Teori Penyebab Kecelakaan Kerja.pptx

  • Uploaded by: Kurnia Lavigne
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teori Penyebab Kecelakaan Kerja.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,389
  • Pages: 135
Loading documents preview...
- 12 years experiences in Manufacturing Companies (2004 – 2016) - Binus Online Lecturer (2016 – Present) - Binawan University - UMH Thamrin University - Safety Consultant and Training (2016 – Present)

Definitions of an Accident  Kecelakaan adalah kejadian tunggal atau rentetan

kejadian yang tidak disengaja dan tidak direncanakan yang disebabkan oleh tindakan tidak aman, kondisi yang tidak aman atau keduanya dan mungkin mengakibatkan efek yang tidak diinginkan segera atau tertunda. (Brauer 1994)

Apa itu Kecelakaan (Accident)?  Kejadian yang tidak direncanakan  Secara umum dihubungkan dengan konsekuensi yang

negatif: ◦ Kematian ◦ Cidera ◦ Hampir celaka ◦ Kerusakan Materi

 Setiap kecelakaan memiliki satu atau lebih penyebab.  Ada dua jenis penyebab mendasar kecelakaan:

a. Tindakan tidak aman b. Kondisi tidak aman  Kecelakaan dapat melibatkan salah satu dari dua penyebab atau kedua-duanya.  Menyadari bahwa kecelakaan ada penyebabnya dan tidak hanya fungsi kesempatan memungkinkan seseorang untuk melakukan pencegahan kecelakaan.  Beberapa ahli mengganti istilah "kecelakaan" dengan “kejadian”

Kecelakaan cenderung memiliki berbagai potensi konsekuensi yang merugikan: No.

Kemungkinan Konsekuensi

Contoh :

1

Situasi Berbahaya

Seorang operator mengaktifkan tag out suatu mesin pada saat teknisi yang bekerja pada mesin tersebut makan siang.

2

Near Miss

Seorang pekerja terpeleset namun bisa menjaga keseimbangan dan tidak terjatuh

No.

Kemungkinan Kejadian

Contoh

1.

Kerusakan Aset

Forklift menabrak tumpukan produk sehingga merusak produk tersebut.

2.

Cidera ringan

Seorang pekerja luka ringan karena terpukul palu.

3.

Cidera berat

Seorang pekerja terbawa conveyor sehingga terjepit dan putus tanggannya

Accident Classification  First Aid

Setiap pengobatan minor seperti tergores, terpotong, terbakar dan seterusnya diikuti pergi ke klinik dengan tujuan observasi  Fatality (FTL) kecelakaan atau sakit akibat kerja dan berakibat kematian. Fatality dimasukkan dalam perhitungan Lost Time Accident ( LTI atau DAFWC) Inciden Rate dan Frequency Rate

Accident Classification  Lost Time Incident (LTI)

Insiden yang berhubungan dengan kerja ( Cedera atau sakit) terhadap pekerja, dimana dokter atau bagian kesehatan menyarankan untuk tidak bekerja dikarenakan insiden tersebut  Medical Treatment Only (MTO/MTC) Setiap cedera atau sakit yang berhubungan dengan kerja dan membutuhkan perhatian medis atau pengobatan diluar P3K ( Terlepas diperlukan pengobatan) tidak mengakibatkan keterbatasan kerja/ transfer kerja (RWTC) atau Lost Time Acident ( LTI)

Accident Classification  Restricted Work/Transfer Case (RTWC)

Terjadi apabila pekerja tidak dapat melaksanakan tugas rutinnya, tetapi tidak mengakibatkan hari hilang/hari tidak masuk . RTWC terjadi sebagai konsekuensi dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja: – Pekerja untuk sementara di pindahkan kerja ke bagian lain, – Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan rutinnya atau sebagian dari waktu kerja /shift atau – Pekerja melaksanakan pekerjaaan reguler yang ditugaskan tetapi tidak bekerja secara penuh dalam shift/tour. – Mempunyai keterbatasan atau mengerjakan pekerjaan ringan pada hari kecelakaan atau sakit tidak mengakibatkan insiden yang recordable. b. Jika pekerja berlanjut keterbatasan bekerja sesudah hari kecelakaan/sakit akibat kerja maka hal ini digolongkan RWTC ( Restricted Work/Transfer Case ) a.

Accident Classification  Recordable Incident (Injury or Illness)

Regardless of where signs or symptoms surface, a case is recordable only if a work event or exposure is a discernable cause of the injury or illness or of a significant aggravation to a preexisting condition. An injury or illness that is workrelated and results in one of the following: a. Fatality (FTL) b. Lost time from work (LTI) (DAFWC) c. Restricted work / transfer activities (RWTC) d. Medical treatment other than first aid (MTO)

LANGKAH INVESTIGASI INSIDEN

AMANKAN LOKASI KEJADIAN INSIDEN  TINDAKAN AWAL : - Lakukan pengendalian - Pastikan peralatan pertolongan pertama tersedia

- Hubungi petugas penolong - Kendalikan kemungkinan bahaya lanjutan atau dampaknya - Kenali bukti kejadian / kecelakaan - Simpan bukti kejadian / kecelakaan untuk penyelidikan

(bila memungkinkan) - Perkirakan besarnya kerugian - Beritahu pimpinan bersangkutan

PENGUMPULAN DATA

Sebagian besar kecelakaan tidak selalu menyebabkan kerugian atau cidera

Heinrich's Injury Pyramid

Inverted Reporting Pyramid

Jenis Kerugian:  Kerugian akibat kecelakaan dapat dalam banyak

bentuk, termasuk: 1. Manusia : hilangnya waktu, pelayanan medis, rawat inap, rehabilitasi. 2. Bahan : kerusakan properti, peralatan dan bahan. 3. Lain-lain : perjalanan, pencatatan, penyidikan, bersih-bersih, masalah hukum, kehilangan produksi dan penjualan, hilangnya citra publik.

Keparahan Konsekuensi:  Tingkat keparahan konsekuensi akan tergantung pada

faktor-faktor seperti: 1. Sifat bahaya; 2. Kuantitas bahaya yang terlibat (mis: Konsentrasi, Energi yang terlibat); 3. Durasi kontak atau paparan; 4. Bagian tubuh yang terkena, dan 5. Faktor lain yang tidak terkait dengan bahaya itu sendiri, misalnya, keberuntungan dan faktor individu.

Biaya langsung dan tidak langsung:  Biaya langsung: biasanya meliputi biaya pengobatan dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan terluka serta biaya untuk perbaikan atau penggantian barang yang rusak.  Biaya tidak langsung: adalah biaya yang nyata terkait dengan kecelakaan, tetapi sulit untuk dinilai. Misalnya: Citra perusahaan, keterlambatan pelayanan kepada pelanggan, dll  Berdasarkan investigasi yg dilakukan oleh Heinrich pada tahun 1926, dia memperkenalkan “ rasio 4: 1" yang menunjukkan bahwa total biaya yang terkait dengan kecelakaan (tdk langsung) jauh lebih tinggi daripada yang sudah jelas terlihat (langsung)

Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman  Heinrich menganalisis 75.000 kecelakaan dan

menemukan bahwa 88% disebabkan oleh tindakan tidak aman, 10% dari kondisi tidak aman dan 2% dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Ini adalah 88:10:2 rasio Heinrich.

Teori Penyebab Kecelakaan  Tujuannya : Memahami penyebab kecelakaan dapat

menjadi jalan yang efektif untuk mencegahnya.  Tidak ada pekerja yang ingin celaka, tetapi ribuan kecelakaan tetap terjadi setiap hari.  Mengapa..?

Theories of Accident Causes

1. Accident-Proneness Theory  Pandangan Lama



 



“Cedera terjadi pada orang yang memiliki kecenderungan genetik untuk terluka“ Teori ini menyatakan bahwa ada karakteristik yang melekat pada beberapa individu yang mempengaruhi mereka untuk probabilitas yang lebih besar untuk mengalami kecelakaan Sebuah teori yang sangat kontroversial Banyak studi penelitian telah dilakukan yang memberikan dukungan untuk teori tersebut (Studi menunjukkan cedera tidak terdistribusi secara acak, tetapi penelitian menemukan perbedaan dalam paparan bahaya) Penelitian lain telah menunjukkan bahwa tidak ada dasar untuk teori ini.

1. Accident-Proneness Theory  Pandangan Baru

Para peneliti baru melihat bahwa wilayah rawan kecelakaan terkait dengan kecenderungan individu untuk mengambil risiko atau mengambil kesempatan.  Ini menyajikan pandangan yang lebih positif untuk keselamatan, karena perilaku dapat diubah meskipun kecenderungan untuk mengambil risiko tidak bisa.

2. Goals-Freedom-Alertness Theory  konsep fundamental bahwa kecelakaan adalah hasil perilaku

  

 

tidak aman akibat dari iklim psikologis yang tidak menguntungkan dan tidak memberikan kontribusi untuk kewaspadaan mental. Artinya perilaku tidak aman sudah menjadi iklim kerja sehingga tidak memperbaiki atau meningkatkan mental waspada. Pekerja harus memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan yang dapat dicapai. Pekerja harus memiliki kebebasan untuk mengejar tujuan mereka. Hal ini akan mengakibatkan iklim bekerja yang "kaya“ dengan kewaspadaan dan kecelakaan akan lebih sedikit (Karena Pekerja bisa fokus). Lingkungan kerja yang positif sangat baik untuk keselamatan

3. Domino Theories  Ada tiga teori domino yang berbeda untuk penyebab kecelakaan: 1. Heinrich’s 2. Bird and Loftus’, dan 3. Marcum’s Domino Theories.  Setiap teori domino menyajikan penjelasan yang berbeda  1.

2. 3.

untuk penyebab kecelakaan. Namun, masing-masing teori didasarkan pada fakta bahwa ada tiga tahap untuk kecelakaan. Tiga fase adalah : Fase pra-kontak (adalah peristiwa atau kondisi yang mengarah ke kecelakaan) Fase kontak (Tahap kontak ketika kecelakaan sebenarnya terjadi). Fase pasca kontak (mengacu pada hasil kecelakaan).

Heinrich’s Domino Theory  Teori domino Heinrich menyatakan bahwa ada lima faktor yang dapat 1. 2. 3. 4.

5.

mempengaruhi rangkaian kecelakaan. Faktor terjadi secara berurutan dan terdiri dari: Sifat atau faktor negatif yang ada dalam diri seseorang sebagai akibat dari pengaruh sosial lingkungan Sifat atau faktor negatif yang dapat menyebabkan praktek atau kondisi tidak aman Hasil praktek yang tidak aman dalam kondisi aman, atau hasil mekanis atau bahaya fisik yang merupakan penyebab langsung dari kecelakaan Kecelakaan yang dihasilkan dari proses di atas biasanya jatuh atau impak dari benda bergerak. Cedera biasanya dalam bentuk luka dan patah tulang. Sebagai hasil dari proses ini, intervensi atau menghilangkan salah satu dari empat faktor yang pertama akan mencegah cedera atau kerugian.

3. Domino Theories  1932 First Scientific Approach to Accident/Prevention -

H.W. Heinrich.

Heinrich’s Theorems  INJURY - disebabkan oleh kecelakaan.  ACCIDENTS - disebabkan oleh tindakan tidak aman dari

orang yang terluka atau kondisi tidak aman dari tempat bekerja.  UNSAFE ACTS/CONDITIONS – disebabkan oleh kekurang hati-hatian seseorang atau disain yang buruk atau perawatan yang kurang dari peralatan kerja.  FAULT OF PERSONS - diciptakan oleh lingkungan sosial seseorang atau dipengaruhi oleh keturunan.  SOCIAL ENVIRONMENT/ANCESTRY – dimana dan bagaimana seseorang tumbuh dan dididik.

Heinrich’s Theory  Corrective Action Sequence (The three “E”s) :

Engineering 2. Education 3. Enforcement 1.

Bird and Loftus’ Domino Theory  Serangkaian faktor yang dapat mempengaruhi

kecelakaan.  Teori ini diyatakan bahwa yang paling memperhatikan kesejahteraan karyawan  Disandarkan pada pengelolaan organisasi.  Manajer dapat melakukan kontrol yang diperlukan untuk mencegah inisiasi efek domino

Phases of Domino’s effect

1. Lack of Control – Management  Kontrol dalam hal ini mengacu pada empat fungsi

manajer: 1. perencanaan, 2. pengorganisasian, 3. memimpin dan 4. mengendalikan.  Contoh: membeli peralatan dibawah standar, tidak memberikan pelatihan yang memadai, atau tidak menginstal kontrol rekayasa yang memadai.

2. Basic Cause(s) - Origin(s)  Penyebab dasar sering diklasifikasikan menjadi

kelompok faktor personal dan faktor kelompok kerja.  Faktor personal misalnya kurangnya pengetahuan atau keterampilan, motivasi yang rendah, dan masalah fisik atau mental.  Faktor pekerjaan meliputi standar kerja yang tidak ada, desain atau pemeliharaan yang tidak memadai, alat atau memakai peralatan yang tidak sesuai

3. Immediate Cause(s) - Symptoms.  Gejala utama dari semua kecelakaan adalah tindakan

tidak aman dan kondisi tidak aman.

4. Incident – Contact  Kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Seperti: 1. Terjebak 2. terperangkap 3. jatuh 4. terpukul, 5. kelelahan 6. kontak-dengan, 7. terpapar

5. People – Property – Loss  Hasil dari kecelakaan. Efek adalah kerusakan properti,

lingkungan atau cedera pada personil.

Marcum’s Domino Theory  Menurut C. E. Marcum tahun 1978 Seven Domino

Sequence of Misactsidents, misactsident adalah sebuah urutan tindakan yang salah yang dapat diidentifikasi terkait dengan persiapan tugas yang tidak memadai yang dapat memicu kinerja yang tidak sesuai standar dan risiko yang tidak diantisipasi sebelumnya.  Marcum juga memasukkan aspek biaya kerugian. Seperti teori sebelumnya, Marcum menyatakan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tempat kerja dirancang dan dikontrol sesuai standard untuk melindungi karyawan.

Marcum’s Domino Theory  Tujuh urutan domino 1. Persiapan yang tidak memadai 2. Performa di bawah standar 3. Risiko yang tidak dikontrol 4. Insiden / kontak Berbahaya 5. Reaksi yang merugikan 6. Kerugian berkelanjutan 7. Biaya yang dikeluarkan  Menurut teori ini, kecelakaan dapat dicegah oleh

manajemen dengan melatih karyawan serta merancang sistem kontrol yang memadai untuk proses pekerjaan.

The Three Stages of Lost Control

Pre-Contact Stage:  Pada tahap ini, manajemen harus peduli dengan isu-

isu seperti engineering practice dalam desain baru atau perubahan fasilitas, pembelian dan pengadaan bahan dan peralatan baru, dan pengembangan standar kerja yang bisa memiliki implikasi potensial loss.  Pengawasan, motivasi, indoktrinasi kerja, prosedur kerja standar, instruksi yang tepat, dan pelaksanaan dan penegakan aturan dalam tahap pra-kontak dapat mencegah domino pertama jatuh.

Contact stage  Sangat penting bagi manajemen menerima laporan

semua near misses atau "Nyaris" untuk membuat tindakan koreksi yang tepat sebelum berulang terjadinya insiden yang bisa mengakibatkan kerugian.

Post -Contact Stage  Tanggap darurat  Ketersediaan sistem tanggap darurat dapat

mengurangi frekuensi kematian dan cidera atau cacat.  Personil harus dilatih dan siap untuk mengatasi semua jenis keadaan darurat yang bisa muncul dalam lingkungan kerja

Rehabilitation  Pekerja terluka bisa tetap di luar pekerjaan untuk

waktu yang cukup.  Kebijakan manajemen yang berfokus pada rehabilitasi pekerja terluka akan mempertahankan karyawan dan mengurangi kerugian secara keseluruhan yang dihasilkan dari kecelakaan

Prompt repair actions  Pemeliharaan dan perbaikan peralatan sesegera

mungkin dapat mengurangi potensi kerugian yang lebih besar atau kerusakan properti  Manajemen harus waspada terhadap kerusakan kecil atau prematur seperti retakan di mesin, peralatan, atau struktur bangunan sering bisa diperbaiki dengan mudah pada tahap awal perkembangan mereka.

TEORI DOMINO FRANK BIRD

TEORI DOMINO FRANK BIRD

TEORI DOMINO FRANK BIRD

TEORI DOMINO FRANK BIRD

TEORI DOMINO FRANK BIRD

TEORI DOMINO FRANK BIRD

TEORI DOMINO FRANK BIRD

4. Energy Theory  William Haddon (1970) mengusulkan bahwa banyak

kecelakaan dan cedera melibatkan transfer energi.  Teori energi menunjukkan bahwa jumlah energi, berarti perpindahan dan laju transfer energi terkait dengan jenis dan keparahan cedera.  Kemudian, pada tahun 1972, Haddon mengusulkan matriks (disebut matriks Haddon ') untuk menggabungkan faktor-faktor dan fase yang terlibat dalam proses cedera.

4. Energy Theory

For example in a motor vehicle crash:

Strategi 1:  Mencegah pembentukan energi. (mencegah

terbentuknya bahaya sejak pertama). Dalam strategi ini tujuannya tidak memproduksi energi atau mengubahnya ke bentuk yang tidak bisa menyebabkan kecelakaan atau cedera.  Contoh: mencegah terjadinya reaksi tdk terkontrol, menggantikan zat yang aman untuk satu berbahaya, mencegah akumulasi salju di mana longsoran yang mungkin, tidak membiarkan api kecil naik ke atas dan membesar dan tidak membiarkan kendaraan bergerak, dll.

Strategi 2:  Mengurangi jumlah energi yang terbentuk.

(mengurangi jumlah bahaya menjadi lebih kecil)  Contoh: menurunkan kecepatan kendaraan, mengurangi jumlah atau konsentrasi energi tinggi atau bahan beracun, membatasi ketinggian benda yang diangkat dan mengurangi kecepatan mesin.

Strategi 3:  Mencegah pelepasan energi. (mencegah pelepasan

bahaya yang sudah ada)  Contoh: menggunakan berbagai sarana atau perangkat untuk mencegah lift dari jatuh, bahan mudah terbakar dari nyala, tumpahan menyebar, dsb

Strategi 4:  Memodifikasi laju energi yang dilepaskan dari

sumbernya atau memodifikasi distribusi energi yang dilepaskan.  Contoh: mengurangi kebisingan dengan isolasi, mengurangi panas dengan ventilasi.

Strategi 5:  Pisahkan dalam ruang atau waktu energi yang

dilepaskan dari struktur yang dapat rusak atau manusia yang dapat terluka  Contoh: jalur terpisah untuk kendaraan dan lalu lintas pejalan kaki, menempatkan tenaga listrik keluar jangkauan, menggunakan sinyal lalu lintas untuk pejalan kaki dan lalu lintas kendaraan

Strategy 6:  Pisahkan energi yang dilepaskan dari struktur atau

orang yang dapat menderita kerugian dengan penghalang.  Contoh: Kacamata pengaman, pagar penghalang, filter radiasi atau perisai, median hambatan jalan raya, isolasi termal dan brikade eksplosif.

Strategi 7:  Memodifikasi permukaan struktur yang kontak

dengan orang atau struktur lainnya  Contoh: Sudut lengkung, benda tumpul, tepi tumpul dan daerah permukaan yang lebih besar untuk alat penanganan.

Strategi 8:  Memperkuat struktur atau orang yang rentan terhadap

kerusakan. (Membuat yang dilindungi lebih tahan kerusakan)  Contoh: konstruksi bangunan tahan kebakaran dan gempa, pelatihan personil dan vaksinasi untuk penyakit.

Strategi 9:  Mendeteksi kerusakan/bahaya dengan cepat dan

mencegah perkembangannya atau keberadaannya  Contoh: sprinkler yang mendeteksi panas dan menyemprotkan air untuk mencegah penyebaran api

Strategi 10:  Selama periode setelah kerusakan dan kembali ke

kondisi normal, mengambil langkah-langkah untuk memulihkan ke kondisi stabil.  Contoh: merehabilitasi pekerja yang terluka dan memperbaiki kendaraan yang rusak.

Energy Release Theory  Menurut teori ini, kecelakaan disebabkan oleh

kurangnya kontrol rekayasa. Kurangnya kontrol menghasilkan energi berada di luar kendali sampai pada batas yang dapat ditoleransi, apakah pada orang, mesin, atau lingkungan.  Oleh karena itu, kecelakaan dapat dicegah dengan membuat kontrol rekayasa yang tepat untuk mengalihkan energi, yang merupakan sumber bahaya.

5. Adjustment Stress Theory  Sebuah lingkungan kerja yang negatif berkontribusi

terhadap penyebab kecelakaan.  Sebuah lingkungan kerja yang negatif sering disebabkan oleh tekanan (stress)  Stres yang berlebihan mencegah individu dari fokus pada pekerjaan.  Tekanan berasal dari berbagai sumber.

5. Adjustment Stress Theory  Contoh Pada Pekerjaan :

– Hubungan yang buruk dengan supervisor – Hubungan yang buruk dengan rekan kerja – Tenggat waktu yang pendek – Kurangnya koordinasi – Pekerjaan ulang yang berlebihan – Lembur yang kepanjangan – Area kerja yang berantakan – Area kerja yang berbahaya

Adjustment Stress Theory  Diluar Pekerjaan :

– Hubungan yang buruk dengan pasangan – Anak sakit – Hutang jatuh tempo

6. Distraction’s Theory  Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan disebabkan

apabila pekerja terganggu ketika mereka melakukan tugas pekerjaan mereka.  Ada dua jenis gangguan : Focus on the Hazards or Focus on Getting Tasks Done  Bahaya area kerja bisa menjadi sumber gangguan  Pekerja akan mencoba untuk menghindari cedera sehingga mereka secara alami fokus pada bahaya. Jika ini dilakukan pada saat mereka melakukan pekerjaan, dimana mereka ingin menyelesaikan pekerjaan sehingga fokus pada bahaya menjadi terabaikan, akibatnya cidera dapat terjadi

6. Distraction’s Theory

6. Distraction’s Theory

Distraction’s Theory

Distraction’s Theory

6. Distraction’s Theory  Mental khawatir dapat menjadi sumber gangguan.  Pekerja akan mencoba untuk fokus pada pekerjaan

yang harus dilakukan, tetapi dapat terganggu oleh kekhawatiran yang disebabkan oleh kekhawatiran pribadi atau yang berhubungan dengan pekerjaan. Kegagalan untuk dapat fokus pada pekerjaan meningkatkan kemungkinan terluka.  Ingat skala Holmes dan Rahe

7. Modern Causation Model

7. Modern Causation Model  Bagaimana kecelakaan disebabkan & Bagaimana

memperbaiki penyebab tersebut.  Menurut Heinrich: 1. Cedera disebut HASIL, menunjukkan hal itu bisa melibatkan kerusakan serta cedera dan hasilnya dapat berkisar dari tidak ada kerusakan sampai pada sangat parah. 2. Kata MISHAP lebih disukai daripada Kecelakaan untuk menghindari kesalahpahaman bahwa kecelakaan harus melibatkan cedera atau kerusakan. 3. Akhirnya,istilah KESALAHAN OPERASI digunakan sebagai pengganti istilah tindakan tidak aman & kondisi tidak aman.

Contoh Modern Causation Model  Operating Errors:

Berada pada posisi yang tidak aman 2. Menumpuk barang pada tumpukan yang tidak stabil 3. Housekeeping yang buruk 4. Memindahkan alat pengaman 1.

7. Modern Causation Model

Operating Errors occur because people make mistakes, but more importantly, they occur because of SYSTEM DEFECTS

SYSTEM DEFECTS  Kelemahan dalam rancangan (disain), sistem operasi

atau program  Cacat sistem termasuk: 1. Penugasan atau pemberian tanggung jawab yang tidak tepat. 2. Iklim motivasi yang kurang baik 3. Training dan edukasi yang tidak cukup 4. Peralatan yang tidak mencukupi 5. Prosedur seleksi personal yang tidak jelas 6. Alokasi dana yang tidak memadai

7. Modern Causation Model  Managers design the Systems

System defects occur because of MANAGEMENT / COMMAND ERROR

7. Modern Causation Model  Managers design the Systems

Command Error occur because of SAFETY PROGRAMS DEFECT

Cacat Safety Program  Cacat dalam beberapa aspek safety program dapat

mengakibatkan kesalahan yang dapat dicegah terjadi. 1. Ineffective Information Collection 2. Weak Causation Analysis 3. Poor Countermeasures 4. Inadequate Implementation Procedures 5. Inadequate Control

7. Modern Causation Model

Safety Management Error  Kelemahan dalam pengetahuan atau motivasi dari

manajer K3 yang memungkinkan cacat yg dapat dicegah dalam program keselamatan untuk eksis.

8. Seven Avenues  There are seven avenues through which we can initiate

countermeasures. None of these areas overlap.  They are: 1. Safety management error 2. Safety program defect 3. Management / Command error 4. System defect 5. Operating error 6. Mishap 7. Result

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

8. Seven Avenues  Potential countermeasures for each modern causation

approach include:

9. Army Systems Model  System adalah sekelompok bagian yang saling

berhubungan yang dirancang untuk melakukan pekerjaan secara bersama-sama, untuk mencapai sebuah tujuan. Menggunakan analogi ini, instansi atau organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem.  Elemen-elemen dalam Army Systems Model ini adalah: 1. Task 2. Person 3. Training 4. Environment 5. Material

9. Army Systems Model

9. Army Systems Model

9. Army Systems Model

9. Army Systems Model

10. Human Factors Theory  Atribut kecelakaan dalam rantai peristiwa akhirnya

disebabkan oleh kesalahan manusia  Terdiri dari tiga faktor umum yang menyebabkan kesalahan manusia: 1. Overload 2. Respon yang tidak tepat 3. Aktifitas yang tidak tepat

Factors Leading to Human Error

Overload  Kapasitas- produk dari faktor-faktor seperti kemampuan

alami seseorang, pelatihan, keadaan pikiran, kelelahan, stres, dan kondisi fisik.  Beban - terdiri dari tugas-tugas seseorang yang merupakan tanggung jawabnya dan beban tambahan yang dihasilkan dari faktor lingkungan (kebisingan, panas), faktor internal (masalah pribadi, stres), dan faktor situasional (petunjuk jelas).  Keadaan - produk dari tingkat motivasi seseorang.  Overload - ketidakseimbangan antara kapasitas seseorang dengan beban bahwa orang pada saat tertentu .

Inappropriate Response or Incompatibility  Bagaimana seseorang menanggapi situasi tertentu

yang dapat menyebabkan atau mencegah kecelakaan.  Respons yang tidak tepat terjadi ketika: – Seseorang mendeteksi kondisi berbahaya tapi tidak melakukan apapun untuk memperbaikinya – Seseorang mengabaikan prosedur keselamatan yang ditetapkan.  Ketidakcocokan workstation seseorang berkaitan dengan ukuran, kekuatan, mencapai, merasakan dan faktor serupa dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera

Inappropriate Activities  Human error adalah hasil dari aktivitas yang tidak

pantas atau sesuai.  contoh: – Orang yang melakukan tugas yang dia tidak tahu bagaimana melakukannya. – Seseorang yang salah dalam menilai tingkat risiko dalam tugas yang diberikan dan meneruskan aktifitas dengan kesalahan tsb.

10. Human Factors Theory

10. Human Factors Theory Contoh :  Jones Cabinets & Construction Company melihat pertumbuhan yang cepat dalam penjualan sehingga kewalahan dalam tenaga kerja perusahaan.  Tim baru pembuat kabinet dan installer direkrut  Lembur tanpa batas di ijinkan  Jumlah kecelakaan dan cedera meningkat

10. Human Factors Theory Contoh :  Investigasi menemukan tiga kategori kesalahan manusia: – Beban berlebih: • Pekerja melakukan pekerja diluar batas kemampuannya. • Stress, training yang tidak memadai and Kelelahan (fatigue) – Inappropriate response: • Operator memindahkan alat pengaman untuk mempercepat proses produksi. – Inappropriate activities: • Menugaskan seseorang untuk melakukan pekerjaan dimana dia belum mendapat training sepenuhnya.

11. DOTS Theory

11. DOTS Theory

11. DOTS Theory

11. DOTS Theory

7. Modern Causation Model

11. DOTS Theory

12. Ramsey Theory

13. Types of Human Error

14. Accident / Incident Theory  Kelanjutan dari human factors theory  Dikembangkan oleh Dan Petersen  Elemen baru:

– Ergonomic traps – The decision to error – Systems failures

14. Accident / Incident Theory

14. Accident / Incident Theory  Beberapa alasan kenapa sistem bisa gagal:

Manajemen tidak membangun kebijakan K3 yang komprehensif (menyeluruh) 2. Tanggung jawab dan otoritas yang berhubungan dengan K3 tidak ditetapkan secara jelas. 3. Prosedur K3 seperti, pengukuran, inspeksi, koreksi, investigasi diabaikan atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup. 4. Pekerja tidak mendapatkan orientasi K3 secara memadai 5. Pekerja tidak memperoleh training K3 yang memadai. 1.

14. Accident / Incident Theory  Contoh : 1. Panhandle Precast Concrete (PPC) telah memiliki

reputasi sebagai perusahaan yang aman (Safe Company) 2. Ketika safety manager, Jack Bond, dipilih sebagai president of a statewide safety organization, masalah safety didalam perusahaan mulai terjadi. 3. Jack Bond mengabaikan tugasnya di PPC. 4. Pekerja berhenti mengikuti prosedur safety ketika mereka menyadari bahwa boss mereka telah berhenti mengamati dan mengawasi mereka.

15. Epidemiological Theory  Ilmu yang mempelajari hubungan sebab akibat antara

faktor lingkungan dan penyakit.  Teori ini juga dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor lingkungan dengan kecelakaan.  Components: – Predisposition Characteristics – Situational Characteristics

15. Epidemiological Theory

15. Epidemiological Theory  Contoh :  Jane Andrews adalah anggota baru dari unit loading pada 



  

perusahaan produk konstruksi. Dia memperoleh training teknik pengangkatan selama 2 hari sebelum memulai pekerjaan dan wajib menggunakan backsupport belts Supervisor dan teman kerjanya memaksa dia untuk mengabaikan teknik mengangkat yang benar sesuai training yang dia peroleh. Dia mengikuti supervisornya dan setelah dua bulan dia mengalami retak ditulang belakang dan harus dioperasi. Predisposition factor: Kelemahan dia terhadap tekanan dari teman-teman dan supervisornya. Situational factors: Tekanan dari rekan kerja dan prioritas dari atasannya (supervisornya)

16. Systems Theory  Suatu kecelakaan dapat terjadi karena sistem terdiri

dari: – Person – Machine – Environment  Kecenderungan terjadinya kecelakaan tergantung dari bagaimana ketiga komponen diatas berinteraksi.  Contoh: Seorang pekerja yang menggantikan sementara operator crane yang berpengalaman akan meningkatkan probilitas terjadinya kecelakaan.

16. Systems Theory  Komponen utama dari sistem adalah orang, mesin,

lingkungan, dan informasi; keputusan, risiko dan tugas yang dilakukan.  Setiap komponen tsb memiliki kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan..

16. Systems Theory  Faktor-faktor yang harus menjadi pertimbangan

sebelum mengumpulkan informasi, memberi bobot risiko dan membuat keputusan adalah: – Persyaratan pekerjaan. – Kemampuan dan keterbatasan pekerja. – Hasil jika pekerjaan diselesaikan dengan baik. – Kerugian jika tugas dilaksanakan tapi gagal. – Kerugian jika tugas tidak dilaksanakan.

16. Systems Theory Contoh :  Construction Service Company (CSC) yang menggunakan mesin gulung dan potong untuk proses produksi.  Pekerja termasuk pekerja baru yang ditraining mengoperasikan mesin tsb secara manual, dimana terdapat 2 masalah: – Sulit bagi pekerja meskipun sudah berpengalaman untuk membuat potongan yang bersih dan akurat. – Mesin sudah tua dan sering rusak.  Seorang pekerja kontrak yang sedang ditraining kurang hati-hati dalam pekerjaannya hingga terkena pisau pemotong.  Rantai orang-mesin-lingkungan: – Pekerja belum berpengalaman. – Mesin sudah tua dan sering rusak. – Suasana lingkungan penuh dengan tekanan untuk mengejar target

17. Behavioral Theory  Dikenal sebagai Behavior-based safety (BBS)  E. Scott Geller – Safety Performance Solutions, Inc.,

and professor of psychology Percaya dengan 7 prinsip dasar BBS: 1. Gunakan intervensi yang difokuskan pada prilaku pekerja. 2. Identifikasi faktor eksternal yang dapat membantu memahami dan memperbaiki prilaku pekerja.

17. Behavioral Theory 3. Arahkan prilaku dengan aktivator atau kegiatan yang memicu kearah prilaku yang diinginkan, dan motivasi pekerja untuk berprilaku yang diinginkan dengan insentive dan penghargaan. 4. Fokus pada kosenkuensi positip dan prilaku yang diinginkan sebagai cara memotivasi pekerja. 5. Aplikasikan metode keilmuan dalam mengintervensi prilaku. 6. Gunakan teori untuk mengintegrasikan informasi. 7. Rencanakan intervensi terhadap perasaan dan sikap individu pekerja sehingga merubah pola pikiran mereka

BBS and ABC Model  Behavior-based safety trainers and consultants

mengajarkan ABC model untuk memahami dan menganalisa prilaku atau untuk mengembangkan intervensi prilaku.  Yaitu : - A adalah activators - B adalah behavior - C adalah consequences  Untuk mengubah prilaku diperlukan waktu yang cukup panjang

BBS and ABC Model  Sebagai contoh, simbol “gunakan kacamata keselamatan”

dapat memicu pekerja untuk menggunakan kacamata keselamatan, sebagai konsekuensinya adalah terhindar dari cidera mata, dan bisa terus bekerja dan menikmati waktu bersama keluarga. Sebaliknya, dengan tidak memakai kacamata keselamatan dapat menyebakan cidera mata dan kebutaan, tidak bisa bekerja dan menurunkan kualitas kebahagiaan dalam keluarga. Kegagalan dalam mengkomunikasikan hal ini kepada para pekerja, merupakan kehilangan kesempatan untuk menjelaskan kenapa harus berprilaku aman dengan memakai kacatamata keselamatan.

Contoh Behavioral Theory  Jack Coker memutuskan untuk menerapkan model ABC

dalam mengubah pola perilaku yang tidak aman dari para pekerja (tidak mengenakan Helmed) di Boned Builder, Inc.  Dia buang tanda “Hard Hat Area" yang sudah lama dan menggantinya dengan yang baru sehingga lebih terlihat  Kemudia dia jadwalkan seminar singkat tentang cedera kepala di mana ia menceritakan sebuah kisah dari dua karyawan. Satu berada di tempat tidur di rumah sakit dengan dikelilingi oleh anggota keluarganya bahkan dia tidak mengenali mereka, pekerja yang satu lagi diceritakan sedang menikmati tamasya keluarga dengan anggota keluarga bahagia.

Thank You..

Related Documents


More Documents from "Goodman Pane"