Rpp Wewaler

  • Uploaded by: Rina Masriyani
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rpp Wewaler as PDF for free.

More details

  • Words: 3,205
  • Pages: 14
Loading documents preview...
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/ Semester Mata Pelajaran Topik Alokasi Waktu

: : : :

SMK Negeri 1 Ampelgading XII/Genap Bahasa Jawa Teks Eksposisi tentang budaya wewaler : 4 x45 menit

A. Kompetensi Inti KI-3

Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 3.2 Memahami isi teks eksposisi tentang budaya wewaler.

Indikator 3.2.1 3.2.2

4.2 Menanggapi dan menceritakan kembali 4.2.1 isi teks eksposisi tentang budaya wewaler. 4.2.2

Menyebutkan beberapa contoh wewaler di lingkungan sekitar Memahami isi teks eksposisi tentang budaya wewaler Menyajikan secara lisan contoh wewaler yang ada di lingkungan sekitar Memaparkan ajaran yang terkandung dalam contoh budaya wewaler

B. TujuanPembelajaran KI 3 : Setelah mencermati isi teks eksposisi tentang budaya wewaler, siswa dapat : a. Menyebutkan beberapa contoh wewaler di lingkungan sekitar b. Memahami isi teks eksposisi tentang budaya wewaler KI 4 : Setelah mencermati tentang budaya wewaler siswa dapat : a. Menyajikan secara lisan contoh wewaler yang ada di lingkungan sekitar b. Memaparkan ajaran yang terkandung dalam contoh budaya wewaler

C. Materi Pembelajaran 1. Fakta Kawruh wacana tentang budaya wewaler 2. Konsep a. Pengertian wacana eksposisi b. Wacana budaya wewaler 3. Prinsip a. Struktur dan kaidah eksposisi b. Pitutur budaya wewaler 4. Prosedur a. Cara nulis lan tuladha teks eksposisi b. Pesan moral budaya wewaler 5. Metode Pembelajaran  Pendekatan teks  inquiry, discovery learning  diskusi  Eksperimen  Kerja kelompok dan Kaji Pustaka 6. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran 1. Media : a. Internet 2. Alat/bahan a. LCD, laptop b. Teks eksposisi tentang budaya wewaler 3. Sumber Belajar a. Buku Bahasa Jawa b. Majalah, koran, dll. 7. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi 





Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang

Alokasi Waktu 10 menit

Isi Inti)

akan dilaksanakan Pembangun Konteks  Apersepsi dan Motivasi.  Guru memberikan penjelasan tentang teks eksposisi  Guru memberikan pengertian tentang budaya wewaler digunakan sebagai stimulan dengan sejumlah pertanyaan untuk memasuki kegiatan ini. (Kegiatan Pemodelan Teks  Peserta didik membaca teks budaya wewaler Becike mangan yang disediakan oleh guru.  Mengidentifikasi struktur teks eksposisi  Mengidentifikasi kata-kata sulit dalam teks eksposisi

Penutup



Bersama siswa menyimpulkan pokok-pokok isi teks eksposisi tentang budaya wewaler.



Memberi tugas mencari contoh penggunaan kawruh kagunan basa misalnya kerata basa, baliswara, cangkriman atau dasanama.

60 menit

20 menit

Pertamuan 2 Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi 





Membangun konteks

 

Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan Apersepsi dan Motivasi. Contoh teks eksposisi tentang budaya wewaler digunakan sebagai stimulan dengan sejumlah

Alokasi Waktu 10 menit

Isi Inti)

pertanyaan untuk memasuki kegiatan ini. (Kegiatan Pemodelan teks  Guru menyampaikan teks wewaler Pembelajaran kelompok  Siswa secara berkelompok mencari pokok-pokok isi teks eksposisis tentang budaya wewaler  Siswa secara berkelompok menaggapi nilai-nilai luhur pada teks

Penutup



Bersama siswa menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung dalam teks eksposisi tentang budaya wewaler



Melaksanakan tes

60 menit

20 menit

Pertemuan 3

Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi 

Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan  Apersepsi dan Motivasi. Isi (Kegiatan Penyusunan teks kelompok Inti)  Siswa secara berkelompok menyajikan teks eksposisi tentang budaya wewaler dengan bahasanya sendiri  Siswa secara berkelompok memberi tanggapan isi kelompok lain wewaler teman Penutup  Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan teks eksposisi tentang budaya wewaler  Penilaian performen, lisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama proses kegiatan inti Pertemuan 4

Alokasi Waktu 10 menit

60 menit

20 menit

Kegiatan Pendahuluan

Deskripsi 

Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya  Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.  Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan  Apersepsi dan Motivasi. Isi (Kegiatan Penyususnan teks Individu Inti)  Siswa secara individu menyajikan secara lisan teks eksposisi tentang budaya wewaler dengan bahasanya sendiri  Siswa memberi tanggapan isi dengan bahasa sendiri teks budaya wewaler Penutup  Umpan balik antarsiswa, antara siswa dengan guru tentang kesimpulan teks eksposisi tentang budaya wewaler  Penilaian performen, lisan, kerja kelompok, pengamatan, sikap dilakukan dalam dan selama proses kegiatan inti 8. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian a. Kompetensi Sikap:  Observasi  Penilaian diri b. Kompetensi Pengetahuan:  Tes tertulis  Tes lisan c. Kompetensi Keterampilan:  Tes praktik,  Projek,dan  Portofolio. 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran F. Penilaian Hasil Pembelajaran a. Penilaian Sikap 1. Teknik: Observasi

Alokasi Waktu 10 menit

60 menit

20 menit

2. Instrumen : Lembar pengamatan

No

Waktu

Nama Siswa

Catatan Perilaku

Butir Sikap

Tindak Lanjut

b. Penilaian Pengetahuan 1. Teknik : 2. Bentuk : 3. Instrumen : Cermatilah teks eksposisi“Kulina Rukun” 1. Andharana wos surasa crita kasebut! 2. Jlentrehna wewaler apa wae kang kamot sajroning budaya wewaler kasebut! Wewaler Andharan 1. 2. c. Penilaian Keterampilan 1. Teknik : Kinerja 2. Bentuk : Praktik dan tes tulis ketrampilan 3. Instrumen : Goleka tuladha wewaler saka media liyane, kayata ariwarti (koran), kalawarti (majalah), internet, buku, lan sapiturute!

Mengetahui WKS 1

Ampelgading, Januari 2018 Guru Mata Pelajaran

NIP. 19870512 201001 1 005

Drs. Nurakhim NIP. 19670709 200701 1 012

NIP. Noor Mardiningsih, S.Pd NIP. 19801231 200903 2 009

Lampiran 1 (materi ajar) 

Wewaler Wewaler menika salah satunggaling kabudayan jawi ingkang awujud pitutur luhur. Pitutur menika boten namung awujud ujaran utawi panyaruwe mawi lisan, nanging aged awujud menapa kemawon. Wonten ing gugon tuhon kathah ingkang awujud pitutur para tiyang sepuh dhumateng putranipun. Wonten ing gugon tuhon yaiku kapercayan wong jawa marang sawenehing bab utawa prakara kang ora tinemunalar. Tumrape wong jawa kang percaya utawa ngandel tansah duwe rasa was sumelang menawa ora bisa nyranani utawa nyembadani prakara kang dianggep mbebayani iku. Kathah ingkang nggadhahi pamanggih ingkang beda babagan gugon tuhon, amargi gugon tuhon kemawon wujudipun warni-warni.

Tuladha : 1. Bandha kang resik iku bandha kang saka nyambut gawe lan ora soko ngrusak liyan. Dene bandha kang ora resik iku bandha soko colongan Harta benda yang bersih itu dihasilkan dari keringat sendiri dan tidak menyakiti orang lain. Sedangkan yang tidak bersih itu adalah hasil dari mencuri/kosupsi 2. Kadonyan kang ala iku ateges mung ngangsa-angsa golek bandha donya ora mikirake kiwa tengene, uga ira mikirake kahanan bathin Keduniaan yang tidak bersih itu dihasilkan dari nafsu yang mengesampingkan nurani bathin dan tidak memikirkan orang lain 3. Golek bandha iku sakmadya bae, udinen katentreman njaba njero Mencari harta itu yang sedang-sedang saja, yang diperlukan adalah kebahagiaan. Harta banyak disertai nafsu malah kadang tidak membahagiakan 4. Bandha iku bisa gawe mulya uga bisa gawe cilaka. Gawe mulya lamun barang kang becik, gawe cilaka lamun barang saka panggawe ala. Harta benda bisa membahagiakan dan menyengsarakan. Membahagiakan bila dihasilkan dengan yang sebenarnya (olah karsa) dan menyengsarakan bila dihasilkan dari perbuatan yang kurangbaik 5. Bandha iku anane mung aneng donya, mula yen mati ora digawa Ingatlah...bahwa harta benda itu cuma ada di dunia ini, bila meninggal tidak akan anda bawa Wewaler : 1. Bandha iku perlu , nanging aja umuk. Drajat lang pangkat iku perlu nanging aja di pamerpamerake. Amarga bisa mlesedake awake dewe Harta benda itu diperlukan, namunbukan untuk diunggulkan, pangkat dan drajat itu diperlukan namun tidak untuk di sombongkan. Karena suatu saat bisa membuat kita tergelincir 2. Aja seneng marang wong kang nguja hawa nepsu marga akehing bandda driya. Jalaran bandha mau bisa gawe cilaka amarga durungmesthi bandha kang resik Jangan suka ikut-ikutan mengumbar hawa nafsu pada orangyangpunya banyak harta. Karena belum tentu harta tersebut didapat dari hasil yang benar, yangnantinya bisa membuat anda celaka

3. Aja melik darbeking liyan

Artinya : Jangan menginginkan milik oranglain 

"Jumbuh karo unine bebasan, "sabar iku kuncining swarga," ateges marganing kamulyan"



Artinya: sama seperti bunyi sebuah peribahasa, berlaku sabar itu adalah "jalan utama" untuk mendapatkan "surga"



yang dimaksud disini adalah ketentraman dan kedamaian dalam menjalani kehidupan



"Nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep"



Artinya: akan tetapi bukan berarti lalu kita gampang kehilangan pengharapan



"Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki"



Artinya: justru sebaliknya kita harus menjalaninya dengan penuh pengharapan dan seolah-olah mampu untuk mendapatakan apa saja yang ada di dunia ini. Tentunya dengan disertai rasa mawas diri dan kepasrahan



"Sabar iku ingaran mustikaning laku"



Artinya: bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yg sangat indah dalam sebuah kehidupan



"Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip"



Artinya: sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup, yg tentunya nanti bisa untuk mendewasakan diri kita masing-masing

Jinising gugon tuhon ugi boten namung setunggal. Wujuding gugon tuhon saged awujud tembang, parikan, geguritan, ugi pitutur- punapa kemawon. Wonten ing masyarakat jawa nyawisaken bilih Etika dipundadosaken salag satunggaling tonggak menawi tiyang jawi saged dipunwastani wong jawa ingkang satuhu utawi tenan wong jawa. Ingkang dados tandha bilih wong jawa mangertosi punapa babagan etika jawa. Wujud etika menika salah satunggaling kabudayan ingkang sampun dipunajaraken dhumateng anak putu. Ingkang dipunparingaken dhumateng anak putu mawi cara punapa kemawon. Saged awujud cerita, peninggalan, tembang, lsp. salah satunggaling wujud kabudayan kagem paring wulangan babagan etika jawa awujud gugon tuhon. Gugon tuhon, utawi ingkang asring dipunsebat pamali, salah satunggaling budaya wewarah dhumateng tiyang jawi. Gugon tuhon menika saged kagem ajaran saking tiyang sepuh dhumateng putranipun, utawi para guru dhumaten muridipun. gugon tuhon menika awujud pitutur ingkang boten pantes menawi dipunlakoni wonten ing gesang bebrayan, ugi saged dadosaken cilaka dhumateng sinten kemawon ingkang glanggar wewarah saking pitutur gugon tuhon menika. Awit saking menika para putra kedah nyingkiri punapa ingkang sampun diparingaken wonten ing gugon tuhon menika, meski kadang ugi boten saged dipun-nalar pikiran kita.





Gugon tuhon utawi wewarah menika kathah ingkang dipunparingaken dhumateng para putra mawi langsung lisan utawi pitutur kemawon, utawi saged awujud cerita, legenda, tembang, ugi punapa kemawon. Kathah cariyos ingkang mratelakaken babagan gugon tuhon. biasane gugon tuhon menika ingkang wonten ing cariyos bakal bakal dipatuhi dening masyarakat. Meskipun kathah cariyong utawi pitutur ingkang boten masuk akal pikiran kita. Nanging menika salah satunggaling wujud kearifan lokal ingkang kedah dipunlestarekaken. Dene tembung Gugon tuhon asale saka tembung ‘Gugu’ dene Tuhon asale saka tembung ”Tuhu’. Bilih gugon tuhon menika kedah disingkiri kathi satuhu. Sinten kemawon ingkang boten sarujuk kaliyan wewarah menika saged nemu kacilakan. Katha sanged gugon tuhon wonting ing masyarakat jawi menika ingkang gunanipun kagem caos pitutur babagan etika tiyang jawi wonting ing gesang bebrayan. Gugon Tuhon dibedakke dadi 3 perangan, yaiku Gugon Tuhon Salugu, Gugon Tuhon Isi Wasita Sinandi, lan Gugon Tuhon Klebu Wewaler. 1. Gugon Tuhon Salugu Bocah / kang dadi paragane bethara kala. Manut dedongengan yaiku bocah sukerta. Manut kapercayan bisane waluya lan lestari uripe. Kudu diruwat saran ditanggapake wayang lakon “Amurwa Kala”. 2. Gugon Tuhon Isi Wasita Sinandi Pitutur kang ora dilairake kanthi melok / dikandhakake kanthi semestine. Sing akeh-akeh nganggo tembung ora ilok, kang setemene ora becik. Tuladha gugon tuhon isi wasita sinandi: Aja ngidoni sumur, mundhak suwing lambene. Tegese idu kang tumiba ing sumur bisa njalari regede banyu, luwih-luwih idune wong kang duwe lelara nular. Aja nglungguhi bantal, mundhak wudunen. Bantal kuwi ganjel sirah, upama digawe ganjel bo**ng mesthi bae saru utawa ora becik. 3. Gugon Tuhon Kalebu Wewaler Yaiku kalebu wewaler saka sabdane utawa pangandikane leluhur / wong kang dadi bakal ing babagan iku. Tuladha: Wong ing Banyumas ora kena lelungan dina Setu Paing. Wong-wong ing Banyumas manggih cilaka nalika tindakan ing dina Setu Paing. Wonten kathah wujudipun gugon tuhon, salah satunggaling awujud cariyos gugon tuhon masyarakat ingkang boten pareng tindakan mawi dinten Setu paing. Gugon tuhon menika saking Adipati banyumas ingkang kalah wonten ing perang pajang ing dinten Setu Pahing. Wonten ing trdaisi jawa bilih sedanipun leluhur menika dados dinten sangaran utawi kedah dipunsingkiri kagem ngawontenaken hajat punapa kemawon. Bilih sakderengipun Adipati Banyumas seda, penjenenganipun paring wewaler yaiku: Ora kena lunga ing dina Setu Pahing, Ora kena mangan daging banyak (angsa). Wewaler menika salah satunggaling gugon tuhon ingkang digugu dening masyarakat Banyumas ngantos dinten punika. Wonten malih gugon tuhon saking masyarakat Bagelen, Jawa Tengah bilih wewaler menika saking Nyai Ageng Bagelen utawi Rara Bang Wetan. Wewaleripun inggih menika: (1) ora kena nganggo jarit gadhung mlathi, (2) ora



 



kena nandur dhele, (3) ora kena mbeleh sapi, (4) ora kena lungan ing dina Slasa Wage. Kathah sanget wewaler utawi wewarah gugon tuhon ingkang wonten ing masyarakat jawa. Kadosta wewaler boten pareng besanan utawi nikah kaliyan tiyang ingkang saking arah lor mangulon. Wewaler menika sakinh sejarang ing Kraton Ngayogyakarta awit sedanipun Ki Ageng Mangir ingkang sedanipun saking tangan mara tuwanipun piyambak. Ugi wonten wewaler ingkang awujud tembang. Salah satanggaling saking serat Pepali Ki Ageng Sela ingkang isinipun: Pepali-ku ajinen mbrekati/ Tur slamet sarta kuwarasan/ Pepali iku mangkene:/ Aja gawe angkuh/ Aja ladak lan aja jail/ Aja ati serakah/ Lan aja celimut/ Lan aja mburu aleman/ Aja ladak, wong ladak pan gelis mati/ Lan aja ati ngiwa// Tembang menika awujud tembang Dhandhanggula. Wonten ing tembang menika sampun cetha punapa kemawon wewaler ingkang dipunsebataken wonten ing tembang menika.  Dening: Imam Maskur Rahmat http://wong-bodho64.blogspot.co.id/2015/02/budaya-wewaler.html

TULADHA TEKS EKSPOSISI Kulina Rukun Manungsa ora bisa urip dhewekan. Kawit cilik, nganti gedhe. Dhewe ora bisa ora gumantung marang wong liya. Kawit cilik, dhewek wis dirumati wong tuwa. Dhewek ora olih angkuh. Angger dhewek lagi susah, dhewek bisa njaluk tulung marang wong liya. Dhewek ora olih jumawa. Aja rumangsa bisa nanging ora bisa rumangsa. Tindakna ora nganti kepeksa. Kudu lila legawa. Gotong royong iku ora mbedakake wong liya. Kabeh-kabeh suku, agama, ras kuwe pada bae. Dhewek ora olih angkuh. Dhewek ora bisa ngatur-ngatur wong liya. Senajan dhewek duwe pangkat sing luwih dhuwur, dhewek luwih pinter, dhewek duwe duit luwih akeh, dhewek ora olih sekarep-karepe dhewek marang wong liya. Aja mung ngegunakake duwe pangkat lan duwe bandha, jalaran pangkat lan bandha mau iku bisa sirna sadurunge sira pralaya. Nganggo cara iku, dhewek bisa ngulinakna rukun. http://youthnebula.blogspot.co.id/2017/03/teks-wewaler.html Becike Mangan Manungsa urip duweni kebutuhan pokok, mligine masalah pangan. Panganan kang enak durung mesthi kena dipangan, ananging panganan kang khalal kang kena dipangan. khalal ora mung saka jenis panganane merga, uga cara mangane. Mangan kudu ngunakake unggah-ungguh. Aja mangan karo ngadheg mundhak kaya jaran. Mangan kudu dhuweni unggah-ungguh, mangan luwih penak lan becik menawa ana neng panggonane, ora sakenggon-enggon. lawang kuwi panggonan kanggo liwat utawa wira wirining wong. Aja mangan ana ngarep lawang mundhak sing nglamar bali maneh

Lampiran 2 (LKS) I. Ing ngsior iki ana wangsulan sing bener, pilihen! 1. Yen guneman karo wong tuwa aja nyangklak sadhuwure tenggak. Ukara ing dhuwur kalebu jinis.... a. Paribasan b. Saloka c. Cangkriman

d. Wewaler e. Sanepa

2. Pakulinan ora entuk negor wit gedhe iku duwe karep... a. Ndhidhik disiplin b. Kurmat karo wong tuwa c. Nglestarekake Alam

d. Ngopeni anak e. Tanggung jawab karo sepadhane

3. Piwulang kang kamot ana ing wewaler“ora entuk nglungguhi kijing”yaiku.. a. Kuwalat d. Pakewuh b. Kurmat e. Ngisin-isini c. Diprimpeni 4. Aja mangan karo turu, duweni pitutur..... a. Ndadekake reget d. Ngopeni anak b. Kurmat karo wong tuwa e. Tanggung jawab karo sepadhane c. Nglestarekake Alam 5. Wewaler iki kang duweni pitutur “tanggung jawab”.... a. Aja nglungguhi kijing b. Aja nyapu mandheg ing tengah-tengah c. Aja mangan karo turu

d. Aja manngan karo ngadeg e. Ora kena lelungan ing dina setu pahing

II. Essay 1. Kumpulana wewaler-wewaler kang tau kok ngerteni! Jlentrehana! 2. Andharana karep saka pratelan ing ngisor iki! a. Aja cedhak kebo gupak b. Yitna yuwana lena kena c. Sakbegja begjane wong sing lali isih beja kang eling lan waspada d. Anak durhaka tundane kaya jambu mete e. Jujur mujur kang salah seleh 3. Aku duwe kanca kang ngendel-ngendelake dupeh anake wong pangkat, sugih, lan gunemane mandi. Mula ora nganggowaton anggone sesrawungan, nanging waton srawung. Pratelan kasebut gawenen pituture! 4. Jlentrehna pathokan nulis budaya wewaler eksposisi! 5. Gawenen budaya wewalera eksposisi kang ngemot wewaler becik!

L ampiran 3 (Media Ajar)  menampilkan media yang digunakan

Lampiran 4 (instrument pengetahuan)  kisi-kisi a. Instrumen Penilaian pengetahuan Kisi-Kisi Penilaian pengetahuan No. 1.

KD

Materi

Indikator

Mengidentifika 1. Kumpulana Men si teks wewalereksposisi wewaler budaya kang tau wewaler kok ngerteni! 2. Jlentrehana Nilai-nilai yang terkandung dalam teks eksposisi “kulina rukun”

Rubrik Penilaian

Teknik Penilaian Tulis

Instrumen 1. Saksampunipun maos teks eksposisi budaya wewaler. Critakna malih nganggo basamu dhewe! 2. Sebutna nilainilai punapa kemawon ingkang saged dipunpendhet saking teks eksposisi kasebut?

No.

Skor

Aspek yang Dinilai

1

1.

Mengidentifikasi teks eksposisi wewaler

2.

Menganalisis nilai-nilai moral dalam teks eksposisi wewaler

2

3

Jumlah skor

4

Jumlah : Keterangan : 1. Bisa mengidentifikasi 6 wacanutawa teks eksposisi wewaler

= Nilai 4

2. Bisa mengidentifikasi 4-5 wacanutawa teks eksposisi wewaler

= Nilai 3

3. Bisa mengidentifikasi 2-3 wacanutawa teks eksposisi wewaler

= Nilai 2

4. Bisa mengidentifikasi 1 wacanutawa teks eksposisi wewaler 5. Tidak bisa menyebutkan wacanutawa

= Nilai 1

= Nilai 0

6. Menganalisis nilai-nilai dalam teks eksposisi wewaler dengan benar = Nilai 4 7. Menganalisis nilai-nilai dalam teks eksposisi wewaler kurang tepat = Nilai 3 8. Menganalisis nilai-nilai dalam teks eksposisi wewaler tidak benar

= Nilai 2

b. Instrumen Penilaian Keterampilan Kisi-Kisi Penilaian Kinerja No. KD 1.

Materi

Menulisdanmenyajikansecara Isi teks lisan budaya wewaleryang eksposisi wewaler dibacanya

Indikator

Teknik Instrumen Penilaian

Menjelaskan Kinerja secara runtut isi cerkak

1.

Rubrik Penilaian Kinerja No.

Aspek yang Dinilai

Deskripsi

1.

Kelengkapan Wacan pembangun

Menjelaskan isi teks eksposisi wewaler secara lengkap

Skor yang Dicapai

Skor Maksimal 5

a.

Critakna malih isi teks budaya wewaler mawi basanipu n piyambak .

2.

Penggunaan Bahasa

3.

Demonstrasi isi teks eksposisi wewaler - suara - keruntutan - kelancaran

Menggunakan bahasa yang tepat sesuai unggah ungguh

5

Suara terdengar ke seluruh ruang kelas Keruntutan penyampaian Kelancaran penyampaian

5 5 5

Jumlah

25

Keterangan : 1. Siswa menceritakan isi budaya wewalersecara lengkap wacan-wacan pembangunnya =5 2. Siswa menceritakan isi budaya wewalerkurang lengkap wacan-wacan pembangunnya =3 3. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan menggunakan bahasa krama =5 4. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan menggunakan bahasa ngoko =3 5. Siswa menceritakan isi budaya wewalerterdengar di seluruh ruangan kelas =5 6. Siswa menceritakan isi budaya wewalerkurang terdengar di seluruh ruangan kelas =4 7. Siswa menceritakan isi budaya wewalertidak terdengar di seluruh ruangan kelas =3 8. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan runtut =5 9. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan kurang runtut =4 10. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan tidak runtut =3 11. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan lancar =5 12. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan kurang lancar =4 13. Siswa menceritakan isi budaya wewalerdengan tidak lancar =3

Pedoman Peskoran: Penghitungan nilai =

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ × 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Related Documents

Rpp Wewaler
March 2021 0
Rpp Vektor
February 2021 1
Rpp-kearsipan
March 2021 0
Rpp Mt2
January 2021 3
Rpp 3.12
February 2021 3

More Documents from "Saramika Prawirasuta"