Loading documents preview...
LAPORAN PENERAPAN HACCP PADA PRODUK PANGSIT GORENG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengawasan Mutu Pangan
Dosen Pembimbing : AT Diana Nerawati, SKM, M.Kes
Oleh : Rini Hiznia Fathoni
P27835117044
Tingkat II Reguler A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN DIII GIZI TAHUN 2019
A. DESKRIPSI PRODUK Nama Produk
Pangsit Jambu Merah
Karakteristik produk
Produk makanan siap saji
Komposisi produk
- Bahan baku utama : tepung terigu dan sari jambu - Baham tambahan : penyedap rasa, gula, garam, dan air
Proses pengolahan
Tahap proses sesuai dengan diagram alir
Pengemasan
Plastik PE 0,6 mm
Umur simpan
4 - 5 bulan
Kondisi penyimpanan
Suhu ruang 27 - 30°C
Cara penggunaan
Dikonsumsi secara langsung
Labelling
Sablon dan stiker
Pangsit adalah produk makanan yang dibuat dari campuran tepung terigu dan bahan makanan lain, dicetak dengan berbagai bentuk dan digoreng. Pangsit bersifat renyah, gurih, dan tahan lama. Macam - macam pangsit antara lain pangsit goreng dan pangsit rebus. Pangsit goreng biasanya terbuat dari tepung terigu, sedangkan pangsit rebus terbuat dari tepung terigu yang ditambahakn daging cincang didalamnya. Pangsit Jambu Merah adalah pangsit goring yang dibuat dari tepung terigu dan bahan makanan lain serta penambahan sari buah jambu merah. Pangsit Jambu Merah memiliki rasa yang gurih, renyah dan rasa khas jambu biji merah. Poses pengolahan Pangsit Jambu Merah adalah pembuatan sari jambu merah, pencampuran bahan, pengulenen, penggilingan, pembentukan produk, penggorengan, penirisan, dan pengemasan. Sistem pengemasan produk Pangsit Jambu Merah ini adalah dengan plastik PE 0,06 mm. Umur simpan Pangsit Jambu Merah bertahan selama 4-5 bulan dengan penyimpanan pada suhu ruang 27 -30°C. B. IDENTIFIKASI PENGGUNA PRODUK (PANGSIT JAMBU MERAH) Pangsit Jambu Merah merupakan makanan ringan siap saji dan d a p a t dikonsumsi secara langsung. Pangsit Jambu Merah dapat dikonsumsi oleh semua kalangan umur, dari anak - anak hingga orang dewasa. Pangsit Jambu Merah
baik d i k o n s u m s i k a r e n a k a n d u n g a n j a m b u m e r a h ya n g m e n g a n d u n g v i t a m i n C , vitamin B kompleks, menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan tekanan darah tinggi, menjaga kesehatan kulit, dan masih banyak lagi manfaatnya. C. PENYUSUNAN DIAGRAM ALIR Menurut SNI 01-4852-1998 tentang HACCP, diagram alir (Flow Diagram) merupakan suatu gambaran yang sistematis dari urutan tahapan atau pelaksanaan pekerjaan yang dipergunakan dalam produksi atau dalam menghasilkan pangan tertentu. Diagram alir proses pembuatan Pangsit Jambu Merah dapat dilihat pada diagram alir berikut :
Jambu Biji Merah
Pemblenderan
Pemisahan biji dari sari buah
Pencampuran
Pengulenan
Penggilingan
Pencetakan
Penggorengan
Penirisan
Pengemasan
Tepung terigu, garam, air, penyebab rasa
D. ANALISA BAHAYA PRODUK Setelah mengetahui deskripsis produk dari keripik pangsit dilakukan langkah – langkah studi HACCP yaitu analisis bahaya yang mungkin terdapat pada bahan baku, komposisi, tahapan proses produksi, penyimpanan produk, dan distribusi, sampai tahap penggunaan oleh konsumen. Tujuan analisis bahaya adalah untuk mengenali bahaya bahaya apa saja yang mungkin terjadi dalam suatu proses pengolahan sejak awal sampai ke tangan konsumen. Analisis bahaya pada bahan baku dan proses pembuatan keripik pangsit ini juga perlu menggunakan decision tree. Baik bahan baku ataupun proses pembuatan keripik pangsit dapat mengandung bahaya serta fisik, kimia, dan biologi. Analisis bahaya pada bahan baku dan proses pembuatan keripik pangsit dapat dilihat pada :
Bahan No.
Baku dan Penunjang
1.
Tepung
Identifikasi Bahaya Tipe - Fisik
Terigu
Bahaya - Benda asing
Penyebab
- Kesalahan
Tindakan Pengendalian
- Penetapan kualitas mutu
(kerikil,
dalam
tepung yang digunakan
pasir,
penanganan
harus baik
rambut) - Biologi
- Jamur
- Kesalahan
- Ada pengujian visual
pedagang saat
sebelum dimasukkan ke
penyimpanan
gudang - Kondisi ruangan terjaga - Apabila terjadi penyimpangan, mengganti tepung yang digunakan dengan tepung yang baru
2.
Sari Buah
- Fisik
- Debu
Jmabu
- Kurang sterilnya
- Pembersihan secara berkala ruang produksi
tempat pembuatan sari buah - Biologi
- Bakteri
- Kebersihan pekerja
- Perlu diadakannya SOP bagi pekerja
kurang dijaga 3.
Bawang
- Fisik
Putih
- Kontaminan
- Pengupasan
bahan asing
yang kurang
(tanah)
bersih
- Membeli bawang putih yang berkualitas - Melakukan sortasi bawang yang busuk dengan yang baik - Memilih bawang putih yang utuh, masih tertutup kulit dan
- Kimia
- Tidak ada
- Biologi
- Kapang
bergerombol - Penyemprotan pada tanaman - Penyimpanan yang salah
4.
Garam
- Fisik
- Mencuci bawang putih dengan air - Menyimpan ditempat yang kering
- Kontaminan
- Penanganan
- Membeli garam yang
bahan asing
saat proses
sudah berlabel SNI
(kerikil,
pembuatan
debu)
yang kurang
yaitu garam yang
steril
beryodium, berwarna
- Penyimpanan yang terlalu lama dan kurang cepat
- Garam yang digunakan
putih, dan bersih tidak terdapat benda asing
- Penyimpanan pada suhu ruang (tidak lembab), kering, dan tertutup 5.
Penyedap
- Biologis - Jamur
Rasa
- Kesalahan
- Memperhatikan
dalam
kemasan dan tanggal
penggunaan
kadaluarsa
bahan baku
- Penyimpanan ditempat kering
6.
Minyak
- Fisik
Goreng
- Kimia
- Warna tidak
- Proses
- Penyimpanan minyak
jernih, bau
penyimpanan
pada suhu yang tepat
tengik
yang tidak
dan hindari dari sinar
sesuai
matahari
- Kandungan FFA
- Kualitas
- Penyimpanan harus
minyak
ditempat yang kering
goreng yang
dan diwadah tertutup
rendah
- Menggunakan minyak goreng sekali pakai - Pemilihan kualitas minyak goreng yang baik
Analisis Bahaya pada Proses Pembuatan Pangsit Jambu Merah No 1.
2.
Justifikasi Tindakan Pencegahan Penyebab bahaya Penerimaan Adanya benda Dilakukan sortasi semua Bahan baku asing bahan sebelum digunakan (terigu dan sari Biologi Kurang Pemilihan bahan baku yang buah) Staphylococcus memperhatikan berkualitas baik aureus, E. coli, kebersihan Mencuci tangan sebelum tangan proses Tahap/Proses
Pencampuran bahan
3
Pengulenan
4.
Penggilingan
5.
Pencetakan
6.
Penggorengan
Identifikasi Bahaya Fisik
Fisik: Kurang bersihnya kontaminasi alat benda asing (kerikil, pasir), debu, rambut Biologi : E. Tangan totor coli, Staphylococcus, Coliform Fisik: debu Tempat yang Biologi: E. coli digunakan kurang steril Fisik : Mesin kontaminasi penggilingan dari pekerja tidak bersih Biologis : Sanitasi pekerja Staphylococcus kurang aureus diperhatikan Fisik : Debu Kebersihan alat, tempat serta lama proses pencampuran Biologis : Staphylococcus aureus Fisik : kotoran sisa penggorengan sebelumnya
Kebersihan alat, tempat serta lama proses pencampuran Proses pengadonan tidak menggunakan tangan pekerja secara Menggunakan alat pemadatan yang bersih bebas dari cemaran. Pemastian proses dan alat dalam keadaan bersih Sanitasi pekerja Pemastian proses dan alat dalam keadaan bersih
Pemantauan proses pencampuran bahan Pembersiha tangan sebelum mengolah Sebelum melakukan pencetakan pekerja harus mencuci tangan dengan sabun Kebersihan alat, Dipastikan minyak yang tempat serta lama digunakan baru proses Pemantauan poses penggorengan penggorengan, suhu, jens minyak serta cara pemanasan
Kimia : Kandungan FFA
7.
Penirisan
8.
Pengemasan
Penggunaan Sebaiknya minyak yang minyak goreng sudah digunakan tidak yang kurang tepat digunakan lagi untuk mencegah kandungan FFA yang terlalu tinggi Fisik : Debu Kebersihan alat Pemantauan proses, alat, kurang tempat yang digunakan Fisik : Benda Kurang ketelitian Dipastikan bahan yang akan asing dan kebersihan ditiriskan tidak terkena pekerja cemaran fisik Sebelum melakukan penirisan sebaiknya pekerja mencuci tangan Kimia : Proses penirisan tidak Kontaminasi mnggunakan tangan bahan pengemas Penggunaan pengemas yang tidak mudah kontak dengan produk
Analisis bahaya bahan baku dan bahan tambahan yaitu dilakukan tindakan pengendalian sebagai upaya untuk menjamin bahan baku dan bahan tambahan yang diterima dan selanjutnya akan diproses sudah memenuhi persyaratan dan tidak mengandung sumber bahaya yang akan menurunkan kualitas produk. Bahaya fisik yang terdapat pada tahapan proses seperti debu, kerikil, dan fisik, kimia, dan biologi dapat dilakukan penanganan dengan melakukan sortasi dan pengecekan secara teliti. Bahaya kimia yang mungkin terjadi pada proses pembuatan Pangsit Jambu Merah cemaran logam. Bahaya Biologi yang terdapat pada proses produksi adalah E.coli dan Staphylococcus. Cemaran ini berasal dari lingkungan luar dan kebersihan pekerja. Lingkungan yang tidak bersih akan mengakibatkan timbulnya bakteri E.coli. Menurut Widyaningrum dan Winarti, (2007) keberadaan Staphylococcus aureus adalah dari manusia. Bahaya biologi ini dapat mempengaruhi mutu dan kesehatan manusia. Potensi cemaran fisik dan biologi memungkinkan terjadi akibat dari kesalahan dalam penanganan. Untuk mencegah hal tersebut tindakan pengendalian yang dapat dilakukan seperti menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, bersih, memenuhi standar pada proses produksi pangsit Jambu Merah.
Garam yang digunakan memiliki potensi cemaran fisik berupa debu, kerikil, dan pasir. Cemaran memungkinkan terjadi akibat dari penanganan yang kurang dan penyimpanan yang salah. Untuk mencegah hal tersebut tindakan pengendalian yang dapat dilakukan seperti menetapkan mutu dan kualitas garam yang akan digunakan, selektif dalam membeli, penyimpnan pada wadah tertutup dan tempat kering serta bebas dari cemaran, sebaiknya tidak menyimpan garam terlalu lama agar karakteristik mutunya tetap terjaga. Minyak goreng yang digunakan memiliki potensi cemaran fisik dan kimia. Cemaran fisik berupa warna kecoklatan dan berbau tengik. Sedangkan cemaran kimia berupa residu minyak goreng. Hal ini disebabkan oleh sisa penggorengan produk yang mengapung maupun mengendap serta adanya sisa hasil oksidasi minyak
Identifikasi Titik Kendali Kritis (CCPs) dalam Proses Bahaya P1 Potensial Penerimaan Fisik Bahan baku (terigu dan Biologi sari buah) Staphyloc occus aureus, E. coli, Pencampur Fisik: an bahan kontamina si benda asing (kerikil, pasir), debu, rambut Biologi : E. coli, Staphyloc occus, Coliform Pengulenan Fisik: debu Biologi: E. coli Penggilinga Fisik : n kontamina si dari pekerja Biologis : Staphyloc occus aureus Pencetakan Fisik : Debu Tahapan
Biologis : Staphyloc occus aureus
P2
P3
P4
CCP
Alasan
Penggoreng Fisik : an kotoran sisa penggoren gan sebelumn ya
Penirisan Pengemasa n
Kimia : Kandunga n FFA Fisik : Debu Fisik : Benda asing
Kimia : Kontamin asi bahan pengemas