Lp Trombositopenia

  • Uploaded by: Aulia Royyani Elya
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Trombositopenia as PDF for free.

More details

  • Words: 1,702
  • Pages: 12
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN TROMBOSITOPENIA DI RUANG ANTORIUM RSD dr. SOEBANDI JEMBER

oleh Aulia Royyani Elya, S.Kep. NIM 102311101091

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

A. KONSEP TEORI 1. Pengertian Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi yang ditandai dengan keadaan berkurangnya jumlah trombosit di bawah nilai normal, yaitu kurang dari 150x109 /L. Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan resiko perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cedera ringan atau perdarahan spontan kecil (Corwin, ). 2. Etiologi a. Penurunan produksi trombosit 1) Kongenital bone narrow (misalnya, anemia Fanconi WiskottAldrich syndrome) 2) Kegagalan sumsum tulang Acquired (misalnya, anemia aplastik, myelodysplasia) 3) Paparan kemoterapi, radiasi 4) Neoplastik, infeksi 5) Defisiensi vitamin B12, folat, zat besi 6) Konsumsi alkohol b. Peningkatan penghancuran trombosit c. Idiopatik 3. Patofisiologi Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Gangguan –gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, palling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit trombositopenia, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes. Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membrane untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama adalah trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petekie. Petekie ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang

ditemukan pada membran trombosit yang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan. Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan yang menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum trombositopenia. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan trombositopenia, juga sesuai dengan kerusakan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. trombositopenia dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu. 4. Tanda dan Gejala a. Akut 1) Hanya 16% yang idiopatik 2) Perdarahan dapat didahului oleh infeksi, pemberian obat – obatan atau menarche 3) Pada permulaan perdarahan sangat hebat selain terjadi trombositopenia, rusaknya megakariosit juga terjadi perubahan pembuluh darah 4) Sering terjadi perdarahan GIT, tuba falopi dan peritoneum 5) Kelenjar lymphe, lien dan hepar jarang membesar b. Menahun 1) biasanya pada dewasa, terjadi beberapa bulan samapai beberapa tahun kadang menetap 2) permulaan tidak dapat ditentukan ada riwayat perdarahan menahun, menstruasi lama 3) perdarah relative ringan 4) jumlah trombosit 30.000 – 80.000/mm3 5) biasanya tanpa enemi, lekopeni dan splenomegali 6) penghancuran trombosit lebih normal 7) sering terjadi relap dan remisi yang berulang – ulang c. Recurrent 1) daiantaranya episode perdarahan, perdarahan normal dan tak ada petekie dan masa hidup trombosit menurun 2) hasil pengobatan dengan kortikosteroid baik

3) kadang tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri 4) remisi berkisar beberapa minggu sampai 6 bulan d. Siklik 1) Menstruasi yang banyak 2) Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung, dan gusi 3) Muntah darah dan batuk darah 4) Perdarahan Gastro Intestinal 5) Adanya darah dalam urin dan feses 6) Perdarahan serebral, terjadi 1 – 5 % pada ITP 5. Komplikasi a. syok hipovolemik b. penurunan curah jantung c. splenomegali 6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah : a. Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome mycrosyter. Leukosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN. Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya abnormal. Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak b. Pemeriksaan darah tepi. Hematokrit normal atau sedikit berkurang c. Aspirasi sumsum tulang Jumlah megakaryosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti nonboluted, sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa granula). Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong. 7. Penatalaksanaan a. Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan. b. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan kortikosteroid. c. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV. d. Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit. b. ITP Menahun · Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan. Misal: prednisone 2 – 5

mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV). · Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral. e. Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral. f. Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral. · Splenektomi. B. CLINICAL PATHWAY (terlampir) C. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Identitas klien Nama ,umur, jenis kelamin, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, agama, tanggal MRS, status perkawinan, tanggal pengkajian, sumber informasi. b. Riwayat kesehatan 1. Diagnosa medik Trombositopenia 2. Keluhan utama Keluhan utama yang menyebabkan klien dibawa ke rumah sakit. 3. Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit yang dialami sekarang dan apa ada penyakit penyerta. 4. Riwayat kesehatan dahulu Klien pernah mengalami penyakit seperti ini atau tidak, penyakit yang pernah dialami klien. 5. Riwayat kesehatan keluarga Terdapatnya riwayat keluarga yang mengalami DBD atau tidak. c. Pengkajian keperawatan 1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan 2. Pola nutrisi/metabolic 3. Pola eliminasi 4. Pola aktivitas dan latihan 5. Pola tidur dan istirahat 6. Pola kognitif dan perseptual 7. Pola persepsi diri 8. Pola seksualitas dan reproduksi 9. Pola peran dan hubungan 10. Pola manajemen koping dan stress 11. System nilai dan keyakinan d. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Fisik difokuskan kepada: 1.Kulit dan Membran Mukosa : Purpura,Hemoraghi subkutan,Hematoma dan Sianosis akral. 2.Sistem GI : Mual,muntah,nyeri pada abdomen, dan peningkatan lingkar abdomen.

3.Sistem Urinaria : Hematuria. 4.Sistem Pernapasan : Dispnea.Takipnea,sputum mengandung darah. 5.Sistem Kardiovaskular : Hipertensi,Frekuensi Jantung meningkat dan nadi perifer tak teraba. 6.Sistem Saraf : perubahan tingkat kesadaran,gelisah dan ketidakstabilan vasomotor. 7.Sistem Muskuloskeletal : Nyeri otot sendi dan punggung. 2. Diagnosa Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya: a. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient b. Nyeri akut berhubungan dengan splenomegali c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan transport oksigen menurun d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan oksigen e. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia

3. Perencanaan (tujuan, riteria hasil, intervensi, rasional) 4.

5. Diag nosa

6. T

7. K ri te ri a h a si l

10.

11. Keti daks eimb anga n nutri si: kura ng dari kebu tuha n tubu h berh ubun gan deng

12. a. Tidak ada S tanda mal nutrisi b. Tidak terjadi 13. penurunan berat badan yang berarti c. Berat badan sesuai dengan tinggi badan

8. Intervensi

1. Motivasi klien untuk makan makanan dan suplemen makanan. 2. Tawarkan makan makanan dengan porsi sedikit tapi sering. 3. Hidangkan makanan yang menimbulkan selera dan menarik dalam penyajiannya. 4. Pelihara higiene oral sebelum makan. 5. Pasang ice collar untuk mengatasi mual. 6. Berikan obat yang diresepkan untuk mengatasi mual, muntah, diare atau konstipasi. 7. Motivasi peningkatan asupan cairan dan latihan jika klien melaporkan konstipasi.

9. Rasional

1. Motivasi sangat penting bagi penderita anoreksia dan gangguan gastrointestinal. 2. Makanan dengan porsi kecil dan sering lebih ditolerir 3. Meningkatkan selera makan dan rasa sehat. 4. Mengurangi citarasa yang tidak enak dan merangsang selera makan. 5. Dapat mengurangi frekuensi mual. 6. Mengurangi gejala gastrointestinal dan perasaan tidak enak pada perut yang mengurangi selera makan dan keinginan terhadap makanan. 7. Meningkatkan pola defekasi yang normal dan mengurangi

an ketid akm amp uan untu k men gabs orbsi nutri ent 14.

15. Intol eran si aktif itas berh ubun gan deng an keid aksei mba ngan antar a supl ai

rasa tidak enak serta distensi pada abdomen.

16. S 17. a

18. S el f c ar eA ct iv it ie s o f d ai ly li

22.

1. 2. 3.

4. 5.

1. Melakukan klasifikasi dan memilih aktivitas yang dapat dilakukan klien Bantu klien mengidentifikasi di RS aktivitas yang mampu 2. Menghemat tenaga klien sambil dilakukan mendorong klien untuk melakukan Motivasi klien untuk latihan dalam batas toleransi klien melakukan latihan yang 3. Memperbaiki perasaan sehat secara diselingi istirahat umum dan percaya diri Motivasi dan bantu klien untuk 4. Memberi kalori bagi tenaga dan melakukan latihan dengan protein bagi proses penyembuhan periode waktu yang 23. Menentukan terapi yang tepat ditingkatkan secara bertahap untuk mempercepat proses Berikan diet tinggi kalori dan penyembuhan klien tinggi protein Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat

dan kebu tuha n oksi gen

vi n g 19. I n di k at o r: a. Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, nadi, dan RR b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri 20. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat 21.

24.

25. Kek uran gan volu me caira n berh ubun gan deng an kelu arny a volu me plas ma ke ekstr asel

26. S 27.

28. N ut ri ti o n al st at u s: f o o d a n d fl ui d 29. I n di k at o r:

a. Turgor kulit < 2

1. Kaji intake cairan dan kebiasaan eliminasi klien 2. Tentukan kebutuhan cairan klien 3. Pantau intake dan output cairan klien 4. Anjurkan klien untuk menambah cairan lewat oral 5. Monitor berat badan klien 6. Pantau turgor kulit klien 7. Berikan intake cairan lewat IV 31. 32.

1. Perawat harus mengetahui sumber asupan cairan klien untuk 2. Agar cairan yang akan diberikan kepada klien sesuai kebutuhan 3. Jumlah cairan yang masuk harus sama dengan yang keluar untuk menghindari dehidrasi 4. Agar klien tidak mengalami dehidrasi 5. Mengetahui sejauh mana klien kehilangan cairan 6. Mengetahui bahwa kebutuhan cairan dalam sel terpenuhi 7. Menambah kebutuhan cairan pasien

detik 30.

33. 34. 35.

36. DAFTAR PUSTAKA 1. Dengue Hemorrhagic Fever. In:Diagnosis Treatment, Prevention and Control. 2nd ed. Geneva , WHO;1997. 2. Hadinegoro SRH, Safari HI, editor. Demam Berdarah dengue : Naskah lengkap pelatih dokter spesialis anak dan dokter penyakit dalam, dalam tatalaksana DBD.Jakarta :Balai Penerbit FK UI;1999. 3. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Suryadi S. Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman; 2004. 4. NANDA. 2012. Nursing Diagnosis Definitions and Classification. WileyBlackwell. 37. 38. 39.

Related Documents

Lp Trombositopenia
January 2021 1
Pathway Trombositopenia
January 2021 1
Lp Mikrosefalus.docx
January 2021 1
Lp Oligohidramnion
February 2021 1
Lp Hipertensi
February 2021 1

More Documents from "VisitOn.T.witte.r"

Lp Trombositopenia
January 2021 1
Dops Ekg
March 2021 0
Teknik Merancang Bahan
February 2021 1
Kb 2 Kampuh.docx
February 2021 0
Dops Perawatan Diri Mandi
February 2021 1