Mempraktekkan cara memenuhi kebutuhannya

KOMUNIKASI VERBAL P : Selamat pagi, Assalmualaikum mas unang? Apa kabarnya hari ini?

KAMUNIKASI NON VERBAL P : Tersenyum sambil mengulurkan tangan kepada K

ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT P membuka percakapan dengan harap K ingat dengan P

ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN K tersenyum melihat P dan langsung mengambil posisi duduk didepan P

RASIONAL Salam merupakan kalimat pembuka untuk memulai suatu percakapan sehingga dapat terjalin rasa percaya. Mencoba

K : Tersenyum sambil menerima uluran tangan P K : Baik mba P : Menatap K P : Hari ini kita ngobrolngobrol lagi ya.. K : Iya mba

K : Tersenyum sambil sedikit meloncat

P : Gimana mas, apa yang mas rasakan hari ini?

P : Memandang K sambil tersenyum

K : Biasa mba, malam tadi saya mimpi indah mba P: Ohh.. Bgtu. Mimpi indah apa mas?

K : Menatap dengan ekspresi tersenyum malu-malu P : Memandang Klien

K : saya mimpi bertemu dengan bidadari, bidadari itu cantik kan ya mba?

K : Tersenyum malu-malu

P : iya cantik. K : cantik sama kaya mba Fitri ya.heeee P:K : saya itu tau lo mba Fitri itu artinya kan kemenangan. P : iya benar mas, kenapa mas

P : Masih memandang K K : Memandang P sambil sedikit tertawa P : Diam menatap K

P mencoba mengajak K untuk bercerita lebih lanjut

K mencoba mengingat kontrak yang di sepakati K tertarik untuk ngobrol dengan P

P ingin memulai percakapan dengan topik ringan sebelum bertanya lebih lanjut

K menjawab dengan tersenyum

P ingin tahu penjelasan dari K

K Menjawab dengan tersenyum

Perhatian pada keadaan klien dapat meningkatkan rasa percaya klien kepada perawat

Menawarkan suatu alternatif kegiatan yang positif pada K

P memulai pertanyaan dan mulai mengakrabkan suasana

K mencoba mengingat-ingat dan menjawab

P senang dengan respon K P diam memikirkan pertanyaan selanjutnya

K bercerita sambil mengingatingat

P kembali dalam pertanyaan

K menjawab dan mengingat-

K : Nyerocos cerita P : Memandang K

mengingatkan pasien pada perawat merupakan upaya untuk mengetahui daya ingat pasien. Setiap interaksi harus berdasarkan kontrak yang telah dibuat dan klien selalu harus diingatkan pada kontak yang telah disepakati untuk memudahkan serta mengarahkan proses interaksi

Menggali informasi lebih lanjut dari K mengenai waham yang di derita K Menggali informasi lebih lanjut dari K mengenai waham yang di derita K Menggali informasi lebih

bisa tau? K : saya sering baca al Quran dulu mba, bapak saya itu kiyai Saya pengen menjadi seperti bapak saya. Tapi saya malu P : Ohh..begitu.kenapa pengen jadi seorang kiyai? K : diam

ingat K : Masih nyerocos bercerita

P senang K tetap ingin bercerita

P : Memandang K

P mulai masuk dalam dunia cerita K

K diam sambil menunduk sejenak

P berharap dapat memperoleh data dari K

K menjawab dengan penuh semangat

K : Diam P : Memandang K

P : kenapa mas malu? K : saya malu takut salah baca dan di marahin

K : Kembali Nyerocos

P : Okeh. Sekarang saya tanya, P : Masih memandang klien selama ini mas dekatnya sama dan tersenyum siapa? K : Dekat sama ibu, karena ibu K : memandang P saya orangnya baik , penyabar mba, kalo bapak saya orangny agak kasar sering bentak saya kalau saya malas shalat P : kenapa bapaknya suka P : Memandang K kasar dan bentak mas? K : saya juga tidak tau, mungkin karena saya malas shalat ya mba. P : Selama diruangan aktivitas bapak terhambat gak?

K : Menatap P sambil tersenyum P : Memandang K

lanjut dari K mengenai waham yang di derita K

Menggali informasi lebih lanjut dari K mengenai waham yang di derita K

P senang K masih mau bercerita tentang masalahnya P mengalihkan pertanyaan agar K tidak terpaku pada HDR saja

Memberikan kesan yang positif kepada K

K menjawab dengan kooperatif Mengulangi pertanyaan untuk mendapatkan data yang akurat.

P senang K masih mampu menjawab pertanyaan dengan baik walaupun masih ngelantur

K menjawab pertanyaan dengan tersenyum

P masih berusaha menggali data lebih dalam

K menjelaskan tangannya yang sakit sambil menggerak-

Mengulangi pertanyaan untuk mendapatkan data yang akurat. Menggali informasi yang dapat menghambat

gerakkan tangannya K : Tidak. Saya bisa melakukan apa saja. P : ohh,, berarti mas bisa beraktifitas seperti biasanya? K : iya, bisa mba P : Waah, mas unang sepertinya mengantuk ya?

K : Memandang P P : Melihat tangan K K : Menatap P sambil tersenyum P : Menatap K

P senang mendapat jawaban dari K P masih bertanya

kemampuan K K masih menggerak-gerakkan tangannya

P ingin mengakhiri fase III karena K terlihat ngantuk

K memperhatikan P

Menggali informasi yang dapat menghambat kemampuan K

P : Memandang K

P memberikan reinforcement pada K

K senang diberikan reinforcement

K : Memandang P

P senang karena K mau menentukan kontrak berikutnya

K ikut menentukan kontrak

Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan klien agar klien ingat terhadap kontrak

K : Menatap Balik K : Iya mba. P: Iyah, kalau bgtu mas istirahat saja. Ngobrolngobrolnya nanti kita lanjutkan lagi ya? Bagaimana kalau besok? K : Iya, saya mau.

Menggali informasi yang dapat menghambat kemampuan K

Kesan Perawat : Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu. Klien mau memberikan informasi kepada perawat.

Related Documents


More Documents from "Amirul Ihsan"

January 2021 1
Kutu Putih
January 2021 4
04 Jurnal Handy
March 2021 0
Melakukan Negosiasi
February 2021 1