Loading documents preview...
STATUS PENDERITA NEUROLOGI IDENTIFIKASI Nama
: Ny. M
Umur
: 62 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kertapati
Agama
: Islam
MRS Tanggal
: 31 Maret 2012
ANAMNESA Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena pingsan tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan. ± 1 jam SMRS, penderita mengalami kecelakaan lalu lintas, penderita terjatuh karena diserempet oleh motor ketika hendak menyebrang jalan. Penderita pingsan ± 5 menit, mual (+), muntah (+), kejang (-), sakit kepala (+), nyeri pinggang di sebelah kanan. Riwayat darah tinggi ada sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal. Penderita baru pertama kali mengalami kejadian ini.
PEMERIKSAAN STATUS PRAESENS Status Internus Kesadaran: Compos mentis (E:4, M:6, V:5) Suhu Badan: 36ºC
Jantung: HR = 80 x/m, murmur (-), gallop (-)
Nadi: 80 x/m
Paru-paru: vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
Pernapasan: 22 x/m
Hepar: tidak teraba
TD : 150/90 mmHg
Lien: tidak teraba Anggota Gerak: lihat status neurologikus Genitalia: tidak diperiksa
1
Status Psikiatrikus Sikap : kooperatif Perhatian
: ada
Ekspresi Muka
: wajar
Kontak Psikis
: ada
Status Neurologikus KEPALA Bentuk
: brachiocephali
Ukuran
: normal
Simetris
: simetris
LEHER Sikap
: lurus
Deformitas
: tidak ada
Torticolis
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak ada
Pembuluh darah
: tidak ada pelebaran
SYARAF-SYARAF OTAK N. Olfaktorius
Kanan
Kiri
Penciuman
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
Anosmia
tidak ada
tidak ada
Hyposmia
tidak ada
tidak ada
Parosmia
tidak ada
tidak ada
N.Opticus
Kanan
Kiri
Visus
menurun
menurun
Campus visi
-
Anopsia
tidak ada
tidak ada
-
Hemianopsia
tidak ada
tidak ada
2
Fundus Oculi -
Papil edema
tidak diperiksa
tidak diperiksa
-
Papil atrofi
tidak diperiksa
tidak diperiksa
-
Perdarahan retina
tidak diperiksa
tidak diperiksa
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens Kanan
Kiri
Diplopia
tidak ada
tidak ada
Celah mata
simetris
simetris
Ptosis
tidak ada
tidak ada
Sikap bola mata -
Strabismus
tidak ada
tidak ada
-
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
-
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
-
Deviation conjugae
tidak ada
tidak ada
ke segala arah
ke segala arah
Gerakan bola mata Pupil -
Bentuknya
bulat
bulat
-
Besanya
Ø 3 mm
Ø 3 mm
-
Isokori/anisokor
-
Midriasis/miosis
-
Refleks cahaya
-
isokor tidak ada
tidak ada
- Langsung
ada
ada
- Konsensuil
ada
ada
- Akomodasi
ada
ada
Argyl Robertson
tidak ada
tidak ada
3
N.Trigeminus Kanan
Kiri
normal
normal
Motorik -
Menggigit
-
Trismus
-
Refleks kornea
tidak ada belum dapat dinilai
belum dapat dinilai
Sensorik -
Dahi
normal
normal
-
Pipi
normal
normal
-
Dagu
normal
normal
Kanan
Kiri
N.Facialis Motorik Mengerutkan dahi
simetris
Menutup mata
lagophtalmus tidak ada
lagophtalmus tidak ada
Menunjukkan gigi
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
Lipatan nasolabialis tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
Bentuk Muka - Istirahat
simetris
- Berbicara/bersiul
simetris
Sensorik 2/3 depan lidah
belum dapat dinilai
Otonom - Salivasi
belum dapat dinilai
- Lakrimasi
belum dapat dinilai
- Chvostek’s sign
belum dapat dinilai
N. Cochlearis
Kanan
Kiri
Suara bisikan
terdengar
terdengar
Detik arloji
terdengar
terdengar
4
Tes Weber
belum dapat dinilai
belum dapat dinilai
Tes Rinne
belum dapat dinilai
belum dapat dinilai
N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan
Kiri
Arcus pharingeus
simetris
Uvula
di tengah
Gangguan menelan
tidak ada
Suara serak/sengau
tidak ada
Denyut jantung
normal
Refleks -
Muntah
belum dapat dinilai
-
Batuk
belum dapat dinilai
-
Okulokardiak
belum dapat dinilai
-
Sinus karotikus
belum dapat dinilai
Sensorik -
1/3 belakang lidah
belum dapat dinilai
N. Accessorius
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
kuat
kuat
Memutar kepala
N. Hypoglossus
tidak ada hambatan
Kanan
Kiri
Mengulur lidah
lurus
Fasikulasi
tidak ada
Atrofi papil
tidak ada
Disartria
tidak ada
5
FUNGSI MOTORIK LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
cukup
cukup
Kekuatan
4-5
Tonus
4-5
normal
normal
Refleks fisiologis -
Biceps
normal
normal
-
Triceps
normal
normal
-
Radius
normal
normal
-
Ulna
normal
normal
Refleks patologis -
Hoffman Ttromner
negatif
Trofik
eutrofi
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
cukup
cukup
Kekuatan
4-5
4-5
normal
normal
Tonus Klonus -
Paha
tidak ada
tidak ada
-
Kaki
tidak ada
tidak ada
Refleks fisiologis -
KPR
normal
normal
-
APR
normal
normal
Refleks patologis -
Babinsky
tidak ada
tidak ada
-
Chaddock
tidak ada
tidak ada
-
Oppenheim
tidak ada
tidak ada
-
Gordon
tidak ada
tidak ada
-
Schaeffer
tidak ada
tidak ada
6
-
Rossolimo
tidak ada
tidak ada
-
Mendel Bechterew
tidak ada
tidak ada
Refleks kulit perut -
Atas
tidak ada kelainan
-
Tengah
tidak ada kelainan
-
Bawah
tidak ada kelainan
Trofik
belum dapat dinilai
SENSORIK Tidak ada kelianan
GAMBAR trauma
trauma
7
FUNGSI VEGETATIF Miksi
: tidak ada kelainan
Defekasi
: tidak ada kelainan
Ereksi
: tidak diperiksa
KOLUMNA VERTEBRALIS Kyphosis
: tidak ada
Lordosis
: tidak ada
Gibbus
: tidak ada
Deformitas
: tidak ada
Tumor
: tidak ada
Meningocele
: tidak ada
Hematoma
: tidak ada
Nyeri ketok
: tidak ada
GEJALA RANGSANG MENINGEAL Kanan Kaku kuduk
Kiri tidak ada
Kernig
tidak ada
tidak ada
Lasseque
tidak ada
tidak ada
Brudzinsky -
Neck
tidak ada
-
Cheek
tidak ada
-
Symphisis
tidak ada
-
Leg I
tidak ada
tidak ada
-
Leg II
tidak ada
tidak ada
GAIT DAN KESEIMBANGAN Gait
Keseimbangan dan Koordinasi
Ataxia
: belum dapat dinilai
Romberg
: belum dapat dinilai
Hemiplegic
: belum dapat dinilai
Dysmetri
: belum dapat dinilai
8
Scissor
: belum dapat dinilai
- jari-jari: belum dapat dinilai
Propulsion
: belum dapat dinilai
- jari hidung: belum dapat dinilai
Histeric
: belum dapat dinilai
- tumit-tumit: belum dapat dinilai
Limping
: belum dapat dinilai
Dysdiadochokinesis: belum dapat dinilai
Steppage
: belum dapat dinilai
Trunk Ataxia
: belum dapat dinilai
Astasia-Abasia: belum dapat dinilai
Limb Ataxia
: belum dapat dinilai
GERAKAN ABNORMAL Tremor
: tidak ada
Chorea
: tidak ada
Athetosis
: tidak ada
Ballismus
: tidak ada
Dystoni
: tidak ada
Myocloni
: tidak ada
FUNGSI LUHUR Afasia motorik
: belum dapat dinilai
Afasia sensorik
: belum dapat dinilai
Apraksia
: belum dapat dinilai
Agrafia
: belum dapat dinilai
Alexia
: belum dapat dinilai
Afasia nominal
: belum dapat dinilai
9
LABORATORIUM DARAH PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
Hb
12.6
g/dl
12-14
Leukosit
7000
/ul
5000-10000
Trombosit
275.000
/ul
150.000-400.000
Basofil
0
%
0-1
Eosinofil
1
%
1-3
Batang
3
%
2-6
Segmen
67
%
50-70
Limfosit
27
%
20-40
Monosit
6
%
2-8
Hitung Jenis
URINE
: tidak diperiksa
FAECES
: tidak diperiksa
LIQUOR CEREBROSPINALIS : tidak diperiksa
PEMERIKSAAN KHUSUS Rontgen foto cranium
: tidak ada kelainan
Rontgen foto thoraks
: tidak diperiksa
Rontgen foto columna vertebralis
: tidak diperiksa
Electro Encephalo Graphy
: tidak diperiksa
Arteriography
: tidak diperiksa
Electrocardiography
: tidak diperiksa
Pneumography
: tidak diperiksa
Lain-lain
: tidak diperiksa
10
RINGKASAN ANAMNESA Penderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena pingsan tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan. ± 1 jam SMRS, penderita mengalami kecelakaan lalu lintas, penderita terjatuh karena diserempet oleh motor ketika hendak menyebrang jalan. Penderita pingsan ± 5 menit, mual (+), muntah (+), kejang (-), sakit kepala (+), nyeri pinggang di sebelah kanan. Riwayat darah tinggi ada sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal. Penderita baru pertama kali mengalami kejadian ini.
PEMERIKSAAN Status Generalis Kesadaran: Compos mentis (E:4, M:6, V:5) TD : 150/90 mmHg
Status Neurologicus Nn. Cranialis
:
N.Opticus Visus
Kanan
Kiri
menurun
menurun
Fungsi Motorik LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
cukup
cukup
Kekuatan
4-5
4-5
normal
normal
Tonus
11
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
cukup
cukup
Kekuatan
4-5
4-5
normal
normal
Tonus Klonus -
Paha
tidak ada
tidak ada
-
Kaki
tidak ada
tidak ada
DIAGNOSA DIAGNOSA KLINIK
: Trauma Capitis.
DIAGNOSA TOPIK
: Regio Temporal
DIAGNOSA ETIOLOGI
: Cidera Kepala Ringan (Commotio Cerebri)
PENGOBATAN Perawatan •
Bed rest
•
Diet nasi biasa
Medikamentosa •
IVFD Ringer Laktat gtt xx/mnt
•
Citicolin 2x500 mg iv
•
Radin 2x1
•
Ceftriaxone 2x1
•
Aspilet 1x1
•
Na. Diclopenac 2x500
•
Betahistine 3x1
Fisioterapi Latihan gerak aktif
12
PROGNOSA Quo ad Vitam
: ad bonam
Quo ad Functionam
: ad bonam
13
DISKUSI A.Diagnosis Topik : Regio temporal B. Diagnosis banding Etiologi: 1. Cidera Kepala Ringan 2. Cidera Kepala Sedang 3. Cidera Kepala Berat
1. Cidera Kepala Ringan, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
-Skor GCS 13-15
-Skor GCS 15
-tidak ada penurunan kesadaran, jika
-terjadi penurunan kesadaran selama 5
ada tidak lebih dari 10 menit
menit
-mengeluh pusing, sakit kepala
-ada keluhan sakit kepala
-ada muntah, tidak ditemukan kelainan
-ada muntah dan tidak ditemukan kelainan
pada pemeriksaan neurologis
pada pemeriksaan neurologis
Jadi kemungkinan cidera kepala ringan belum dapat disingkirkan.
2. Cidera Kepala Sedang, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
-Skor GCS 9-12
- Skor GCS 15
-penurunan kesadaran > 10 menit
- terjadi penurunan kesadaran 5 menit
-terdapat sakit kepala, muntah, kejang
-tidak terjadi kejang
-terdapat kelumpuhan saraf dan anggota
-tidak ditemukan kelainan pada
gerak pada pemeriksaan neurologis
pemeriksaan neurologis
Jadi kemungkinan cidera kepala sedang dapat disingkirkan.
3. Cidera Kepala Berat, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- Skor GCS < 8
- Skor GCS 15
- Gejala serupa dengan CKS, namun
- gejala masih ringan
14
tingkatnya lebih berat -Penurunan kesadaran bersifat progresif
- penurunan kesadaran tidak progresif
- fraktur tulang tengkorak dan jaringan
- tidak ditemukan fraktur pada pemeriksaan
otak yang terlepas
tambahan
Jadi kemungkinan cidera kepala berat dapat disingkirkan. Kesimpulan : Cidera Kepala Ringan 1. Simple Head Injury 2. Commotio Cerebri 3. Contusio Cerebri 4. Lateratio Cerebri 5. Fracture Basis Cranii
1. Simple Head Injury, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- ada riwayat trauma kapitis
- tidak ada riwayat trauma kapitis
- tidak pingsan
- pingsan 5 menit
- sakit kepala, pusing
- ada sakit kepala
Jadi kemungkinan simple head injury dapat disingkirkan.
2. Commotio Cerebri, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- kehilangan kesadaran ≤ 10 menit
- kehilangan kesadaran 5 menit
- nyeri kepala
- ada nyeri kepala
- mual dan muntah
- ada mual dan muntah
Jadi kemungkinan commotio cerebri belum dapat disingkirkan.
3. Contusio Cerebri, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- kehilangan kesadaran > 30 menit
- kehilangan kesadaran 5 menit
- mual, muntah, dan gangguan
- mual muntah tanpa gangguan pernafasan
pernafasan
15
Jadi kemungkinan contusio cerebri dapat disingkirkan.
4. Laceratio Cerebri, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- fraktur terbuka
- tidak terdapat fraktur
- deformitas
- tidak terdapat deformitas
Jadi kemungkinan laceratio cerebri dapat disingkirkan.
5. Fracture Basis Cranii, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- hematom kacamata
- tidak terdapat hematom kacamata
- epistaksis
- tidak terdapat epistaksis
-gangguan pendengaran
- tidak terdapat gangguan pendengaran
Jadi kemungkinan fracture basis cranii dapat disingkirkan.
Kesimpulan: Diagnosis etiologi: Cidera Kepala Ringan (commotio cerebri)
1) Definisi trauma capitis Cidera kepala atau trauma kapitis adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstisiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif, dan sebagian besar karena kecelakaan lalulintas.
2) Klasifikasi trauma capitis 1. Simple Head Injury Diagnosa simple head injury dapat ditegakkan berdasarkan: · Ada riwayat trauma kapitis · Tidak pingsan · Gejala sakit kepala dan pusing
16
Umumnya tidak memerlukan perawatan khusus, cukup diberi obat simptomatik dan cukup istirahat.
2. Commotio Cerebri Commotio cerebri (geger otak) adalah keadaan pingsan yang berlangsung tidak lebih dari 10 menit akibat trauma kepala, yang tidak disertai kerusakan jaringan otak. Pasien mungkin mengeluh nyeri kepala, vertigo, mungkin muntah dan tampak pucat. Vertigo dan muntah mungkin disebabkan gegar pada labirin atau terangsangnya pusat-pusat dalam batang otak. Pada commotio cerebri mungkin pula terdapat amnesia retrograde, yaitu hilangnya ingatan sepanjang masa yang terbatas sebelum terjadinya kecelakaan. Amnesia ini timbul akibat terhapusnya rekaman kejadian di lobus temporalis. Pemeriksaan tambahan yang selalu dibuat adalah foto tengkorak, EEG, pemeriksaan memori. Terapi simptomatis, perawatan selama 3-5 hari untuk observasi kemungkinan terjadinya komplikasi dan mobilisasi bertahap.
3. Contusio Cerebri Pada contusio cerebri (memar otak) terjadi perdarahan-perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan jaringanyang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami kerusakan atau terputus. Yang penting untuk terjadinya lesi contusion ialah adanya akselerasi kepala yang seketika itu juga menimbulkan pergeseran otak serta pengembangan gaya kompresi yang destruktif. Akselerasi yang kuat berarti pula hiperekstensi kepala. Oleh karena itu, otak membentang batang otak terlalu kuat, sehingga menimbulkan blockade reversible terhadap lintasan asendens retikularis difus. Akibat blockade itu, otak tidak mendapat input aferen dan karena itu, kesadaran hilang selama blockade reversible berlangsung. Timbulnya lesi contusio di daerah “coup” , “contrecoup”, dan“intermediate”menimbulkan gejala deficit neurologik yang bisa berupa
17
refleks babinsky yang positif dan kelumpuhan UMN. Setelah kesadaran puli kembali, si penderita biasanya menunjukkan “organic brain syndrome”. Akibat gaya yang dikembangkan oleh mekanisme-mekanisme yang beroperasi pada trauma kapitis tersebut di atas, autoregulasi pembuluh darah cerebral terganggu, sehingga terjadi vasoparalitis. Tekanan darah menjadi rendah dan nadi menjadi lambat, atau menjadi cepat dan lemah. Juga karena pusat vegetatif terlibat, maka rasa mual, muntah dan gangguan pernafasan bisa timbul. Pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan berguna untuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi jangka pendek. Terapi dengan antiserebral edem, anti perdarahan, simptomatik, neurotropik dan perawatan 7-10 hari.
4. Laceratio Cerebri Dikatakan laceratio cerebri jika kerusakan tersebut disertai dengan robekan piamater. Laceratio biasanya berkaitan dengan adanya perdarahan subaraknoid traumatika, subdural akut dan intercerebral. Laceratio dapat dibedakan atas laceratio langsung dan tidak langsung. Laceratio langsung disebabkan oleh luka tembus kepala yang disebabkan oleh benda asing atau penetrasi fragmen fraktur terutama pada fraktur depressed terbuka. Sedangkan laceratio tidak langsung disebabkan oleh deformitas jaringan yang hebat akibat kekuatan mekanis.
5. Fracture Basis Cranii Fractur basis cranii bisa mengenai fossa anterior, fossa media dan fossa posterior. Gejala yang timbul tergantung pada letak atau fossa mana yang terkena. Fraktur pada fossa anterior menimbulkan gejala: · Hematom kacamata tanpa disertai subkonjungtival bleeding · Epistaksis · Rhinorrhoe
18
Fraktur pada fossa media menimbulkan gejala: · Hematom retroaurikuler, Ottorhoe · Perdarahan dari telinga Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan X-foto basis kranii. Komplikasi : · Gangguan pendengaran · Parese N.VII perifer · Meningitis purulenta akibat robeknya duramater Fraktur basis kranii bisa disertai commotio ataupun contusio, jadi terapinya harus disesuaikan. Pemberian antibiotik dosis tinggi untuk mencegah infeksi. Tindakan operatif bila adanya liquorrhoe yang berlangsung lebih dari 6 hari.
Adapun pembagian cedera kepala lainnya: · Cedera Kepala Ringan (CKR) → termasuk didalamnya Laseratio dan Commotio Cerebri o Skor GCS 13-15 o Tidak ada kehilangan kesadaran, atau jika ada tidak lebih dari 10 menit o Pasien mengeluh pusing, sakit kepala o Ada muntah, ada amnesia retrogad dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan neurologist.
· Cedera Kepala Sedang (CKS) o Skor GCS 9-12 o Ada pingsan lebih dari 10 menit o Ada sakit kepala, muntah, kejang dan amnesia retrogad o Pemeriksaan neurologis terdapat lelumpuhan saraf dan anggota gerak.
· Cedera Kepala Berat (CKB) o Skor GCS <8 o Gejalnya serupa dengan CKS, hanya dalam tingkat yang lebih berat o Terjadinya penurunan kesadaran secara progesif
19
o Adanya fraktur tulang tengkorak dan jaringan otak yang terlepas.
3) Tatalaksana trauma capitis CKR : · Perawatan selama 3-5 hari · Mobilisasi bertahap · Terapi simptomatik · Observasi tanda vital
CKS : · Perawatan selama 7-10 hari · Anti cerebral edem · Anti perdarahan · Simptomatik · Neurotropik · Operasi jika ada komplikasi
CKB : · Seperti pada CKS · Antibiotik dosis tinggi · Konsultasi bedah saraf
20